Anda di halaman 1dari 68

BAB II

Menyemai Kesadaran Konstitusional dalam


Kehidupan Bernegara
Kompetensi Dasar
 1.1 Menghargai perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
YME dan berakhlak mulia dalam kehidupan di sekolah dan
masyarakat
 2.2. Menghargai semangat kebangsaan dan kebernegaraan
seperti yang ditunjukkkan oleh para pendiri negara dalam
menerapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 sebagai landasan konstitusional negara kebangsaan
 3.1 Memahami fungsi lembaga-lembaga-lembaga negara dalam
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Inonesia Tahun
1945
 4.2 Menyaji hasil telaah fungsi lembaga-lembaga negara dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
 4.9 Menyaji bentuk partisispasi kwarganegaraan yang
mencerminkan komitmen terhadap keutuhan nasional
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menunjukkan perilaku beriman dan bertakwa kepada
Tuham YME di kehidupan sekolah
Peserta didik dapat menunjukkan perilaku beriman dan bertakwa kepada
Tuhan YME di dalam masyarakat.
Peserta didik dapat menjelaskan pengertian kedaulatan rakyat
Peserta didik dapat menjelaskan macam kedaulatan
Peserta didik dapat menjelaskan sifat kedaulatan
Peserta didik dapat menjelaskan landasan hukum Indonesia berdasarkan
kedaulatan rakyat
Peserta didik dapat menjelaskan pembagian kekuasaan dalam negara
Peserta didik dapat menyusun laporan hasil telaah tentang makna
kedaulatan rakyat
Peserta didik dapat menyajikan hasil telaah tentang makna kedulatan rakyat
KEDAULATAN RAKYAT
 Supermasi konsitusi..

Landasan bangsa ini..


Demokrasi kedaulatan rakyat..
Wahai lembaga negara..
Jangan kau lupa akan sesama..
Kalian ditunjuk oleh mereka..

Karena dipercayai jangan berdusta.

Wahai pemerintah..
 Ciptakan lapangan kerja..

Lihat mereka kelaparan..


Jangan disuguhkan janji
Yang tak terjadi..

  Ingatlah rakyat ini..


Kami tak perlu dikasihani..

Atau di beri janji..


Tapi kami perlu bukti…
Pemimpin bangsa ini..
 Lebih baik kau mati..
Dari pada sejahtera..
Hanya ilusi..
Bila rakyat terpecah..
Negara pun musnah..
Bhineka tunggal ika..
Hanyalah kenangan..
Pancasila hanya slogan..
Bukan untuk ditegakkan..
UUD hanyalah kertas..
 Hilang terbakar emosi..
 
  Penulis : Raka-Illuminatus zine
 
AMATI GAMBAR DIBAWAH INI !!
Pendahuluan..
 Para pendiri negara telah menetapkan landasan konstitusi bangsa

Indonesia adalah UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.


 Tata penyelenggaran Negara didasarkan pada konstitusi yaitu UUD

 Bentuk kesadaran warga negara, contoh :

1. Tertib lalu lintas


2. Membayar pajak
3. menaati aturan hukum
Jika tidak memiliki kesadaran hukum maka akan

melakukan pelanggaran hukum.


Jadi kesadaran konstitusional sangat diperlukan dan

harus dimiliki oleh setiap warga negara


1. Makna kedaulatan Rakyat sesuai dengan
UUD NRI 1945
Kedaulatan berasal dari bahasa arab yaitu “daulah”artinya

kekuasaan tertinggi.
Kedaulatan adalah kekuasaan yang tertinggi untuk membuat

undang-undang dan melaksanakannya dengan semua cara


yang tersedia.Jadi pemegang kekuasaan tertinggi adalah rakyat
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Kedaulatan rakyat adalah pemerintahan mandatnya dari

rakyat, untuk rakyat,oleh rakyat


Demokrasi??
Pemerintahan yang diselenggarakan oleh rakyat itu

disebut demokrasi.
Demokrasi adalah pemerintahan dari,oleh,dan untuk

rakyat.
Contoh keterlibatan penyelenggaran pemerintahan

oleh rakyat yaitu melalui pemilu.


Prinsip Kedaulaatan rakyat
Pelaksanaan prinsip kedaulatan rakyat ada 2 :

1. Melalui demokrasi langsung

2. Melalui demokrasi tidak langsung atau perwakilan

Demokrasi langsung bercirikan rakyat ikut serta dalam


suatu pemerintahan

Demokrasi perwakilan yaitu rakyat memilih warga negara


lain sebagai wakil untuk duduk dalam lembaga perwakilan
Menurut Jean Bodin kedaulatan memiliki
empat sifat pokok :
Asli artinya kekuasaan tidak berasal dari kekuasaan lain yang

lebih tinggi
Permanen artinya kekuasaan itu tetap ada sepanjang negara

tetap berdiri walaupun pemerintah sudah berganti


Tunggal artinya kekuasaan itu merupakan satu-satunya dalam

negara dan tidak dibagi bagikan kepada badan-badan lain


Tidak terbatas artinya kekuasaan itu tidak dibatasi oleh

kekuasaan lain
Dilihat dari kekuatan berlakunya, maka
kedaulatan dapat dibagi dalam dua macam yaitu
 a. Kedaulatan ke dalam

 Artinya pemerintah mempunyai wewenang untuk mengatur dan menjalankan

organisasi negara sesuai peraturan perundang-undangan

 yang berlaku tanpa campur tangan negara lain.

 b. Kedaulatan ke luar

 Kedaulatan ke luar memberikan kekuasaan untuk menjalin kerjasama dengan

negara lain tanpa terikat oleh kekuasaan lain. Contoh pelaksanaan kedaulatan

ke luar antara lain mengadakan perjanjian dengan negara lain, menyatakan

perang atau perdamaian, ikut serta dalam organisasi internasional, dan

sebagainya.
Teori keaulatan Rakyat :
 a. Teori Kedaulatan Tuhan

 Teori kedaulatan Tuhan beranggapan bahwa raja atau penguasa

memperolah kekuasaan tertinggi dari Tuhan. Kehendak Tuhan


menjelma ke dalam diri raja atau penguasa negara. Penganut
teori kedaulatan Tuhan antara lain Agustinus (354-430), omas
Aquino (1215-1274) dan F.J. Stahl (1802-1861). Contoh negara yang
menganut teori ini adalah Jepang pada masa lalu dengan kaisar
Tenno Heika sebagai titisan Dewa Matahari.
b. Teori Kedaulatan Raja

Teori kedaulatan raja beranggapan bahwa kekuasan


tertinggi terletak di tangan raja sebagai penjelmaan
kehendak Tuhan. Adapun tokoh-tokoh pendukung teori ini
adalah Machiavelli (1467-1527) dan omas Hobbes (1588-
1679). Karena kedaulatan dimiliki para raja akhirnya raja
berkuasa dengan sewenang-wenang dan raja Louis XIV dari
Perancis dengan sombongnya berkata “l’ettat C’st Moi”
( negara adalah saya).
C. Teori Kedaulatan Rakyat
 Teori kedaulatan rakyat beranggapan bahwa rakyat merupakan

kesatuan yang dibentuk oleh suatu perjanjian masyarakat,


kemudian rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi
memberikan sebagaian kekuasaan kepada penguasa yang dipilih
oleh rakyat dan penguasa tersebut harus melindungi hak-hak
rakyat, Tokoh yang mengemukakan tentang teori ini
 antara lain Montesquie (1688-1755) dan J.J. Rousseau (1712-1778).
 d. Teori Kedaulatan Negara

 Teori ini beranggapan bahwa kekuasaan pemerintah berasal dari

kedaulatan negara yang tidak terbatas.Negara yang menciptakan


hukum oleh karena itu negara tidak tunduk pada hukum.Tokoh
dari teori ini diantaranya G. Jellineck dan Paul Laband.
 e. Teori Kedaulatan Hukum

 Teori ini beranggapan bahwa kekuasaan hukum merupakan

kekuasaan tertinggi dalam Negara, hukum bersumber dari rasa


keadilan dan kesadaran hukum.Negara melindungi hak-hak
warga negara dan mewujudkan kesejahteraan umum. Tokoh dari
teori ini diantaranya adalah Imanuel Kant, Hugo Krabe dan Leon
Duguit.
 Kedaulatan rakyat mengandung arti, bahwa yang terbaik dalam

masyarakat ialah yang dianggap baik oleh semua orang yang


merupakan rakyat.
Pengertian kedaulatan itu sendiri adalah kekuasaan yang
tertinggi untuk membuat undang-undang dan
melaksanakannya dengan semua cara yang tersedia.
Pembagian kekuasaan menurut
Montesquieu
 a. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat

peraturan perundangan dalam suatu negara.


 b. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan

peraturan perundangan yang berlaku. Kekuasaan ekskutif sering


disebut sebagai kekuasaan menjalankan pemerintahan.
 c. Kekuasaan yudikatif, yaitu kekuasaan untuk menegakkan

peraturan perundangan yang berlaku apabila terjadi


pelanggaran. Kekuasaan yudikatif sering disebut sebagai
kekuasaan kehakiman
Landasan Hukum Bangsa Indonesia
menganut kedaulatan Rakyat
 a. Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

alinea keempat yaitu “….maka disusunlah Kemerdekaan


Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat ….”
 b. Pasal 1 ayat 2 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

menegaskan “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan


dilaksanakan menurut undang-undang dasar”.
FORMAT PENULISAN
Nama Kelompok
Anggota
1
2
3
4
Pertanyaan
1
2
3
4
5
2. DEMOKRASI PANCASILA
Pengertian Demokrasi
 Kata “demokrasi” berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos dan

cratos. Demos berarti ‘rakyat’, sedangkan cratos berarti


‘kedaulatan’. Dengan demikian, demokrasi berarti ‘kedaulatan
rakyat’. Istilah ini dipakai pada zaman Yunani kuno, khususnya
di kota Athena yang sudah menerapkan demokrasi secara
langsung.
Prinsip- prinsip Negara Demokrasi
a. Pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia.
b. Partisipasi rakyat dalam pemerintahan.

c. Supremasi hukum.
Ciri Negara Demokrasi

 a. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hakhak

asasi rakyat (warga negara)


 b. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, dan adil untuk menentukan

(memilih) pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga


perwakilan rakyat
 c. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen

sebagai alat penegakan hukum;


 d. Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi

dan mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah;


 e. Adanya pengakuan terhadap perbedaan dan keragaman (suku, agama,

golongan, dan sebagainya).


 Secara umum Indonesia menganut demokrasi perwakilan yang

berlandaskan Pancasila. Nilai-nilai dasar Pancasila yang digali


dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia dianggap tepat untuk
diterapkan di Indonesia.
 Esensi atau inti demokrasi yang dimuat dalam Pancasila dapat

ditemukan dalam sila keempat, yaitu kerakyatan yang dipimpin


oleh hikmat kebijak sanaan dalam permusyawaratan
/perwakilan. Kandungan dari sila keempat dapat diuraikan
sebagai berikut:
 1. “Kerakyatan” berasal dari kata rakyat yang berarti sekelompok

manusia yang berdiam dalam suatu wilayah tertentu. Kerakyatan


dalam hubungannya dengan sila keempat Pancasila berarti bahwa
kekuasaan yang tertinggi berada di tangan rakyat. Kerakyatan dapat
disebut pula kedaulatan rakyat, artinya rakyat yang berkuasa dan
makna dalam demokrasi, yaitu rakyat yang memerintah.
 2. “Hikmah kebijaksanaan” mempunyai arti bahwa penggunaan

pikiran manusia harus selalu mempertimbangkan integritas bangsa,


kepentingan rakyat dan dilaksanakan dengan sadar, jujur, dan ber
tanggung jawab, serta didorong dengan itikad baik sesuai dengan hati
nurani.
3. Permusyawaratan adalah suatu tata cara khas kepribadian
bangsa Indonesia untuk mencari keputusan sesuai dengan
kehendak rakyat yang memegang kedaulatan yang akhirnya
dapat mencapai suatu keputusan yang mufakat.
4. Perwakilan adalah suatu sistem atau suatu tata cara yang
berupaya menggugah partisipasi rakyat untuk mengambil
bagian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yang
penjelmaannya melalui lembaga legislatif di parlemen.
 Demokrasi Pancasila merupakan paham demokrasi yang
bersumber pada pandangan hidup atau falsafah bangsa Indonesia
yang digali dari kepribadian bangsa Indonesia sendiri. Dari
falsafah hidup bangsa Indonesia itulah kemudian dirumuskan
dasar falsafah negara yang kemudian diberi nama Pancasila yang
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.
Setiap prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara
demokrasi telah terakomodasi dalam suatu konstitusi Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu, prinsip-prinsip dari
demokrasi termuat dalam Pembukaan UUD 1945 terutama alinea
keempat yang berbunyi :
 “...,maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu

dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang


terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada: Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.”
 Pernyataan yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945

tersebut, mengisyaratkan bahwa Negara Kesatuan Republik


Indonesia menjunjung tinggi nilai-nilai kedaulatan rakyat.
Selain itu, Indonesia meletakkan dasar demokrasi sebagai
landasan penyelenggaraan negara.
 Pemilihan umum merupakan perwujudan dari kedaulatan

rakyat dan demokrasi. Pemilihan umum sebagai sarana


perwujudan kedaulatan rakyat dan demokrasi dilaksanakan
berdasarkan azas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil
(LUBER dan Jurdil).
PENTINGNYA DEMOKRASI DALAM
BERMASYARAKAT
 Bermasyarakat adalah bagian dari berbangsa dan bernegara. Apa

yang diterapkan pada kegiatan bermasyarakat dengan sendirinya


mengikuti ketentuan dalam kegiatan berbangsa dan bernegara.
Jika bangsa dan negara sudah memutuskan demokrasi sebagai
sistem yang dianut, maka kegiatan bermasyarakat harus
mengikutinya.
 Adapun kehidupan masyarakat yang demokratis akan membawa

beberapa keuntungan sebagai berikut:


 a. Masyarakat dapat hidup sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai

manusia.
 b. Masyarakat akan saling bertoleransi, menghargai, dan menghormati berbagai

perbedaan atau asal-usul hidup.


 c. Masyarakat dapat melaksanakan hak dan kewajibannya secara lebih seimbang.

 d. Masyarakat akan lebih kritis, aktif, dinamis, dan kreatif karena diberi

kebebasan beraktivitas dan menyampaikan pendapat.


 e. Masyarakat lebih dapat menyalurkan aspirasinya kepada pemerintah baik

secara langsung maupun tidak langsung.


 f. Masyarakat dapat menentukan pilihannya baik dalam politik (lewat pemilu)

maupun dalam bidang-bidang lain.


 g. Masyarakat dapat turut serta dalam pembangunan lewat berbagai aktivitas dan

kreativias.
PENTINGNYA DEMOKRASI DALAM
KEHIDUPAN BERNEGARA
 Berbangsa dan bernegara memiliki cakupan lebih luas daripada

bermasyarakat. Kehidupan berbangsa dan bernegara mengatasi


kehidupan bermasyarakat. Oleh sebab itu, dampak dari kegiatan
berbangsa dan bernegara lebih luas dan serius daripada sekadar
kegiatan bermasyarakat.
 Demikian pula dalam soal penerapan demokrasi. Ada atau tiadanya

demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pengaruhnya


jelas berbeda. Diterapkan atau tidaknya demokrasi dalam berbangsa
dan bernegara pengaruhnya akan dirasakan oleh seluruh masyarakat.
 Pentingnya tata kehidupan berbangsa dan bernegara yang

demokratis di antaranya didasari oleh hal-hal berikut ini :


 a. Pemerintah dan negara berkewajiban memberi pengakuan

terhadap hak asasi warga negara.


 b. Pemerintah dan negara berkewajiban menghormati dan

menghargai harkat dan martabat kemanusiaan yang dimiliki


warga negara.
 c. Pemerintah dan negara berkewajiban mengakui dan
melaksanakan ketentuan bahwa kedaulatan negara di tangan
rakyat.
 d. Sebagai pemegang mandat rakyat, pemerintah berkewajiban

mematuhi ketentuan konstitusi tentang pelaksanaan demokrasi.


 e. Pelaksanaan demokrasi akan membuat dan mendorong rakyat

untuk turut serta (lewat urun pendapat) dalam proses


pembuatan berbaga peraturan perundang-undangan.
 f. Pelaksanaan demokrasi akan memungkinkan rakyat
berpartisipasi secara tidak langsung (urun pendapat) dalam
proses penyusuna berbagai kebijakan negara.
 g. Pelaksanaan demokrasi akan memungkinkan rakyat di sisi

satu dapat menyalurkan aspirasi dan pemerintah di sisi lain


dapat menyerap berbagai persoalan hidup yang dihadapi rakyat.
Sistem Pemerintahan sesuai dengan UUD
Negara Republik Indonesia Tahun1945
Sistem merupakan satu kesatuan yang utuh dan terorganisir yang
terdiri dari bagian-bagian, komponen atau subsistem yang saling
bergantung dan saling mempengaruhi. Pemerintahan disebut juga
alat-alat perlengkapan negara, dalam arti sempit pemerintah
adalah presiden dibantu para menteri sebagai eksekutif dan
pemerintah dalam arti luas adalah semua alat-alat perlengkapan
negara. Dengan demikian suatu sistem pemerintahan dapat
diartikan bagaimana cara-cara alat-alat kelengkapan negara
melaksanakan kewenangannya, berproses atau sedang berproses
melalui pembuatan dan pelaksanaan berbagai keputusan.
Berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
lembaga-lembaga
Berdasarkan UUD 1945 lembaga-lembaga
negara terdiri :
a. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
MPR merupakan lembaga negara yang memiliki kedudukan
sederajat dengan lembaga negara yang lain. Hal ini berbeda
dengan kedudukan MPR sebelum perubahan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai lembaga negara
tertinggi. Tugas dan wewenang MPR ditegaskan dalam UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu :
1) Mengubah dan menetapkan UUD [Pasal 3 ayat (1)]
2) Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden [Pasal 3 ayat (2)]
3) Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa
jabatannya menurut UUD [Pasal 3 ayat (3)]
 4) Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan oleh

Presiden dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden [Pasal 8


ayat (2)]
 5) Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua pasangan calon

Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik


atau gabungan partai politik yang pasangan calon Presiden dan
Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua
dalam pemilihan umum sebelumnya sampai berakhir masa
jabatannya, jikaPresiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti,
diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam
masa jabatannya secara bersamaan [Pasal 8 ayat (3)].
b. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Kedudukan DPR sesuai UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 Pasal 20 adalah lembaga negara pembuat undang-undang
atau lembaga legislatif. Namun kekuasaan ini harus dengan
persetujuan Presiden.
c. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
Dewan Perwakilan Daerah merupakan lembaga negar baru yang
dibentuk setelah perubahan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Lembaga negara ini dibentuk untuk menampung
aspirasi masyarakat di daerah-daerah, karena sebelumnya
aspirasi daerah belum mendapat penyaluran secara baik
 Tugas dan wewenang DPD ditegaskan dalam Pasal 22 D UUD

Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebagai berikut :


 1) Mengajukan kepada DPR rancangan undang-undang
berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
pembentukan dan pemekaran serta pengembangan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
lainnya, serta berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat
dan daerah.
2) Membahas rancangan undang-undang berkaitan dengan
otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan
pemekaran serta pengembangan daerah, pengelolaan sumber
daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan
keuangan pusat dan daerah; serta memberikan pertimbangan
kepada DPR atas rancangan undang-undang APBN, pajak,
pendidikan, dan agama.

3) Melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang


tersebut di atas, serta menyampaikan hasil pengawasan kepada
DPR.
4) Berhak mengajukan rancangan undang-undang yang berkaitan
dengan otonomi daerah dan membahas yang berkaitan dengan
daerah. DPD juga berhak memberikan pertimbangan tentang
rancangan undang-undang APBN, pajak, pendidikan dan agama.
d. Presiden
Kedudukan Presiden sesuai dengan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 sebagai kepala pemerintahan dan kepala
negara.
Tugas dan wewenang Presiden sebagai kepala pemerintahan
menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu
meliputi Pasal-pasal berikut.
1) Mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR [Pasal 5
ayat (1)]
 2) Menetapkan peraturan pemerintah[Pasal 5 ayat (2)]
3) Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri negara
(pasal 17)
 4) Membuat undang-undang bersama DPR [Pasal 20 ayat (2)]

 5) Mengajukan rancangan undang-undang anggaran


pendapatan dan belanja negara (APBN) [Pasal 23 ayat (2)]
Kedudukan Presiden sebagai kepala negara diatur UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, meliputi Pasal-pasal berikut.

1) Memegang kekuasaan tertinggi atas angkatan darat, laut, dan


udara (Pasal 10)
 2) Menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian

dengan negara lain dengan persetujuan DPR (Pasal 11)


 3) Menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12)

 4) Mengangkat dan menerima duta dan konsul dengan

memperhatikan pertimbangan DPR (Pasal 13)


 5) Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan

pertimbangan MA[Pasal 14 ayat (1)]


6) Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan
pertimbangan DPR [Pasal 14 ayat (2)]
 7) Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan

(Pasal 15)
e Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Badan Pemeriksa Keuangan adalah lembaga negara yang


bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara. BPK berkedudukan di ibukota negara, dan
memiliki perwakilan di setiap provinsi.

Tugas BPK ditegaskan dalam Pasal 23E amandemen UUD


Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu memeriksa
pengelolaaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara.
f. Mahkamah Agung (MA)
Mahkamah Agung merupakan salah satu lembaga negara yang
memegang kekuasaan kehakiman di samping sebuah
Mahkamah Konstitusi di Indonesia.. Mahkamah Agung adalah
Pengadilan Negara Tertinggi dari semua Lingkungan Peradilan,
yang dalam melaksanakan tugasnya terlepas dari pengaruh
pemerintah dan pengaruh-pengaruh lain.
g. Mahkamah Konstitusi (MK)
Mahkamah Konstitusi merupakan lembaga negara baru sebagai
hasil perubahan ketiga UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
Mahkamah Konstitusi memiliki tugas dan wewenang sesuai
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu :
1) Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir untuk :
(a) Menguji undang-undang terhadap UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945

(b)Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang


kewenangannya diberikan oleh UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
(c) Memutus pembubaran partai politik.
 (d) Memutus perselisihan hasil pemilihan umum.

 2) Wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai

pelanggaran hukum Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut


UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
h. Komisi Yudisial (KY)
 Komisi Yudisial merupakan lembaga negara baru sebagai hasil

perubahan ketiga UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Wewenang Komisi Yudisial sesuai Pasal 24B ayat 1 UUD Negara


Republik Indonesia Tahun 1945 adalah mengusulkan
pengangkatan hakim agung (anggota Mahkamah Agung),
menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat,
serta perilaku hakim.
B. Memahami Hubungan Antarlembaga Negara
sesuai dengan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945

1. Sistem saling Mengawasi dan saling Imbang antarlembaga


Negara

Bentuk saling mengawasi dan saling imbang antarlembaga


negara dapat terlihat dari bentuk hubungan antarlembaga
negara seperti diuraikan berikut ini :
2. Hubungan Antarlembaga Negara di Indonesia
a. MPR dengan DPR, DPD
 Keanggotaan MPR terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD.

Penyelenggaraan sidang MPR berkaitan dengan kewenangan


untuk memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden,
proses tersebut hanya bisa dilakukan apabila didahului oleh
pendapat DPR yang diajukan pada MPR.
Pada prinsipnya MPR, DPR, dan DPD merupakan wakil rakyat.
Ketiga lembaga negara ini memiliki hubungan yang erat karena
anggota MPR merupakan anggota DPR dan DPD, sehingga
pelaksanaan tugas MPR juga menjadi tugas anggota DPR dan
DPD saat berkedudukan sebagai anggota MPR.
b. DPR dengan Presiden, DPD, dan MK
Hubungan DPR dengan Presiden, Dewan Perwakilan Daerah
dan Mahkmah Konstitusi terlihat dalam hubungan tata kerja,
antara lain :
1) Menetapkan undang-undang
 Kekuasaan DPR untuk membentuk undang-undang harus

dengan persetujuan Presiden, termasuk APBN, dalam


menetapkan APBN juga dengan mempertimbangkan pendapat
DPD. DPD juga berwewenang ikut mengusulkan, membahas,
dan mengawasi pelaksanaan undang-undang berkaitan dengan
otonomi daerah.
2) Pemberhentian Presiden
DPR memiliki fungsi mengawasi Presiden dalam menjalankan
pemerintahan. Apabila DPR berpendapat bahwa Presiden
melanggar UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, DPR
dapat mengajukan usul pemberhentian Presiden kepada MPR.
Namun sebelumnya usul tersebut harus melibatkan Mahkamah
Konstitusi untuk memeriksa dan mengadilinya.

3. DPR berwenang mengajukan tiga anggota Mahkamah


Konstitusi. Sedangkan Mahkamah Konstitusi berwenang
mengadili sengketa kewenangan lembaga negara, termasuk
DPR.
c. DPD dengan BPK
Berdasarkan ketentuan UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Dewan Perwakilan Daerah menerima hasil pemeriksaan
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan memberikan
pertimbangan untuk pemilihan anggota BPK kepada DPR.
d. MA dengan Lembaga Negara lainnya
Pasal 24 ayat (2) menyebutkan bahwa kekuasaan kehakiman
dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan
di bawahnya serta oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.
Pemilihan dan pengangkatan anggota Mahkamah Agung
melibatkan tiga lembaga negara lain, yaitu Komisi Yudisial, DPR,
dan Presiden. Komisi Yudisial yang mengusulkan kepada DPR,
kemudian DPR memberikan persetujuan, yang selanjutnya
diresmikan oleh Presiden. Komisi Yudisial juga menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, dan perilaku
hakim.
e. Mahkamah Konstitusi dengan Presiden,
DPR, BPK, DPD, MA, dan KY
Selanjutnya, Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa
salah satu wewenang Mahkamah Konstitusi adalah untuk
memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan UUD. Karena kedudukan MPR
sebagai lembaga negara, maka apabila MPR bersengketa dengan
lembaga negara lainnya yang sama-sama memiliki kewenangan
yang ditentukan oleh UUD, maka konflik tersebut harus
diselesaikan oleh Mahkamah Konstitusi.
Dengan kewenangan tersebut, jelas bahwa MK memiliki
hubungan tata kerja dengan semua lembaga negara yaitu apabila
terdapat sengketa antarlembaga negara atau apabila terjadi
proses hak uji material yang diajukan oleh lembaga negara pada
Mahkamah Konstitusi.
C. Sikap Positif terhadap Sistem
Pemerintahan Indonesia
 Sikap positif terhadap sistem pemerintahan akan mewujudkan

dan memperkuat pelaksanaan kedaulatan rakyat. Bentuk peran


serta masyarakat dalam mewujudkan sistem pemerintahan salah
satunya dengan keikutsertaan rakyat sebagai pemilih dalam
kegiatan penyelenggaraan pemilihan umum.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sikap positif rakyat
dalam pelaksanaan sistem pemerintahan :

1) Menjadi pemilih dalam penyelenggaraan pemilihan umum


 2) Mendukung setiap kebijakan demokratis yang dijalankan

pemerintahan.
 3) Menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

 4) Berpartisipasi aktif dalam proses demokratisasi yang

dijalankan pemerintahan.
 5) Memberikan kritik, saran, dan masukan yang bersifat

membangun terhadap kebijakan pemerintahan yang kurang


berorientasi banyak pada rakyat.
 6) Berupaya sekuat tenaga untuk menjadi warga negara yang

baik, dengan jalan memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas


diri.
 Nama Kelompok :  4.
 Anggota :  5.
 1.  6.
 2.
 3.
LESSON STUDY
SMP NEGERI 6 MALANG
Nama Kelompok :  SOAL !
Anggota :  Masalah apa saja yang dibahas dalam
1. video tersebut? Jelaskan secara singkat!
2.  Bagaimana seharusnya sikap MK, Pihak
3. yang kalah, pihak yang menang dan
4. masyarakat dalam menanggapi hal
5. tersebut?
6.  Menurut pendapat anda, apa manfaat

atau hikmah yang dapat diambil dari


video tersebut?

Anda mungkin juga menyukai