Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan
yang bertujuan agar masyarakat pekerja
memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya,
baik jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha
pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau
gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit
umum.
2. Keselamatan Kerja
dijelaskan diatas.
• Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
Helm
Kaca mata
Sarung tangan
Sepatu
Himbauan-himbauan
Petugas keamanan
Pengertian K3 secara umum
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa K3
adalah upaya perlindungan bagi tenaga kerja agar
selalu dalam keadaan sehat dan selamat selama
bekerja di tempat kerja. Tempat kerja adalah ruang
tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, atau
sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan usaha
dan tempat terdapatnya sumber-sumber bahaya.
Alat Keselamatan Kerja
Mata
Bahaya : Kimia atau percikan logam , debu , proyektil , gas dan uap , radiasi.
Pilihan : kaca mata keselamatan , kacamata , wajah - perisai , visor .
Catatan : Pastikan pelindung mata memiliki kombinasi yang tepat dari dampak /
debu / splash / logam pelindung mata cair untuk tugas.
Bahaya : Dampak dari jatuh atau kejatuhan benda , risiko menabrak kepala , belitan rambut.
Pilihan : Berbagai helm , topi keras dan topi .
Catatan : Beberapa helm pengaman menggabungkan atau dapat dilengkapi dengan mata yang
dirancang khusus atau perlindungan pendengaran .Jangan lupa perlindungan leher ,misalnya
syal untuk digunakan selama pengelasan . Jangan gunakan perlindungan kepala jika sudah
rusak - menggantinya .
Syarat Helm
1. Tahan benturan
2. Meredam kejutan
3. Anti air dan tidak mudah terbakar, mudah disesuaikan
Jenis-Jenis Helm:
1) Kelas A, yaitu helmet untuk keperluan umum
2) Kelas B digunakan pada lingkungan kerja listrik
3) Kelas C helm melindungi dari panas
4) Kelas D adalah helmet dengan daya tahan yang kecil terhadap api
Pernafasan
Bahaya : Suhu ekstrem , cuaca buruk , bahan kimia atau percikan logam , semprotan dari
tekanan atau kebocoran senjata semprot , dampak atau penetrasi , debu yang terkontaminasi ,
pakaian yang berlebihan atau belitan pakaian sendiri .
Pilihan : Konvensional atau pakai overall , jas boiler , pakaian pelindung khusus , misalnya
celemek chain -mail , pakaian visibilitas tinggi .
Catatan : Pilihan bahan termasuk tahan api , anti - statis , surat berantai , kimia kedap air , dan
visibilitas tinggi ..
Alat Pelindung Kaki,
Untuk menghindarkan tusukan benda tajam atau terbakar oleh zat kimia. Terdapat dua jenis
sepatu yaitu pengaman yang bentuknya seperti halnya sepatu biasa hanya dibagian ujungnya
dilapisi dengan baja dan sepatu karet digunakan untuk menginjak permukaan yang licin,
sehingga pekerja tidak terpeleset dan jatuh.
Alat Pelindung Tangan,
Alat ini terbuat dari berbagai macam bahan disesuaikan dengan kebutuhannya, antara lain:
1) Sarung tangan kain, digunakan untuk memperkuat pegangan supaya tidak meleset.
2) Sarung tangan asbes, digunakan terutama untuk melindungi tangan terhadap bahaya panas.
3) Sarung tangan kulit, digunakan untuk melindungi tangan dari benda tajam pada saat
mengangkat suatu barang.
4) Sarung tangan karet, digunakan pada waktu pekerjaan pelapisan logam, seperti vernikel,
vercrhoom dsb. Hal ini untuk mencegah tangan dari bahaya pembakaran asam atau kepedasan
cairan.
Safety Preventive untuk keselamatan kerja K3
Berdasarkan teori domino effect penyebab kecelakaan kerja (H.W. Heinrich), maka
terdapat berbagai upaya untuk mencegah kecelakaan kerja di tempat kerja, antara lain :
Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pengendalian Bahaya Di Tempat Kerja :
Pemantauan dan Pengendalian Kondisi Tidak Aman di tempat kerja.
Pemantauan dan Pengendalian Tindakan Tidak Aman di tempat kerja.
Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pembinaan dan Pengawasan :
Pelatihan dan Pendidikan K3 terhadap tenaga kerja.
Konseling dan Konsultasi mengenai penerapan K3 bersama tenaga kerja.
Pengembangan Sumber Daya ataupun Teknologi yang berkaitan dengan peningkatan penerpan
K3 di tempat kerja.
Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Sistem Manajemen :
Prosedur dan Aturan K3 di tempat kerja.
Penyediaan Sarana dan Prasarana K3 dan pendukungnya di tempat kerja.
Penghargaan dan Sanksi terhadap penerapan K3 di tempat kerja oleh tenaga kerja.
Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendalian Resiko
K3
Identifikasi Bahaya dilakukan terhadap seluruh aktivitas operasional Perusahaan di tempat kerja
meliputi :
Aktivitas kerja rutin maupun non-rutin di tempat kerja.
Aktivitas semua pihak yang memasuki termpat kerja termasuk kontraktor, pemasok, pengunjung dan
tamu.
Budaya manusia, kemampuan manusia dan faktor manusia lainnya.
Bahaya dari luar lingkungan tempat kerja yang dapat mengganggu keselamatan dan kesehatan kerja
tenaga kerja yang berada di tempat kerja.
Infrastruktur, perlengkapan dan bahan (material) di tempat kerja baik yang disediakan Perusahaan
maupun pihak lain yang berhubungan dengan Perusahaan.
Perubahan atau usulan perubahan yang berkaitan dengan aktivitas maupun bahan/material yang
digunakan.
Perubahan Sistem Manajemen K3 termasuk perubahan yang bersifat sementara dan dampaknya
terhadap operasi, proses dan aktivitas kerja.
Penerapan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang berlaku.
Desain tempat kerja, proses, instalasi mesin/peralatan, prosedur operasional, struktur organisasi
termasuk penerapannya terhadap kemampuan manusia.
Identifikasi bahaya yang dilaksanakan memperhatikan faktor-faktor bahaya sebagai
berikut :
Biologi (jamur, virus, bakteri, mikroorganisme, tanaman, binatang).
Kimia (bahan/material/gas/uap/debu/cairan beracun, berbahaya, mudah
meledak/menyala/terbakar, korosif, iritan, bertekanan, reaktif, radioaktif, oksidator,
penyebab kanker, bahaya pernafasan, membahayakan lingkungan, dsb).
Fisik/Mekanik (infrastruktur, mesin/alat/perlengkapan/kendaraan/alat berat,
ketinggian, tekanan, suhu, ruang terbatas/terkurung, cahaya, listrik, radiasi,
kebisingan, getaran dan ventilasi).
Biomekanik (postur/posisi kerja, pengangkutan manual, gerakan berulang serta
ergonomi tempat kerja/alat/mesin).
Psikis/Sosial (berlebihnya beban kerja, komunikasi, pengendalian manajemen,
lingkungan sosial tempat kerja, kekerasan dan intimidasi).
Dampak Lingkungan (air, tanah, udara, ambien, sumber daya energi, sumber daya
alam, flora dan fauna).
Standar Operasional Prosedur (SOP)
3. Kebiasaan sehari-hari
Sedangkan bagi pekerja baik yang belum atau sudah
terpajan bising diberikan perlindungan:
1. Pengenalan analisa bising
a. Program analisa bising
- mengukur intensitas bising dan frekuensinya.
Tujuannya untuk mendapat catatan tentang keadaan
maksimum, rata – rata, minimum, fluktasi jenis
intermitensi dan ketetapan bising. Untuk pengukuran
bising dipakai alat Sound Level Meter (SLM).
- mencatat jangka waktu terkena bising. Makin tinggi
intensitas bising, jangka waktu terkena yang diizinkan
menjadi semakin pendek.
2. Pengukuran pemeriksaan pendengaran para
pekerja dengan audiometri nada murni:
a. Pengukuran pendengaran secara berkala dan teratur
EARPLUG (Sumbat Telinga)
Ukuran, bentuk, dan posisi saluran telinga untuk tiap-tiap individu berbeda-beda dan
bahkan antar kedua telinga dari individu yang sama berlainan. Oleh karena itu sumbat
telinga harus dipilih sesuai dengan ukuran, bentuk, posisi saluran telinga pemakainya.
Diameter saluran telinga berkisar antara 3-14 mm, tetapi paling banyak 5-11 mm.
Umumnya bentuk saluran telinga manusia tidak lurus, walaupun sebagian kecil ada yang
lurus. Sumbat telinga dapat mengurangi bising sampai dengan 30 dB. Sumbat telinga
dapat terbuat dari kapas (wax), plastik karet alamai dan sintetik, menurut cara
penggunannya, di bedakan menjadi ‘disposible ear plug”, yaitu sumbat telinga yang
digunkan untuk sekali pakai saja kemudian dibuang, misalnya sumbat telinga dari kapas,
kemudian cara pengguanan yang lain yaitu, “non dispossible ear plug” yang digunakan
waktu yang lama terbuat dari karet atau plastik cetak.
Kelebihan dan Kekurangan Ear Plug
Berikut ini merupakan cara untuk memilih sumbat telinga yang baik
Pilih Ear plug yang terbuat dari bahan yang dapat menyesuaikan dengan
bentuk telinga, yang biasanya terbuat dari baham karet atau plastik yang
lunak.
Pilih bentuk dan ukuran yang sesuai dengan bentuk dan ukuran kedua telinga
anda.
Periksa Ear plug, pastikan kondisinya dalam keadaan bagus (tidak rusak) dan
bersih.
Tips Merawat Ear Plug :
a. Setelah menggunakan sumbat telinga bersihkan dengan kain lap
yang bersih, basah dan hangat.
b. Kemudian keringkan dengan kain lap yang bersih dan kering.
c. Setelah itu simpan di tempat yang kering dan bersih.
Detektor Asap Rokok Puff
Detektor Asap Rokok Puff spesialis untuk asap rokok, detektor puff tidak
memerlukan volume asap rokok yang banyak untuk mendeteksi adanya perokok.
Berbeda dengan detector asap rokok pada umumnya yang hanya mampu
mendeteksi keberadaan asap apabila asap tepat mengenai sensor. Detektor asap
rokok puff membandingkan standar udara bersih dengan orang-orang di
lingkungan di mana detektor dipasang. Jika hasil perbandingan menunjukkan
bahwa udara telah tercemar dengan asap rokok, maka alarm akan berbunyi.
detektor ini di design untuk tempat yang terpencil karena alat ini memiliki fitur
indicator dari jarak jauh.
Fitur
Detektor asap rokok puff di lengakapi dengan banyak aksesoris. Beberapa lampu
Blitz ketika asap rokok terdeteksi. Alarms terdengar sangat keras. Alat ini dapat
mengirimkan informasi nirkabel/wireless ke lokasi yang telah ditetapkan, seperti
komputer administrasi, memberitahu petugas bahwa seseorang telah “Merokok”
APAR
Alat Pemadam Api Ringan
APAR merupakan alat pemadam api yang pemakaiannya
dilakukan secara manual dan langsung diarahkan pada posisi
dimana api berada.
Pemadam.
(Cartridge )
6. APAR jenis busa / foam, tabung dalamnya tidak bocor serta lubang