Anda di halaman 1dari 24

Kemitraan dalam Islam

Reza Widhar P SE MM
• Kemitraan atau kerjasama adalah antara dua
atau lebih orang yang terdiri dari dua jenis :
shirkah al-milk (kerjasama tanpa kontrak) dan
shirkah al-uqud (dengan kontrak).
• Shirkah al-milk menjelaskan kepemilikan usaha
dan datang kedalam keberadaan ketika dua atau
lebih orang yang terjadi untuk memperoleh
kepemilikan kerjasama beberapa asset tanpa
harus memasuki kedalam perjanjian kerjasama
formal
Pengertian Syirkah
• Etimologi: asy-syirkah  pencampuran, yaitu
pencampuran antara sesuatu dengan yang lainya,
sehingga sulit dibedakan.

• Terminologi esensi yang sama: ikatan kerjasama


antara orang-orang yang berserikat dalam hal modal
dan keuntungan.

• Kerjasama antara dua orang atau lebih dalam hal


permodalan, keterampilan, atau kepercayaan dalam
usaha tertentu dengan pembagian keuntungan
berdasarkan nisbah yang disepakati oleh pihak-pihak
yang berserikat.
Dasar Hukum Syirkah
1. Al-Qur`an:
Q.S. Shad (38): 24 dan QS. An-Nisa (4):12.

2. Hadits Rasul:
– Kemitraan usaha dianjurkan bahkan dicontohkan oleh Nabi
– Imam Ad-Daruquthni meriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi SAW.
yang bersabda: Allah SWT. berfirman:”Aku adalah pihak ketiga (Yang
Maha Melindungi) bagi dua orang yang melakukan syirkah, selama
salah seorang diantara mereka tidak berkhianat kepada perseronya.
Apabila di antara mereka ada yang berkhianat, maka Aku akan keluar
dari mereka (tidak melindungi)”.
– H.R. Abu Daud: “Umat Islam bersekutu dalam tiga hal: air, padang
rumput dan api…”
– H.R Nasa`i: Dari Abdullah: “…Aku, Ammar dan Sa`ad bersyirkah dalam
perolehan perang Badar. Lalu Sa`ad mendapat dua ekor kuda
sedangkan Aku dan Ammar tidak mendapatkan apapun.
• Syarat Umum Syirkah:
– Transaksi boleh diwakilkan oleh salah satu pihak jika bertindak hukum
terhadap obyek perserikatan itu, dengan izin pihak lain.
– Persentase pembagian keuntungan masing-masing pihak yang
berserikat jelas.
– Keuntungan diambilkan dari hasil laba perserikatan bukan dari harta
lain.
• Berakhirnya Akad Syirkah: (Pengecualian)
– Syirkah Amwal (harta): bila semua atau sebagian modal perserikatan
hilang.
– Syirkah Mufawadhah (persamaan): modal masing2 pihak tidak sama
kuantitasnya
RUKUN DAN KETENTUAN SYARIAH

-Pelaku, terdiri atas para mitra


-Objek musyarakah berupa modal dan kerja
-Ijab Kabul/Serah terima
-Nisbah Keuntungan
-Pelaku : para mitra harus cakap hukum dan baligh
Objek Syirkah :

Modal :
- Modal harus tunai
- Modal dapat berupa uang tunai, emas, perak,
asset, lisensi, hak paten, dsb
- Bila non kas harus ditetapkan nilai tunainya
- Modal harus dicampur, tidak boleh dipisah-pisah
- Setiap mitra mempunyai hak untuk mengelola
asset kemitraan
- Proyek yang dibiayai harus sesuai syariah
Kerja :

- Kerja merupakan dasar akad


- Tidak dibenarkan bila salah satu pihak tidak
ikut serta menangani pekerjaan
- Mitra yg posisi kerjanya lebih banyak boleh
minta tambahan keuntungan
- Setiap mitra bekerja atas nama pribadi atau
mewakili mitranya
- Para mitra harus menjalankan usahanya
sesuai syariah
Ijab Kabul
Adalah pernyataan dan ekspresi saling rida/rela
diantara pihak-pihak pelaku akad yang dilakukan
secara verbal, tertulis, melalui korespondensi atau
menggunakan cara-cara komunikasi modern.
Nisbah, Pembagian keuntungan sesuai
kesepakatan
Profit-loss sharing (bagi hasil)
• Profit-loss sharing (bagi hasil) adalah proporsi
pembagian hasil usaha dalam ukuran
prosentase atas kemungkinan
keuntungan/kerugian riil yang akan diperoleh
pihak-pihak yang bekerja sama.
• Jumlah nominal bagi hasil akan berfluktuasi
sesuai dengan keuntungan riil dari
pemanfaatan dana
Faktor-faktor yang mempengaruhi Nisbah
Bagi Hasil
Besarnya nisbah bagi hasil/ prosentase profit
loss sharing ditentukan berdasarkan
kesepakatan pihak-pihak yang bekerja sama
yang dipengaruhi oleh:

1. Kontribusi masing-masing pihak dlm kerja


sama (share on partnership)
2. Prospek perolehan keuntungan (expected
return)
3. Perkiraan resiko yang akan dihadapi (expected
risk)
SKEMA JENIS-JENIS MUSYARAKAH
JABR

AMLAK
IKHTIAR

MUDHARABAH

SYIRKAH
ABDAN

UQUD
WUJUH

MUFAWADAH

INAN
1. Syirkah Amlak (Milik) : Persekutuan antara
dua orang atau lebih untuk memiliki suatu
benda. Syirkah Amlak (Milik) terbagi dua
yaitu:
a. Syirkah Milik Jabriyah yang terjadi tanpa
keinginan para pihak yang
bersangkutan, seperti persekutuan ahli
waris.
b. Syirkah Milik Ikhtiyariyah yang terjadi
atas keinginan para pihak yang
bersangkutan.
• Terjadi apabila dua orang atau lebih memperoleh
kepemilikan bersama atas suatu kekayaan
(asset). Misalnya dua orang atau lebih mendapat
warisan atas sebidang tanah/rumah baik yang
dapat dibagi atau tidak dapat dibagi. Dalam hal
ini, para mitra harus berbagi atas harta kekayaan
tersebut berikut pendapatan yang dapat
dihasilkannya sesuai dengan porsi masing-masing
sampai mereka memutuskan untuk membagi
atau menjualnya.
• Untuk tetap menjaga kelangsungan kerja
sama, pengambilan keputusan yang
menyangkut harta bersama, harus mendapat
persetujuan semua mitra. Dengan kata lain,
seorang mitra tidak dapat bertindak dalam
penggunaan harta bersama kecuali atas ijin
mitra yang lainnya.
2. Syirkah Akad: persekutuan antara dua orang
atau lebih yang timbul karena adanya perjanjian.
Kemitraan yang tercipta dengan kesepakatan dua
orang atau lebih untuk bekerja sama dalam
mencapai tujuan tertentu. Setiap mitra dapat
berkontribusi dengan modal/dana dan atau
dengan bekerja, serta berbagi keuntungan dan
kerugian. Syirkah jenis ini dapat dianggap sebagai
kemitraan yang sesungguhnya, karena para pihak
yang bersangkutan secara suka rela berkeinginan
untuk membuat suatu kerja sama investasi dan
berbagi untung dan resiko
Syirkah Al’uqud dapat dibagi menjadi
sebagai berikut :
1. Syirkah Mudharabah (Qiradh): Persekutuan
pemilik harta dengan pengelola dengan
membagi keuntungan sesuai kesepakatan,
kerugian dibebankan kepada harta.
a. Mudharabah Mutlaqah: kebebasan
pengelola untuk mengelola modal dengan
usaha apa saja asal sesuai syariat.
b. Mudharabah Muqayyadah: mudharib
mengikuti syarat yang ditetapkan pemilik
modal
2. SYIRKAH ABDAN
Adalah bentuk kerja sama antara dua pihak
atau lebih dari kalangan pekerja/professional
dimana mereka sepakat untuk bekerja sama
mengerjakan suatu pekerjaan dan berbagi
penghasilan yang diterima.
Contoh : kerja sama antara tukang kayu dan
tukang batu
Para mitra mengkontribusikan keahliannya tanpa
menyetorkan modal, hasil dari syirkah tersebut
dibagi sesuai kesepakatan mereka.
Dalam syirkah abdan, jenis keahlian yang
dimiliki para mitra dapat sama atau berbeda,
demikian juga waktu yang dicurahkan atau lokasi
kerja dapat sama atau beda.
3. SYIRKAH WUJUH
Adalah kerja sama antara dua belah pihak dimana
masing-masing pihak sama sekali tidak
menyertakan modal, Mereka menjalankan
usahanya berdasarkan kepercayaan pihak ketiga.
Masing-masing mitra menyumbangkan nama baik,
reputasi tanpa menyetorkan modal.
Contohnya dua orang atau lebih membeli barang
tanpa modal atau dengan kredit, yang ada
hanyalah nama baik mereka dan kepercayaan para
pedagang terhadap mereka, dan keuntungan yang
diperoleh adalah untuk mereka.
• Setiap mitra menjadi penanggung dan agen
bagi mitra yang lainnya, dengan kata lain
pembelian barang tersebut ditanggung
bersama. Keuntungan dibagi kepada mitra
berdasarkan kesepakatan bersama.
4. SYIRKAH INAN
Adalah kerja sama dimana posisi dan
komposisi pihak-pihak yang terlibat
didalamnya adalah tidak sama, baik dalam hal
modal maupun pekerjaan. Tanggung jawab
para mitra dapat berbeda dalam pengelolaan
usaha. Setiap mitra bertindak sebagai kuasa
(agen) dari kemitraan itu, tetapi bukan
merupakan penjamin bagi mitra usaha
lainnya. Namun demikian , kewajiban
terhadap pihak ketiga adalah sendiri-sendiri,
tidak ditanggung secara bersama-sama.
5. SYIRKAH MUFAWWADHAH
Adalah kerja sama dimana posisi dan
komposisi pihak-pihak yang terlibat
didalamnya adalah sama, baik dalam hal
modal, pekerjaan, agama maupun keuntungan
dan resiko yang akan ditanggung. Masing-
masing mitra mempunyai kewenangan penuh
untuk bertindak bagi dan atas nama pihak
yang lain.
MUSYARAKAH PERMANEN
Musyarakah permanen adalah musyarakah
dengan ketentuan bagian dana setiap mitra
ditentukan saat akad dan jumlahnya tetap hingga
akhir masa akad.

Contoh : antara mitra A dan B, melakukan akad


musyarakah dengan menanamkan asset masing-
masing Rp. 20.000,- maka sampai dengan ahir
akad modal mereka tetap Rp. 20.000,-
MUSYARAKAH MENURUN / MUTANAQISAH

Musyarakah menurun adalah akad musyarakah


dimana bagian dana salah satu pihak akan
dialihkan kepihak yang lain secara bertahap
sehingga bagian salah satu pihak seluruhnya akan
menjadi bagian pihak yang lain.

Misal, mitra A dan B, melakukan akad musyarakah


dengan setoran modal awal masing-masing Rp.
20.000,-, seiring berjalannnya waktu pihak A
mengganti modal si B secara bertahap, sehingga
ahirnya modal B menjadi milik A sepenuhnya.

Anda mungkin juga menyukai