Anda di halaman 1dari 25

Patofisiologis penyakit HIV/AIDS

dan STD

KELOMPOK 4 :
Agnestya Nurul fergita
Dina Alvionita
Laras Handayani
Nadya Arya Wirawan
Revo Oktaviani
Siska Susefti
Ulan Ramadayanti
A. HIV/AIDS
1. Pengertian
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan
retrovirus bersifat limfotropik khas yang menginfeksi sel-
sel dari sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau
merusak sel darah putih spesifik yang disebut limfosit T-
helper atau limfosit pembawa faktor T4 (CD4).
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah
penyakit yang disebabkan oleh virus yang merusak
kekebalan tubuh, sehingga tubuh mudah diserang oleh
penyakit-penyakit lain yang dapat berakibat fatal.
2. Etiologi
Dengan melihat tempat hidup HIV, tentunya bisa diketahui
penularan HIV terjadi jika ada cairan tubuh yang
mengandung HIV, seperti hubungan seksual dengan
pasangan yang mengidap HIV, jarum suntik, dan alat-alat
penusuk (tato, penindik, dan cukur) yang tercemar HIV dan
Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terkena HIV lebih
mungkin tertular. Walaupun janin dalam kandungan dapat
terinfeksi, sebagian besar penularan terjadi saat persalinan
atau menyusui, bayi lebih mungkin tertular jika persalinan
berlangsung lama. Selama proses persalinan, bayi dalam
keaadan beresiko tertular oleh darah ibu. Air susu ibu (ASI)
dari ibu yang terinfeksi HIV juga mengandung virus itu.
Jadi jika bayi disusui oleh ibu HIV (+), bayi bisa tertular.
3. Patofisioligis
Penyebab AIDS adalah sejenis virus yang disebut Human
Immunodeficiency Virus (HIV). Virus HIV termasuk virus
RNA positif yang berkapsul. Diameternya sekitar 100 nm dan
mengandung dua salinan genom RNA yang dilapisi oleh
protein nukleokapsid seperti terlihat pada gambar.
Infeksi HIV terjadi saat HIV masuk kedalam darah dan
mendekati sel T–helper dengan melekatkan dirinya pada protein
permukaan CD4+. Virus yang belum matang melepaskan diri dari
sel yang terinfeksi. Setelah melepaskan diri, virus baru menjadi
matang dengan terpotongnya bahan baku oleh enzim protease
dan kemudian dirakit menjadi virus yang siap bekerja.
Keseluruhan siklus hidup HIV dapat dilihat pada gambar.
4. Tanda dan Gejala
– Tahap infeksi akut, pada tahap ini muncul gejala tetapi tidak
spesifik. Tahap ini muncul 6 minggu pertama setelah paparan HIV
dapat berupa demam, rasa letih, nyeri otot dan sendi, nyeri telan
dan pembesaran kelenjar getah bening.
– Tahap asimtomatis, dimana gejala dan keluhan hilang. Berlangsung
6 minggu hingga beberapa bulan bahkan tahun setelah infeksi.
Pada tahap ini aktifitas penderita masih normal.
– Tahap simtomatis, dengan gejala dan keluhan lebih spesifik dengan
gradasi sedang sampai berat. Berat badan menurun tapi tidak
sampai 10%, pada selaput mulut terjadi sariawan berulang,
peradangan pada sudut mulut dan dapat terjadi infeksi saluran
nafas atas.
– Tahapan yang lebih lanjut atau tahap AIDS, dimana terjadi
penurunan berat badan lebih dari 10%, diare lebih dari 1 bulan,
panas yang tidak diketahui sebabnya lebih dari 1 bulan, kandidiasis
oral, oral hairy leukoplakia
5. Cara Penularan HIV/AIDS
Banyak cara yang diduga menjadi cara penularan virus HIV,
namun hingga kini cara penularan HIV yang diketahui adalah
melalui:
1) Transmisi Seksual
2) Transmisi Parental
3) Transmisi Transplasental

6. Komplikasi
Komplikasi yang menyertai infeksi HIV pada bayi mencakup:
4) Prematuritas
5) Nutrisi Fetus
6) Fungsi Pencernaan
7) Respon imun neonatus
7. Penatalaksanaan dalam Kehamilan, Persalinan, dan Nifas
• Penatalaksanaan kehamilan
 Asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil trimester
I, II dan III dengan status HIV + sangat diperlukan
diantaranya:
 Kepatuhan terhadap obat ARV.
 Pendidikan kesehatan mengenai nutrisi.
 Pendidikan kesehatan mengenai tanda dan gejala penyakit
oportunistik HIV/AIDS dan IMS.
 Persiapan persalinan dan laktasi.
 Dukungan psikologis ibu.
 Perujukan apabila ada tindakan di luar kewenangan bidan.
 Informasi kelompok
• Penatalaksanaan persalinan
 Hal-hal yang harus diperhatikan oleh bidan dalam asuhan
persalinan pada wanita dengan HIV +:
 Menganggap semua ibu bersalin yang datang dengan HIV +.
 Meminimalkan pemeriksaan dalam atau vaginal toucher.
 Hindari partus lama.
 Hindari pecah ketuban lebih dari 4 jam sebelum kala II
dimulai.
 Hindari tindakan episiotomi.
 Hindari trauma pada bayi yaitu dengan persalinan buatan
dengan vacuum atau forcep.
 Gunakan praktik transfusi aman dan minimalkan
penggunaan transfusi darah
• Penatalaksanaan nifas
Setelah bersalin wanita yang mengidap HIV
dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi untuk
mencegah kehamilan selanjutnya, kontrasepsi paling
lambat digunakan 4 minggu pasca bersalin. Metode
kontrasepsi yang dianjurkan adalah pemakaian kondom,
alternaif lain yang bisa disarankan adalah kontrasepsi oral
dan hormonal injeksi.

8. Pencegahan HIV/AIDS
• Pencegahan Infeksi HIV Melaui Hubungan Seksual
• Pencegahan Infeksi HIV Melalui Darah
• Pencegahan Infeksi HIV Melalui Ibu
B. STD (Sexual Transmitted Disease)
1. Pengertian
Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan istilah tersebut sudah
tidak digunakan lagi dan dirubah menjadi Sexually Transmitted Disease
(STD) atau Penyakit Menular Seksual (PMS). Istilah STD berubah
menjadi Sexually Transmitted Infection (STI) agar dapat menjangkau
penderita asimptomatik Infeksi menular seksual adalah infeksi yang
ditularkan dari satu orang ke orang lainnya melalui hubungan seksual.
2. Etiologi
Menurut Handsfield (2001), infeksi menular seksual dapat
diklasifikasikan menurut agen penyebabnya, yakni:
– Dari golongan bakteri
– Dari golongan protozoa
– Dari golongan virus
– Dari golongan ekoparasit
Sedangkan menurut Daili (2009), selain disebabkan oleh agen-agen
diatas, infeksi menular seksual juga dapat disebabkan oleh jamur, yakni
jamur Candida albicans
3. Tanda dan Gejala
Gejala infeksi menular seksual bisa berupa:
• Gatal dan adanya sekret di sekitar • pada wanita bisa :
alat kelamin
• keluar darah diluar masa
• Benjolan atau lecet disekitar alat
menstruasi
kelamin
• Bengkak disekitar alat kelamin • rasa panas seperti terbakar
• Buang air kecil yang lebih sering atau sakit saat buang air kecil
dari biasanya • kemerahan disekitar alat
• Demam kelamin
• Lemah • rasa sakit pada perut bagian
• kulit menguning dan rasa nyeri bawah pada wanita diluar
disekujur tubuh masa menstruasi
• kehilangan berat badan
• adanya bercak darah setelah
• Diare
berhubungan seksual
• keringat malam
4. Jenis-Jenis STD (Sexual Transmitted Disease)
• Sifilis
Sifilis adalah penyakit kelamin yang bersifat kronis dan menahun,
merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat menyerang seluruh
organ tubuh termasuk sistem peredaran darah, syaraf dan dapat ditularkan
oleh ibu hamil kepada bayi yang dikandungnya, sehingga dapat
menyebabkan kelainan bawakaan pada bayi tersebut. klasifikasi sifilis
dibai menjadi 4 stadium yaitu : stadium I, stadium II, stadium III dan
stadium IV.
Komplikasi sifilis yang mungkin terjadi adalah:
– Benjolan kecil atau tumor
– Masalah neorologis
– Komplikasi sifilis dapat menyebabkan sejumlah masalah dengan
sistem syaraf seperti : Stroke, Masalah penglihatan, Radang selaput
otak(meningitis), Pikun, dan Ketulian
– Masalah kardiovaskuler
– Infeksi HIV
– Kehamilan dan komplikasi persalinan
Patogenisis
• Kuman penyebab sifilis disebut Treponema Pallidum.
• Masa tanpa gejala berlangsung 3-4 minggu , kadang-kadang
sampai 13 minggu
• Kemudian timbul benjolan disekitar alat kelamin.
• Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu
setelah hubugan seks tetapi akan hilang dengan sendirinya
• Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukan
gejala apa- apa atau disebut masa laten.
• Setelah 5-10 tahun penyakit sifilis akan menyerang susunan
syaraf otak , pembuluh darah dan jantung .
• pada perempuan hamil sifilis dapat ditularkan pada bayi yang
dikandungnya dan bisa lahir dengan kerusakan kulit, hati,
limfa dan keterbelakangan mental. 
• Gonnorrhea
Gonore atau yang sering disebut dengan kencing nanah adalah
salah satu jenis penyakit menular seksual. Baik wanita ataupun pria
bisa menderita penyakit ini. Bakteri gonococcus biasanya akan
ditemukan di cairan penis dan juga vagina pnderita gonore. Bakteri
penyebab gonore akan menyerang bagian-bagian tertentu organ
tubuh seperti dubur, serviks, uretra mata, dan juga tenggorokan.
Secara umum gejala yang biasanya timbul adalah sebagai berikut:
– Keluarnya cairan hijau kekuningan dari vagina
–  Demam
– Muntah-muntah
– Rasa gatal dan sakit pada anus serta sakit ketika buang air besar
– Rasa sakit pada sendi
– Munculnya ruam pada telapak tangan
– Sakit pada tenggorokan (pada orang yang melakukan oral seks
dengan pasangan yang terinfeksi)
Patogenesis
Patogenesis gonore terbagi menjadi 5 fase sebagai berikut:
• Fase 1 adalah bakteri Neisseria gonorrhoeae menginfeksi permukaan
selaput lendir dapat ditemukan di uretra, endoserviks dan anus.
• Fase 2 adalah bakteri ke microvillus sel epitel kolumnar untuk kolonisasi
selama infeksi, bakteri dibantu oleh fimbriae, pili. Fimbriae yang
digunakan untuk melekatkan bakteri ke sel-sel dari permukaan selaput
lendir.
• Fase 3 adalah masuknya bakteri ke dalam sel kolumnar dengan proses
yang disebut endositosis di mana bakteri yang ditelan oleh membran sel
kolumnar, membentuk vakuola.
• Fase 4 adalah vakuola ini kemudian dibawa ke membran basal sel inang,
dimana bakteri berkembang biak setelah dibebaskan ke dalam jaringan
subepitel dengan proses eksositosis. Peptidoglikan dan bakteri LOS
dilepaskan selama infeksi
• Fase 5 reaksi inflamasi yang dihasilkan menyebabkan infiltrasi neutrofil.
Selaput lendir hancur mengakibatkan akumulasi Neisseria gonorrhoeae
dan neutrofil pada jaringan ikat subepitel.
Patogenesis gonore
• Kondiloma Akuminata
Kandilomata akuminata (KA) adalah penyakit seksual yang
disebakan oleh virus papiloma humanus atau VPH tipe tertentu
dengan kelainan berupa fibroepitelioma pada kulit dan mukosa
Kondiloma Akuminata Dibagi Dalam 3 Bentuk:
• Bentuk akuminata
• Bentuk papul
• Bentuk datar
Gejala klinis :
» Terdapat papul atau tumor (benjolan), dapat soliter (tunggal) atau
multipel (banyak) dengan permukaan yang verukous atau mirip
jengger ayam.
» Terkadang penderita mengeluh nyeri. Jika timbul infeksi sekunder
berwarna kemerahan akan berubah menjadi keabu-abuan dan
berbau tidak sedap.
» lembab pada daerah lipatan genitalia eksterna
Patofisiologi
• Sel dari lapisan basal epidermis diinvasi oleh HPV
• Hal ini berpenetrasi melalui kulit dan menyebabkan mikro abrasi
mukosa
• Fase virus laten dimulai dengan tidak ada tanda atau gejala dan
dapat berakhir hingga bulan dan tahun (Mengikut fase laten,
produksi DNA virus, kapsid dan partikel dimulai)
• Sel Host menjadi terinfeksi dan timbul atipikal morfologis
koilocytosis dari kondiloma akuminata
• Area yang paling sering terkena adalah penis, vulva, vagina,
serviks, perineum dan perineal
• Lesi mukosa yang tidak biasa adalah terjadi di oropharynx,
larynx, dan trachea
• Lesi simultan multiple juga sering dan melibatkan keadaan
subklinis sebagaimana anatomi yang berdifferensiasi dengan baik.
• Kandidiasis Vulvovaginal (KVV)
Kandidiasis genitalis adalah infeksi jamur Candida albicans
pada genitalia. Jamur Candida albicans merupakan penyebab
yang sering dijumpai pada genitalia dan daerah perigenital
wanita.
Keluhan yang paling menonjol pada penderita kandidiasis
vagina adalah :
– rasa gatal pada vagina yang disertai dengan keluarnya duh
tubuh vagina (fluor albus)
– Kadang-kadang juga dijumpai adanya iritasi
– rasa terbakar dan dispareunia
– Pada keadaan akut duh tubuh vagina encer sedangkan para
yang kronis lebih kental
– Duh tubuh vagina dapat berwarna putih atau kuning
– Tidak berbau atau sedikit berbau asam
Patofisiologi
• Proses infeksi dimulai dengan perlekatan Candida sp. Pada sel
epitel vagina
• Kemampuan melekat ini lebih baik pada C.albicans dari pada
spesies Candida lainnya
• Kemudian Candida sp. Mensekresikan enzim proteolitik yang
mengakibatkan kerusakan ikatan-ikatan protein sel pejamu
sehingga memudahkan proses invasi
• Selain itu, Candida sp. Juga mengeluarkan mikotoksin
diantara liotoksin yang mampu menghambat aktivitas
fagositosis dan menekan sistem imun lokal
• Terbentuknya kolonisasi Candida sp. memudahkan proses
invasi tersebut berlangsung sehingga menimbulkan gejala
pada pejamu.
• Herpes Genital
Herpes genital adalah infeksi pada alat kelamin yang bisa terjadi
pada pria dan wanita. Penyakit ini termasuk salah satu infeksi
menular seksual (IMS) karena umumnya ditularkan melalui
hubungan seksual (vagina, anal, dan oral). Herpes genital bisa
dikenali dengan kemunculan luka melepuh berwarna kemerahan
dan terasa sakit di sekitar area kelamin. Luka ini bisa pecah dan
menjadi luka terbuka.
Gejala awalnya mulai timbul pada hari ke 4-7 setelah terinfeksi :
– Berupa gatal, kesemutann dan sakit
– Lalu akan muncul bercak kemerahan yang kecil
– diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil yang terasa nyeri
– Lepuhan ini pecah dan bergabung membentuk luka yang
melingkar
– Luka yang terbentuk biasanya menimbulkan nyeri dan
membentuk keropeng.
Patofisiologi
• Infeksi primer HSV masuk melalui defek kecil pada kulit atau
mukosa dan bereplikasi lokal lalu menyebar melalui akson dan
terus bereplikasi
• Denagn penyebaran sentrifugal oleh syaraf-syaraf lainnya
menginfeksi daerah yang lebih luas. Setelah infeksi primer
HSV masuk dalam masa laten di ganglia sensoris
• Seseorang yang terpajan HSV, maka infeksi dapat terbentuk
episode I infeksi primer (inisial), episode I non infeksi primer,
infeksi rekurens, asimtomatik atau tidak terjadi infeksi sama
sekali.
5. Komplikasi STD (Sexual Transmitted Disease)
Sindrom klinis dan komplikasi dari infeksi menular seksual adalah:
 Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).
 Pelvic inflammatory disease.
 Infertilitas pada wanita dan kehamilan ektopik.
 Infeksi fetus dan neonatus: konjungtivitis, pneumonia, infeksi
faring, encefalitis, defisit neurologis, penurunan fungsi
kognitif, imunodefisiensi.
 Komplikasi pada kehamilan dan kelahiran: aborsi spontan,
kelahiran prematur, chorioamnionitis, postpartum
endometritis.
 Neoplasia: displasia dan karsinoma serviks, Kaposi sarkoma,
hepatocellular karsinoma, squamous cell karsinoma anus,
vulva, dan penis.
 Infeksi Human papillomavirus dan genital warts.
 Genital ulcer—inguinal lymphadenopathy.
 Infeksi saluran kemih bawah pada wanita

Anda mungkin juga menyukai