Anda di halaman 1dari 22

PERANCANGAN CAMPURAN BETON

(CONCRETE MIX DESIGN)


Tujuan Mix Design
Perancangan campuran beton (concrete mix design) adalah
perancangan komposisi bahan dalam 1 m3 beton untuk
mencapai :
1. Dicapainya kuat tekan beton (strength) yang
direncanakan pada umur beton 28 hari.
2 . Dicapainya kemudahan (workability) pada saat
pekerjaan beton dilaksanakan.
3. Dicapainya ketahanan beton (durability) terhadap
pengaruh lingkungan yang terdapat pada lokasi dimana
beton tersebut berada.
Tahapan Mix Design
1) Menghitung kuat tekan beton yang ditargetkan
berdasarkan kuat tekan beton yang direncanakan
pada umur beton 28 hari, dengan rumus :

ft = fc + 1,64 S …………… 2.1

yang mana ft = kuat tekan rerata yang


ditargetkan pada umur beton 28 hari
fc = kuat tekan yang direncanakan pada
umur beton 28 hari
S = deviasi standar yang mungkin akan
terjadi
SNI Perancangan Campuran beton memberi
kebebasan dalam menentukan nilai S

SNI Beton Bertulang memberi ketentuan :


Kuat tekan rencana (fc ) Kuat tekan target (fc target)
MPa MPa
≤ 21 fc + 7
21 - 35 fc + 8,5
≥ 35 fc + 10
Nilai Deviasi Standar Menurut ACI

fc rencana 20 MPa ft = 27 MPa (SNI Beton Bertulang)

ft = 20 + 1,64x 4,5 = 27,4 MPa


2) Menghitung rasio berat air bebas terhadap berat
semen (W/C), yang dikenal sebagai faktor air-semen
(FAS), untuk mencapai kuat tekan beton (strength)
yang ditargetkan pada umur 28 hari.

Semen OPC dan PCC Indonesia


Perkiraan Kuat Tekan Beton (MPa) Dengan Faktor Air-Semen 0,50
Kuat Tekan (MPa)
Jenis Umur Beton (hari)
Jenis Semen Bentuk
Agregat Kasar
3 7 28 29 Benda Uji

Batu tak
17 23 33 40
Dipecah Silinder
Semen Portland
Tipe I Batu pecah 19 27 37 45
Semen Tahan
Sulfat Batu tak
20 28 40 48
Tipe II dan V Dipecah Kubus
Batu pecah 25 32 45 54

Tidak sesuai dengan semen OPC dan PCC Indonesia


Grafik kuat tekan beton vs faktor air-semen berlaku
dengan persyaratan yang harus dipenuhi

1. Kondisi agregat yang digunakan adalah saturated


surface dry (SSD).
2. Agregat halus yang digunakan memiliki modulus
kehalusan (finess Modulus), disingkat FM, berada
pada rentang 1,50 – 3,50. Jika dinyatakan dalam
zonasi, gradasi pasir terdiri dari 4 zona yaitu :
• zona 1 pasir kasar , dengan FM 3,00 – 3,50 ;
• zona 2 pasir sedang, dengan FM 2,50 – 3,00 ;
• zona 3 pasir agak halus, dengan FM 2,00 – 2,50 ;
• zona 4 pasir halus, dengan FM 1,50 – 2,00 .
Lanjutan….

3. Persyaratan gradasi agregat gabungan

 ukuran maksimum 10 mm dengan FM 3,60 – 5,20


 ukuran maksimum 20 mm, dengan FM 4,60 – 5,75
 ukuran maksimum 40 mm, dengan FM 5,06 – 6,50
% Lolos ayakan

Ukuran ayakan (mm)


% Lolos ayakan

Ukuran ayakan (mm)


% Lolos ayakan

Ukuran ayakan (mm)


3) Menghitung jumlah air yang dibutuhkan (W) untuk
mencapai tingkat workability yang diinginkan,
dinyatakan dalam nilai slump.
Agregat Slump ( mm)
Ukuran  
maksimum Jenis agregat 0 - 10 10-30 30-60 60-180 
agregat  
Batu tak
150 180 205 225
10 Dipecah
Batu pecah 180 205 230 250
Batu tak
135 160 180 195
20 Dipecah
Batu pecah 170 190 210 225
Batu tak
115 140 160 175
40 Dipecah
Batu pecah 155 175 190 205
Bentuk Ssemula Kebutuhan Air Bebas
Rentang 60 – 180 Yang Sudah Dimodifikasi
Agregat Slump ( mm)
Ukuran  
maksimum Jenis agregat 0 - 10 10-30 30-60 60-100 100-180 
agregat  
Batu tak
150 180 205 220 225
10 Dipecah
Batu pecah 180 205 230 245 250
Batu tak
135 160 180 190 195
20 Dipecah
Batu pecah 170 190 210 220 225
Batu tak
115 140 160 170 175
40 Dipecah
Batu pecah 155 175 190 200 205
4) Menghitung jumlah berat semen (C) yang
diperlukan berdasarkan data FAS dan W.
5) Membandingkan jumlah berat semen hasil
perhitungan C) dengan jumlah berat semen
minimum yang disyaratkan oleh kondisi
lingkungan dimana beton berlokasi untuk
mencapai ketahanan (durability) yang
dipersyaratkan.
Kadar Minimum Semen
Jumlah semen Faktor
Faktor
Lokasi
Lokasi minimum Air-
Air- Semen
Semen
Per beton (kg) Minimum
Minimum
Beton dalam ruang bangunan:
Beton dalamnonruang bangunan: 275 0,60
a. keadaan keliling kohesif 275 0,60
a.
b. keadaan
keadaan keliling
keliling non kohesif
korosif disebabkan oleh
325 0,52
kondensasi atau uap
b. keadaan keliling korosif
korosif disebabkan oleh
Beton diluar 325 0,52
kondensasi atau uapruang bangunan:
korosif
a. tidak terlindung dari hujan dan terik 325 0,60
matahari Beton diluar ruang bangunan:
langsung
a. terlindung
b. tidak terlindung dari hujan
dari hujan danmatahari
dan terik terik 325 0,60
matahari langsung 275 0,60
langsung
Betondari
b. terlindung masuk ke dan
hujan dalamtanah:
terik matahari
a. mengalami keadaan basah 275 0,60
langsung
dan dan kering
Beton masukberganti ganti
ke dalamtanah: 325 0,55
b. mendapat pengaruh sulfat
a. dan
mengalami keadaan
alkali dari tanah basah
dan dan kering berganti ganti 325 0,55
b. mendapat pengaruh sulfat
dan alkali dari tanah
6) Menghitung jumlah berat agregat gabungan yang
diperlukan, serta proporsi masing-masing agregat
dalam agregat gabungan.
% Berat pasir dalam
agregat gabungan
% Berat pasir dalam agregat
% Berat pasir dalam agregat
gabungan
gabungan
Perhitungan Agregat Gabungan
Dengan Cara Volume Mutlak (Absolute Volume)

1 m3 beton = Vc + Vw + Vma + Va
Yang mana : Vc = Volume mutlak semen
Vw = Volume mutlak air
Vma = Volume mutlak agregat gabungan
Va = Volume udara yang terperangkap, dapat
diambil ± 0,02 m3.
Vma = Vfa + Vca
Vfa = Volume mutlak pasir
Vca = Volume mutlak batu
Vma = 1 - Vc - Vw - Va
Rumus-Rumus Fisika Yang Digunakan
 V =
c

 V =
w

BJ agr. gab = % pasir x BJ pasir + % batu pecah x BJ batu pecah


Berat agr. gab = Vma x Berat Jenis agr.gab

Berat pasir = % Pasir x Berat agr. gab

Berat batu pecah = % batu pecah x Berat agr. gab


Contoh Mix Design

Anda mungkin juga menyukai