Anda di halaman 1dari 23

PATOLOGI DAN KOMPLIKASI PERSALINAN

KALA III DAN IV SERTA


PENATALAKSANAANNYA

KELOMPOK 2
1. Duwi Kristiana P1337424420040
2. Elita Mustik Yias P1337424420048
3. Kitri Winda Sari P1337424420051
4. Desy Wulan Pramita T P1337424420052
5. Mubarikah Sidiqah P1337424420206
6. Wahyu Metasari P1337424420187
7. Dewi Karunia Widhia P1337424420166
8. Umi Ruyanti P1337424420174
A. Screening/ penapisan awal kasus-kasus patologis dan
komplikasi pada persalinan kala III dan IV
1. Data Subjektif 2. Data Objektif
a. Biodata ibu dan suami (Nama, usia,
alamat, no hp, suku/bangsa, agama, a. Pemeriksaan tanda vital ibu (Tekanan
golongan darah) darah, nadi, suhu, dan respirasi)
b. Keluhan utama/alasan berkunjung b. Pemeriksaan berat badan
c. Status dan riwayat obstetric c. Pemeriksaan fisik (Head to Toe)
d. Riwayat menstruasi d. Pemeriksaan Leopold
e. Riwayat kehamilan sekarang e. Pemeriksaan tinggi fundus uteri
f. Riwayat perkawinan f. Pemeriksaan denyut jantung janin
g. Riwayat kontrasepsi g. Pemeriksaan genetalia
h. Riwayat kesehatan h. Pemeriksaan dalam
i. Riwayat alergi i. Pemeriksaan
j. Riwayat persalinan ini
k. Riwayat kesejahteraan janin
l. Riwayat nutrisi dan eliminasi
 Kala III merupakan waktu untuk pelepasan dan pengeluaran
plasenta, dimulai dari bayi lahir hingga plasenta keluar selama 30
menit. Tanda-tanda lepasnya plasenta yaitu:
1. Perubahan bentuk dan tinggi fundus
2. Tali pusat bertambah panjang
3. Perdarahan menyembur secara tiba-tiba dan singkat

 Kala IV merupakan kala yang dimulai dari lahirnya plasenta sampai


2 jam. Observasi kala IV yang dilakukan oleh bidan atau tenaga
kesehatan lain yaitu:
1. Tingkat kesadaran pasien.
2. Pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi,
pernafasan dan suhu).
3. Kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri.
4. Pengeluaran per vaginal (masih dianggap normal jika
jumlahnya tidak melebih 400-500cc).
Kasus patologi dan komplikasi persalinan pada kala III dan IV
yang dapat terjadi adalah perdarahan pascasalin (HPP/
Hemorargia Post Partum)

Perdarahan pascasalin adalah perdarahan >500 ml setelah bayi


lahir atau yang berpotensi mempengaruhi hemodinamik ibu.
Faktor Predisposisi :
1. Kelainan implantasi dan pembentukan plasenta
2. Trauma saat kehamilan dan persalinan
3. Volume darah ibu yang minimal
4. Gangguan koagulasi
5. Pada atonia uteri, penyebabnya antara lain uterus overdistensi,
induksi persalinan, penggunaan agen anestetik persalinan lama,
korioamnionitis, persalinan terlalu cepat dan riwayat atonia
uteri sebelumnya
Beberapa kemungkinan penyebab perdarahan pasca
persalinan

1. Retensio Plasenta
2. Inversio Uteri
3. Robekan Jalan Lahir
4. Sisa Plasenta
5. Atonia Uteri
6. Gangguan pembekuan darah
B. Stabilisasi pada
kasus patologi dan
komplikasi kasus
persalinan
Perdarahan pasca
persalinan (HPP/
Hemorargia Post
Partum)
Tatalaksana Khusus
Retensio plasenta

1. Berikan 20-40 unitoksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl


0,9%/ Ringer Laktat dengan kecepatan 60 tetes/menitdan
10 UI IM. Lanjutkan infus oksitosin 20 UI dalam 1000 ml
larutan NaCl 0,9%/ Ringer Laktat dengan kecepatan 40
tetes/ menit hingga perdarahan berhenti.
2. Lakukan tarikan tali pusat terkendali.
3. Bila tarikan tali pusat terkendali tidak berhasil, lakukan
plasenta manual secara hati-hati.
4. Berikan antibiotika profilaksis dosis tunggal (ampisilin 2 g
IV dan metronidazol 500 mg IV).
5. Segera atasi atau rujuk ke fasilitas yang lebih lengkap bila
terjadi komplikasi perdarahan hebat atau infeksi.
Tatalaksana Khusus

Inversio uteri

1. Segera reposisi uterus. Namun jika reposisi tampak


sulit, apalagi jika inversio telah terjadi cukup lama,
bersiaplah untuk merujuk ibu.
2. Jika ibu sangat kesakitan, berikan petidin 1 mg/ kgBB
(jangan melebihi 100 mg) IM atau IV secara perlahan
atau berikan morfin 0,1 mg/ kgBB/ IM.
3. Jika usaha reposisi tidak berhasil, lakukan
laparotomi.
4. Jika laparotomi tidak berhasil, lakukan histerektomi.
Tatalaksana Khusus
Robekan jalan lahir
1. Derajat I: robekan ini kalau tidak terlalu besar, tidak perlu dijahit.
2. Derajat II: lakukan penjahitan
3. Derajat III dan IV: lakukan rujukan

Ruptura Perineum dan Robekan Dinding Vagina


1. Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi sumber perdarahan.
2. Lakukan irigasi pada tempat luka dan bersihkan dengan antiseptik.
3. Hentikan sumber perdarahan dengan klem kemudian ikat dengan benang
yang dapat diserap.
4. Lakukan penjahitan.
5. Bila perdarahan masih berlanjut, berikan 1 g asam traneksamat IV (bolus
selama 1 menit, dapat diulang setelah 30 menit) lalu rujuk pasien.
Tatalaksana Khusus
Robekan jalan lahir
Robekan Serviks
1. Paling sering terjadi pada bagian lateral bawah kiri dan kanan dari
porsio.
2. Jepitkan klem ovum pada lokasi perdarahan.
3. Jahitan dilakukan secara kontinu dimulai dari ujung atas robekan
kemudian ke arah luar sehingga semua robekan dapat dijahit.
4. Bila perdarahan masih berlanjut, berikan 1 g asam traneksamat IV
(bolus selama 1 menit, dapat diulang setelah 30 menit) lalu rujuk
pasien.
Tatalaksana Khusus
Sisa plasenta
1. Berikan 20-40 unitoksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9%/ Ringer
Laktat dengan kecepatan 60 tetes/menitdan 10 unitIM. Lanjutkan infus
oksitosin 20 unitdalam 1000 ml larutan NaCl 0,9%/ Ringer Laktat dengan
kecepatan 40 tetes/ menit hingga perdarahan berhenti.
2. Lakukan eksplorasi digital (bila serviks terbuka) dan keluarkan bekuan
darah dan jaringan. Bila serviks hanya dapat dilalui oleh instrumen,
lakukan evakuasi sisa plasenta dengan aspirasi vakum manual atau
dilatasi dan kuretase.
3. Berikan antibiotika profilaksis dosis tunggal (ampisillin 2 g IV dan
metronidazole 500 mg).
4. Jika perdarahan berlanjut, tatalaksana seperti kasus atonia uteri.
Atonia uteri
Tatalaksana Khusus
1. Lakukan pemijatan uterus.
2. Pastikan plasenta lahir lengkap.
3. Berikan 20-40 unitoksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9%/ Ringer Laktat dengan
kecepatan 60 tetes/ menit dan 10 unit IM. Lanjutkan infus oksitosin 20 unit dalam 1000
ml larutan NaCl 0,9%/ Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga
perdarahan berhenti.
4. Bila tidak tersedia oksitosin atau bila perdarahan tidak berhenti, berikan ergometrin 0,2
mg IM atau IV (lambat), dapat diikuti pemberian 0,2 mg IM setelah 15 menit, dan
pemberian 0,2 mg IM/IV (lambat) setiap 4 jam bila diperlukan. JANGAN BERIKAN
LEBIH DARI 5 DOSIS (1 mg).
5. Jika perdarahan berlanjut, berikan 1 g asam traneksamat IV (bolus selama 1 menit,
dapat diulang setelah 30 menit).
6. Lakukan pasang kondom kateter atau kompresi bimanual internal selama 5 menit.
7. Siapkan tindakan operatif atau rujuk ke fasilitas yang lebih memadai sebagai antisipasi
bila perdarahan tidak berhenti.
8. Di rumah sakit rujukan, lakukan tindakan operatif bila kontraksi uterus tidak membaik,
dimulai dari yang konservatif.
Tatalaksana Khusus
Gangguan pembekuan darah

1. Pada banyak kasus kehilangan darah yang akut, koagulopati dapat dicegah jika
volume darah dipulihkan segera.
2. Tangani kemungkinan penyebab (solusio plasenta, eklampsia).
3. Berikan darah lengkap segar, jika tersedia, untuk menggantikan faktor pembekuan
dan sel darah merah.
4. Jika darah lengkap segar tidak tersedia, pilih salah satu di bawah ini:
• Plasma beku segar untuk menggantikan faktor pembekuan (15 ml/ kg berat
badan) jika APTT dan PT melebihi 1,5 kali kontrol pada perdarahan lanjut atau
pada keadaan perdarahan berat walaupun hasil dari pembekuan belum ada.
• Sel darah merah (packed red cells) untuk penggantian sel darah merah.
• Kriopresipitat untuk menggantikan fibrinogen.
• Konsentrasi trombosit (perdarahan berlanjut dan trombosit < 20.000).
• Apabila kesulitan mendapatkan darah yang sesuai, berikan darah golongan O
untuk penyelamatan jiwa.
Kewenangan bidan, kolaborasi dan rujukan dalam
penanganan kasus patologi dan komplikasi pada
persalinan kala III dan IV

Kewenangan bidan memberikan pelayanan kesehatan ibu


termasuk dalam penanganan kegawatdaruratan dilanjutkan
dengan perujukan tertuang dalam Permenkes No 28 tahun 2017
tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan. Sedangkan
kompetensi bidan terkait keterampilan klinik praktik kebidanan
diatur dalam KEPMENKES 320 Tahun 2020 tentang standar
profesi bidan.
Lingkup pemberian asuhan kebidanan
persalinan kala III dan IV, komplikasi dan
penanganannya yaitu:
TINGKAT KEMAMPUAN YANG HARUS DICAPAI
OLEH BIDAN

1. Tingkat kemampuan 1 (Knows): Mengetahui dan menjelaskan


Lulusan Bidan mampu menguasai pengetahuan teoritis yang mendukung kompetensi bidan
sehingga dapat menjelaskan kepada klien dan keluarganya, teman sejawat, serta profesi lainnya
tentang prinsip, tujuan, tata cara dan risiko yang mungkin timbul dalam Pelayanan Kesehatan.
2. Tingkat kemampuan 2 (Knows How) : Pernah melihat atau didemonstrasikan
Lulusan Bidan menguasai pengetahuan teoritis dari keterampilan klinis kebidanan dengan melihat
dan mengamati keterampilan tersebut dalam bentuk demonstrasi atau pelaksanaan langsung pada
klien/masyarakat.
3. Tingkat kemampuan 3 (Shows) : Terampil melakukan atau terampil menerapkan di bawah supervisi
Lulusan Bidan mampu melaksanakan keterampilan klinis Kebidanan di bawah supervisi atau
kolaborasi dalam tim, dan merujuk untuk tindakan lebih lanjut.
4. Tingkat kemampuan 4 (Does) : Terampil melakukan secara mandiri
Lulusan Bidan mampu melaksanakan keterampilan klinis kebidanan secara mandiri dan tuntas.
Identifikasi kasus patologi dan komplikasi selama
persalianan kala III dan IV
Indikasi-indikasi untuk tindakan dan/ atau rujukan segera
selama persalinan kala III dan IV
Algoritma Penanganan Retensio Plasenta
Algoritma Penanganan Atonia Uteri

Anda mungkin juga menyukai