• Horisontal Kontraktual
• Dokter dan pasien sama-sama subjek
hukum mempunyai kedudukan yang
sama
• Didasarkan pada sikap saling percaya
• Mempunyai hak dan kewajiban yang
menimbulkan tanggung jawab baik
hukum perdata, hukum administrasi
dan hukum pidana
ASPEK HUKUM HUBUNGAN
TENAGA KESEHATAN PASIEN
Aspek HK
Perdata
Aspek HK
Pidana
1. Menimbulkan Aturan
Hukum;
2. Tidak Terpenuhinya
Prestasi;
3. Kealpaan atau Kecerobohan
sehingga berdampak pada
kematian/cacat tubuh
BAGAN PENYELENGGARA PELAYANAN KESEHATAN OLEH TENAGA
MEDIS
Persetujuan Tindakan
Pembinaan
Dokter
Penyelenggaraan Rekam
Hak dan
Medis
Kewajiban
Pasien
Rahasia
Hak dan
Kewajiban Medis
Dokter Kendali Mutu dan
Biaya
HUBUNGAN
PROFESIONAL TENAGA
KESEHATAN DENGAN
PASIEN
KONTRAK TERAPEUTIK
“KONTRAK TERAPEUTIK”
SALAH SATU HUBUNGAN HUKUM
DOKTER-PASIEN
TIDAK SEIMBANG / SETARA
DOKTER TIDAK MENJANJIKAN HASIL
(RESULTAATSVERBINTENNIS), TETAPI
MENJANJIKAN UPAYA YANG SEBAIK-
BAIKNYA (INSPANNINGSVERBINTENNIS)
HARUS DIJAGA DENGAN ATURAN
Sementara itu, pasien sebagai pihak lainnya
yang menerima pelayanan medis harus juga
berdaya upaya maksimal untuk mewujudkan
kesembuhan dirinya sebagai hal yang
diperjanjikan. Tanpa bantuan pasien, maka
upaya dokter tidak akan mencapai hasil
yang diharapkan. Pasien yang tidak
kooperatif merupakan bentuk contributory
negligence yang tidak bisa
dipertanggungjawabkan oleh dokter.
Produsen Jasa
(Subjek Hukum) Saling Konsumen Jasa
Berkomunikasi (Subjek Hukum)
Pidana
Tanggung jawab:
-Inform concent
- Rekam Medik Administrasi
- SP, SPO, Etika
- Hukum
ASPEK
HUKUM
HAK DAN
KEWAJIBAN
DOKTER
HAK DAN
KEWAJIBAN
PASIEN
PERLINDUNGAN
HUKUM PASIEN dan
TENAGA KESEHATAN
Hak Pasien (1):
Menuntut ganti kerugian thd seseorang/
tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggara
kesehatan yang menimbulkan kerugian
akibat kesalahan atau kelalaian dalam
pelayanan kesehatan yang diterimanya,
kecuali dlm hal tindakan penyelamatan
nyawa/pencegahan kecacatan dalam
keadaan darurat (Ps 58 UU 36/2009 ttg
Kesehatan)
Hak Pasien (2):
Mengadukan atas kualitas pelayanan yang
didapatkan;
menggugat &/atau menuntut Rumah Sakit
(Perdata/Pidana) yg diduga memberikan
pelayanan yang tidak standar; dan
mengeluhkan pelayanan Rumah sakit yang
tidak sesuai dengan standar pelayanan
melalui media cetak dan elektronik.
(Pasal 32 UU No.44 tahun 2009 Ttg RS)
Hak Pasien (3):
RS bertg jawab scr hukum thd semua kerugian
yang timbul atas kelalaian yg dilakukan oleh
tenaga kesehatan di RS, kecuali jika pasien
&/atau keluarganya menolak/ hentikan
pengobatan yg dpt berakibat kematian pasien
ssdh ada penjelasan medis yg komprehensif,
atau dlm hal RS melaksanakan tugas
kemanusiaan
(Pasal 45 dan 46 UU No.44 tahun 2009 ttg RS)
Pasal 66 UU Praktik
Kedokteran:
(1) Setiap orang yang mengetahui atau kepentingannya
dirugikan atas tindakan dokter atau dokter gigi dalam
menjalankan praktik kedokteran dapat mengadukan
secara tertulis kepada Ketua Majelis Kehormatan
Disiplin Kedokteran Indonesia.
(2) Pengaduan sekurang-kurangnya harus memuat: a.
identitas pengadu; b. nama dan alamat tempat
praktik dokter atau dokter gigi dan waktu tindakan
dilakukan; dan c. alasan pengaduan.
(3) Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) tidak menghilangkan hak setiap
orang untuk melaporkan adanya dugaan tindak
pidana kepada pihak yang berwenang dan/atau
menggugat kerugian perdata ke pengadilan.
Perlindungan Hk Tenaga
Kesehatan:
Pasal 50 UU Praktik Kedokteran: Dilindungi asal Dokter atau dokter
gigi sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi
dan standar prosedur operasional;
Pasal 27 (1) UU Kesehatan: berhak mendapatkan imbalan dan
pelindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
profesinya.
Pasal 29 (2) Permenkes No.69/2014 Tentang Kewajiban Rumah
Sakit dan Pasien: Dalam hal Pasien belum dapat memenuhi
kewajiban pembayaran maka Pasien dapat diberi tenggang waktu,
asal pasien sudah menandatangani kesepakatannya dg RS, dia
dapat meninggalkan RS meski belum melunasi biaya.
Pasal 50 (2) UU Rumah Sakit: Pasien dan/atau keluarga yang
menuntut Rumah Sakit dan menginformasikannya melalui media
massa, dianggap telah melepaskan hak rahasia kedokterannya
kepada umum.
PENYELESAIAN
SENGKETA MEDIK
Sengketa Medik
Ketidak puasan pasien / keluarga
terhadap pelayanan dokter
Penyebab umumnya:
Miskomunikasi
Kurang Informed Consent
Penyelesaian :
Tidak mesti diselesaikan lewat jalur hukum
Penyelesainya bisa dengan perdamaian dan
penjelasan yang memuaskan
SENGKETA DALAM BPJS
Kes.:
Sengketa Pelayanan Medis (Sengketa Yanmed):
- “Pasien Vs Tenaga Kes/RS” : mengenai ketidakpuasan
pelayanan medis (termasuk obat-obatan/farmasi)
- masalah pokok yg dihadapi: Etik, disiplin, Kejadian Tidak
Diharapkan/KTD (Adverse Events), Resiko medik, malpraktek medik,
hasil pengobatan tidak sesuai harapan, dll.
Sengketa Bukan Pelayanan Medis (Sengketa Non Yanmed):
- Sengketa “Peserta vs Faskes” yang menyangkut masalah
beban pembiayaan perawatan.
- Sengketa “Faskes vs BPJS Kes”
SENGKETA BIDANG
MEDIK:
Sengketa antara pasien dengan dokter &/
rumah sakit yang berkaitan dengan:
ketidakpuasan pasien terhadap proses atau
hasil pelayanan pengobatan atau pelayanan
medis oleh dokter &/ rumah sakit.
ketidakpuasan pasien terhadap
penyelesaian sengketa yang dilakukan oleh
dokter &/ rumah sakit.
Sengketa Medis :
(sumber...?)
26
dalam praktek penegakan hukum
di bidang kedokteran ada beberapa lelmbaga:
LEMBAGA-LEMBAGA NON PROFESI
PENANGANAN KASUS
PELAYANAN KESEHATAN
ARBITRASE
PERDATA BPSK
KONSILASI
PIDANA NEGOSIASI
PTUN MEDIASI
NON LITIGASI
PENYELESAIAN
LEMBAGA NON
PROFESI
LITIGASI
1. NON LITIGASI
A. BADAN PERLINDUNGAN SENGKETA
KONSUMEN
DASAR HUKUM :
BPSK DI BENTUK BERDASARKAN PASAL 31 UU
NO. 8/1999 Tentang Perlindungan Konsumen
BPSK dibentuk di Kabupaten/Kota
UU No. 8/1999 Tentang Perlindungan Konsumen
juga dapat diberlakukan pada bidang kesehatan
TUGAS BPSK:
Menangani dan penyelesaian sengketa antara
pelaku dan konsumen
32
B. MEDIASI
DALAM UU NO.36/2009
TENTANG KESEHATAN
DASAR HUKUM
---------------------------- SUATU UPAYA PENYELESAIAN
MEDIASI SENGKETA PARA PIHAK
DENGAN KESEPAKATAN
BERSAMA MELALUI MEDIATOR
AMANAT UU KESEHATAN,
APABILA ADANYA DUGAAN
KELALAIAN HARUS
DISELESAIKAN MELALUI JALUR
MEDIASI MERUPAKAN SUATU
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI
TENAGA KESEHATAN YANG
BERPRATIK
PASAL 32 HURUF Q UU NO. 44 TAHUN
2009 TTG RS
PERADILAN PASAL 66 UU NO. 29 TAHUN 2004 TTG
PERDATA PRAKTIK
DOKTER