Reproduksi Seksual Reproduksi seksual adalah pembentukan individu baru setelah penyatuan dua gamet Kedua gamet tersebut membutuhkan : motilitas untuk dapat saling bertemu nutrisi yang cukup untuk memberi makan embrio yang berkembang Sistem Reproduksi Pria Sistem Reproduksi Pria Sistem reproduksi pria memiliki dua fungsi utama : produksi sperma pengiriman sperma ke saluran reproduksi wanita Produksi sperma (spermatogenesis) berlangsung di testis Masing – masing testis mengandung tubulus seminiferus (total panjang ± 20 meter) tempat terjadinya spermatogenesis Anatomi Spermatogenesis
Dinding tubulus seminiferus mengandung sel
spermatogonia (diploid) sel induk yang merupakan prekursor dari sperma Sel spermatogonia memiliki 2 pasang kromosom yang sama (diploid) Spermatogenesis Sel spermatogonia membelah secara mitosis menjadi sel spermatogonia baru atau berdifferensiasi menjadi spermatosit primer Sel spermatogonia baru hasil pembelahan memiliki kromosom yang sama dengan sel spermatogonia induknya (diploid) Spermatogenesis Spermatosit primer membelah secara meiosis menghasilkan 4 spermatid (haploid) Proses pembelahan meiosis ini membutuhkan waktu selama ± 3 minggu Kemudian spermatid berdiferensiasi menjadi spermatozoa Sperma Sel sperma/spermatozoa merupakan sel berinti dan memiliki flagella Sperma terdiri dari Kepala terdapat akrosom pada ujungnya dan berisi satu pasang kromosom haploid, dalam keadaan inaktif Bagian tengah berisi mitokondria Ekor Seorang pria dewasa memproduksi sel sperma lebih dari 100 juta setiap hari Sel sperma akan berpindah secara bertahap ke epididimis dan mengalami mengalami pematangan lebih lanjut Lingkungan asam di epididimis tetap menjaga sperma yang telah matang tetap inaktif Sperma Hormon Testosteron
Selain memproduksi sperma testis merupakan
kelenjar endokrin Hormon utama yang diproduksi testis adalah testosteron bertanggung jawab untuk pengembangan karakteristik seks sekunder pria Testosteron juga penting dalam produksi sperma Semen (cairan seminalis) Merupakan cairan yang disekresi oleh vesikula seminalis, prostat dan kelenjar bulbo-urethra Mengandung sperma/spermatozoa Berfungsi sebagai nutrisi sperma/spermatozoa Pergerakan Sperma Tubulus seminiferus (dalam testis) epididimis duktus deferens ditambahkan cairan vesikula seminalis duktus ejakulatorius urethra ditambahkan cairan prostat dan bulbo-urethra penis Semen beserta sperma yang dikeluarkan dalam satu kali ejakulasi disebut ejakulat Tiap ejakulat mengandung ± 300 juta spermatozoa hanya satu yang dibutuhkan dalam fertilisasi ovum Sistem Reproduksi Wanita Sistem Reproduksi Wanita Dalam proses reproduksi, wanita memiliki peran yang lebih besar dari pada pria Sistem reproduksi wanita berfungsi : Memproduksi sel telur Sebagai tempat terjadinya fertilisasi dan implantasi Sebagai tempat berkembangya janin Oogenesis Proses pembentukan sel telur (oogenesis) terjadi di ovarium Berbeda dengan pria, tahap awal oogenesis terjadi saat janin masih dalam kandungan sel induk diploid (oogonia) membelah secara mitosis untuk menghasilkan lebih banyak oogonia serta oosit primer Saat janin berusia 20 minggu, proses tersebut mencapai puncaknya dan semua oosit primer telah terbentuk (± 4 juta) Pada saat lahir jumlah oosit primer tinggal 1 - 2 juta masing-masing sel akan memulai tahap I dari pembelahan meiosis (meiosis I) dan kemudian proses berhenti Oogenesis Perkembangan proses oogenesis akan berhenti hingga masa pubertas setelah memasuki masa pubertas oosit primer akan mengalami perkembangan, biasanya satu per satu dan sekali sebulan (siklus menstruasi) Oosit primer akan mengalami pembelahan secara meiosis (meiosis I) menghasilkan oosit sekunder oosit sekunder akan mengalami proses pembelahan secara meiosis (meiosis II) Proses meiosis II pada oosit sekunder hanya akan terjadi sampai tahap metafase dan kemudian berhenti jika terjadi fertilisasi oleh sperma proses meiosis II akan dilanjutkan dan dihasilkan sel ovum sehingga ovum dapat dibuahi Hipothalamus-Hipofisis-Ovarium Siklus Menstruasi Fase Menstruasi Fase Proliferasi Fase Sekresi Fase Menstruasi (hari 1 – 4) Menstruasi rata-rata berlangsung setiap 28 hari, dimana darah dan hasil disintegrasi lapisan dalam rahim/uterus (endometrium) dikeluarkan Pada saat ini satu folikel baru akan mulai berkembang di salah satu ovarium Setelah menstruasi berhenti, folikel akan terus berkembang peningkatan kadar estrogen Fase Proliferasi (hari 5 – 14) Meningkatnya kadar estrogen menyebabkan penebalan endometrium dan kaya dengan pembuluh darah dan kelenjar siap untuk implantasi ovum yang telah dibuahi Meningkatnya kadar LH menyebabkan folikel di ovarium menyelesaikan pembelahan meiosis pertama (meiosis I) sehingga terbentuk oosit sekunder Setelah sekitar dua minggu (hari ke 14) terjadi peningkatan tiba-tiba dalam produksi LH (LH surge) memicu ovulasi pelepasan oosit sekunder ke dalam tuba fallopi Fase Sekresi (hari 15 – 26) Akibat pengaruh hormon LH folikel yang telah pecah berkembang menjadi korpus luteum korpus luteum mengeluarkan progesteron yang berfungsi mempertahankan kondisi endometrium (bila terjadi kehamilan), menghambat kontraksi uterus dan menghambat perkembangan folikel baru Hari 26 – 28 : Jika tidak terjadi fertilisasi peningkatan kadar progesteron akan menghambat pelepasan GnRH (umpan balik negatif) menghambat produksi progesteron lebih lanjut penurunan kadar progesteron degenerasi korpus luteum dan endometrium menstruasi dan kontraksi uterus Variasi Lama Siklus Menstruasi Fertilisasi/Proses Pembuahan Fertilisasi adalh proses peleburan antara satu sel sperma dengan satu sel telur (ovum) yang sudah matang Fertilisasi/Proses Pembuahan Sel telur yang telah dibuahi berubah menjadi zigot dan menempel pada dinding rahim Kehamilan - Setelah zigot terbentuk, zigot langsung membelah diri menjadi 2, 4, 8, 16 dan seterusnya - Dalam waktu bersamaan dinding rahim menebal penuh dengan pembuluh darah siap menerima zigot - Zigot menempel pada dinding rahim untuk berkembang - Zigot berubah menjadi embrio Kehamilan - Terbentuk plasenta dan tali pusat sebagai penghubung antara embrio dengan ibunya. - Embrio dikelilingi cairan amnion untuk melindungi dari bahaya benturan - Usia 4 minggu, embrio mulai membentuk mata, tangan dan kaki - Usia 6 minggu,embrio berukuran 1,5 cm. Otak, mata, telinga dan jantung sudah berkembang. Tangan dan kaki beserta jari- jarinya mulai terbentuk Kehamilan - Usia 8 minggu, embrio sudah memiliki organ lengkap. Embrio berubah menjadi janin (fetus) - Setelah usia kehamilan mencapai kira-kira 9 bulan 10 hari, bayi siap dilahirkan. Terima Kasih