Anda di halaman 1dari 42

Hormon Seksual Wanita

Sistem hormon seksual wanita terdiri dari tiga hormon :

1. Hormon yang dikeluarkan hypothalamus, gonadotropin releasing


hormone(GnRH).
2. Hormon seks hipofisis anterior, follicle stimulating hormone(FSH)
dan luteinizing hormone(LH) disekresi sebagai respon dari hormon
hipotalamus.
3. Hormon ovarium, estrogen dan progesterone, yang disekresi oleh
ovarium sebagai respon terhadap kedua hormon seks wanita dari
kelenjar hipofisis anterior
Hormon –hormon seks wanita tidak disekresikan dalam jumlah tetap sepanjang daur
siklus , melainkan dalam kecepatan yang berbeda selama bagian yang berbeda dalam
daur tersebut

• Sekresi sebagian besar hormon hipofisis anterior diatur oleh “hormon pelepas” yang
dibentuk oleh hipotalamus dan dibawa ke kelenjar hipofisis melalui sistem porta
hipotalamus-hipofisis. Bila menyangkut gonadotropin maka faktor pelepas yang penting
adalah GnRH (Gonadotropin Releasing hormone).
• GnRH yang di sekresikan oleh kelenjar hipotalamus akan merangsang pelepasan FSH dan
LH oleh kelenjar hipofisis anterior.
• FSH dan LH berfungsi untuk menstimulasi ovarium memproduksi steroid. hormon steroid
yang memiliki efek besar pada siklus menstruasi adalah estrogen dan progesteron

Estrogen diproduksi pada fase folikuler dan progesteron selama fase luteal ovarium. Disamping itu,
lonjakan FSH dan terutama LH pada pertengahan siklus menstruasi berfungsi untuk memicu terjadinya
ovulasi.
Siklus menstruasi
Siklus menstruasi dibagi menjadi siklus ovarium dan siklus endometrium.

Fase folikuler (hari ke 1 –14)


Siklus Ovarium
Fase luteal (hari ke 14 -28)

Fase menstruasi
(penurunan kadar estrogen dan progesteron)

Siklus Fase Proliferasi


Endometrium (proses penebalan kembali dinding bagian dalam rahim/ endometrium)

Fase Sekretori
(bertepatan dengan fase luteal, pembuluh darah bertambah dan kelenjar
membesar)
Mekanisme Menstruasi

1. Fase Folikuler
Selama fase ini, hipotalamus melepaskan gonadotropin releasing hormone (GnRH)
yang dapat menstimulasi pituitari untuk melepaskan follicle stimulating hormone
(FSH) dan luteinizing hormone (LH).Kedua hormon ini khususnya FSH dapat
mempercepat pertumbuhan 6-12 folikel ovarium primer setiap bulan yang
menyebabkan terjadinya proliferasi sel-sel granulosa sehingga terbentuklah masa
granulosa yang akan menyekresikan cairan folikular yang mengandung estrogen
dalam konsentrasi tinggi.

(AAP, 2006)
Mekanisme Menstruasi

Estrogen yang disekresikan akan menyebabkan sel-sel granulosa


membentuk jumlah reseptor FSH yang semakin banyak. FSH dari hipofisis
dan estrogen bergabung untuk memacu reseptor LH sel-sel granulosa
sehingga terjadi peningkatan jumlah estrogen. Yang mana akan
merangsang pertumbuhan folikel lebih banyak lagi. Dimana setiap 1 folikel
mengandung 1 ovum tetapi hanya satu folikel yang akan terus tumbuh

(Guyton,2007)
Mekanisme Menstruasi

2. Fase Ovulasi
Terjadi pada 14 hari setelah menstruasi dimulai. Pada fase ini, terjadi
peningkatan kadar LH yang mengakibatkan pembengkakan folikel yang berlangsung
cepat dan juga terjadi penonjolan pada stigma(daerah kecil pada bagian tengah
kapsul folikel) selama beberapa hari sebelum ovulasi. Setelah pembengkakan, cairan
akan mengalir dari folikel melalui stigma dan sekitar 2 menit kemudian stigma akan
robek yang menyebabkan cairan yang lebih kental akan mengalami evaginasi keluar.
Cairan kental ini membawa ovum bersamanya, yang dikelilingi oleh massa dari
beberapa ratus sel granulose kecil yang disebut korona radiate.

(AAP, 2006)
Mekanisme Menstruasi

3. Fase Luteal
Setelah beberapa jam ovum dikeluarkan dari folikel, sel-sel granulose dan teka
interna yang tersisa berubah dengan cepat menjadi sel lutein yang mengandung lipid
sehingga memberi tampilan kekuningan disebut korpus luteum (AAP, 2006).

Korpus luteum ini mengeluarkan hormon progesterone dan estrogen. Setelah 2


minggu kemudian, korpus luteum akan berdegenerasi, sedangkan hormon ovarium
yaitu estrogen dan progesteron akan berkurang jumlahnya dan akan terjadi
menstruasi. Keadaan ini diikuti dengan siklus ovarium yang baru (Guyton,2007).
Masa Subur
Cara menghitung ovulasi ( masa subur)

• Amati dan pahami siklus menstruasi selama 6 bulan


• Kurangi siklus terpendek dengan angka 18, hasil menunjukkan hari
pertama subur
• Kurangi siklus terpanjang dengan angka 11, hasil menunjukkan hari
terakhir subur

Contoh
Siklus terpendek: 28-18=10 (hari pertama subur)
Siklusterpanjang: 29–11=18 (hari terakhir subur)

Masa subur : hari ke 10-18 siklus menstruasi, terhitung sejak hari pertama
menstruasi
Indikator lain yang dapat digunakan untuk memprediksi masa subur:

• Suhu basal tubuh meningkat, suhu normal 35.5-36.6 C,jika suhu basal
naik sedikit lebih tinggi berarti mengalami ovulasi dalam1-2 hari terakhir.
• Adanya peningkatan sekresi lendir dari mulut rahim, hal ini terjadi karena
peningkatan hormon estrogen, lendir bening-licin-elastis.
• Nyeri ringan hingga berat pada perut atau satu bagian punggung.
• Perasaan lebih bergairah.
Hormon Seksual Pria
1. Testosteron, yang disekresi oleh sel-sel Leydig yang terletak di interstisium
testis, penting bagi pertumbuhan dan pembelahan sel-sel germinal testis,
yang merupakan tahap pertama pembentukan sperma.
2. Hormon luteinisasi (luteinizing hormone), yang disekresi oleh kalenjar
hipofisis anterior, merangsan sel-sel Leydig untuk menyekresi testosterone.
3. Hormon perangsan folikel (FSH), disekresi oleh kalenjar hipofisis anterior,
merangsang sel-sel sertoli. Tanpa rangsangan ini, proses spermiogenesis tidak
akan terjadi.
4. Estrogen, dibentuk oleh testosteron oleh sel-sel Sertoli ketika sel Sertoli
dirangsang oleh FSH.
5. Growth Hormone, Untuk mengatur latar belakang fungsi metabolisme testis
dan seecara spesifik meningkatkan pembelahan awal spermatogonia.
Mekanisme Ereksi
Ereksi Penis – Peran Saraf Parasimpatis

Ereksi penis merupakan efek pertama rangsang seks laki-laki, dan derajat
ereksi sebanding dengan derajat rangsang, baik psikis maupun fisik. Ereksi
disebabkan oleh impuls saraf parasimpatis yang menjalar dari bagian sakral
medula spinalis melalui saraf-saraf pelvis ke penis. Berlawanan dengan sebagian
besar serat saraf parasimpatis lain, serat parasimpatis ini diyakini melepaskan
oksida nitrat atau vasoactive intestinal peptide selain asetilkolin. Oksida nitrat
mengaktifkan enzim guanilil siklase, yang menyebabkan peningkatan
pembentukan guanosin monofosfat (GMF) siklik.
GMF siklik ini terutama melebarkan arteri-arteri penis, dan jalinan trabekula
serat-serat otot polos di jaringan erektil korpus kavernosa dan korpus spongium
dalam batang penis. Dengan melemasnya otot-otot polos pembuluh darah, aliran
darah ke dalam penis bertambah, menyebabkan lepasnya oksida nitrat dari sel-sel
endotel pembuluh darah dan terjadinya vasodilatasi lebih lanjut.
Mekanisme Ejakulasi
Emisi dan ejakulasi adalah fungsi saraf simpatis

Ketika rangsang seks menjadi kuat, pusat refleks medula spinalis mulai melepas impuls
simpatis yang meninggalkan medulla spinalis pada segmen T12 sampai L2 dan berjalan ke
organ genital melalui pleksus hipogastrik dan pleksus saraf simpatis pelvis untuk mengawali
emisi, awal dari ejakulasi

Emisi dimulai dengan kontraksi vas deferens dan ampula yang menyebabkan keluarnya sperma
kedalam uretra interna. Kemudian kontraksi lapisan otot kelenjar prostat yang diikuti kontraksi
vesikula seminalis akan menyemprotkan cairan prostat dan cairan seminalis kedalam uretra
juga, mendorong sperma lebih jauh. Cairan ini bercampur di uretra interna dengan mukus yang
telah disekresi oleh kelenjar bulbouretra untuk membentuk semen. Proses yang berlangsung
sampai sini disebut emisi.
Emisi dan ejakulasi adalah fungsi saraf simpatis

Pengisian uretra interna dengan semen mengeluarkan sinyal sensoris yang dihantarkan melalui
nervus pudendus ke regio sakral medulla spinalis, yang menimbulkan rasa penuh di organ
genitalias interna. Sinyal ini juga makin merangsang kontraksi ritmis organ genitalia interna dan
menyebabkan kontraksi otot-otot iskhiokavernosus dan bulbo kavernosus yang menekan dasar
jaringan erektil penis. Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan yang ritmis dan
bergelombang di kedua jaringan erektil penis dan di duktus genital serta uretra yang
“mengejakulasikan” semen dan uretra keluar. Proses akhir ini yang disebut dengan ejakulasi.
Fisiologi Spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus
selama masa seksual aktif akibat stimulasi oleh
hormon gonadotropik hipofisis anterior.
Spermatogenesis dimulai rata-rata pada umur 13
tahun dan berlanjut sampai sisa kehidupan (namun
menurun pada usia tua).

Tahap pertama, spermatogonia bermigrasi diantara


sel-sel sertoli menuju lumen sentral tubulus
seminiferus. Sel-sel sertoli ini sangat besar, dengan
pembungkus sitoplasma yang sangat banyak yang
mengelilingi spermatogonia yang sedang berkembang
sampai ke bagian sentral lumen tubulusa
Meiosis. Spermatogonia yang melewati sawar
masuk ke dalam lapisan sel Sertoli akan
dimodifikasi secara progresif dan membesar
membentuk Spermatosit Primer yang besar.
Setiap spermatosit primer ono akan mengalami
pembelahan mitosis untuk membentuk dua
spermatosit sekunder . Setelah beberapa hari
kemudian, spermatosit-spermatosit sekunder ini
juga membelah menjadi spermatid yang akhirnya
dimodifikasi menjadi spermatozoa (sperma)
Fisiologi Oogenesis
Sebuah telur yang sedang berkembang (oosit) berdiferensiasi menjadi telur yang matang
(ovum) melalui serangkaian langkah yang disebut oogenesis.
Selama perkembangan embrionik
awal, sel-sel benih primordial dari
endodermal dorsal kantung telur
berpindah sepanjang mesentrium
usus belakang primitif ke permukaan
luar ovarium, yang ditutupi oleh epitel
germinativum, yang secara
embriologis berasal dari epitel krista
germinativum. Selama perpindahan
ini, sel-sel benih membelah berkali-
kali. Ketika sel-sel benih primordial ini
mencapai epitel germinativum,
mereka bermigrasi ke dalam substansi
korteks ovarium menjadi oogonia atau
ova primordial
Masing-masing ovum primordial
kemudian mengumpulkan disekitarnya
suatu lapisan sel-sel berbentuk
kumparan dari stroma ovarium
(jaringan penyokong ovarium) dan
menyebabkan sel-sel tersebut
memiliki ciri-ciri epiteloid. Sel-sel ini
kemudian dinamakan sel-sel granulosa
. Ovum yang dikelilingi oleh selapis sel-
sel granulosa itu disebut folikel
primordial. Pada tahap ini ovum masih
belum matang dan dinamakan oosit
primer.
Oogonia didalam ovarium embrionik
melengkapkan pembelahan mitosik
dan tahap pertama miosis di bulan ke
lima perkembangan janin. Mitosis sel
benih kemudian berhenti dan tidak
ada pembentukan oosit tambahan.
Pada saat lahir ovarium mengandung
kira-kira 1-2juta oosit primer.
Pembelahan miotik pertama oosit
terjadi setelah pubertas. Setiap oosit
membelah menjadi dua sel, ovum
besar (oosit sekunder) dan badan
polar pertama yang kecil. Setiap sel ini
mengandung 23 kromosom duplikat.
Badan polar pertama berkemungkinan
akan atau tidak akan mengalami
pembelahan miotik kedua dan
kemudian hancur.
Ovum mengalami pembelahan
miotik kedua dan setelah sister
chromatids terpisah, miosis berhenti.
Bila ovum dibuahi, terjadi tahap
terakhir miosis dan sister chromatids
dalam ovum akan pergi ke sel-sel yang
terpisah. Separuh dari sister
chromatids menetap di ovum yang
dibuahi dan separuhnya lagi
dilepaskan dalam satu badan polar
kedua, yang kemudian hancur.
Proses Fertilisasi
Pembuahan ovum umumnya terjadi di ampula dari
salah satu tuba fallopi, segera setelah sperma dan
ovum memasuki ampula. Sebelum memasuki ovum,
sperma harus menembus lapisan ganda sel granulosa
yang melekat di sisi luar ovum (korona radiata) lalu
berikatan dan menembus zona pelusida yang
menyelubungi ovum.

Segera setelah sperma masuk ke dalam ovum, oosit


membelah kembali membentuk ovum matang dan
badan polar kedua yang kemudian di lepaskan. Ovum
matang tersebut masih membawa dalam nukleusnya
23 kromosom. Salah satu dari kromosom itu adalah
kromosom perempuan yang dikenal sebagai
kromosom X.
Sementara itu, sperma yang membuahi juga berubah.
Ketika memasuki ovum, kepala sperma membengkak
membentuk pronukleus laki-laki. Kemudian, 23
kromosom yang tidak berpasangan dari pronukleus
laki-laki dan 23 kromosom yang tidak berpasangan
dari pronukleus perempuan saling berikatan dan
membentuk kembali komplemen utuh dengan 46
kromosom (23pasang) dalam ovum yang sudah
dibuahi atau zigot.
Sistem Embryogenesis
Tahap perkembangan manusia dijelaskan secara terperinci oleh Sadler(2012)
menjelaskan tahapan perkembangan manusia menjadi lima tahap, yaitu:
1. Tahap gametogenesis, terjadinya pembentukan gamet laki-laki dan perempuan
atau konversi germ cell sperma dan sel telur.
2. Tahap perkembangan minggu ke-1, ter-jadinya proses ovulasisampai im-plantasi
3. Tahap perkembangan minggu ke-2, ter-jadinya pembentukan bilaminar germ
disc (embrio dua lapis)
4. Tahap perkembangan minggu ke-3 sampai 8, disebut juga dengan periode
embrionik, terjadinya pembentukan sis-tem tubuh.
5. Tahap perkembangan bulan ke-3 sam-pai kelahiran, adalah masa fetus dan
berperannya plasenta dalam per-kembangan manusia.
• Morula : Suatu bentukan sel seperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus
menerus.
• Blastula : Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel
dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan. Di dalam blastula
terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel.
• Gastrula : Pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan
dinding tubuh embrio serta rongga tubuh. Pada fase ini terjadi
pembentukan 3 lapisan pada dinding rahim, yaitu ektoderm, mesoderm,
dan endoderm.
• Neurula : Merupakan organogenesis awal, diawali dengan pembentukan
lempeng neural (neural plate) pada akhir gastrulasi. Dilanjutkan dengan
pembentukan notokord. Selanjutnya lempeng neuron akan melipat ke
dalam & menggulung menjadi tabung neuron (neural tube).
Organogenesis
Organogenesis adalah Proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk
hidup. Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding
tubuh embrio pada fase gastrula.
• Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem
saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera.
• Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka
(tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah
dan alat ekskresi.
• Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar
pencernaan, dan alat respirasi.
Faktor yang mempengaruhi fungsi seksual pria &
wanita
Fungsi seksual menurut Sanchez-Fuentez dkk (2014) secara positif memiliki
hubungan dengan kepuasan seksual baik bagi pria maupun wanita.

Fungsi seksual mencakup kondisi fisik dan mental, hasrat seksual,


keterangsangan seksual, orgasme, rasa puas, perlendiran genital, dan rasa
nyaman/ sakit yang dialami seseorang saat berhubungan seks (Rosen dkk,
2000).

Anda mungkin juga menyukai