Anda di halaman 1dari 11

KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. A


DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

HAERUNNISA
020.02.1111
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
Identitas Klien
Inisial klien : Tn. A
Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Lombok Barat
Agama : Islam
PENGKAJIAN Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wirausaha
Tgl Dirawat : 28 November 2020
Tgl Pengkajian : 21 Desember 2020
Ruang Rawat : Ruang Melati
No. RM :-
Diagnosa Medik : Shizofrenia Paranoid
Berdasarkan data yang di dapatkan saat di wawancarai
pada tanggal 21 desember 2020 Klien terlihat marah-
marah tidak jelas, klien terlihat kooperatif saat di
wawancarai, bicara keras, klien tampak focus, merusak
ALASAN MASUK barang dan ingin melukai orang. Klien mengatakan
dibawa ke RSJ karena marah-marah tidak jelas, ngamuk,
merusak barang dan ingin memukuli orang. Klien
mengatakan marah-marah karena tidak punya uang dan
ketika minta uang orang tuanya marah. Klien juga
mengatakan kalau klien marah-marah karena baru saja
putus cinta dengan pacarnya. Klien merasa stres dan
frustasi setelah putus cinta dengan pacarnya. Klien fokus,
ANALISA DATA
No Data MASALAH KEPERAWATAN
1 DS :
  Klien mengatakan dibawa ke
  rumah sakit karena marah – marah
tidak jelas, mengamuk, merusak
barang dan ingin memukuli orang
DO: Resiko perilaku kekerasan

Klien terlihat kooperatif, bicara


keras, dan fokus.
No Data Masala keperawatan
2 DS :

Klien merasa stres dan frustasi


setelah putus cinta dengan pacarnya

DO :

Klien fokus, tampak sedih dan Gangguan konsep diri : Harga Diri
tegang Rendah

NEXT………
No Data Masalah keperawatan
3 DS:
Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit
marah – marah tidak jelas, mengamuk dan
melukai dirinya sendiri.
DO: Resiko Menciderai Diri

Klien tampak fokus, dan kooperatif saat Sendiri, Orang lain dan

diwawancarai. Lingkungan
DIAGNOSA KEPERAWATAN

RESIKO MENCIDERAI DIRI SENDIRI, ORANG LAIN DAN LINGKUNGAN


3

1
2
RESIKO PERILAKU KEKERASAN
GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI
RENDAH

PRIORITAS MASALAH
Intervensi Keperawatan
Tujuan Kriteria hasil intervensi
Tujuan : klien tidak marah – marah tidak jelas,Setelah diberikan Bina hubungan saling percaya dengan meggunakan komunikasi
latihan selama 2 kali
tidak mengamuk, merusak barang dan tidak pertemuan masing 10 terapeutik:
ingin memukuli orang. menit klien dapat: -sapa klien dengan ramah baik verbal mau pun non verbal
- ekspresi wajah
bersahabat -perkenalkan diri
Klien dapat membina hubungan saling percaya menunjukkan rasa -tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien
senang, ada kontak
mata mau -jelaskan tujuan pertemuan
menyebutkan nama -tunjukkan sikap empati dan menerima apa adanya
menjawab salam,
Klien dapat mengontrol resiko perilaku duduk berdampingan -berikan perhatian dan kebutuhan dasar klien
kekerasan dengan perawat dan -adakah kontak yang sering dan singkat secara bertahap
mau mengutarakan
masalah yang di -bantu klien menyebutkan penyebab RPK
hadapinya
 klien dapat -observasi tingkah laku klien terkait RPK
menyebutkan
penyebab RPK , -Diskusikan dengan klien waktu klien ingin rasa mengamuk
tanda dan gejala RPK
- klien dapat  
menyebutkan alasan
klien untuk marah
Implementasi

Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi

S : klien merasa lebih tenang dan nyaman


• Memilih klien untuk mengontrol saat menarik nafas dalam
Resiko perilaku kekerasan O :klien dapat melakukan tarik nafas
marah dengan cara tarik nafas dalam dengan bantuan
dalam. A : rasa marah klien berkurang
P : Latih klien tarik nafas dalam sebanyak
2 x dalam 1 hari.

S: klien dapat mengontrol marah dengan


pukul bantal kasur
• Melatih klien untuk mengontrol marah O: Klien dapat melakukan pukul bantal
kasur dengan bantuan
dengan cara pukul bantal kasur A: marah klien dapat berkurang
P: Klien melakukan pukul bantal kasur 3
kali dalam sehari
Lanjutan implementasi

  S: Klien lebih tenang mengontrol marah dengan cara


verbal, klien dapat meminta dengan baik, menolak
• Melatih klien untuk dapat mengontrol marah dengan baik.
dengan cara verbal O: Klien dapat meminta dan menolak dengan cara
  dibantu
• Melatih klien untuk mengontrol marah
A: marah klien dapat berkurang
dengan cara spiritual
P: Klien melakukan latihan verbal 2 kali sehari
• Melatih klien minum obat yang baik dan
benar
S: Klien merasa lebih tenang mengontrol marah dengan
cara spiritual
O: klien dapat mengontrol marah dengan cara dibantu
A: Rasa marah klien berkurang
P: Klien melakukan dengan cara spiritual sebanyak 2x
dalam sehari

S: klien dapat mengetahui cara penggunaan obat yang baik


dan benar
O: Klien dapat menyebutkan 5 cara B, benar nama, benar
obat, benar cara, benar frekuensi, benar waktu dengan
bantuan
A: Marah klien berkurang
P: klien minum obat 3 kali dalam sehari pagi siang dan
malan
D
D
Thank you

Anda mungkin juga menyukai