Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PERPAJAKAN
SUBYEK PAJAK DIBEDAKAN MENJADI:
a. Subjek Pajak Dalam Negeri terdiri dari : ( Pasal 2 ayat 3 )
1. Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau orang pribadi
yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga)
dari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau orang pribadi
yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai
niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.
PERPAJAKAN
6
02/24/2021
Perbedaan penting antara Wajib Pajak Dalam Negeri dan Wajib Pajak
Luar Negeri
Terletak dalam pemenuhan kewajiban perpajaknnya, antara lain
(1) Wajib Pajak Dalam Negeri dikenakan pajak atas penghasilan baik
yang diterima atau diperoleh dari Indonesia dan dari luar Indonesia,
sedangkan Wajib Pajak Luar Negeri dikenakan pajak hanya atas
penghasilan yang berasal dari sumber penghasilan di Indonesia.
(2) Wajib Pajak Dalam Negeri dikenakan pajak berdasarkan penghasilan
neto dengan tarif umum, sedangkan Wajib Pajak Luar Negeri
dikenakan pajak berdasarkan penghasilan bruto dengan tarif pajak
sepadan.
(3) Wajib Pajak dalam negeri wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan
Tahunan sebagai sarana untuk menetapkan pajak yang terutang
dalam suatu tahun pajak, sedangkan Wajib Pajak Luar Negeri tidak
wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan, karena
kewajiban pajaknya dipenuhi melalui pemotongan pajak yang bersifat
final.
PERPAJAKAN
Tidak Termasuk Subjek Pajak ( pasal 3 )
1. Kantor perwakilan negara asing.
2. Pejabat - pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat-
pejabat lain dari negara asing dan orang-orang yang diperbantukan
kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-
sama mereka, dengan syarat bukan WNI dan di Indonesia tidak
menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatan atau
pekerjaannya tersebut, serta negara yang bersangkutan memberikan
perlakuan timbal balik.
3. Organisasi - organisasi Internasional dengan syarat :
a. Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut
b. Tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh
penghasilan dari Indonesia selain memberikan pinjaman kepada
pemerintah yang dananya berasal dari iuran para anggota.
4. Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional sebagiamana
dimaksud pada angka 3, dengan syarat bukan WNI dan tidak
menjalankan usaha, kegiatan atau atau pekerjaan lain untuk
memperoleh penghasilan dari Indonesia
PERPAJAKAN
Objek Pajak PPh
( Pasal 4) atau Taxable Income
PERPAJAKAN
PENGHASILAN YANG TERMASUK OBYEK PAJAK
(pasal 4 ayat 1)
PERPAJAKAN
Penghasilan yang OBJEK PAJAK tapi diatur di pasal 4 ayat (2) UU no 36
tahun 2008 dimana PPh ini merupakan PPh yang bersifat final yaitu
atas:
1. Penghasilan bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara,
bunga simpanan yang dibayarkan koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi
2. Penghasilan berupa hadiah undian
3. Penghasilan dari tranaksi saham dan transaksi sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang
diperdagangkan di bursa dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal
pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura
4. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan atau bangunan, usaha jasa
konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan atau bangunan
5. Deviden yang diterima/diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri
6. Transaksi penjualan saham pendiri, Transaksi penjualan bukan saham pendiri (saham biasa)
7. Jasa Konstruksi
8. Persewaan atas tanah dan/atau bangunan
9. UMKM omzet tidak melebihi 4,8M per tahun
10.Penghasilan tertentu lainnya
Tidak Termasuk Objek Pajak
( Pasal 4 ayat 3 ) atau Non Taxable Income
1. (a) Bantuan sumbangan termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat
atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan
para penerima zakat yang berhak. Atau sumbangan keagamaan yang sifatnya
wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia yang diterima oleh
lembaga keagamaan yang dibentuk dan disyahkan oleh pemerintahdan
diterima oleh penerima sumbangan yang berhak yang ketentuannya diatur
dengan PP
(b) Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan
lurus satu derajat, dan oleh badan keagamaan, atau badan pendidikan atau
badan sosial, termasuk yayasan, koperasi atau orang pribadi yang
menjalankan usaha mikro dan kecil yang ketentuannya diatur dengan atau
berdasarkan peraturan Menteri Keuangan sepanjang tidak ada hubungan
dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan antara pihak-pihak
yang bersangkutan.
2. Warisan.
3. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti saham
atau sebagai pengganti penyertaan modal.
4. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang
diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan atau kenikmatan dari Wajib
Pajak atau Pemerintah kecuali yang diberikan oleh bukan WP , WP yang
dikenakan pajak secara final atau WP yang menggunakan perhitungan Norma
penghitungan penghasilan khusus (deemed profit)
PERPAJAKAN
5. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi
sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi
jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa.
6. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan
terbatas sebagai WP Dalam Negeri, koperasi, BUMN atau BUMD dari
penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat
kedudukan di Indonesia dengan syarat:
a. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan.
b. Bagi perseroan terbatas, BUMN dan BUMD yang menerima dividen,
kepemilikan saham pada badan yang memberikan deviden paling
rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor
dan harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan saham tsb.
7. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya
telah disahkan oleh Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi
kerja maupun pegawai.
8. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun dalam
bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri
Keuangan
PERPAJAKAN
9 Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer
yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan
firma, dan kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi
kolektif.
10. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa
bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha
atau kegiatan di Indonesia dengan syarat badan pasangan usaha tersebut:
(a) Merupakan perusahaan mikro,kecil, menengah atau yang menjalankan
kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang diatur atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan, dan
(b) Sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia.
11. Beasiswa yang memenuhi persyarat tertentu yang ketentuannya diatur lebih
lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
12. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh Badan atau Lembaga Nirlaba yang
bergerak dalam bidang pendidikan dan atau bidang penelitian & pengembangan
yang telah terdaftar pada instansi yang membidanginya yang ditanamkan
kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan atau
penelitian dan pengembangan dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun
sejak diperolehnya sisa lebih tersebut yang ketentuannya diatur lebih lanjut
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
13. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial kepada wajib pajak tertentu, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan
atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
PERPAJAKAN
Beban Menurut Perpajakan
PERPAJAKAN
Berbeda dengan akuntansi komersial, untuk tujuan perpajakan
(karena pertimbangan penerimaan, mengurangi penghasilan dan
pengaruh sosial ekonomi) tidak semua biaya dapat dikurangkan.
Untuk menghitung Penghasilan Kena Pajak, pada dasarnya
kriteria biaya yang dapat dikurangkan dari Penghasilan Kena
Pajak, antara lain adalah :
PERPAJAKAN
Biaya yang Diperbolehkan sebagai Pengurang Penghasilan
(Deductible Expenses)
Menurut Pasal 6 ayat 1 UU PPh No. 36 Tahun 2008 dinyatakan bahwa : “ Besarnya
Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap,
ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi Biaya untuk mendapatkan untuk
mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan termasuk:
1. Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan
usaha, antara lain:
a. Biaya pembelian bahan
b. Biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium,
bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang,
c. Bunga, sewa, dan royalti,
d. Biaya perjalanan,
e. Biaya pengolahan limbah,
f. Premi asuransi,
g. Biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan
h. Biaya administrasi dan
i. Pajak kecuali pajak penghasilan
2. Penyusutan atau pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan
amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun;
PERPAJAKAN
3. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh
Menteri Keuangan;
4. Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan
digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan;
5. Kerugian dari selisih kurs mata uang asing;
6. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di
Indonesia;
7. Biaya bea siswa, magang, dan pelatihan;
8. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih, dengan syarat :
(1) telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba-rugi komersial;
(2) Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak
dapat ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak,
(3) telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan
Negeri atau instansi pemerintah yang menangani piutsng negara
atau adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang /
pembebasanutang antara kreditur dan debituryang bersangkutan
atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus atau
adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan
untuk jumlah tertentu
(4) Syarat pada angka (3) tidak berlaku untuk penghapusan piutang tak
tertagihdebitur kecil
PERPAJAKAN
9. Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional
yang ketentuannya diatur dengan peraturan pemerintah
10. Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang
dilakukan di Indonesia yang ketentuannya diatur dengan
Peraturan Pemerintah
11. Biaya pembangunan infrastruktur ssial yang ketentuannya diatur
dengan Peraturan Pemerintah
12. Sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur
dengan Peraturan Pemerintah
13. Sumbangan dalam rangka pembinaan olah raga yang
ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah
PERPAJAKAN
Biaya Yang Tidak Boleh Sebagai Pengurang Penghasilan
(Non Deductible Expenses )
Menurut pasal 9 ayat 1 UU PPh No. 17 Tahun 2000 dinyatakan bahwa :
“Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib
Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap tidak boleh dikurangkan :
PERPAJAKAN
b. Cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang
dibentuk oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
c. Cadangan Penjaminan untuk lembaga Penjamin Simpanan
d. Cadangan Biaya Reklamasi untuk usaha pertambangan
e. Cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan
f. Cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri
untuk usaha pengolahan limbah industri
4. Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi
dwiguna, dan asuransi bea siswa, yang dibayar oleh Wajib Pajak orang
pribadi, kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung
sebagai penghasilan bagi Wajib Pajak ybs;
5. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang
diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan
makanan dan minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian atau
imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan yang
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
PERPAJAKAN
6. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang
saham atau kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai
imbalan sehubungan dgn pekerjaan yg dilakukan;
7. Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b,
kecuali sumbangan sebagaimana pasal 6 huruf is/d huruf m serta zakat
yang diterima oleh Badan Amil Zakat atau lembaga amil zakat yang
dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah atau sumbangan keagamaan
yang sifatnya wajib bagi wajib pemeluk agama yang diakui di Indonesia
yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan
oleh Pemerintah yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Pemerintah
8. Pajak penghasilan;
9. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi
Wajib Pajak atau orang yang menjadi tanggungannya;
10.Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau
perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham;
11.Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi
pidana berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan
perundang-undangan di bidang perpajakan
PERPAJAKAN
Catatan:
Pengeluaran untuk mendapatkan, menagih dan memelihara
penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1
(satu) tahun tidak dibolehkan untuk dibebankan sekaligus
melainkan dibebankan melalui penyusutan atau amortisasi
PERPAJAKAN
Pengecualian Dengan Membolehkan Imbalan Dalam
Bentuk Natura atau Kenikmatan Dicatat Sebagai
Pengurang Penghasilan Dalam Kasus - Kasus berikut :
PERPAJAKAN
4. Imbalan dalam bentuk natura/kenikmatan yang merupakan keharusan dalam pelaksanaan pekerjaan
sebagai sarana keselamatan kerja atau karena sifat pekerjaan tersebut mengharuskannya sesuai
ketentuan Departemen Tenaga Kerja atau Pemerintah Daerah setempat termasuk pakaian dan
peralatan untuk keselamatan kerja bagi pegawai pemadam kebakaran, proyek, pakaian seragam pabrik,
pakaian seragam petugas keamanan (Satpam/Hansip), antar jemput karyawan serta penginapan untuk
awak kapal/pesawat dan yang sejenisnya.
5. Imbalan dalam bentuk natura atau kenikmatan berupa penyediaan makanan atau minuman oleh pemberi
kerja di tempat kerja bagi seluruh pegawai secara bersama-sama termasuk dewan direksi dan dewan
komisaris yang diberikan di tempat kerja
PERPAJAKAN
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) :
PERPAJAKAN
Sedangkan PTKP yang berlaku mulai tanggal
1 Januari 2005 – 31 Desember 2005 adalah
1. Untuk diri Wajib Pajak Orang Pribadi Rp.12.000.000
2. Tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin Rp.1.200.000
3. Tambahan bagi Wajib Pajak yang isterinya menerima atau memperoleh yang digabung dengan
penghasilan suami Rp.12.000.000
4. Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah semenda dalam garis keturunan lurus serta anak
angkat, maksimum 3 orang masing-masing Rp.1.200.000
PERPAJAKAN
31
02/24/2021
32
02/24/2021
PTKP yang berlaku mulai tanggal 1 Januari 2013 –
31 Desember 2014
PERPAJAKAN
PTKP yang berlaku mulai tanggal 1 Januari 2015 –
31 Desember 2015
PERPAJAKAN
PTKP yang berlaku mulai tanggal 1 Januari 2016
PERPAJAKAN
36
Tarif PPh
1. Tarif Umum
Tarif yang mengikuti tarif pasal 17 UU PPh. Terdiri dari
02/24/2021
37
b. Tarif Badan
2. Tarif Khusus
Tarif yang mengikuti tarif pajak yang ditetapkan dengan PP.
Misalnya : tarif PPh atas Royalti 15%, tarif PPh atas sewa tanah dan
bangunan 10%
02/24/2021
Tentukan status orang pribadi di bawah ini, apakah merupakan SPDN atau SPLN, atau
bukan SP !
1. Rifky seorang WNI yang tinggal di Batam, bekerja di Singapura pulang pergi
setiap hari, 14 jam di Singapura, 10 jam di Indonesia.
2. Mr. Lee memiliki paspor China mendapat kontrak kerja sebagai pegawai di RS
Pertamina untuk 5 bulan
3. Mr. Daendles seorang warga negara Belanda, duta khusus UNICEF yang tinggal
di Jakarta bertahun-tahun.
4. Mr. Frederick pindah dari Amerika Serikat ke Indonesia dan menikahi gadis Bali
dan berniat tinggal dan buka usaha di Denpasar, tapi belum bekerja.
5. Ucok meninggal dunia mempunyai harta berupa UD. Jaya Abadi dan terbengkalai
karena sengketa waris.
6. Mr. Buschier seorang warga negara Perancis mendapat dividen dari Sing Tel, Inc.
Singapura
7. Mohammed Sahir, konsultan perminyakan dari Kuwait membuat cabang di
Jakarta
8. Siti Nur, penyanyi warga negara Malaysia mendapat kontrak manggung di RCTI
tiap hari minggu selama 4 bulan.
PERPAJAKAN
Hitunglah berapa PTKP nya:
1. Andi bekerja di PT Kirana, sudah menikah dan mempunyai 2 anak. Pada tanggal 7
Maret 2016 lahirlah anak ketiga. Berapakah PTKP untuk tahun pajak 2016?
2. Bambang bekerja di Pertamina, belum menikah, dan mempunyai ibu yang menjadi
tanggungannya. Ibunya meninggal bulan Oktober 2015. Berapakah PTKPnya
untuk tahun pajak 2016?
3. Erik bekerja di PT Barito, sudah menikah dan mempunyai 3 anak. Tanggal 1
Februari 2016, Erik bercerai dengan istrinya. Berapakah PTKPnya untuk tahun
pajak 2016?
4. Jeffry sudah bekerja, sudah menikah, mempunyai 4 anak, dan menanggung biaya
hidup ibunya yang tinggal bersamanya. Berapakah PTKPnya untuk tahun pajak
2016?
5. Kalim sudah bekerja, sudah menikah, mempunyai 1 anak kandung dan 1 anak
angkat, serta mempunyai bapak yang tinggal bersamanya. Bapaknya tiap bulan
masih menerima uang pensiun. Berapakah PTKPnya untuk tahun pajak 2016?
PERPAJAKAN
40
Terima kasih
02/24/2021