• Sekresi sebagian besar hormon hipofisis anterior diatur oleh “hormon pelepas” yang
dibentuk oleh hipotalamus dan dibawa ke kelenjar hipofisis melalui sistem porta
hipotalamus-hipofisis. Bila menyangkut gonadotropin maka faktor pelepas yang penting
adalah GnRH (Gonadotropin Releasing hormone).
• GnRH yang di sekresikan oleh kelenjar hipotalamus akan merangsang pelepasan FSH dan
LH oleh kelenjar hipofisis anterior.
• FSH dan LH berfungsi untuk menstimulasi ovarium memproduksi steroid. hormon steroid
yang memiliki efek besar pada siklus menstruasi adalah estrogen dan progesteron
Estrogen diproduksi pada fase folikuler dan progesteron selama fase luteal ovarium. Disamping itu,
lonjakan FSH dan terutama LH pada pertengahan siklus menstruasi berfungsi untuk memicu terjadinya
ovulasi.
Siklus menstruasi
Siklus menstruasi dibagi menjadi siklus ovarium dan siklus endometrium.
Fase menstruasi
(penurunan kadar estrogen dan progesteron)
Fase Sekretori
(bertepatan dengan fase luteal, pembuluh darah bertambah dan kelenjar
membesar)
Mekanisme Menstruasi
1. Fase Folikuler
Selama fase ini, hipotalamus melepaskan gonadotropin releasing hormone (GnRH)
yang dapat menstimulasi pituitari untuk melepaskan follicle stimulating hormone
(FSH) dan luteinizing hormone (LH).Kedua hormon ini khususnya FSH dapat
mempercepat pertumbuhan 6-12 folikel ovarium primer setiap bulan yang
menyebabkan terjadinya proliferasi sel-sel granulosa sehingga terbentuklah masa
granulosa yang akan menyekresikan cairan folikular yang mengandung estrogen
dalam konsentrasi tinggi.
(AAP, 2006)
Mekanisme Menstruasi
(Guyton,2007)
Mekanisme Menstruasi
2. Fase Ovulasi
Terjadi pada 14 hari setelah menstruasi dimulai. Pada fase ini, terjadi
peningkatan kadar LH yang mengakibatkan pembengkakan folikel yang berlangsung
cepat dan juga terjadi penonjolan pada stigma(daerah kecil pada bagian tengah
kapsul folikel) selama beberapa hari sebelum ovulasi. Setelah pembengkakan, cairan
akan mengalir dari folikel melalui stigma dan sekitar 2 menit kemudian stigma akan
robek yang menyebabkan cairan yang lebih kental akan mengalami evaginasi keluar.
Cairan kental ini membawa ovum bersamanya, yang dikelilingi oleh massa dari
beberapa ratus sel granulose kecil yang disebut korona radiate.
(AAP, 2006)
Mekanisme Menstruasi
3. Fase Luteal
Setelah beberapa jam ovum dikeluarkan dari folikel, sel-sel granulose dan teka
interna yang tersisa berubah dengan cepat menjadi sel lutein yang mengandung lipid
sehingga memberi tampilan kekuningan disebut korpus luteum (AAP, 2006).
Contoh
Siklus terpendek: 28-18=10 (hari pertama subur)
Siklusterpanjang: 29–11=18 (hari terakhir subur)
Masa subur : hari ke 10-18 siklus menstruasi, terhitung sejak hari pertama
menstruasi
Indikator lain yang dapat digunakan untuk memprediksi masa subur:
• Suhu basal tubuh meningkat, suhu normal 35.5-36.6 C,jika suhu basal
naik sedikit lebih tinggi berarti mengalami ovulasi dalam1-2 hari terakhir.
• Adanya peningkatan sekresi lendir dari mulut rahim, hal ini terjadi karena
peningkatan hormon estrogen, lendir bening-licin-elastis.
• Nyeri ringan hingga berat pada perut atau satu bagian punggung.
• Perasaan lebih bergairah.
Hormon Seksual Pria
1. Testosteron, yang disekresi oleh sel-sel Leydig yang terletak di interstisium
testis, penting bagi pertumbuhan dan pembelahan sel-sel germinal testis,
yang merupakan tahap pertama pembentukan sperma.
2. Hormon luteinisasi (luteinizing hormone), yang disekresi oleh kalenjar
hipofisis anterior, merangsan sel-sel Leydig untuk menyekresi testosterone.
3. Hormon perangsan folikel (FSH), disekresi oleh kalenjar hipofisis anterior,
merangsang sel-sel sertoli. Tanpa rangsangan ini, proses spermiogenesis tidak
akan terjadi.
4. Estrogen, dibentuk oleh testosteron oleh sel-sel Sertoli ketika sel Sertoli
dirangsang oleh FSH.
5. Growth Hormone, Untuk mengatur latar belakang fungsi metabolisme testis
dan seecara spesifik meningkatkan pembelahan awal spermatogonia.
Mekanisme Ereksi
Ereksi Penis – Peran Saraf Parasimpatis
Ereksi penis merupakan efek pertama rangsang seks laki-laki, dan derajat
ereksi sebanding dengan derajat rangsang, baik psikis maupun fisik. Ereksi
disebabkan oleh impuls saraf parasimpatis yang menjalar dari bagian sakral
medula spinalis melalui saraf-saraf pelvis ke penis. Berlawanan dengan sebagian
besar serat saraf parasimpatis lain, serat parasimpatis ini diyakini melepaskan
oksida nitrat atau vasoactive intestinal peptide selain asetilkolin. Oksida nitrat
mengaktifkan enzim guanilil siklase, yang menyebabkan peningkatan
pembentukan guanosin monofosfat (GMF) siklik.
GMF siklik ini terutama melebarkan arteri-arteri penis, dan jalinan trabekula
serat-serat otot polos di jaringan erektil korpus kavernosa dan korpus spongium
dalam batang penis. Dengan melemasnya otot-otot polos pembuluh darah, aliran
darah ke dalam penis bertambah, menyebabkan lepasnya oksida nitrat dari sel-sel
endotel pembuluh darah dan terjadinya vasodilatasi lebih lanjut.
Mekanisme Ejakulasi
Emisi dan ejakulasi adalah fungsi saraf simpatis
Ketika rangsang seks menjadi kuat, pusat refleks medula spinalis mulai melepas impuls
simpatis yang meninggalkan medulla spinalis pada segmen T12 sampai L2 dan berjalan ke
organ genital melalui pleksus hipogastrik dan pleksus saraf simpatis pelvis untuk mengawali
emisi, awal dari ejakulasi
Emisi dimulai dengan kontraksi vas deferens dan ampula yang menyebabkan keluarnya sperma
kedalam uretra interna. Kemudian kontraksi lapisan otot kelenjar prostat yang diikuti kontraksi
vesikula seminalis akan menyemprotkan cairan prostat dan cairan seminalis kedalam uretra
juga, mendorong sperma lebih jauh. Cairan ini bercampur di uretra interna dengan mukus yang
telah disekresi oleh kelenjar bulbouretra untuk membentuk semen. Proses yang berlangsung
sampai sini disebut emisi.
Emisi dan ejakulasi adalah fungsi saraf simpatis
Pengisian uretra interna dengan semen mengeluarkan sinyal sensoris yang dihantarkan melalui
nervus pudendus ke regio sakral medulla spinalis, yang menimbulkan rasa penuh di organ
genitalias interna. Sinyal ini juga makin merangsang kontraksi ritmis organ genitalia interna dan
menyebabkan kontraksi otot-otot iskhiokavernosus dan bulbo kavernosus yang menekan dasar
jaringan erektil penis. Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan yang ritmis dan
bergelombang di kedua jaringan erektil penis dan di duktus genital serta uretra yang
“mengejakulasikan” semen dan uretra keluar. Proses akhir ini yang disebut dengan ejakulasi.
Fisiologi Spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus
selama masa seksual aktif akibat stimulasi oleh
hormon gonadotropik hipofisis anterior.
Spermatogenesis dimulai rata-rata pada umur 13
tahun dan berlanjut sampai sisa kehidupan (namun
menurun pada usia tua).