KELOMPOK 6:
1.Christin Sitinjak
2.Megawati Manalu
3.Hotni Simalango
KANUL
• · Memberikan oksigen dengan konsentrasi relative rendah saat
kebutuhan oksigen minimal
• · Memberikan oksigen yang tidak terputus saat klien makan atau
minum
c. Indikasi
• Klien yang bernapas spontan tetapi membutuhkan alat bantu nasal
kanula untuk memenuhi kebutuhan oksigen (keadaan sesak atau
tidak sesak)
D.kontraindikasi
• Kontraindikasi utama terapi oksigen dengan nasal kanul adalah jalan
napas yang tersumbat, baik akibat trauma hidung, penggunaan
tampon hidung, atau akibat infeksi/inflamasi.
• Kontraindikasi lain nasal kanul adalah pada pasien tanpa hipoksia.
Penggunaan nasal kanul tanpa adanya hipoksia justru akan
menyebabkan kerusakan jaringan akibat peningkatanreactive oxygen
species (ROS).
• Nasal kanul juga dikontraindikasikan pada kondisi dengan kebutuhan
oksigen lebih tinggi, misalnya pada gagal napas.
Prosedur pemasangan
1.Terangkan prosedur pada klien
. Kerugian
1.Mudah terlepas
2. Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%
3.Suplai oksigen berkurang jika klien bernafas lewat mulut
B. MASKER OKSIGEN
A.Pengertian
Pemberian oksigen kepada klien
dengan menggunakan masker yang dialiri oksigen
dengan posisi menutupi hidung dan mulut klien.
Masker oksigen umumnya berwarna bening dan
mempunyai tali sehingga dapat mengikat kuat
mengelilingi wajah klien.
Macam bentuk masker
a.Simple face mask
Keuntungan
1.Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari nasal kanula
2.system humidifikasi dapat di tingkatkan
Kerugian
1. Umumnya tidak nyaman bagi klien
2. Membuat rasa panas, sehingga mengiritasi mulut dan pipi
3. Aktivitas makan dan berbicara terganggu
4.Dapat menyebabkan mual dan muntah, sehingga dapat menyebabkan aspirasi
5.Jika alirannya rendah dapat menyebabkan penumpukan karbondioksida
Prosedur pemasangan
• Terangkan prosedur pada klien
Kerugian
• Atur tali pengikat sungkup sehingga menutup rapat dan nyaman. Bila
Kerugian
2. Persiapan pasien
Pembukaan
a. Memberikan salam dan memperkenalkan diri
b. Menempatkan pasien / keluarga dalam kondisi nyaman dan kondusif
• 5. Prosedur Pemasangan
Cara Pemasangan :
1. Alat-alat didekatkan pasien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi yang nyaman pada klien (semi fowler)
3. Pasang manometer pada tabung oksigen
4. Pasang flowmeter dan pastikan alirannya mati terlebih dahulu
5. Pasang botol humidifier
6. Sambung selang oksigenasi dengan humidifier
7. Buka aliran flowmeter untuk mengecek aliran oksigen
8. Atur aliran oksigen sesuai indikasi
9. Pasang alat terapi oksigen pada pasien
10. Amati respon pasien
11. Pasang plester untuk fiksasi
12. Rapikan pasien dan alat-alat
13. Dokumentasikan prosedur dan respon pasien
Gambar masker oksigen
Prosedur pemberian inhalasi dosis ukur
Inhaler dikocok lebih dahulu agar obat homogen, lalu tutupnya dibuka à inhaler dipegang tegak,
kemudian dilakukan maksimal ekspirasi pelan-pelan à mulut inhaler diletakan di antara kedua
bibir, lalu katupkan kedua bibir dan lakukan inspirasi pelan-pelan. Pada waktu yang sama
kanester ditekan untuk mengeluarkan obat tersebut dan penarikan napas diteruskan sedalam-
dalamnya à tahan napas sampai 10 detik atau hitungan 10 kali dalam hati. Prosedur tadi dapat
diulangi setelah 30 detik sampai 1 menit kemudian tergantung dosis yang diberikan oleh
dokter. 1
Pemakaian inhaler aerosol dengan ruang antara (spacer).
Inhaler dikocok lebih dahulu dan buka tutupnya, kemudian mulut inhaler dimasukan ke dalam
lubang ruang antara à mouth piecediletakan di antara kedua bibir, lalu kedua bibir dikatupkan,
pastikan tidak ada kebocoran à tangan kiri memegang spacer, dan tangan kanan memegang
kanester inhaler à tekan kanester sehingga obat akan masuk ke dalam spacer, kemudian tarik
napas perlahan dan dalam, tahan napas sejenak, lalu keluarkan napas lagi. Hal ini bisa diulang
sampai merasa yakin obat sudah terhirup habis. 3
Jenis obat inhalasi
dosis ukur
Golongan obat Obat
keras: diharus
menggunakan
resep dokter.
HET Rp 23.500/botol
per April 2019
Kemasan 1 botol @ 5 ml
Produsen Fahrenheit
Indikasi:
kontraindikasi
Alergi (hipersensitivitas) dan kehamilan dengan risiko aborsi yang mengancam selama trimester
1 dan 2 kehamilan.