Anda di halaman 1dari 34

Erdiansyah, S.H.,M.H.

• Horisontal Kontraktual
• Dokter dan pasien sama-sama subjek
hukum mempunyai kedudukan yang
sama
• Didasarkan pada sikap saling percaya
• Mempunyai hak dan kewajiban yang
menimbulkan tanggung jawab baik
hukum perdata, hukum administrasi
dan hukum pidana
ASPEK HUKUM HUBUNGAN
TENAGA KESEHATAN PASIEN
Aspek HK
Perdata

HUB TENAGA MENIMBULKAN


KESEHATAN ASPEK HUKUM Aspek HK
DAN PASIEN Administrasi

Aspek HK
Pidana
1. Menimbulkan Aturan
Hukum;
2. Tidak Terpenuhinya
Prestasi;
3. Kealpaan atau Kecerobohan
sehingga berdampak pada
kematian/cacat tubuh
BAGAN PENYELENGGARA PELAYANAN KESEHATAN OLEH TENAGA
MEDIS

SlP Pelaksanaan Standart

Persetujuan Tindakan
Pembinaan
Dokter

Penyelenggaraan Rekam
Hak dan
Medis
Kewajiban
Pasien

Rahasia
Hak dan
Kewajiban Medis
Dokter Kendali Mutu dan
Biaya
HUBUNGAN
PROFESIONAL TENAGA
KESEHATAN DENGAN
PASIEN
KONTRAK TERAPEUTIK
“KONTRAK TERAPEUTIK”
 SALAH SATU HUBUNGAN HUKUM
DOKTER-PASIEN
 TIDAK SEIMBANG / SETARA
 DOKTER TIDAK MENJANJIKAN HASIL
(RESULTAATSVERBINTENNIS), TETAPI
MENJANJIKAN UPAYA YANG SEBAIK-
BAIKNYA (INSPANNINGSVERBINTENNIS)
 HARUS DIJAGA DENGAN ATURAN
 Sementara itu, pasien sebagai pihak lainnya
yang menerima pelayanan medis harus juga
berdaya upaya maksimal untuk mewujudkan
kesembuhan dirinya sebagai hal yang
diperjanjikan. Tanpa bantuan pasien, maka
upaya dokter tidak akan mencapai hasil
yang diharapkan. Pasien yang tidak
kooperatif merupakan bentuk contributory
negligence yang tidak bisa
dipertanggungjawabkan oleh dokter.

 Jika transaksi terapeutik telah memenuhi


syarat sahnya perjanjian, maka semua
kewajiban yang timbul mengikat bagi para
pihak, baik pihak dokter ataupun pihak
pasien. 9
Kamis 25 Februari 20
21
HUBUNGAN HUKUM Pelayanan
(PERJANJIAN Terapeutik)
Pemberi Pelayanan Penerima Pelayanan
Proses
(dokter) (Pasien)

Produsen Jasa
(Subjek Hukum) Saling Konsumen Jasa
Berkomunikasi (Subjek Hukum)

Hak dan Hak dan


Kewajiban Kewajiban
Objek
(Upaya Kesehatan)

Harus cermat dan


Hati2 Perdata

Pidana
Tanggung jawab:
-Inform concent
- Rekam Medik Administrasi
- SP, SPO, Etika
- Hukum
ASPEK
HUKUM

HAK DAN
KEWAJIBAN
DOKTER
HAK DAN
KEWAJIBAN
PASIEN
PERLINDUNGAN
HUKUM PASIEN dan
TENAGA KESEHATAN
Hak Pasien (1):
 Menuntut ganti kerugian thd seseorang/
tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggara
kesehatan yang menimbulkan kerugian
akibat kesalahan atau kelalaian dalam
pelayanan kesehatan yang diterimanya,
kecuali dlm hal tindakan penyelamatan
nyawa/pencegahan kecacatan dalam
keadaan darurat (Ps 58 UU 36/2009 ttg
Kesehatan)
Hak Pasien (2):
 Mengadukan atas kualitas pelayanan yang
didapatkan;
 menggugat &/atau menuntut Rumah Sakit
(Perdata/Pidana) yg diduga memberikan
pelayanan yang tidak standar; dan
 mengeluhkan pelayanan Rumah sakit yang
tidak sesuai dengan standar pelayanan
melalui media cetak dan elektronik.
(Pasal 32 UU No.44 tahun 2009 Ttg RS)
Hak Pasien (3):
 RS bertg jawab scr hukum thd semua kerugian
yang timbul atas kelalaian yg dilakukan oleh
tenaga kesehatan di RS, kecuali jika pasien
&/atau keluarganya menolak/ hentikan
pengobatan yg dpt berakibat kematian pasien
ssdh ada penjelasan medis yg komprehensif,
atau dlm hal RS melaksanakan tugas
kemanusiaan
(Pasal 45 dan 46 UU No.44 tahun 2009 ttg RS)
Pasal 66 UU Praktik
Kedokteran:
(1) Setiap orang yang mengetahui atau kepentingannya
dirugikan atas tindakan dokter atau dokter gigi dalam
menjalankan praktik kedokteran dapat mengadukan
secara tertulis kepada Ketua Majelis Kehormatan
Disiplin Kedokteran Indonesia.
(2) Pengaduan sekurang-kurangnya harus memuat: a.
identitas pengadu; b. nama dan alamat tempat
praktik dokter atau dokter gigi dan waktu tindakan
dilakukan; dan c. alasan pengaduan.
(3) Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) tidak menghilangkan hak setiap
orang untuk melaporkan adanya dugaan tindak
pidana kepada pihak yang berwenang dan/atau
menggugat kerugian perdata ke pengadilan.
Perlindungan Hk Tenaga
Kesehatan:
 Pasal 50 UU Praktik Kedokteran: Dilindungi asal Dokter atau dokter
gigi sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi
dan standar prosedur operasional;
 Pasal 27 (1) UU Kesehatan: berhak mendapatkan imbalan dan
pelindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
profesinya.
 Pasal 29 (2) Permenkes No.69/2014 Tentang Kewajiban Rumah
Sakit dan Pasien: Dalam hal Pasien belum dapat memenuhi
kewajiban pembayaran maka Pasien dapat diberi tenggang waktu,
asal pasien sudah menandatangani kesepakatannya dg RS, dia
dapat meninggalkan RS meski belum melunasi biaya.
 Pasal 50 (2) UU Rumah Sakit: Pasien dan/atau keluarga yang
menuntut Rumah Sakit dan menginformasikannya melalui media
massa, dianggap telah melepaskan hak rahasia kedokterannya
kepada umum.
PENYELESAIAN
SENGKETA MEDIK
Sengketa Medik
 Ketidak puasan pasien / keluarga
terhadap pelayanan dokter
 Penyebab umumnya:
 Miskomunikasi
 Kurang Informed Consent
Penyelesaian :
Tidak mesti diselesaikan lewat jalur hukum
Penyelesainya bisa dengan perdamaian dan
penjelasan yang memuaskan
SENGKETA DALAM BPJS
Kes.:
 Sengketa Pelayanan Medis (Sengketa Yanmed):
- “Pasien Vs Tenaga Kes/RS” : mengenai ketidakpuasan
pelayanan medis (termasuk obat-obatan/farmasi)
- masalah pokok yg dihadapi: Etik, disiplin, Kejadian Tidak
Diharapkan/KTD (Adverse Events), Resiko medik, malpraktek medik,
hasil pengobatan tidak sesuai harapan, dll.
 Sengketa Bukan Pelayanan Medis (Sengketa Non Yanmed):
- Sengketa “Peserta vs Faskes” yang menyangkut masalah
beban pembiayaan perawatan.
- Sengketa “Faskes vs BPJS Kes”
SENGKETA BIDANG
MEDIK:
Sengketa antara pasien dengan dokter &/
rumah sakit yang berkaitan dengan:
ketidakpuasan pasien terhadap proses atau
hasil pelayanan pengobatan atau pelayanan
medis oleh dokter &/ rumah sakit.
ketidakpuasan pasien terhadap
penyelesaian sengketa yang dilakukan oleh
dokter &/ rumah sakit.
Sengketa Medis :
(sumber...?)

 Obyeknya pelayanan medik


 Subyeknya health provider (pemberi layanan),
health receiver (penerima layanan/ layanan)
 Sebelum ada putusan pengadilan profesi
(MKDKI) maka ketidak sesuaian logika medis
antara pasien dan dokter/RS disebut
“sengketa medis” bukan “malpraktek”
 Harus ada putusan (logika hk – logika medik)
terlebih dahulu untuk menentukan sengketa
medik masuk malpraktek kedokteran atau tidak
Pasal 66 UU Praktek
Kedokteran:
 (1) Setiap orang yg mengetahui kepentingannya dirugikan
atas tindakan dokter/dokter gigi dapat mengadukan secara
tertulis kepada MKDKI
 (3) Pengaduan tidak menghilangkan hak setiap orang untuk
melaporkan adanya dugaan tindak pidana kepada pihak
berwenang dan atau/ menggugat kerugian perdata ke
pengadilan.
 Pasal 66 ayat (3) tsb sekarang ini sedang diuji di MK,
problemnya adalah soal proses hukumnya yg dapat
dilakukan tanpa terlebih dahulu ada keputusan atas
sengketa medisnya di “peradilan profesi medis”, yg dpt
merugikan dokter/drg krn mrk bisa jadi akan diperiksa
baik di MKDKI maupun pengadilan untuk hal yg sama.
Aspek Normatif Pelayanan Jasa Medik :
PENYELESAIAN
SENGKETA
KEPASTIAN HUKUM DALAM
MEMBERIKAN PERLINDUNGAN DI
BIDANG KESEHATAN
UU NO. 36/2009
TTG KESEHATAN
SERTA
BEBERAPA
BERBAGAI
UU NO. 44/2009 UNDANG-UNDANG
PERATURAN TERKAIT ANTARA
TERDIRI DARI TTG RUMAH
DI BIDANG SAKIT LAIN:
KESEHATAN 1.UU No. 8 /1981
2.UU No. 8/1999
3.ETIKA PROFESI
UU NO. 29/2004 4.DISIPLIN
TTG PRAKTEK PROFESI
DOKTER

26
dalam praktek penegakan hukum
di bidang kedokteran ada beberapa lelmbaga:
LEMBAGA-LEMBAGA NON PROFESI
PENANGANAN KASUS
PELAYANAN KESEHATAN

LEMBAGA NON PROFESI LEMBAGA PROFESI

LITIGASI NON LITIGASI MKEK MDTK MTKI MKDKI

ARBITRASE
PERDATA BPSK
KONSILASI

PIDANA NEGOSIASI

PTUN MEDIASI
NON LITIGASI

PENYELESAIAN
LEMBAGA NON
PROFESI

LITIGASI
1. NON LITIGASI
A. BADAN PERLINDUNGAN SENGKETA
KONSUMEN
DASAR HUKUM :
 BPSK DI BENTUK BERDASARKAN PASAL 31 UU
NO. 8/1999 Tentang Perlindungan Konsumen
 BPSK dibentuk di Kabupaten/Kota
 UU No. 8/1999 Tentang Perlindungan Konsumen
juga dapat diberlakukan pada bidang kesehatan
TUGAS BPSK:
 Menangani dan penyelesaian sengketa antara
pelaku dan konsumen

32
B. MEDIASI

DALAM UU NO.36/2009
TENTANG KESEHATAN

DASAR HUKUM
----------------------------  SUATU UPAYA PENYELESAIAN
MEDIASI SENGKETA PARA PIHAK
DENGAN KESEPAKATAN
BERSAMA MELALUI MEDIATOR
 AMANAT UU KESEHATAN,
APABILA ADANYA DUGAAN
KELALAIAN HARUS
DISELESAIKAN MELALUI JALUR
MEDIASI MERUPAKAN SUATU
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI
TENAGA KESEHATAN YANG
BERPRATIK
 PASAL 32 HURUF Q UU NO. 44 TAHUN
2009 TTG RS
PERADILAN  PASAL 66 UU NO. 29 TAHUN 2004 TTG
PERDATA PRAKTIK
DOKTER

 KUHP (PSL 322, PSL 344, PSL 346-349, PSL


351, PSL 359 – 361.
PERADILAN  UU NO. 29 TAHUN 2004 TTG PRAKTIK
PIDANA DOKTER (PSL 75, 76, 77, 78, 79, 80)
 UU NO. 36 TAHUN 2009 TTG KESEHATAN
(PSL 32 ayat 2, PSL 60 ayat (1), PSL 64 ayat 3,
LITIGASI PSL 75 ayat 2, PSL 85 ayat 2, PSL 90 ayat 3,
PSL 98 ayat 2 dan 3, PSL 106 ayat 1, PSL 114,
PSL 115, PSL 128 ayat (2)

 Peradilan Tata Usaha Negara dikenal


PERADILAN TATA “Proses
USAHA NEGARA Dismissel” (Sengketa kedua pihak akan
di nilai
oleh hakim pada proses ini apakah
sengketa ini
layak diteruskan ke PTUN.

Anda mungkin juga menyukai