Anda di halaman 1dari 21

Penilaian Kinerja Organisasi

Sektor Publik
Nama Kelompok 4

Ni Made Sutariani (18)

Ni Nyoman Aprilia Wiryastuti(20)

 Ni Putu Novi Ardani (23)

Ni Wayan Juli Martani (27)


Penilaian Kinerja
Organisasi Sektor
Publik

1. Penilaian Kinerja
2. Balanced Scorecard
berdasarkan Value For
di Sektor Publik
Money Audit
1.Penilaian Kinerja Berdasarkan Value For
Money Audit

A
• Definisi Value For Money

B
• Tujuan Value For Money

C
• Indikator Kinerja dan Pengukuran Value for Money

• Karakteristik Value For Money Audit


D

E • Audit 3E

F
• Value For Money Sebagai Penilaian Kinerja Pemerintah Daerah
DEFINISI

 1. Menurut University of Cambridge (2010),  'Nilai untuk uang' (VFM)


adalah istilah yang digunakan untuk menilai apakah organisasi telah
memperoleh manfaat maksimal dari barang dan jasa yang baik
memperoleh dan memberikan, dalam sumber daya yang tersedia untuk
itu.
 2.Erlendsson (2002) menyatakan Value for money (VFM) adalah istilah
yang digunakan untuk menilai apakah organisasi telah memperoleh
manfaat maksimal dari barang dan jasa yang baik memperoleh dan
memberikan, dalam sumber daya yang tersedia untuk itu. 
Tujuan Value For Money

 1.Meningkatan efektivitas pelayanan publik 


 2.Meningkatkan mutu pelayanan public
 3.Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan
terjadinya penghematan dalam penggunan input
 4.Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan public
 5.Meningkatkan kesadaran akan uang publik (public costs awareness) sebagai
akar pelaksanaan akuntanbilitas public
 6.Tujuan yang dikehendaki terkait pelaksanaan value for money:  Audit 3E
Indikator Kinerja dan Pengukuran Value for Money

 Mekanisme untuk menentukan indikator kinerja tersebut memerlukan hal-hal sebagai


berikut:

Sistem Perencanaan dan pengendalian

Spesifikasi teknis dan standardisasi

Kompetensi teknis dan profesionalisme

Mekanisme ekonomi dan mekanisme pasar

Mekanisme sumber daya manusia


a. Peran Indikator Kinerja bagi Pemerintah adalah :

1. Untuk membantu memperjelas tujuan organisasi.


2. Sebagai mengevaluasi target ahkir ( final outcome ) yang dihasilkan.
3. Sebagai masukan untuk menentukan skema insetif manajerial.
4. Memungkinkan bagi pemakasi jasa layanan pemerintah untuk melakukan pilihan.
5. Untuk menunjukan standar kinerja
6. Untuk menunjukan efektivitas
7. Untuk membantu menentukan aktivitas yang memiliki efektivitas biaya yang paling baik untuk
mencapai target sasaran
8. Untuk menunjukan wilayah, bagian atau proses yang masih potensial untuk dilakukan penghematan.
b.Pengembangan Indikator Value For Money

 Peranan indikator kinerja adalah untuk menyediakan


informasi sebagai pertimbangan untuk pembuatan keputusan.
Hal ini tidak berarti bahwa suatu indikator akan memberikan
ukuran pencapaian program yang definitif. Indikator value
for money dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
 1. Indikator Alokasi Biaya ( ekonomi dan efisiensi ), dan
 2. Indikator kualitas pelayanan ( efektivitas )
c.Tiga Pokok Bahasan Dalam Indikator Value For Money

 Tiga Pokok Bahasan Dalam Indikator Value For Money


 Berikut ini akan dijelaskan mengenai konsep value for money atau yang
dikenal dengan 3E.
 Ekonomi adalah hubungan antara pasar dan masukan (cost of input).
 Efisiensi berhubungan erat dengan konsep produktivitas.
 Efektivitas, pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau
target kebijakan. Indikator efektivitas, adalah suati indikator yang
menggambarkan jangkauan akibat dan dampak (outcome) dari keluaran
(output) program dalam mencapai tujuan program.
 Langkah-langkah Pengukuran Value For Money :
c 1. Pengukuran Ekonomi Pengukuran efektivitas hanya memperhatikan
keluaran yang didapat, sedangkan pengukuran ekonomi hanya
mempertimbangkan masukan yang dipergunakan.
 Apakah biaya organisasi lebih besar dari yang telah dilanggarkan oleh
organisasi ?
 Apakah biaya organisasi lebih besar daripada biaya organisasi lain yang
sejenis yang dapat diperbandingkan ?
 Apakah organisasi telah menggunakan sumber daya finansialnya secara
optimal ?
2.Pengukuran Efisiensi
 Pengukuran Efisiensi. Efisiensi merupakan hal penting dari tiga
pokok bahasan Value for Money.  Efisiensi diukur dengan rasio
antara output dengan input. Semakin besar output dibanding input,
maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi.
 EFISIENSI =      Output
Input
3.Pengukuran Efektivitas
 Pengukuran Efektivitas. Efektivitas merupakan ukuran berhasil atau tidaknya
suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai
tujuanya, maka oragnisasi tersebut dikatakan telah berjalan dengan efektif.
4.Pengukuran Outcome
 Pengukuran Outcome. Outcome adalah dampak suatu program atau proyek
terhadap masyarakat. 
 Pengukuran outcome memiliki dua peran, yaitu:
 a.   Peran retrospektif
 b.   Peran prospektif
D. Karakteristik Value For Money Audit

 Audit Konvensional, hasil audit berupa opini auditor secara


independen & obyektif tentang kewajaran laporan keuangan
sesuai dengan kriteria standar yang ditetapkan, tanpa pemberian
rekomendasi perbaikan.
 VFM audit tidak sekedar menyampaikan kesimpulan
berdasarkan tahapan audit yang dilaksanakan, akan tetapi juga
dilengkapi dengan rekomendasi untuk perbaikan di masa
mendatang.
e.Audit 3E

 1.Audit Ekonomi & Efisiensi


 Ekonomi mempunyai arti biaya terendah. Efisiensi mengacu pada rasio terbaik antara output dengan
biaya (input), karena diukur dalam unit yang berbeda maka efisiensi dapat terwujud dengan sumber
daya yang ada dapat dicapai output yang maksimal, atau output dapat dicapai dengan sumber daya
yang sekecil-kecilnya.
 Audit Efektivitas
 Efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan. Menurut Audit Commission (1986), efektivitas berarti
menyediakan jasa yang benar sehingga memungkinkan pihak yang berwenang untuk
mengimplementasikan kebijakan dan tujuannya
 F. Value For Money Sebagai Penilaian Kinerja Pemerintah Daerah
 Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia antara lain disebabkan oleh
tata cara penyelenggaraan pemerintahan yang tidak dikelola dan
diatur dengan baik. Akibatnya timbul berbagai masalah seperti
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang sulit diberantas,
masalah penegakan hukum yang sulit berjalan, monopoli dalam
kegiatan ekonomi, serta kualitas pelayanan kepada masyarakat
yang memburuk.
2.Balanced Scoredcard di Sektor Publik

 Balance Scorecard (BSC) adalah sistem manajemen (bukan hanya sebuah sistem pengukuran)
yang dapat membantu organisasi untuk menjelaskan visi dan strategi mereka dan menerapkannya
dalam kegiatan operasinya
 Ada beberapa keuntungan bagi pemerintahan apabila menggunakan BSC yaitu :
 BSC menempatkan seluruh organisasi dalam proses pembelajaran;
1. Keputusan penganggaran yang lebih rasional;
2. Memfasilitasi perbaikan kinerja;
3. Memperbaiki komunikasi kepada stakeholders;
4. Memberikan data untuk acuan (benchmark)
a. Proses implementasi BSC dapat diuraikan sebagai berikut

a) Mendefinisikan Tujuan, Sasaran, Strategi, Dan Program


Organisasi
b) Merumuskan Framework Pengukuran Setiap Jenjang Manajerial.
c) Mengintegrasikan Pengukuran ke Dalam Sistem Manajemen.
d) Monitoring Sistem Pengukuran Kinerja.
b.Tujuan Balanced Scorecard

 Pada organisasi publik yang mengedepankan layanan publik, BSC


perlu diadaptasikan sehingga menghasilkan pengukuran yang
sesuai dengan tujuan utama organisasi. Pada organisasi komersial
model BSC sebagaimana dirumuskan Norton & Kaplan,
menempatkan perpekstif finansial di atas ketiga perspektif lainnya.
Hal ini berarti bahwa semua komponen kinerja non finansial
dilakukan dalam rangka mengoptimalkan kinerja finansial misalnya
profit dan return on investment (ROI).
c.Syarat-syarat Efektifitas BSC (Quinlivan, 2000):

 Adadefinisi yang jelas atas tujuan individu, team, unit


organisasi, dan organisasi.
 Memahami hubungan antara proses internal yang bernilai
tambah dengan outcome yang dihasilkan.
 Mengintegrasikanmodel pengukuran kinerja BSC dalam suatu
manajemen strategic, manajemen kinerja, dan sistem
penghargaan pegawai.
Sekian

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai