0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan31 halaman
Diuretika adalah obat yang bekerja pada ginjal untuk mempercepat produksi urin dengan cara menghambat reabsorpsi ion-ion seperti natrium, klorida, dan air melalui ginjal. Diuretika dapat dibedakan berdasarkan lokasi kerjanya di ginjal, seperti tubulus proximal, loop of Henle, dan tubulus distal. Diuretika umumnya digunakan untuk mengobati edema, hipertensi, dan diabetes insipidus.
Diuretika adalah obat yang bekerja pada ginjal untuk mempercepat produksi urin dengan cara menghambat reabsorpsi ion-ion seperti natrium, klorida, dan air melalui ginjal. Diuretika dapat dibedakan berdasarkan lokasi kerjanya di ginjal, seperti tubulus proximal, loop of Henle, dan tubulus distal. Diuretika umumnya digunakan untuk mengobati edema, hipertensi, dan diabetes insipidus.
Diuretika adalah obat yang bekerja pada ginjal untuk mempercepat produksi urin dengan cara menghambat reabsorpsi ion-ion seperti natrium, klorida, dan air melalui ginjal. Diuretika dapat dibedakan berdasarkan lokasi kerjanya di ginjal, seperti tubulus proximal, loop of Henle, dan tubulus distal. Diuretika umumnya digunakan untuk mengobati edema, hipertensi, dan diabetes insipidus.
mempercepat atau meningkatkan produksi urin serta bahan-bahan yang terlarut didalamnya, dengan mekanisme : Diluar ginjal ( extra renal ) Langsung bekerja pada ginjal 1. Mekanisme extra renal Dengan cara menghambat pelepasan ADH = Anti Diuretica Hormon. Cara ini dicapai dengan jalan : minum banyak air, minum alcohol, sehingga terjadi peningkatan produksi urin. Meningkatkan cardiac output Pemakaian digitalis pada penderita payah jantung peningkatan cardiac output atau curah jantung. Memobilisasi cairan udema yang ada di perifer. Cara ini dicapai dengan cara memberikan albumin i.v sehingga terjadi peningkatan kepekatan cairan darah sehingga menarik air yang ada dijaringan untuk masuk ke dalam pembuluh darah. 2. Obat-obat yang bekerja langsung pada ginjal
Filtrasi glomerulus rata-rata : 200 lt/hari, tetapi
produksi urine : 1-11/2 lt/hari. Jadi hampir 99,5% daripada hasil filtrasinya diabsorpsi kembali ( reabsorpsi ), o.k. itu meningkatkan produksi urine akan jauh lebih mudah dengan cara menghambat reabsorpsinya daripada meningkatkan filtrasinya
Jadi obat-obat ini bekerja dengan cara menghambat
reabsorpsi Na+ dan Cl- yang secara pasif selalu diikuti dengan air SKEMA : Pada tub. Proximalis Terjadi reabsorpsi Na secara aktif. 2/3 Na yang difiltrasi pada glomerulus, selalu diikuti dgn reabsorpsi air yang sebanding, sehingga disini tidak ada atau tidak tejadi perubahan [Na] atau perubahan tek.osmose. ( tetap isotonis ). Ekskresi Na diikuti oleh air, Reabsorpsi Na diikuti oleh air Diuretika yang bekerja disini adalah : Aminofilin Acetazolamide Mannitol Bahan-bahan tersebut bekerja dengan cara : menghambat reabsorpsi Na pada tub. Proximalis. Pada ascending loop of Henle bagian medulla Terjadi reabsorpsi Cl - secara aktif, yang diikuti reabsorpsi Na kemudian diikuti oleh reabsorpsi air. Loop of Henle ini kedap terhadap air, o.k. itu reabsorpsi Cl - tidak diikuti reabsorpsi air yang seimbang ( lebih banyak reabsorpsi Na+& Cl - ) sehingga loop of Henle bersifat hipotonis ( lebih banyak airnya ). Sedangkan bagian lebih distal dari cortex loop of Henle lebih hipotonis lagi. Diuretika yang bekerja disini adalah : Furosemid Bumetanid Asam Etakrinat Pada bagian cortex dari Loop of Henle Terjadi reabsorpsi Na secara aktif, yang diikuti oleh reabsorpsi air Diuretika yang bekerja disini adalah : Golongan Thiazide
Pada tubulus Distalis
Terjadi reabsorpsi Na yang ditukar dengan K+ & H+ dengan perantaraan Hormon Aldosteron. Berdasarkan kekuatan mengabsorpsi air, diuretika digolongkan menjadi :
1. Diuretika Kuat bekerja pada loop of Henle
Furosemid Asam Etakrinat Bumetanid Indapamid menghambat reabsoprsi Na = 15 – 25% 2. Diuretika Sedang bekerja pada cortex loop of Henle Golongan Thiazade : HCT ( Hidroklorotiazid ) Klorotiazid Flumetiazid Hidroflumetiazid Politiazid Benztiazid menghambat reabsorpsi Na = 5 – 10% 3. Diuretika Lemah / Diuretika Hemat Kalium Triamterene Spironolactone ( Aldactone, carpiatone ) Amiloride menghambat reabsorpsi Na = 5% AMINOFILIN Merupakan Der. Xanthine Merangsang ssp Bila yang dirangsang adalah pusat kardiovaskluler, maka kontraksi jantung meningkat denyut jantung meningkat cardiac Output meningkat RBF meningkat filtrasi meningkat produksi urine meningkat Merangsang langsung pada jantung Terjadi stimulasi jantung denyut jantung meningkat cardiac meningkat RBF meningkat produksi urine meningkat. Stimulasi otot bergaris Akibatnya otot-otot menjadi tegar sehingga tidak malas berolahraga
Relaksasi otot polos bronchus
Dapat dimanfaatkan pada penderita serangan asma Relaksasi otot polos Sehingga menyebabkan vasodilatasi TD menurun Tetapi pada kenyataannya : TD dapat menurun dan meningkat sehingga tidak dapat ditentukan o.k. berhubungan dengan tiap-tiap individu yang berlainan tergantung dari resultante dari kedua sebab rangsangan tersebut FUROSEMID
Bekerja pada medulla loop of Henle
C.k. : menghambat reabsorpsi Cl – yang
diikuti oleh Na dan air
o.o.a ( mula kerja ) : cepat
d.o.a ( lama kerja ) : pendek ( 4jam )
Tetap bekerja dengan [Na] dalam jumlah besar /kecil / normal sehingga dapat menyebabkan hyponatremia dan dapat menguras cairan tubuh terus menerus lewat produksi urine sehingga dapat menimbulkan dehidrasi shock
Baik dan tetap efektif diberikan pada keadaan gagal
ginjal akut / kronis / menahun ( sedang der. Thiazide yang lain tidak efektif ) Pemberian secara iv, cukup untuk menurunkan [Ca] pada pasien hiperkalsemia (sedang der. Thiazide yang lain tidak efektif) Kurang efektif untuk pengobatan hipertensi (kombinasi dengan diuretika ), sedang der. Thiazide yang lain lebih efektif misalnya : HCT, Chlorthalidone (Hygroton) : long acting diuretic
E.S : hipokalemi asidosis ( lebih besar terjadi
dibanding dengan der. Thiazide yang lain ) sedang urine [K+] dan [H+] >>>>>> o.o.a cepat sehingga dipakai untuk kasus-kasus gawat misalnya : sesak pada payah jantung dan oedema paru akut. ASAM ETAKRINAT =EDECRIN TAB 50MG C.K : - menghambat reabsorpsi Na pada tub. Proximal - menghambat reabsorpsi Cl - pada loop of Henle o.o.a : cepat ( 1/2 jam ) p.o khasiat maksimal dapat terlihat setelah 2 jam dan d.o.a. nya : 6 – 8 jam Hambatan reabsorpsi Na >> ( 40-50%) juga terjadi pada tub. Distalis ( terjadi pertukaran dengan K + dan H+ ), sehingga pertukaran Na+ dengan K+ meningkat tubuh banyak mengandung K+ darah mengalami hipokalemi. Absorpsi : p.o. baik Metabol. : hati Ekskresi : empedu dan urine E.S / intoksikasi : Dehidrasi Hipotensi, kadang-kadang ad. timbul shock Hipokalemi Alkalosis Ketulian / deafness Meningkatkan kadar asam urat darah GOUT SPIRONOLACTONE = ALDACTON Disebut juga aldosteron antagonis yi bekerja dengan cara menempati reseptor2 yang biasa diduduki oleh aldosteron shg aldosteron tidak dapat bekerja, akibatnya Na tidak direabsorpsi. ( artinya terjadi kenaikkan [Na] pada tub. Renalis ) Aldosteron tidak dapat masuk sehingga Na tetap diluar, pertukaran K+ & H+ tidak terjadi (K+ atau H+ tidak dapat keluar), shg terjadi suatu keadaan : hiperkalemia alkalosis
Aldosteron : mineralokortikoid endogen yang berfungsi :
memperbesar reabsorpsi Na dan Cl oleh sel tubuli memperbesar ekskresi K dengan mempertinggi pertukaran Na dengan K. TRIAMTERENE C.K : sama dengan Spironolacton : aldosteron antagonis tetapi tidak melalui penghambatan aldosteron pada tub. distalis suatu efek langsung
Jarang digunakan sendiri, dikombinasikan dengan diuretik
lain misalnya : aldaczid ( spironolactone + Thiazide )
Meningkatkan urea darah ( BUN / Blood Ureum Nitrogen
= Nitrogen di urine dalam darah ). Menyebabkan penurunan ekskresi ion K akibat penghambatan sekresi K oleh tub. distalis Hal ini disebabkan karena adanya penghambatan reabsorpsi Na sehingga terjadi hiperkalemia
Absorpsi : GIT – baik (p.o)
Efek diuresis mulai tampak setelah 1 jam
AMILORID
SEDIAAN : ~ scandiuret : HCT +
~ lorinid Amiloride HCl C.K. : sm dgn Triamterene yi mengurangi sekresi K dan bila dikombinasi dengan diuretic golongan thiazide terjadi potensiasi diuresis >>>>>>, sedang bahaya hipokalemia oleh thiazide dapat dicegah oleh golongan ini Absorpsi : 15 – 25% oleh usus Efek diuresis terlihat setelah 6 jam dan akan berakhir setelah 24jam. THIAZIDE C.K : Menghambat reabsorpsi Na & Cl secara langsung disegmen dilusi distal dari ansa Henle bagian asenden dan mungkin juga ditub. Proximalis. Menghambat ekskresi asam urat kadar asam urat dalam darah menjadi tinggi Menurunkan ekskresi Ca ad 40%, karena Thiazide tidak dapat menghambat reabsorpsi Ca oleh sel tub.distalis HCT : masa kerja tidak lama Chlorthalidone ( Hygroton ) : masa kerja lama Absorpsi : GIT baik sekali Efek tampak setelah 1 jam PENGGUNAAN THIAZIDE :
Thiazide terutama bermanfaat pada pasien
payah jantung kronik, penyakit hati dan ginjal yang disertai oedema
Thiazide dapat juga dipakai pada terapi
hipertensi dalam kombinasi dengan obat hipertensi lain ( efek vasodilatasi perifer ) ……………. Lanjutan : Penggunaan THIAZIDE
Hati-hati pemberian obat golongan ini pada pasien
payah jantung / hipertensi yang disertai gangguan fungsi ginjal, o.k. dapat memperhebat gangguan tersebut akibat penurunan GFR dan hilangnya Na, Cl & K yang >>>>>>>
Digunakan untuk mengobati toksemia gravidarum
yi dengan meningkatkan diuresis dan menurunkan T.D …………… . Lanjutan : Penggunaan THIAZIDE
Juga digunakan untuk pengobatan diabetes insipidus
terutama yang bersifat nefrogen
Juga untuk pengobatan pada pasien batu saluran kencing
yang terdiri dari batu kalsium
Meningkatkan kadar asam urat dalam darah GOUT
Terjadi hipokalemi alkalosis
[K] rendah oleh karena K+ & H+ banyak digunakan untuk ion exchange dengan Na+ pada tub. Distalis Penggunaan Klinik Diuretika pada umumnya:
1. Keadaan edema Gol. Furosemid
Edema : terjadi penumpukkan air pada jaringan Penyebab utamanya : payah jantung, penyakit hati (cirrhosis), ascites atau sindroma nefrotik. 2. Pada penderita hipertensi Gol. Tiazid Penggunaan diuretika untuk terapi hipertensi berdasar atas efek : Ekskresi Natrium Vasodilatasi arteriol secara langsung Volume plasma menurun TD menurun. 3. Pada penderita diabetes insipidus Gol. Tiazid Dengan cara mengurangi ekskresi air ( diperkirakan melalui mekanisme kompensasi intrarenal / intrarenal compensatory mechanisms )
4. Pada penderita Batu ginjal Gol. Tiazid
Dengan cara menurunkan ekskresi Ca dalam urine sebagai akibat adanya kompensasi intrarenal yang menyebabkan reabsorpsi Ca di tub. Proximalis bertambah atau akibat adanya penghambatan secara langsung terhadap sekresi Ca. 5. Pada penderita hiperkalsemia Gol. Furosemid Penggunaan Furosemid dosis meningkat secara iv (100mg ) dan infus larutan garam faali menghambat reabsorpsi Na Cl, air dan Ca di Tub. Proximalis Penggunaan kombinasi tersebut untuk tujuan ini diperlukan pengeluaran urine sebesar 20 liter / hari TERIMA KASIH……