Anda di halaman 1dari 9

PEGADAIAN SYARIAH

Pengertian
Gadai dalam fiqh diebut Rahn, yang menurut bahasa adalah
tetap, kekal, dan jaminan.
Menurut beberapa mazhab, Rahn berarti perjanjian penyerahan harta
oleh pemiliknya dijadikan sebagai pembayar hak piutang tersebut,
baik seluruhnya maupun sebagian.
Penyerahan jaminan tersebut tidak harus bersifat actual (berwujud),
namun yang terlebih penting penyerahan itu bersifat legal misalnya
berupa penyerahan sertifikat atau surat bukti kepemilikan yang sah
suatu harta jaminan. Menurut mazhab Syafi’i dan Hambali, harta yang
dijadikan jaminan tersebut tidak termasuk manfaatnya. 
Dasar Hukum Gadai Syariah

1. Hukum Positif
a. Q.S al-baqarah(2)ayat 283
b. As-sunnah
2. Hukum Normatif
a. Fatwa pertama nomor 25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn
b. Fatwa Kedua nomer 26/DSN/MUI/3/2002 Tentang Rahn Emas
Fungsi Pegadaian Syariah

      Fungsi Pegadaian Syari’ah :


Mengelola penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai dengan cara
mudah, cepat, aman dan hemat. 
Menciptakan dan mengembangkan usaha-usaha lain yang menguntungkan
bagi pegadaian maupun masyarakat. 
Mengelola keuangan perlengkapan, kepegawaian, pendidikan dan
pelatihan.
Mengelola organisasi, tata kerja dan tata laksana pegadaian. 
Melakukan penelitian dan pengembangan serta mengawasi pengelolaan
pegadaian.
Manfaat Pegadaian Syariah

Manfaat Pegadaian syari’ah :

1. Menjaga kemungkinan nasabah untuk lalai atau bermain-main dengan fasilitas pembiayaan yang
diberikan tersebut.

2. Memberikan keamanan bagi semua penabung dan pemegang deposito bahwa dananya tidak akan hilang
begitu saja jika nasabah peminjam inkar janji karena ada satu aset atau barang (marhun) yang dipegang
oleh pegadaian.

3. Jika rahn diterapkan dalam mekanisme pegadaian, sudah barang tentu akan sangat membantu saudara
kita yang kesulitan dalam dana terutama didaerah-daerah.

4. Prosedur yang relatif sederhana dan dalam waktu yang lebih cepat terutama apabila dibandingkan
dengan kredit perbankan. Disamping itu, mengingat jasa-jasa yang ditawarkan perum pegadaian maka
manfaat lain yang dapat diperoleh nasabah adalah : Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari suatu
institusi yang telah berpengalaman dan dapat dipercaya. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat
yang aman dan dapar dipercaya.
Rukun dan Syarat Pegadaian Syariah

Rukun Gadai antara lain :

1. Adanya Ijab dan Qabul

2. Terdapat orang yang berakad adalah yang menggadaikan (Rahin)


dan yang menerima gadai (murtahin)
3. Ada jaminan (marhun) berupa barang atau harta

4. Utang (marhun bih)


Syarat Sah Gadai antara lain :
1. Shigat, yaitu ucapan berupa ijab dan qabul. Syarat shigat  tidak boleh terikat dengan syarat tertentu
dan dengan masa yang akan datang. Misalnya; rahin mensyaratkan apabila tenggang waktu marhunbih
habis dan marhunbih belum terbayar, maka rahin dapat diperpanjang satu bulan. Kecuali jika syarat
tersebut mendukung kelancaran akad maka diperbolehkan seperti pihak murtahin minta agar akad itu
disaksikan oleh dua orang.
2. Orang yang berakad, Pihak yang berakad harus memiliki kecakapan dalam melakukan tindakan
hukum, berakal sehat, sudah baligh, serta mampu melaksanakan akad.
3. Barang yang dijadikan pinjaman (Marhun Bih)
- Harus berupa barang atau harta yang nilainya seimbang dengan utang serta dapat dijual
- Dapat dimanfaatkan serta memiliki nilai
- Harus spesifik dan jelas
- Dimiliki oleh orang yang menggadaikan secara sah
 Tidak tersebar dalam beberapa tempat dan dalam kondisi utuh
4. Hutang (Marhun)
- Wajib dikembalikan kepada murtahin (yang menerima gadai)
- Dapat dimanfaatkan
- Jumlahnya dapat dihitung.
Akad Perjanjian

1. Akad Al Qardul Hasan


Dilakukan pada kasus nasabah yang menggadaikan barangnya untuk
keperluan konsumtif. Dengan demikian, nasabah (rahin) akan memberikan
biaya upah atau fee kepada pegadaian (murtahin) yang telah menjaga atau
merawat barang gadaian (marhun).
2. Akad al-Mudharabah
Dilakukan untuk nasabah yang menggadaikan jaminannya untuk menambah
modal usaha (pembiayaan investasi dan modal kerja). Dengan demikian, rahin
akan memberikan bagi hasil (berdasarkan keuntungan) kepada murtahin sesuai
dengan kesepakatan, sampai barang yang dipinjam dilunasi.
3. Akad Ijarah
Akad Ijarah  adalah akad yang objeknya adalah penukaran  manfaat untuk masa tertentu, yaitu
pemilikan manfaat dengan imbalan, sama dengan menjual manfaat.  Dalam kontrak ini ada kebolehan untuk
menggunakan manfaat atau jasa dengan ganti berupa kompensasi.

Dalam gadai syariah, penerima gadai (murtahin) dapat menyewakan tempat penyimpanan barang (deposit
box)  kepada nasabahnya.

Anda mungkin juga menyukai