Anda di halaman 1dari 10

PERAWATAN PERIODONTAL

PADA PASIEN DENGAN


KELAINAN SISTEMIK
Terdapat berbagai macam penyakit sistemik yang berhubungan langsung dengan penyakit periodontal.
Menjaga kesehatan gigi dan mulut sangat penting bukan saja untuk mencegah penyakit oral, melainkan juga
untuk memelihara kesehatan umum yang baik.
Penyakit sistemik mempengaruhi kondisi mukosa, produksi saliva, dan imunitas pada rongga mulut. Untuk
mengobati penyakit periodontal yang berhubungan dengan sistemik diperlukan terapi komprehensif, baik
untuk mengobati kelainan periodontal maupun penyakit sistemik yang dapat menjadi faktor resiko dari
penyakit periodontal.
PENYAKIT ENDOKRIN
DIABETES MELITUS
Pada beberapa pasien DM dapat ditemukan gejala yang dapat memberi kontribusi meningkatnya insidensi penyakit
periodontal, berupa :
• Xerostomia (berkaitan dengan menurunnya aliran saliva dan meningkatnya glukosa saliva). Xerostomia merupakan
faktor predisposisi berkembangnya infeksi rongga mulut. Mukosa yang kering dan rusak lebih mudah timbulnya
infeksi oportunistik oleh Candida albican. Candidiasis erytematosus tampak sebagai atropi papila sentral pada
papila dorsal lidah dan terdapat pada lebih dari 30% pasien DM.
• Mucormycosis dan glossitis migratory benigna juga dapat terjadi
• pembesaran glandula parotis bilateral difus, keras, yang disebut sialadenosis dapat timbul
• perubahan pengecapan dan sindrom mulut terbakar juga dilaporkan pada pasien DM tak terkontrol
• pembesaran gingiva
• gingiva mudah berdarah
• adanya abses periodontal
• karies gigi pada pasien dengan DM yang tidak terkontrol. Hal ini dihubungkan dengan tingginya level glukosa saliva
dan cairan krevikuler.
• penyembuhan luka yang tidak sempurna
Penatalaksanaan :
- Mengontrol gula darah, antibiotik atau antifungal tergantung penyebab, oral hygiene
- Hal lain yang menjadi kunci dalam pertimbangan perawatan gigi pada pasien DM meliputi tindakan
mengurangi stres, setting perawatan, penggunaan antibiotik, modifikasi diet, membuat jadwal kunjungan,
pemilihan obat- obatan serta penanganan emergensi.
Hypoparatiroidisme
Penurunan sekresi hormon paratiroid (PTH) dapat menyebabkan timbulnya gejala yang berdampak pada
munculnya masalah periodontal.
• Hipocalcemia dapat terjadi mengikuti turunnya hormon paratiroid. Jika hipoparatiroid timbul selama proses
odontogenesis/pertumbuhan gigi, dapat terjadi hipoplasi email dan kegagalan erupsi gigi.

Hipoplasi Email
Penatalaksanaan :
• Tujuan penatalaksanaan hipoparatiroid adalah menghilangkan gejala hipoparatiroid serta hipokalsemia.
Preparat vitamin D biasanya diperlukan dan akan meningkatkan absorpsi kalsium dari traktus
gastrointestinal.
• Mengurangi sensifitas gigi dengan melakukan pembersihan gigi. Pemberian topikal larutan SnF2 8-10%
sehingga daya tahan email meningkat.
PENYAKIT
KARDIOVASKULAR
Jantung
• Penyakit/kelainan kardiovaskuler yang perlu dipertimbangkan dalam setiap tindakan perawatan gigi
khususnya yang menyangkut tindakan yang bersifat invasif adalah kelainan jantung koroner, kelainan katup
jantung, hipertensi serta disritmia.
• Perlu dipertimbangkan dan didiskusikan dengan dokter ahli jantung mengenai obat dan tindakan pada saat
perawatan gigi, karena perawatan gigi yang invasif dapat mengakibatkan komplikasi berupa perdarahan.
• Komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien dengan kelainan katup jantung adalah infeksi endokarditis,
yaitu suatu infeksi pada jantung yang terjadi akibat bakteremia pada saat perawatan gigi. Bakteri
penyebabnya adalah Staphylococcus dan Enterococcus yang sering dijumpai di rongga mulut. Infeksi
endokarditis dapat membahayakan jiwa pasien.
Penatalaksanaan :
Behrman dan Wright menganjurkan perawatan dilakukan dengan cara rawat inap di rumah sakit, trauma seminimal mungkin, profilaktik antibiotik
sebelum tindakan, menggunakan gel-foam di soket bekas pencabutan gigi untuk mencegah terjadi perdarahan, melakukan penjahitan, menggigit
tampon selama 1-1 ½ jam, kompres dingin dengan menggunakan ice-pack selama ½ jam selama 2 hari, diet lunak selama 48-72 jam, dan sebaiknya
menggunakan anestesi lokal tanpa menggunakan vasokonstriktor, sedangkan untuk pasien anak- anak atau pasien yang tidak kooperatif dapat
dilakukan anestesi umum di rumah sakit.
• Pasien dengan defek katup rentan terhadap endokarditif infektif. Pemberian antibiotik profilaksis khususnya sebelum ekstraksi, merupakan
keharusan.
• Pada penyakit jantung iskemik dengan atau tanpa hipertensi berat, maka pemeriksaan gigi rutin menimbulkan bahaya kecil namun resiko aritmia
harus diminimalisir. Pada pasien gagal jantung, resiko utama berasal berasal dari anestesi umum
• Pasien yang mengalami infark miokard akut tanpa komplikasi bisa mentolerir prosedur-prosedur dengan durasi singkat. Prosedur yang
menimbulkan tekanan lebih baik ditunda sampai 6 bulan setelah infark. Konsultasi dengan dokter disarankan.
• Perawatan gigi pada pasien aritmia jika aritmianya terkontrol tidak dibutuhkan penanganan khusus, yang terpenting adalah hindari pemakaian
vasokonstriktor yang berlebihan. Pemberian vasokonstriktor maksimal sampai 0,04 mg. Jika pasien mengalami aritmia, maka perawatan gigi
harus ditunda sampai kondisi pasien stabil kembali dan tindakan dilakukan di rumah sakit.
• Perawatan gigi pada pasien ini membutuhkan profilaksis antibiotic, diberikan amoksisilin secara peroral sebanyak 3 gram 1 jam sebelum tindakan.
Jika alergi terhadap penisilin, dapat diberikan klindamisin peroral 600 mg 1 jam sebelum tindakan. Sedangkan jika menggunakan anestesi umum,
diberikan amoksisilin iv + amoksisilin peroral sebanyak 1 gram pada saat induksi dan 0,5 gram 6 jam kemudian. Jika alergi terhadap penisilin
dapat diberikan vankomisin iv (1 gram 1 jam sebelum tindakan) + gentamisin iv (120 mg).

Anda mungkin juga menyukai