Anda di halaman 1dari 34

Principles of

Performance
Analysis for
Axial Turbines
NAUFAL RIYANDI
23119017
 Tiga design utama fluida dinamis:
1. Pemilihan design local dimensionless coefficients ()
2. Design segitiga kecepatan
3. Fluid flow considerations (efisiensi, losses, pemilihan bentuk blade, dll)

 Digunakan program FIPSI untuk melakukan design, dengan tiga tahapan pertama dari prosedur:
1. Spesifikasi dari persyaratan keseluruhan
2. Penurunan dari akibat koefisien local dimensionless performa () dan pengecekan terhadap data uji untuk
menentukan jumlah stages.
3. Detail dari termodinamika dan design segitiga kecepatan untuk tiap baris blade
Analisis Dimensional untuk Single Stage

 - Terdiri dari satu rotor dan satu stator


- Diasumsikan:
- Konstan kecepatan axial (cx)
- Konstan mean radius ()
- Identical vector kecepatan c1 dan c3 di lokasi
masuk dan keluar dari stage pada posisi mean
radius rm
𝜇
𝜈  =
𝜌

Stator and
rotor mach
number
Tiga kategori dihilangkan dari persamaan 3.10

1. Velocity triangles: Bukan independent variable, tetapi dependen variable terhadap psi dan pi.

2. Mach number dan Reynolds number.

Koefisien loss merupakan dependent variable terhadap exit Mach number dan blade row Reynold number. Losses juga
bergantung terhadap segitiga kecepatan (Exit gas velocity and fluid deflection pr blade loading)
Total-to-total Efficiency

Stagnation
enthalpy: 𝑐2
  𝑜 1 = h1 + 1
h
2
50% Reaction Stages

Rotor
Stator
Dimensionless Velocity Triangles
An Experimental Correlaion Based on Model Tests

Tes dilakukan untuk mengetahui korelasi efisiensi turbin, untuk mendapatkan titik efisiensi
maksimumnya.
Theoritical analysis Smith

 Average energy kinetic

Koefisien ratio dari shaft work output dengan jumlah dari rata-rata energi kinetic dengan stator+rotor

Ketika fs besar, efisiensi diharapkan tinggi


Theoritical Performance Analysis by R. I. Lewis

Sudut defleksi fluida dari stator dan rotor identic, sehingga dapat diasumsikan koefisien lossnya,
Persamaan 3.33 menyatakan bahwa dimensionless losses dan efficiency bergantung kepada dua factor, yaitu

1. Blade row aerodynamics

2. Duty and Velocity Triangles. ‘Weighting Coefficient’

Untuk meningkatkan efisiensi:


1. Memilih pi dan psi untuk meminimalisir FL sebelum memilih profil
blade
2. Konsentrasi pada design aerodynamis untuk meminimalisir blade row
losses
Influence of Fluid Deflection Upon Losses Profile
losses
Secondary
loss (except
tip leakage
loss)

  Jika mengabaikan efek dari aspect ratio , profile loss coefficient akan menunjukan trend pada gambar 3.11b
1.
2. Fluid deflection sangat bergantung terhadap koefisien kerja.
3. Aerodinamis loss kontur tidak memiliki kemiripan dengan kontur efisiensi.
Dari gambar 3.11b, , berefek untuk menurunkan tingkat efisiensi pada nilai design koefisien kerja yag lebih
tinggi.
Stages with Arbitrary Reaction R

 
Swirl velocities dan berkaitan dengan psi, pi, dan R.
Diasumsikan c1=c3, sehingga

Rotor
Dari persamaan euler turbin, didapat persamaan berikut.
Optimum Reaction

Untuk mengetahui dimensionless L adalah, Pi dan psi dibuat konstan, diasumsikan


kefisien loss lemah dan merupakan fungsi
dari R, sehingga

Loss minimum dan efisiensi maksimum


berdasarkan Reaction, R.
 

Optimum for given dan R

 Alternatif, mencari nilai untuk minimum loss dengan nilai pi dan R yang diberikan.

Loss stator dan rotor independent dari nilai


Zero Reaction or “Impulse” Stages

 
Nilai maksimum secara teoril untuk stage impuls lebih besar daripada 50% reaction stage.
Dibandingkan dengan grafik 50% Reaction stage, didapatkan:

1. Impulse turbine akan memberikan koefisien kerja yang lebih besar ketimbang 50% reaksi machines
(biasanya 33% lebih besar).

2. Untuk koefisien flow yang rendah, kurang dari 0.6, efisiensi berkurang lebih cepat dengan untuk
50% reaction stages
Variation of Reaction with Radius in a Free Vortex Turbine
Stage

Bentuk yang paling sederhana dari design turbine adalah konstan loading free vortex stage untuk
variasi radial.

- Konstan Loading

Jika diputuskan untuk mengekstrak entalpi stagnasi yang sama pada semua radius untuk model stage,
maka:
- Free Vortex

Kecepatan swirl diasumsikan berbeda dengan radius berdasarkan potential flow dari free vortex serupa dengan axis.
- Hub Section rh

Kemungkinan yang timbul dengan design free vortex adalah stage reaction mungkin bernilai negative pada inner
radius rh. Selain itu, tingginya flow koefisien akan menyebabkan tingginya work koefisien secara ekstrim. Mach
number yang tinggi meninggalkan section stator hub. Dibutuhkan fluid deflection yang tinggi pada rh untuk stator
dan rotor, masing-masing 107.12 o dan 126.46o.

- Tip Section rt

Reaction tinggi dari tip section akan memnyebabkan tingginya efisiensi, melewati mass flow rate yang tinggi untuk
tiap unit tinggi blade dan dapat sangat membantu untuk meningkatkan efisiensi stage.

Tip reaction menyebabkan tingginya pressure drop di sepanjang tip rotor section yang juga tinggi.
Streamline Efisiensi

In order to bring out the variation in predicted performance of blade sections from hub to casing it is
helpful to produce predicted efficiency contours for selected meridional streamlines based upon profile
losses only.
Axial Turbines with Zero Interstage Swirl

1. Carry-over kinetic energy harus dijaga seminimum mungkin untuk mengurangi kemungkinan
lossesnya.
2. Lebih mudah untuk memproduksi diafragma (stator) blade dari form plate jika sudut inlet bernilai 0
pada semua radii
3. Jika alpa 1 = alpa 2 = 0, hubungan langsung tersedia antara psi dan R yang mempercepat perhitungan.
Dimensionless Velocity Triangles and Efficiency Contours
Simplified Theoretical Analysis for Optimum Duty Curve

Mengabaikan
variasi losses
pada stator dan
rotor dengan
psi

Jika diasumsikan
perbandingan losses rotor
dan stator sama dengan 1
Blade/speed or Velocity Ratio

Anda mungkin juga menyukai