Anda di halaman 1dari 69

PENGENDALIAN DAN

PENCEGAHAN HEPATITIS VIRUS

Oleh
SEKSI P2
DINKES PROV JAWA TIMUR

Disampaikan Pada
Pertemuan Program Hepatitis
Di Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo
14 Novemebr 2016
PENDAHULUAN
HEPATITIS VIRUS
KOTORAN - KONTAK
MULUT CAIRAN TUBUH

HEPATITIS HEPATITIS
A B

HEPATITIS HEPATITIS
E C

HEPATITIS
D
FECAL – ORAL (KOTORAN – MULUT)
PEMBAWA
A/E

SEMBUH
MEMBUANG KOTORAN
ATAU
TIDAK CTPS
PEMBAWA

TERINFEKSI MENYENTUH MAKANAN


SAKIT AKUT ATAU BENDA

DISENTUH
DIMAKAN
TAK CTPS
KONTAK CAIRAN TUBUH

PEMBAWA
VIRUS

KOMPLIKAS
TERINFEKSI KRONIS
I

TANPA
VIRUS
HUBUNGAN
SEKS

VERTIKAL
(IBU KE PENASUN
ANAK)
KONTAK
CAIRAN
TUBUH

TRANSFUSI
ALAT TIDAK
STERIL HEMODIALIS
A
SIKLUS HEPATITIS VIRUS ( B / C / D)
PADA PEREMPUAN DAN ANAK

• SEHAT
• PEMBAWA SEJAK
PUS • SEHAT
• TERINFEKSI DALAM
KECIL • SEHAT KANDUNGAN
• TERINFEKSI • SALAH SATU • TERINFEKSI SESUDAH
PEMBAWA KELAHIRAN
• SALAH SATU
TERINFEKSI
• IBU TERINFEKSI HAMIL
WUS ANAK
BESARAN MASALAH
Hepatitis  Indonesia endemis, Hepatitis A & E sering muncul
sebagai KLB; Hepatitis B & C dapat menjadi kronis  menjadi
masalah kesehatan masyarakat yang serius
Indonesia  Negara Pelopor Dikeluarkannya Resolusi 63.18
Tahun 2010 Tentang Pengendalian Hepatitis Secara
Komprehensif & Co-sponsor Resolusi Hepatitis Ke-2 (67.R6)
Tahun 2014 Ttg Perlunya Upaya Konkret dalam pengendalian
Hepatitis
Hasil Riskesdas Biomedis (2013) :
o HBsAg (+) : 7,1%
o Anti HCV (+) : 1,01%.

- Estimasi pengidap Hep C 3 juta org


- Diperkirakan 28 juta penduduk Indonesia terinfeksi Hepatitis B
& C  50% menjadi kronik (14 juta)  10% mengalami liver
fibrosis & menjadi Ca (1,4 juta)
GAMBARAN
PENDERITA
HEPATITIS DI
INDONESIA

TERINFEKSI
28 JUTA (25JT B & 3JT C)
KRONIS
14 JUTA
KOMPLIKASI
1,4 JUTA
MENINGGAL
14.000/TH
Est Kematian akibat
Penyakit Menular di
Indonesia

PREVALENSI HBsAg dan HBC DARAH DONOR


UTD PMI SELURUH INDONESIA TAHUN 2008-
2014  

WHO .2009 Sumber data: UTDP PMI


HBsAg (+) PADA BUMIL DAN NAKES DARI HASIL DDHB
DI DKI JAKARTA TAHUN 2013 dan 2014
6.00

5.33

5.00

3.90
4.00

3.40 3.33
3.23 3.18
2.94 3.00
3.00 2.68
2.56 2.55
2.39
2.21 2.23 2.16
2.03
1.92 1.92 1.93
2.00 1.70
1.65 1.611.61
1.39

1.00

-
Jakpus Jakut Jakbar Jaksel Jaktim DKI

Bumil 2013 Bumil 2014 Nakes 2013 Nakes 2014

* Sumber data: laporan Pelaksanaan Kegiatan DDHB Tahun 2013 & 2014, Ditjen PP & PL, Kemenkes
HBsAg (+) PADA BUMIL DAN NAKES DARI HASIL DETEKSI DINI HEPATITIS B
PADA 12 PROPINSI YANG MULAI MELAKSANAKAN DDHB TAHUN 2014

9.00

8.00
8.00

7.00

6.00

5.00
4.37

4.24
4.08

3.76
3.76

3.61
4.00

3.50
3.33
3.03

2.80
2.78

2.76
2.67
2.65

3.00

2.56
2.43
2.42

1.79

1.79
1.73

1.66
2.00

1.57
1.46

0.80

0.79

1.00

0.00
Sumbar Jambi Jateng Jatim Sulsel Kalbar Sumut Bengkulu Papua NTB Jabar Sulut Total
Barat

Bumil Nakes

* Sumber data: laporan Pelaksanaan Kegiatan DDHB Tahun 2014, Ditjen PP & PL, Kemenkes
PREVALENSI HEPATITIS B & C PADA KELOMPOK PENASUN DI 4 KOTA DI INDONESIA
TAHUN 2014

* Sumber data: Surveilans Hepatitis B & C Pada Kelompok Penasun Tahun 2014, Ditjen PP & PL, Kemenkes
HBsAg (+) PADA KELOMPOK POPULASI
BERISIKO DI BEBERAPA KOTA DI INDONESIA
TAHUN 2015
40.00

34.00
35.00

30.00

25.00

20
20.00

15.00
10.67

10.40

7.60
10.00
7.39

6.00

5.6
4.40

4.40

5.2
3.94

4.00
4.00

5.00
2.80

0.00
DKI Jakarta Jawa Timur Bali Papua Kepulauan Riau

Direct Sex Worker Indirect Sex Worker IDU Transgender MSM


Anti HCV (+) PADA KELOMPOK POPULASI BERISIKO TINGGI
DI BEBERAPA KOTA DI INDONESIA TAHUN 2015

70.00

63.20
60.00
47.23

50.00

40.00

30.00

20.00

10.00

5.8
3.60
1.60

1.60

1.60
0.79

1.30
0.67

0.00

0.00
0.00

0.4

0
0.00
DKI Jakarta Jawa Timur Bali Papua Kepulauan Riau

Direct Sex Worker Indirect Sex Worker IDU Transgender MSM


HBsAg (+) & Anti HCV (+) PADA POPULASI BERISIKO DI
BEBERAPA KOTA DI INDONESIA TAHUN 2015

4.00

3.60
3.50
3.20

3.00

2.50

2.00

1.50

1.00
0.40

0.50
0.00

0.00

0.00

0.00
0.00

0.00

0.00

0.00
0

0
0.00
DKI Jakarta Jawa Timur Bali Papua Kepulauan Riau

Direct Sex Worker Indirect Sex Worker IDU Transgender MSM


Cakupan imunisasi HB 0 di 120

Indonesia Tahun 2000-2014* 100.9


100
94.6 93.5 94.9 94.9 95
100 90.6 89.6 90.8 91.1 90.6 90.6 91.6 89.4
83.1
90 80
85.6 85.8
80.5 81.1
80
75.6
60
70 68.4

60.3
60
54.2 40

50
42.8
40 41.2
40 20

31.4
30

0
20

01

03
04

06
07

09

12
00

02

05

08

10
11

13
14
20

20
20
20
20
20
20
20

20
20

20
20
20
20
20
11.5
10
Realisasi Target
1.8 3
0

Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di


01
02

04
05

07

10
11

13
14
00

03

06

08
09

12
20

20
20
20
20

20

20
20
20
20
20
20
20
20
20

Realisasi Target Indonesia, Tahun 2000-2014


*) Sumber : Data Subdit imunisasi
KEBIJAKAN
UPAYA PENGENDALIAN HEPATITIS B & C
POPULASI Prev Hep B SASARAN TARGET 2019 TARGET
STRATEGIS PENGENDALIA
Populasi Risti : 1.Bumil 1,3%-8% N (IMPACT)
1. Bumil 1. Paling
2. Nakes 1,6-5,3 % 1. Kab/kota melaks
tidak 80%
2. Nakes 3. Penasun 4,4 – Advo & Sos90%
2. Kab/kota Det Dini kelompok
3. Penasun 7,4% Tahun 2020 :
Hep B & C pd pop Risti
4. Pekerja seks 4.Waria/TG 4 - 6% berisiko 80% melakukan Eliminasi
5. LGBT 5. LSL 6,7 -10,6% 3. Prop DDH transmisi HIV,
6. ODHA 6. Pop umum: melaksanakan 2. 90% bayi Sifilis dan
7. Pasien IMS >15 th 7,1%; 1-4 pengamatan
100%
baru lahir Hepatitis dari
8.Hemodialisis, th 4,2%; 5-9 mendapat
th 7,1%; 1-14
ibu ke anak
Hemopili kan Imun
9. Warga Binaan th 6,8% Hep B <24
Penjara jam
10. dll 3. 80% orang
Prev Hep C Tahun 2030
yang
1.Pada Pop umum umur > 15 th,
ditemukan ELIMINASI
Populasi Umum: mendapat
prev Hep C 1,01% HEPATITIS B &
1. Orang im Hep kan
B(-)
2. WPS 0,67 – 0,79% C
3. Waria 1,6 – 3,6% layanan
2. Kelg/kontak erat 4. Penasun 47 – 63% lanjutan
dg pengidap 5. Waria 1,6 – 3,6%
Hepatitis 6. LSL 0,67 – 1,6%

EMTCT  95% bayi baru lahir HBO<24 jam; 95% bumil lakukan DDHB; 95% bayi yg
lahir dari bumil HBsAg pos diberikan HBO
KERUGIAN NEGARA AKIBAT HEPATITIS B

 Setiap tahun terdapat 5 juta bumil, HBsAg


reaktif pada bumil rata – rata 3% maka
setiap tahun terdapat sebanyak 150.000
orang yang 95% potensial mengalami
Hepatitis kronis
ELIMINASI HEPATITIS B & C TAHUN 2030
 ELIMINASI INSIDENS HEPATITIS B
 E-MTCT hep B, HIV & Sifilis 2020
 >90% bayi baru lahir mendapatkan HBO <24 jam setelah
kelahirannya
 >90% bumil ditawarkan untuk Deteksi Dini Hep B pada
Bumil; >90% bumil melakukan DDHB; >90% bumil dg
HBsAg reaktif bayi mendapatkan HBIg dan HBO < 24 jam
 >90% populasi berisiko melakukan DDHB; >90% yg pos
melakukan layanan lanjutan; >90%nya melakukan,
pengobatan, vakinasi dan perilaku hidup bersih dan sehat
ELIMINASI HEPATITIS B & C TAHUN 2030

 >90% risti didiagnosa; >90% dirujuk ke yankes;


>90% yg dirujuk diobati; >90% yang diobati
sembuh
 >90% Risti melakukan PHBS
 Menurunnya insidens Hepatitis C sebesar 50%
pada 2020
TUJUAN PENGENDALIAN & PENCEGAHAN

TUJUAN UMUM
Melaksanakan kegiatan pengendalian Hepatitis, secara berhasil-
guna dan berdaya-guna dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal

TUJUAN KHUSUS
• Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
• Mencegah terjadinya penularan
• Menurunkan angka kesakitan dan kematian
• Meningkatkan kualitas hidup orang dengan hepatitis
SASARAN STRATEGIS HEPATITIS
1. Meningkatnya kab/kota yang melaksanakan advokasi
dan atau sosialisasi tentang Hepatitis sebesar 90%
pada tahun 2019.
2. Meningkatnya kab/kota yang melaksanakan Deteksi
Dini Hepatitis B dan C pada kelompok populasi
berisiko sebesar 80% pada tahun 2019.
3. Meningkatnya Propinsi yang melaksanakan
pengamatan Hepatitis pada kelompok paling bersiko
sebesar 100% pada tahun 2019
INDIKATOR KEGIATAN HEPATITIS 2015 - 2019
NO INDIKATOR 2014 2015 2016 2017 2018 2019
ELIMINASI PENULARAN HEPATITIS B DARI IBU KE ANAK TAHUN 2020, ELIMINASI
HEPATITIS C PADA TAHUN 2030
1 % Kab/kota yang melakukan 3 10 20 40 80 90
sosialisasi dan atau advokasi ttg
hepatitis.
2 Jumlah Propinsi yang melakukan 7 14 21 28 34 34
kegiatan surveilans Sentinel
Hepatitis pada populasi beresiko
3 % Kab/kota yang melakukan 3 10 20 40 80 90
deteksi dini hep B pada bumil
4 % Kab/kota yang melakukan NA 10 20 40 80 90
deteksi dini hep B dan C pada
populasi beresiko
5 % orang yang terdeteksi dg NA 2,5 5 10 20 30
HBsAg positif yang mendapatkan
akses perawatan/upaya lanjutan
6 % Orang Dengan Hep C NA 5 10 20 40 60
mendapatkan akses
perawatan/layanan lanjutan
P
E PEDOMAN PROGRAM
SUMBER PENULARAN R PROMOTIV
M PREVENTIV
E DIAGNOSA DINI
N KURATIV
PERLU PAYUNG K REHABILITATIV
DUNIA E
KEBIJAKAN ,
STRATEGI & Hep B & C S
NSPK 2 Milyard terifeksi
240 juta kronis
INDONESIA
H
1 Juta meninggal/tahun E
28 Juta terinfeksi
P
2,8 juta kronis, kanker
KOMPLIKASI A
14.000SIRROSIS
meninggal/tahun
HATI PEDOMAN KLINIS
T
*BEBAN YANKES ASCITES (CAIRAN PERUT) I LABORATORIUM
*BEBAN BIAYA HEMATEMESIS (MUNTAH DARAH) T TATALAKSANA KASUS
*PRODUKTIVITAS TURUN MELENA (BAB DARAH) I PENGOBATAN
S
• TERKONTROLNYA VIRUS, AKAN MENGURANGI SUMBER PENULARAN & PREVALENSI IMPACT
• BIAYA KESEHATAN TURUN, KUALITAS HIDUP & PRODUKTIVITAS MENINGKAT & SEJAHTERA
• PENINGKATAN AKSES DAN PELAYANAN YANG TERSTANDAR OUT-
COME
• OUT-COME: TERCEGAH, TEROBATI DAN TERHINDAR DARI KOMPLIKASI
• PERMENKES & PEDOMAN UNTUK PERENCANAAN & PENGANGGARAN PROGRAM OUTPUT
• PROGRAM YG EFISIEN, EFEKTIF, & AKUNTABEL MASY. MUDAH AKSES PELAYANAN
• PEDOMAN KOMPREHENSIP: PROM-PREV-DIAGNOSA-KURATIF-REHABILITATIF OUTPUT
• ACUAN STANDAR PELAYANAN KEPASTIAN & TRANSPARANSI UNTUK MASYARAKAT
• PERMENKES BERISIKAN KEBIJAKAN, STRATEGI, NILAI, STANDAR, PEDOMAN, KRITERIA OUTPUT
• ACUAN STANDAR TERBENTUK DARI KOMITMEN GLOBAL & INOVASI
MANFAAT PERMENKES
Perkembangan Upaya Pengendalian Hepatitis Virus Di Indonesia
• Indonesia
Inisiator • Deteksi dini Hep B pd Bumil dan
Resolusi WHA Promosi Nakes di 20 Kab/Kt (13 prop)
• Peringatan HHS I Hepatitis (Sos • Pengamatan Hep B dan C pada
di Ind dan Adv) kelompok resti di 4 prop

2010 2012 2014

2011 2013 2015

Hep masuk Deteksi dini • Deteksi dini Hep B pd Bumil dan


program di Hep B pd Kelompok Berisiko Tinggi di 31
Subdit Diare & Bumil dan Kab/kota (24 Prop)
ISP, PPML • Pengamatan Hep B dan C pada
Nakes di DKI
kelompok resti di 7 prop
• Terbitnya Permenkes no 53 thn
2015 ttg Pengendalian Hep Virus
P2 HEPATITIS DI
JWA TIMUR
SITUASI HEPATITIS JAWA TIMUR

 Masih ditemukan adanya kejadian luar biasa hepatitis A


-1998 di Kab Bondowoso (Kec Sukosari) dan Kab Malang (Kec
Wonosari) di 7 desa dengan jumlah kasus 998.
-Tahun 2004 di Kab Bondowoso
(Kec Tegal Ampel) 47 kasus.
-Tahun 2006 di Kab Bondowoso
(Kec Pakem) 65 kasus.
-Tahun 2009 di Kab Ngawi
dengan 146 kasus
KECENDERUNGAN PROPORSI ANGGOTA RUMAH TANGGA
USIA >10 TH YG BERPERILAKU BENAR CUCI TANGAN

SUMBER: RISKESDAS 2013


KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

PROMOSI KESEHATAN:
Kampanye PHBS Keterlibatan lintas sektor

Kampanye cuci tangan pakasi sabun

Pemicuan untuk penggunaan jamban sehat 


ODF (open defecation free)
 Upaya Pengendalian yang diperlukan:
 PENCEGAHAN :
 Peningkatan cakupan imunisasi HBO sesegera
mungkin < 24 jam
 DETEKSI DINI IBU HAMIL
 penurunan infeksi baru dg pemberian HBIG
dan Imunisasi HBO < 24 jam  95% efektif.
 perlu dilakukan sebagai alternatif
pemecahan masalah adanya gap imunisasi
HBO, dan mereka yang belum divaksinasi
 upaya pencegahan penularan baru dan yang
lebih lanjut bagi yg terinfeksi
 Pada tahun 2015 secara nasional dilaksanakan di
24 propinsi
 Jawa Timur :
- 2014 & 2015 dilaksanakan di Kota Surabaya
- 2016 dikembangkan ke 8 kab/kota :
Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Lamongan,
Mojokerto, Mojokerto (k), Malang dan Malang
(k)
Perkembangan Upaya Pengendalian Hepatitis Virus di Jawa Timur

• JAWA TIMUR (Surabaya) • Pengembangan 8 kab/kota


• Pemeriksaan dengan CLIA/ ELISA (Lamongan, Gresik, Surabaya,
• Alokasi sampel 5.500 sampel Sidoarjo, Mojokerto, Mojokerto
(k), Malang, Malang (k))
• Pemeriksaan dengan rapid test
• Alokasi sampel 36.700 sampel
2014 2016

2015
• Ngawi
• Dana APBD
• Pemeriks dengan rapid
• Surabaya
test
• Pemeriksaan dengan
• Jumlah sampel ± 1.700
CLIA/ELISA
sampel
• Alokasi sampel 22.000
sampel
KEGIATAN YANG SUDAH
DILAKSANAKAN

PENCEGAHAN:
Imunisasi wajib  HB0

Program Pengurangan Dampak Buruk


Penggunaan Napza Suntik LASS, Substitusi
Metadon
Kegiatan Layanan Alat Suntik Steril
 Penyediaan paket jarum
suntik steril
 Paket terdiri dari : jarum
steril , alkohol swab, kondom.
Contoh pesan di amplop
 Jangan pakai jarum bersama-
sama
 Gunakan peralatan steril
pribadi
 Hindari overdosis
 Kembalikan jarum bekas
 Pakailah kondom
Peta Layanan LASS (N=20)
Tenggilis, Sawahan, Dupak,
Kalrungkut, Manukan Kulon,
Jagir
Kota, Waru

karangsari
Pandaan Sritanjung

Turen &
Kota Madiun Oro-Oro Arjuno, Ciptomulyo, Gondanglegi
Ombo dan Kab Madiun Kendalkerep Jember Kidul
Dolopo
KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

DETEKSI DINI IBU HAMIL:

 Dana Dekonsentrasi :
 Surabaya, Gresik, Lamongan, Sidoarjo, Mojokerto,
Mojokerto (k), Malang, Malang (k)

ANC Terpadu (Dana APBD II)


 Ngawi, Mojokerto, Magetan, Malang (k), Gresik,
Pamekasan, Kediri
KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

PENGOBATAN & REHABILITASI


Menggunakan mekanisme layanan kesehatan
perseorangan
Memanfaatkan JKN
DATA CAPAIAN PROGRAM 2014

TARGET DIPERIKSA HEPATITIS B 5.500


DIPERIKSA HBsAg 4.638 (84%)
REAKTIF
166 (3,6%)
BAYI LAHIR DIBERI
IMUNOGLOBULIN 100 (80%)
DATA CAPAIAN PROGRAM 2015

TARGET DIPERIKSA HEPATITIS B 22.000


DIPERIKSA HBsAg 6.989 (32%)
REAKTIF
211 (3,02%)
BAYI LAHIR DIBERI
IMUNOGLOBULIN 100 (100%)
HASIL DETEKSI DINI HEPATITIS B PADA IBU
HAMIL DI KOTA SURABAYA

2014 2015
Total sampel
3.217 Total sampel
2.834

4% 3%

96%
97%

Reaktif Non Reaktif Reaktif Non Reaktif


HASIL DETEKSI DINI HEPATITIS B PADA
TENAGA KESEHATAN DI KOTA SURABAYA

2014 2015

Total sampel Total sampel


3% 1.396 3.389

3%

97%
97%

Reaktif Non Reaktif Reaktif Non Reaktif


PELAKSANAAN
2015
 Kab/kota yang melakukan sosialisasi dan atau advokasi
tentang hepatitis:
 Kegiatan baru, sosialisasi dilaksanakan pada saat ada pertemuan diare
 Perlu advokasi @ kab/kota ke stake holder pentingnya pemutusan
rantai penularan hepatitis B secara vertikal

 Kab/Kota yang melakukan kegiatan Deteksi Dini Hepatitis B


(DDHB)
 Dana Dekon hanya Kota Surabaya
 BHP, HBIG dan pemeriksaan dipenuhi dari pusat
 Karena dibintang maka pelaksanaan DDHB hanya sebentar
juga reagen di BBLK expired akibatnya ada penumpukan
HBIG
 Pemeriks lanjutan RS Dr Soetomo t’kendala alat
 RR perlu ditingkatkan
PERHITUNGAN :
- Alokasi : 22.000 sampel
- Realisasi : 6.989 sampel
- Capaian : 31,77%
REALISASI PELAKSANAAN DETEKSI DINI HEPATITIS IBU HAMIL DAN TENAGA
KESEHATAN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

Mahasiswa
Kesehatan 7,87%
Ibu Hamil
32,20%

Napza Suntik
1,79%
Petugas Kesehatan
SAMPEL 154,05%
22.000

Waria 9,39%
Penderita
Keluarga
IMS 1,99%
penderita
ODHA Hepatitis
1,32% 10,88%
REKAPITULASI JUMLAH SAMPEL PEMERIKSAAN DDHB PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015
JUMLAH
NO NAMA PUSKESMAS HBB HBP HBK HBPMK HBI HBW HBL HBS HBO HBN SAMPEL
1 Tanjungsari 49 10 2  3          64
2 Simomulyo 30 12                42
3 Manukan Kulon 18 8 3              29
4 Balongsari 92 17 29  3          141
5 Asem rowo 60 10 6 1            77
6 Sememi 44 55 5    31 1 13    149
7 Benowo 119 13 5              137
8 Jeruk 42 4                46
9 Lidah Kulon 60 28                88
10 Bangkingan 23 18                41
11 Lontar 22 16                38
12 Made 36                  36
13 Peneleh 45 20                65
14 Ketabang 17 1 3 6            27
15 Kedungdoro 80 105                185
16 Dr.Soetomo 37 25                62
17 Tembok Dukuh 50                  50
18 Gundih 62                  62
19 Tambakrejo 49 7                56
20 Simolawang 56 74                130
21 Perak Timur 103      11 18 14  5  151
22 Pegirian 32 2                34
23 Sidotopo 47 20                67
24 Wonokusumo 82 20 1              103
25 Krembangan Selatan 41 29  2            72
26 Dupak 42 21 1          1  65
27 Morokrembangan 34 3    1          38
27 Kenjeran                      
29 Tanah Kali kedinding 36                  36
30 Sidotopo Wetan 49                  49
31 Bulak Banteng                      
REKAPITULASI JUMLAH SAMPEL PEMERIKSAAN DDHB PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015
JUMLAH
NO NAMA PUSKESMAS HBB HBP HBK HBPMK HBI HBW HBL HBS HBO HBN SAMPEL
32 Tambak wedi 62 19 15              96
33 Rangkah 30 10 1              41
34 Pacar Keling 33 10                43
35 Gading 65                  65
36 Pucang sewu 23 17                40
37 Mojo 25                  25
38 Kalirungkut 89 32 2 2      1    126
39 Medokan Ayu 41 13  2            56
40 Tenggilis 111 11                122
41 Gunung Anyar 50 6 5 21 1          83
42 Menur 20 19                39
43 Klampis Ngasem 34 12 22              68
44 Keputih 47 11 1 14            73
45 Mulyorejo 37 22 1  1          61
46 Kalijudan 78 30 7  1      2  118
47 Sawahan 63 4 4              71
48 Putat Jaya 27 20 6 5 10 2 9 10 8 9 106
49 Banyu Urip 49 11  13            73
50 Pakis 39 15  7            61
51 Jagir 46 7  2            55
52 Wonokromo 34 12 4 4 1          55
53 Ngagel rejo 57 16 17 17 2    6    115
54 Kedurus 54 13                67
55 Dukuh Kupang 70 25 7 80            182
56 Wiyung 59 9 4 16            88
57 Balas Klumprik 7 11                18
58 Gayungan 24 19                43
59 Jemursari 35 21 25 2            83
60 Sidosermo 9 16                25
61 Siwalankerto 26 14                40
62 Kebonsari 33    79            112
    2834 943 176 273 34 51 24 30 16 9 4390
JUMLAH
NO NAMA RUMAH SAKIT
SAMPEL
1 RS Bhakti Dharma Husada 501
2 RS Dr. Moh. Soewandhi 607
3 RS. Dr. Ramelan 558
4 RS Paru Karang Tembok 75
5 RS Bunda 101
6 Poltekes 153
7 Dinkes Kota Surabaya 105
8 BBLK 117
9 RSJ Menur 345
10 Surya Medika 37
  TOTAL 2599
REKAPITULASI PELAKSANAAN DDHB 2015

HASIL REAKTIF :
- Sampel : 6.989 sampel
- Reaktif : 211 sampel
- Capaian : 3,02%
 Kab/Kota yang melakukan kegiatan Deteksi Dini Hepatitis
B (DDHB)
 ANC Terpadu (Kab Ngawi, Kab Magetan)
 Hanya sebatas pengadaan RDT saja
 HBIG belum teranggarkan sehingga harapan pe-
mutusan rantai penularan secara vertikal sulit
karena HBIg harus dibeli secara mandiri dan
harganya cukup mahal
 RR ???
 Alur ???
PELAKSANAAN
2016
 PENGEMBANGAN DDHB KE 8 KAB/KOTA, YAITU :

 Kota Surabaya
 Kabupaten Sidoarjo
 Kabupaten Mojokerto
 Kota Mojokerto
 Kabupaten Malang
 Kota Malang
 Kabupaten Gresik
 Kabupaten Lamongan
Alokasi sampel 2016
ALOKASI SAMPEL
KELOMPOK RESIKO TINGGI LAINNYA  
KAB/KOTA TENAGA MAHASISWA PASANGAN / TOTAL
IBU HAMIL KESEHATAN WPSTL/ LAIN2 KESEHATAN KELUARGA
LSL WPSL WARIA **) IDU TOTAL
 

SURABAYA 4.500 900 200 150 50 700 350 1.450 350 700 7.900
MOJOKERTO 2.000 550 180 30 10 300 20 540 150 160 3.400
MOJOKERTO (K) 250 110 150 10 10 90 10 270 150 20 800
MALANG (K) 1.500 1.545 250 20 15 370 130 785 350 120 4.300
MALANG 4.500 1.365 325 20 20 650 30 1.045 150 340 7.400
SIDOARJO 3.500 940 40 40 10 500 20 610 150 300 5.500
LAMONGAN 2.000 1.015 150 20 5 240 10 425 100 160 3.700
GRESIK 2.250 610 150 10 10 360 30 560 100 180 3.700
TOTAL 20.500 7.035 1.445 300 130 3.210 600 5.685 1.500 1.980 36.700

CATATAN: **) Adalah WBP, pasien IMS, ODHA, Pasien Hemodialisa dan Pasien Transfusi Darah yang berdomisili atau berlokasi di
wilayah kerja puskesmas
RENCANA
PENGEMBANGAN
KEGIATAN 2017
RENCANA KEGIATAN 2017 - HEPATITIS

DANA DEKON :
 Advokasi dan Sosialisasi tentang Deteksi Dini
Hepatitis B dan C (DDHBC)
- Pelaksanaan Sosialisasi di 8 Kab/Kota
- Pertemuan Perencanaan & Evaluasi Hepatitis
- Peringatan Hepatitis Day
 Pelaksanaan DDHBC pada Ibu Hamil dan
Kelompok Berisiko
 Pengembangan ke 15 kab/kota
RENCANA KEGIATAN 2017 - HEPATITIS

 % kab/kota yang melakukan deteksi dini hep B pada


bumil
- Mohon dikembangkan lebih lanjut melalui dana APBD
II (perencanaan RDT, HBIG dan jejaring berikut RR
nya)
 % orang yang terdeteksi dg HBsAg positif yang
mendapatkan akses perawatan/upaya lanjutan
 pemeriksaan konfirmasi; merujuk hasil konfirmasi pd
layanan lanjutan; perlu mengetahui faskes yg mampu
melakukan tatalaksana Hep B; dapat dipertimbangkan
pengembangan faskes yg mampu melakukan
tatalaksana Hep B pd RS yang mampu melakukan
pengobatan ARV
RENCANA KEGIATAN 2017 - HEPATITIS
 % kab/kota yang melakukan kegiatan surveilans Tifoid
pada kelompok masyarakat paling berisiko
 dikoordinir ol BBTKL/BTKL; persiapan & pemilihan kab/kota
dibicarakan dg Dinkes; jejaring kerja/kemitraan; Bimtek; Monev,
laporan hasil disampaikan ke Dinkes
 % kelompok anak sekolah yang melakukan upaya
pencegahan demam Tifoid
 Penyuluhan ke sekolah – sekolah ttg demam Tifoid dan upaya
pencegahan, melalui UKS, Pramuka atau kegiatan ekstra
kurikuler lain; RR; Evaluasi impact
LANGKAH SELANJUTNYA (HEPATITIS)

1. Sosialisasi Permenkes 53 Tahun 2015 Tentang


Penanggulangan Hepatitis Virus di Indonesia
2. Intensifikasi upaya advokasi dan sosialisasi
3. Perluasan Kab/kota Pelaksana Det Dini Hep B & C
4. Kolaborasi Kegiatan dengan Program Terkait
5. Penguatan Jejaring Kerja & Kemitraan
6. Catch up immunization Hepatitis B untuk kelompok populasi
berisiko
10. Peningkatan Akses Layanan Tatalaksana Hepatitis (SDM,
faskes, diagnostik dan obat murah), akses obat murah
(Penyiapan SDM, Penyiapan jejaring layanan, Diagnostik
pendukung)
LANGKAH SELANJUTNYA

1. Sosialisasi Permenkes 53 Tahun 2015 Tentang


Penanggulangan Hepatitis Virus di Indonesia
2. Intensifikasi upaya advokasi dan sosialisasi
3. Perluasan Kab/kota Pelaksana Det Dini Hep B & C
4. Kolaborasi Kegiatan dengan Program Terkait
5. Mobilisasi dana utk kesinambungan pelaksanaan
kegiatan
6. Penguatan Jejaring Kerja & Kemitraan
7. Catch up immunization Hepatitis B untuk kelompok
populasi berisiko
LANGKAH SELANJUTNYA

8. Peningkatan Akses Layanan Tatalaksana Hepatitis (SDM,


faskes, diagnostik dan obat murah), akses obat murah:
 Penyiapan SDM
 Penyiapan jejaring layanan
 Diagnostik pendukung
 Dapat akses obat baru dg harga relatif terjangkau
TANTANGAN KEDEPAN

BESARAN MASALAH

UKM vs UKP DAMPAK PENYAKIT

KESINAMBUNGAN TANTANGAN
ADANYA PERILAKU BERI
PELAKSANAAN KE & INFEKSI LAIN
PROGRAM DEPAN

KOMITMEN &
SDM
KEPEDULIAN
KETERBATASAN AKSES
Dr. Sigit Priohutomo, MPH
Back
KESIMPULAN

 Hepatitis masih merupakan ancaman untuk


kesehatan masyarakat di Jawa Timur
 Konsep pengendalian melalui pendekatan yang
komprehensif
 Program pengendalian masih terbatas, baik dari
sisi jenis kegiatan maupun area cakupan
 Perlu komitmen yang kuat dari semua unsur,
termasuk masyarakat, untuk pengendalian
hepatitis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai