Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 5 Arif Ako

Nur Meyla Ulfiana B.


Fatmawati Kadir
Fitria Lamalani
PENDAHULUAN

Bioteknologi
Bioteknologi merupakan suatu kajian yang berhubungan
dengan penggunaan organisme hidup atau produknya
dalam proses industry berskala besar. Bioteknologi
mikroorganisme adalah aspek bioteknologi industri yang
berhubungan dengan proses yang melibatkan
mikroorganisme.

Antibiotika

Antibiotika merupakan senyawa kimia yang dihasilkan


oleh mikroorganisme, dan dapat menghambat atau
membunuh mikroorganisme lain. Perkembangan
antibiotika sebagai zat untuk pengobatan penyakit infeksi
lebih banyak mempengaruhi penggunaan obat
dibandingkan dengan perkembangan antibiotik itu
sendiri (Goodfellow, 1983)
Mekanisme kerja Antibiotik

• Menghambat sintesis atau merusak dinding sel bakteri. Dinding sel bakteri terdiri dari
polipeptidoglikan yaitu suatu kompleks polimer mukopeptida (glikopeptida). Obat ini dapat
melibatkan otolisin bakteri (enzim yang mendaur ulang dinding sel) yang ikut berperan terhadap
lisis sel. Antibiotic yang termasuk dalam kelompok ini seperti beta-laktam (penisilin,
sefalosporin, monobaktam, karbapenem, inhibitor beta-laktamase), basittrasin dan vankomisin.
Pada umumnya bersifat bakterisdal.

• Memodifikasi atau menghambat sintesis protein. Sel baakteri mensintesis berbagai protein yang
berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA.penghambatan terjadi melalui
interaksi dengan ribosom bakteri, yang termasuk dalam kelompok ini misalnya aminoglikosid,
kloramfenikol, tetrasiklin, makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin), klindamisin,
mupirosin, dan spektinomisin. Selain aminoglikolisid, pada umumnya antibiotic ini bersifat
bakteriostatik.

• Mengubah permeabilitas membrane sel dan memiliki efek behavioristic dengan cara
menghilangkan permeabilitas membrane oleh karena hilangnya substansi seluler sehingga
menyebabkan sel menjadi lisis. Obat-obat yang memiliki aktivitas ini antara lain polimiksin,
amfoterisin B, gramisidin, nistatin, dan kolistin.
Sejarah dan perkembangan antibiotik

Antibiotika pertama kali mulai diperkenalkan untuk pengobatan pada


manusia pada tahun 1940 dan sepanjang 60 tahun belakangan antibiotic
telah banyak digunakan dan disalahgunakan. Obat kemoterapi yang
digunakan secara sistemik untuk mengobati infeksi bakteri disebut anti
mikroba atau lebih khusus “anti bakteri”. Istilah antibiotik pertama kali
dicetuskan oleh Vuilemin pada tahun 1889 dan semula berarti
antagonism antar makhluk hidup. Wakzman juga orang pertama yang
memperkenalkan terminology antibiotic. Sejak saat itu antibiotika
banyak digunakan klinis untuk menangani berbagai penyakit infeksi.

Penggolongan Antibiotik

Penggolongan antibiotik berdasarkan struktur kimia, terdiri dari:


1. Senyawa Beta-laktam dan Penghambat Sintesis Dinding Sel Lainnya
2. Kloramfenikol, Tetrasiklin, Makrolida, Clindamisin dan Streptogramin
3. Minoglikosida
• Menghambat sintesa folat. Mekanisme kerja ini terdapat pada obat-obatan seperti sulfonamida
dan trimetoprim. Bakteri tidak dapat mengabsorbsi asam folat, tetapi harus membuat asam folat
dari PABA (asam para amino benzoat) dan glutamat. Asam folat merupakan vitamin namun pada
manusia tidak dapat mensintesis asam folat. Hal ini menjadi suatu target yang baik dan selektif
untuk senyawa-senyawa antimikroba.

• Mengganggu sintesis DNA. Mekanisme kerja tersebut terdapat pada obat-obatan seperti
metronidasol, kinolon, dan novobiosin. Obat-obatan ini dapat menghambat asam
deoksiribonukleat (DNA) girase sehingga menghambat sintesis DNA. DNA girase adalah enzim
yang terdapat pada bakteri dengan cara menyebabkan terbuka dan terbentuknya superheliks
pada DNA sehingga menghambat replikasi DNA.

Berdasarkan spectrum kerjanya, antibiotic terbagi atas dua kelompok besar, yaitu antibiotic dengan
aktivitas spectrum luas (broad-spectrum) dan aktivitas spectrum sempit (narrow spectrum).
Antibiotic spectrum luas
1. Spektrum luas, bekerja terhadap lebih banyak bakteri, baik gram negative maupun gram positif
serta jamur. Contohnya : tetrasiklin dan kloramfenikol.
2. Antibiotic spectrum sempit, bekerja terhadap beberapa jenis bakteri saja. Contohnya: penisilin
anya bekerja terhadap bakteri gram positif dan gentamisin hanya bekerja pada bakteri gram
negatif.
Prinsif Penggunaan Antibiotik
Penggunaan antibiotik yang rasional didasarkan pada pemahaman dari banyak aspek
infeksi. Factor yang berhubungan dengan pertahanan tubuh pasien, identitas dan
virulensi dan kepekaan mikroorganisme, farmakinetika dan farmakodinamika dan
antibiotic perlu diperhatikan (Gould IM, et. Al., 2005). Pada fasilitas pelayanan kesehatan,
antibiotic digunakan pada keadaan berikut (Gyssens, 2005; Kemenkes RI, 2011):

1. Terapi empiris
Pemberian antibiotika untuk mengobati infeksi aktif pada pendekatan buta
(blind) sebelum mikroorganisme penyebab diidentifikasi dan antibiotik yang
sensitif ditentukan. Tujuan pemberian antibiotik untuk terapi empiris adalah
eradikasi atau penghambatan pertumbuhan bakteri yang diduga menjadi
penyebab infeksi, sebelum diperoleh pemeriksaan mikrobiologi.
Indikasi pemberian antibiotic pada terapi empiris adalah ditemukan sindrom
klinis yang mengarah pada keterlibatan bakteri tertentu yang paling sering
menjadi penyebab infeksi. Rute pemberian pada antibiotic oral seharusnya
menjadi pilihan pertama untuk terapi infeksi. Pada infeksi sedang sampel berat
dapat dipertimbangkan menggunakan antibiotic parenteral,durasi pemberian
pada antibiotic empiris diberikan untuk jangka waktu 48-72 jam.
2. Terapi definitive
Pemberian antibiotic untuk mikroorganisme spesifik yang menyebabkan infeksi
aktif atau laten. Penggunaan antibiotic untuk terapi definitif adalah
penggunaan antibiotic pada kasus infeksi yang sudah diketahui jenis bakteri
penyebab dan pola resistensinya. Tujuan pemberian antibiotic untuk terapi
definitive adalah eradikasi atau penghambatan pertumbuhan bakteri yang
menjadi penyebab infeksi, berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologi.
Indikasi pemberian antibiotic pada terapi definitif adalah sesuai dengan hasil
mikrobiologi yang menjadi penyebab infeksi. Rute pemberian adalah antibiotic
oral seharusnya menjadi pilihan pertama untuk terapi infeksi. Pada infeksi
sedang sampai berat dapat dipertimbangkan menggunakan antibiotic
parenteral harus segera diganti dengan antibiotic peroral. Durasi pemberian
antibiotic definitive berdasarkan pada efikasi klinis untuk eradikasi bakteri
sesuai diagnosis awal yang telah dikonfirmasi.

3. Terapi profilaksis
Pemberian antibiotic profilaksis untuk mencegah timbulnya infeksi. Pemberian
antibiotik sebelum, saat dan hingga 24 jam pasca operasi pada kasus yang
secara klinis tidak didapatkan tanda-tanda infeksi dengan tujuan untuk
mencegah terjadi infeksi luka operasi. Diharapkan pada saat operasi antibiotic
di jaringan target operasi sudah mencapai kadar optimal yang efektif untuk
menghambat pertumbuhan bakteri.
Resistensi Antibiotik

Resistensi adalah kemampuan bakteri untuk menetralisir dan melemahkan daya


kerja antibiotic. WHO mendefinisikan resistensi antimikroba sebagai resistensi
mikroorganisme terhadap obat antimikroba yang pernah mampu mengobati
infeksi oleh mikroorganisme tersebut. Seseorang tidak dapat menjadi resisten
terhadap antibiotic. Resistensi terjadi pada mikroba, bukan pada orang atau
organisme lain yang terinfeksi mikroba (WHO, 2009).
Resistensi patogen mikroba terhadap antibiotik meningkat di seluruh
dunia sangat pesat, sejalan dengan peningkatan morbiditas dan
mortalitas yang terkait dengan infeksi yang disebabkan oleh pathogen
yang resisten terhadap antibiotic. Setidaknya 2 juta orang terinfeksi
bakteri resisten antibiotic setiap tahun di AS saja, dan setidaknya 23.000
orang meninggal sebagai akibat langsung dari infeksi ini. Di Uni Eropa,
diperkirakan 400.000 pasien dengan resisten strain bakteri setiap tahun,
dimana 25.000 pasien meninggal. Akibatnya, WHO telah
memperingatkan bahwa jangkauan terapeutik tidak mencukupi dalam
waktu 10 tahun, menempatkan dunia berisiko memasuki era "pasca
antibiotik", di mana antibiotik tidak akan lagi efektif melawan penyakit
infeksi (WHO, 2009; CDC, 2014).

Bakteri dapat bersifat resisten pada obat secara intrinsik (misalnya


bakteri anaerob resisten terhadap aminoglikosida) atau mendapatkan
resistensi melalui mutasi terhadap gen tertentu atau membentuk gen
baru. Mekanisme utama resitensi yang dilakukan bakteri yaitu inaktivasi
obat, mempengaruhi atau overproduksi target antibiotik, akuisisi target
baru yang tidak sensitif obat, menurunkan permeabilitas obat dan efluks
aktif terhadap obat (Kasper, et.al., 2005).
Pemanfaatan Bioteknologi dalam Pembuatan Antibiotik

Pemanfaatan bahan alam dalam upaya penemuan antimikroba yang baru dan lebih efektif
melawan infeksi baik yang disebabkan oleh bakteri ataupun jamur perlu dikembangkan.
Salah satu yang potensial sebagai penghasil antimikroba adalah metabolit sekunder yang
dihasilkan dari organisme laut. Lingkungan laut merupakan sumber yang kaya akan produk
alam yang aktif secara biologis dengan jenis struktur yang beragam.

Salah satu biota laut yang kaya akan metabolit sekunder adalah ganggang laut atau makro
alga. Ganggang laut memproduksi berbagai senyawa yang terdiri dari metabolit primer
yang bersifat esensial bagi proses metabolisme sel dan metabolit sekunder berupa
senyawa metabolit yang tidak esensial bagi pertumbuhan organisme dan ditemukan
dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda antara spesies yang satu dan lainnya.
Dalam penelitian Nur Afni dalam skripsinya yang berjudul
“PENGARUHWAKTU FERMENTASI TERHADAP PRODUKSI KANDIDAT ANTIBIOTIKA DARI
ISOLAT BAKTERI SIMBION DARI GANGGANG HIJAU
Caulerpa racemosa” Dalam bioteknologi ganggang laut dimanfaatkan untuk pembuatan
antibiotika.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai