Anda di halaman 1dari 17

MOLAHIDATIDOSA

OLEH :
ARINI PURNAMA SARI
0076.10.02.2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG  
Upaya kesehatan reproduksi salah satunya adalah menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu hamil dan bersalin. Adapun penyebab
langsung dari kematian ibu di Indonesia adalah trias klasik yaitu
perdarahan, infeksi, toksemia gravidarum. Perdarahan sebanyak 30%
dari total kasus kematian, eklamsi (keracunan kehamilan) 25%, infeksi
12%.
Salah satu dari ketiga ketiga faktor tersebut adalah perdarahan,
perdarahan dapat terjadi pada saat kehamilan, persalinan dan masa nifas.
Perdarahan yang terjadi pada kehamilan, bisa terjadi pada awal
kehamilan maupun kehamilan lanjut, dengan besar angka kejadiannya
3% pada kehamilan lanjut dan 5% pada awal kehamilan. Perdarahan
yang terjadi pada awal kehamilan meliputi abortus, mola hidatidosa dan
kehamilan ektopik. Pada kehamilan lanjut antara lain meliputi Solutio
Plasenta dan Plasenta Previa. Dari kasus perdarahan diatas ternyata
didapatkan besar kasus paling tinggi adalah perdarahan pada awal
kehamilan yang dari salah satu perdarahan awal kehamilan tersebut
terdapat kehamilan molahidatidosa.
RUMUSAN MASALAH

Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas dapat


dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari mola hidatidosa ?
2. Apakah etiologi dari mola hidatidosa ?
3. Bagaimana patofisiologi dari mola hidatidosa ?
4. Bagaimana tanda dan gejala dari mola hidatidosa ?
5. Bagaimana gambaran diagnostik dari mola hidatidosa ?
6. Bagaimana penatalaksanaan pada klien dengan mola
hidatidosa ?
7. Bagaimana komplikasi yang terjadi pada pasien mola
hidatidosa?
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian ......
Molahidatidosa adalah kehamilan dimana setelah terjadi
Fertilisasi tidak berkembang menjadi embrio, tetapi terjadi
proliferasi tropoblast, dan ditemukan villi koriallis yang
mengalami perubahan degenerasi hidropik dan stoma yang
hipo vaskuler atau avaskuler, janin biasanya meninggal akan
tetapi vilus-vilus yang membesar dan edamatus itu hidup dan
tumbuh terus, gambaran yang diberikan adalah sebagai
segugus buah anggur.
ETIOLOGI..............
Penyebab Molahidatidosa tidak diketahui secara pasti,
namun diduga faktor penyebabnya adalah:
1. Faktor ovum

2. Imunoselektif dari tropoblast.

3. Usia

4. Keadaan sosio-ekonomi yang rendah.

5. Paritas tinggi.

6. Kekurangan protein.

7. infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas.

8. Riwayat kehamilan mola sebelumnya           


PATOFISIOLOGI
 Setelah ovum dibuahi, terjadi pembagian dari sel tersebut. Tidak
lama kemudian terbentuk biastokista yang mempunyai lumen dan
dinding luar. Dinding ini terjadi atas sel-sel ekstoderm yang
kemudian menjadi tropoblash. Sebagian vili berubah menjadi
gelembung berisi cairan jernih,biasa tidak ada janin. Gelembung-
gelambung atau tesikel ukurannya bervariasi mulai dari yang mudah
dilihat,sampai beberapa sentimeter,bergantung dalam beberapa
kelompok dari tangkai yang tipis. Masa tersebut dapat tumbuh
cukup besar sehingga memenuhi cavum uteri. Pembesaran uterus
sering tidak sesuai dan melebihi usia kehamilan.          
 Ada beberapa teori yang dianjurkan untuk menerangkan
patogenesis dari penyakit trofoblast :
1. Teori Missed Abortion
2. Teori Neoplasma dari Park
3. Studi dari Hertig

 Molahidatidosa dapat terbagi menjadi :


1. Molahidatidosa komplet (klasik), jika tidak ditemukan
janin.
2. Molahidatidosa inkomlit (parsial), jika disertai janin
atau bagian janin.
TANDA DAN GEJALA

Tanda-Tanda Molahidatidosa adalah :


1. Amenorea dan tanda-tanda kehamilan

2. Perdarahan pervaginam berulang. darah cenderung


berwarna coklat. Pada keadaan lanjut kadang keluar
gelembung mola.
3. Pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.

4. Tidak terabanya bagian janin pada palpasi dan tidak


terdengarnya DJJ sekallipun sudah membesar setinggi
pusat atau lebih.
5. Preeklamsia atau eklamsia yang terjadi sebelum kehamilan
24 minggu.
6. Hiperemesis lebih sering terjadi, lebih keras dan lebih
lama.
7. Kadar gonadotropin tinggi dalam darah serum pada hari ke
100 atau lebih sesudah  periode menstruasi terakhir.
GEJALA KLINIK

1. Perdarahan vaginal     


2. Hiperemesis gravidarum     
3. Ukuran uterus lebih besar dari usia kehamilan  
4. Aktifitas janin
5. Pre-eklamsia  
6. Hipertiroid   
7. Kista teka lutein     
8. Embolisasi     
GAMBARAN DIAGNOSIS   
 Diagnosa banding dari kehamilan mola hidatidosa antara lain:
kehamilan ganda, hidramnion atau abortus, Kehamilan dengan
mioma.
1. Pemeriksaan Diagnosis :
a. Anamnesa / keluhan
 terdapat gejala hamil muda
 kadang kala ada tanda toxemia gravidarum

 terdapat perdarahan yang sedikit atau banyak, tidak teratur warna

merah tua atau kecoklatan.


 Pembesaran uterus tidak sesuai ( lebih besar ) dari usia kehamilan

seharusnya.
 Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan ( tidak

selalu ada).
 Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi
 Muka dan kadang – kadang badan kelihatan pucat kekuning –

kuningan yang disebut muka mola (mola face) atau muka terlihat
pucat.
 Bila gelembung mola keluar dapat dilihat jelas.

 Palpasi

 Uterus membesar tidak sesuai dengan tuanya kehamilan, teraba

lembek.
 Tidak teraba bagian – bagian janin dan ballotemen, juga gerakan janin.

 Adanya fenomena harmonica: darah dan gelembung mola keluar dan

fundus uteri turun lalu naik karena terkumpulnya darah baru.


 Adanya pembesaran kelenjar tiroid, menunjukan adanya komplikasi

tiroktoksikosis.
 Auskultasi

 Tidak terdengar DJJ

 Terdengar bising dan bunyi khas

 Periksa Dalam Pastikan besarnya rahim, rahim terasa lembek, tidak ada

bagian janin, terdapat perdarahan dan jaringan dalam kanalis servikalis


dan vagina, seerta evaluasi keadaan servik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium : Pemeriksaan kadar HCG dalam urine.
2. Foto Rontgen abdomen Tidak terlihat tulang – tulang
janin pada kehamilan 3 – 4 bulan.
3. USG
4. Amniografi
5. Foto thorax Untuk melihat metastase.
6. T3 dan T4 Untuk membuktikan gejala tirotoksikosis
PENATALAKSANAAN
1. Penanganan Molahidatidosa
Perbaikan Keadaan Umum Perbaikan keadaan umum pada pasien molahidatidosa, yaitu :
 Koreksi dehidrasi.
 Transfusi darah bila ada anemia (Hb 8 gr% atau kurang), juga untuk memperbaiki
syok.
 Bila ada gejala preeklamsia dan hiperemesis gravidarum diobati sesuai protocol
penanganannya.
 Bila ada gejala-gejala tirotoksikosis dikonsul ke bagian penyakit dalam.
Pengeluaran jaringan mala dengan cara kuretase dan histerektomi
 Kuretase (suction curetase)
 Faktor Resiko
(1)  Usia ibu yang lanjut
(2)  Riwayat obstetri/ginekologi yang kurang baik .
(3)  Riwayat infertilitas
(4)  Adanya kelainan/penyakit yang menyertai kehamilan
(5)  Berbagai macam infeksi 
(6)  Paparan dengan berbagai macam zat kimia
(7)  Trauma abdomen/pelvis pada trimester pertama
(8)  Kelainan kromosom
LANJUTAN....
Teknik Pengeluaran Jaringan Pengeluaran jaringan yaitu setelah serviks
terbuka (primer maupun dengan dilatasi), jaringan konsepsi dapat
dikeluarkan secara manual, dilanjutkan dengan kuretase.
 Sondage, menentukan posisi ukuran uterus.
 Masukan tang abortus sepanjang besar uterus, buka dan putar 900 untuk
melepaskan jaringan, kemudian tutup dan keluarkan jaringan tersebut.
 Sisa abortus dikeluarkan dengan tumpul, gunakan sendok terbesar yang
bisa masuk.
 Pastikan sisa konsepsi telah keluar semua, dengan eksplorasi jari
maupun kuret.
Risiko Yang Mungkin Terjadi
 Perdarahan
 Pengerokan yang terlalu dalam akan meninggalkan cerukan atau lubang
di dinding rahim
 Gangguan haid
 Infeksi
PEMERIKSAAN TINDAK LANJUT
 Cegah kehamilan selama masa tindak lanjut, sekurang-kurangnya satu
tahun.
 Ukur kadar β hCG setiap 2 minggu, walaupun sebagian menganjurkan
pemeriksaan setiap minggu, belum terbukti adanya manfaat yang nyata.
 Tunda terapi selama kadar serum tersebut terus berkurang. Kadar yang
meningkat atau mendatar mengisyaratkan perlunya evaluasi dan
biasanya terapi.
 Setelah kadar normal yaitu setelah mencapai batas bawah pengukuran
pemeriksaan dilakukan setiap 6 bulan, lalu setiap 2 bulan untuk total 1
tahun.
 Tindak lanjut dapat dihentikan dan kehamilan diijinkan setelah 1 tahun.

 Karena itu, tindak lanjut serta penatalaksanaan saat ini berpusat pada
pengukuran serial kadar β hCG serum untuk mendeteksi tumor
trofoblas persisten.
KOMPLIKASI....
1. Komplikasi non maligna
 Perforasi uterus
 Perdarahan
 DIC
 Embolisme tropoblstik
 Infeksi pada servical atau vagina
2. Komlikasi maligna
 Anemia
 Syok
 Preeklamsia atau eklamsia
 Tirotoksikosis
 Infeksi sekunder
 Perforasi karena keganasan atau karena tindakan
 Menjadi ganas ( PTG ) pada kira – kira 18-20% kasus, akan menjadi
mola destruens atau koriokarsinoma.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai