Anda di halaman 1dari 79

KEPRES NO.

62 TH 1992;
UMAT MUSLIMIN DAPAT
MELAKSANAKAN IBADAH HAJI
DENGAN MUDAH, LANCAR DAN
TERTIB SEJAK DARI TANAH AIR,
DI PERJALANAN / PENERBANGAN,
SELAMA DI ARAB SAUDI SAMPAI
DENGAN KEMBALI KE TANAH AIR,

B
PRINSIP DASAR
KESEHATAN PENERBANGAN

MANUSIA BUKAN
HIDUP DI UDARA /
DI KETINGGIAN
PROSES
ADAPTASI
HIPOBARIK
HIPOKSIA
HIPOTERMI
PENERBANGAN HAJI

PENERBANGAN
LAMA ( 10 JAM)
JUMLAH SEAT
DITAMBAH
BELUM PERNAH
TERBANG
JAMAAH RISTI
AIRLINE ASING
KEBIJAKAN PEMERINTAH
- Naik pswt kom  menyenangkan, nyaman, cepat
• dan tanpa resiko medis berarti
• -Namun tdk semua os boleh naik pesawat udara
• -SKB Menkes & Depag tentang aturan jamaah hamil
• -Jamaah sakit berat memaksa tetap berangkat
• -Jamaah meninggal di pesawat
• -Jamaah sakit/ kambuh penyakitnya
• -Jamaah tunda atau pulang dini
• -Peraturan penerbangan IATA
- .Petugas Embarkasi/ KKP
KEBIJAKAN PEMERINTAH
KONDISI T3:
 Mengijinkan Jamaah sakit
 Penyakit Risti
 Wanita hamil
 Memberi peluang terjadi inkapasitasi selama penerbangan

Pengangkutan Penumpang Sakit :

 Angkutan penumpang sakit jumlah meningkat


 Persyaratan harus dipenuhi sebelum di ijinkan
 Saran tidak untuk melakukan perjalanan udara
* TERBANG PADA KETINGGIAN 30000 SD 40000 KAKI
• Cabin Altitute 5000 feet  ATM Cabin 632 mmHg
 PO2 122 mmHG (149 mmHg)  Hipoksia Relatif.
1. Aktifitas Fibrolitik menurun  Visikositas darah
meningkat (> kental)
2. Terlepasnya relaxings factor ↓  kontraksi vena meningkat

* Kelembaban Rendah  Perubahan Hemoreologi dan


Biokimia Darah : Plasma Protein meningkat  Aliran
Melambat 2/3

* Tekanan gas dalam G.I meningkat  Distensi G I 


Menekan Vena  Stagnasi

* Statis aliran darah  Filtrasi Kapiler meningkat 


Hemokonsentrasi  Pembentukan Trombus (Gumpalan Darah)
DATA PENERBANGAN
-Mslh medis utama :
1. SSP termasuk stres 16%
2. Sistem kardiovaskuler 15%
3. Sistem pencernaan 12%
4. Sistem pernapasan 10%
-Dlm 30 Thn terakhir ggn jantung paru yg perlu O2 sdh
diperbolehkan.

-Pertanyaan yg timbul:
a. Nasehat yg harus diberikan
b.Apa yg hrs dilakukan pd kasus medis kritis
c.Perlu kemampuan Keterampian petugas Embarkasi.
1. DVT dan Emboli Paru
(Ada Predisposisi)

2. Stagnant Hipoksia
ARDS (Acute Respnatory Distress Syndrom)
Sudden Death
(PPOK, OSA, ASMA Bronkhial, Dll)

3. Henti Jantung Mendadak


Infark Miokard Akut
Hipertensi Akut
Hipotensi dan Shock

4. Infeksi Penyakit Menular


Flu burung, SARS,TBC,Meningitis, Kolera, Tifus, Hepatitis dll
5. Headache
Hipoksia, Vasodilasi, terlepas mediator inflamasi
Niat, iklas, takwa kuat, tenang makan minum cukup,
Oksigen, Analgetik, Tranquilizer

7. Geriatrik
Fisiologis organ menurun

8. Psikiatrik
1. Udara Dingin
2. Kelembaban, Udara kering, Dehidrasi
3. Hipoksia, Hipobarik

Neuropsikologis :
• Mabuk Udara
• Rhytme Circadian
• Jet Lag
• Fatique
• Penurunan daya tahan tubuh & Sakit berat
“SINDROMA KELAS EKONOMI”
“COACH CLASS THROMBOSIS”

 Suatu fenomena penyumbatan “vena-dalam” oleh


Trombus akibat pengaruh lingkungan dalam pesawat
Terbang pada satu penerbangan jarak jauh

 Kebanyakan terjadi pada penumpang kelas ekonomi


dalam penerbangan komersial
DEEP VEIN THROMBOSIS
DVT atau Coach class Thrombose atau Economic class
syndrome yaitu Thrombuse pd vena tungkai sebab
terbang lama > 15 jam.

Gejala :
- Nyeri
- Nyeri tekan
- Pembengkaan betis
- Atrial Fibrilasi, nyeri dada, sesak nafas.
- Muncul pada 24 jam pertama.

Diagnosa.
- Colour duplex doppler scanning
- Venografi ascending
- Scanning paru, angiografi paru.
PENCEGAHAN
- Gerakkan jari kaki dan tangan
- Berjalan-jalan di kabin
- Kompres Stocking
- Cukup minum dan makan snack

TERAPI
- Anti coagulan
- Thrombectomy
- Vena Cava Filter
- Fibrinolitic.
HYPOXIA

SBU.Garuda Sentra Medika


Anemia, Peny Paru, Asthma, PPOM, PJK

Hipoksia
TANDA HIPOKSIA
 ketajaman penglihatan
Terganggu adaptasi gelap
 Reaction time
 adjustment/ ketajaman pertimbangan
Gangguan koordinasi otak dan otot
 fungsi sensorik
Cyanosis, hilang kesadaran
Th/ O2 100%
Chamber O2
MEKANISME HIPOKSIA
 O2 BERDIFUSI DARI ALVEOLI MASUK KE ALIRAN
DARAH :
-TERIKAT Hb

-LARUT DALAM PLASMA ( SEDIKIT)


Hb + O2  Oksi Hb
pO2 dalam Alveoli < pO2 udara pernafasan

• O2 Alveoli 60 mmHg  kejenuhan oksi Hb 90%  sesuai


ketinggian 10.000 feet
Terbang > 10.000 feet  Alveoli < 60 mmHg
O2 yg dilepas oleh Oksi Hb <
Jaringan akan kekurangan O2  HIPOKSIA
MOTION SICKNESS
Adalah respon normal tubuh terhad ap gerakan dan
situasi lingkungan yang tidak biasa.

Gejala:
mual, berkeringat dingin, hiper salivasi,
pusing, letargy, muntah (setelah
muntah gx mereda)

Faktor resiko
Laut > Udara > Mobil > Kereta Api
Wanita > Pria
Muda > Tua
Penumpang > Awak pesawat
Penumpang > Pengemudi
Unexperience traveller > experience traveller
PENCEGAHAN
- Perut jgn kosong
- Kepala tetap tegak bila mulai mual
- Jgn membaca/ menunduk
- Dengarkan Walkman
- Pandangan lurus kedepan

PENGOBATAN
- Dramamine
- Scopolamin
- Promethazine
- Antihistamin
Dysbarism

Definisi Dysbarism

Berbagai perubahan fisiologis akibat pengembangan


gas dalam tubuh yang timbul akibat turunnya
tekanan barometer, di luar dari efek hipoksia
Pada waktu tekanan barometer
turun,tekanan udara didalam tubuh tetap
Gas-gas didalam tubuh mengembang
agar tercapai keseimbangan
Hukum Boyle ( P1xV2 = P2xV2 )
Bila terhambat
Gas tidak dapat keluar
Tekanan dalam rongga meningkat
Sakit

Mekanisme Ekspansi Gas


Faktor yang mempengaruhi terjadinya
Dysbarism :

A. Umum :
1. Ketinggian B. Individu :

2. Kecepatan Kenaikan
1. Umur
3. Lamanya terpapar 2. Bentuk Tubuh
4. Kegiatan Fisik 3. Kepekaan Individual
4. Kesamaptaan
EFEK PERUBAHAN TEKANAN

1. NYERI TELINGA TENGAH


2. NYERI SINUS PARANASAL
3. NYERI TAMBALAN GIGI
4. NYERI SALURAN PENCERNAAN
5. NYERI SENDI
6. NYERI KEPALA
7. NYERI DADA
8. NYERI KULIT
Gas Expansion in
the Ear - Climb
Gas Expansion in
the Ear - Descent
frontal sinus
sphenoidal sinus

Cavities Containing Gas:


Sinuses
maxillary
sinus
c. Udara di saluran nafas dan Paru-paru

• Only a problem if
epiglottis closed
• Pneumothorax
• Arterial Gas Embolism
• Pneumomediastinum
• Subcutaneous
emphysema
PENCEGAHAN

- TIDAK TERBANG SAAT SEDANG FLU


- TAMBALAN GIGI YANG TIDAK SEMPURNA
HARUS DI PERBAIKI
- SEBELUM TERBANG TIDAK MAKAN
MAKANAN YANG MENIMBULKAN GAS
PENCERNAAN
PERUBAHAN TEK BAROMETER
- Thd telinga tengah
-Pasien jgn tidur waktu descent
-Pasien anak hrs disusui
-Pasien ISPA hrs di beri nasal drop/decongestan
-Bila ingin Flatus jgn ditahan
-Post trauma / operasi bahaya trapped gas

NUTRISI DLM PENERBANGAN


Terbang perlu energi yg disebabkan oleh stres terbang
tinggi,
Kelembaban, suhu rendah dan dehidrasi.
JET LAG
Bila terbang melewati > 4 zona waktu terjadi
desinkronisasi Irama sirkadian (jam biologis)
-Sebab : Kurang persiapan psikofisiologi
Keterbatasan waktu di tempat tujuan
Faktor kabin
Beda waktu dengan tempat tujuan

-Gejala : Lelah mental dan fisik


Dehidrasi
Penurunan Energi
Penurunan Performance dan motivasi
Gangguan tidur
JET LAG

BILA BENTUK BUMI DIANGGAP BULAT


0 0 = KOTA GREEN
WITCH DI INGGRIS

GMT

DI BAGI 360 GARIS MERIDIAN

SINAR MATAHARI MENCAPAI 1 MERIDIAN DALAM 4 MENIT


MAKA 1 JAM = 15 MERIDIAN SATU WILAYAH WAKTU “ TIME ZONE”

DUNIA TERDAPAT 24 WILAYAH WAKTU


BARAT TIMUR
SIANG ARAH ARAH SIANG
TERASA PENERBANGAN TERASA
PANJANG PENDEK

CONTOH : BBWI B TENG WI BTWI


07.00 08.00 08.00

PENERBANGAN > 4 WILAYAH WAKTU

BERPENGARUH THDP IRAMA CIRCADIAN


(DESINKRONISASI)

TDK MAMPU MENYESUAIKAN

GEJALA PSIKOFISIOLOGI

Jet lag
Pathofisiologi
Belum jelas :
Faktor exogen (geografi)
Faktor endogen (hormonal)

Faktor yang berpengaruh:


Usia dan pengalaman
Faktor Individu
Arah (Barat ke Timur lebih terasa)
Keadaan kabin
Jumlah penumpang
Zona waktu yg di lewati
Cuaca buruk
Ditempat tujuan:

-Aktivitas biasa
- Bila tiba siang hari jgn langsung tidur
- Olah raga
- Bila tiba malam hari langsung tidur,
bila susah minum pil tidur max 3 hari.
- Sesuaikan jam lokal
EVAKUASI MEDIS UDARA
Makan sebelum terbang
- Salah konsep tentang perut kosong.
- 1 ½ sampai dgn 2 jam makan sebelum take off bisa mengurangi
efek hipoksia, disbarism dan accelerasi.
Syarat Preflight meal
-Berat dan volumenya kecil
-Mudah dicerna tapi tinggi kalori
-Sedikit lemak
-Rendah serat
-Produksi gas sedikit
In flight meal
-Mengandung vitamin
-Tidak mengandung gas krn vakuolisasi berkembang 1 ½ kali
-Interval 4-5 jam
-Mengandung suplemen cairan
-Dilarang makan yg menyebabkan haus.
Nutrisi pasien
-Cukup mengandung air
-Bila diinfus harus konsisten
-Bahaya motion sickness bagi yang menggunakan asupan oksigen
-Pemberian melalui nasogastrik tube tidak di rekomendasi

EVAKUASI MEDIS DGN KONDISI KHUSUS


Penyakit kardiovaskuler
-Tindakkan medis rumah sakit asal diteruskan
-Kabin altitude diatas 5000ft perlu oksigen
-Tempatkan pasien pada resusitasi board
-Med attendent kualifikasi khusus
Penyakit Paru
-Pneumotorak yang tidak teratasi mrpkn kontra indikasi
-Bila dievakuasi perlu syarat khusus
Anemia
-tranfusi di lanjutkan
-Minimal Hb 8.5 mg%
Penyakit GIT
-Trapped gas di GIT
-Cemas mual dan muntah
-Pasca ops abdomen hrs ditunda terbang sampai dgn s.d 48 jam
-Pasang nasogastric tube
-Post kolostomi bawa cadangan bag
Penyakit Neuorologi
-Asupan oksigen perlu untuk odema cerebri dan
tekanan intrakranial yg meningkat
-Kabin altitude tdk boleh lbh 6000 ft
-Posisi kepala pada trauma capitis
-Bila ada CSF yg keluar hidung hati-hati
-Epilepsi hipoksia mrpkn faktor presipitasi
PENYAKIT JANTUNG & SIRKULASI
KI : MCI < 6 MG
GAGAL JANTUNG
KORONER
PERLU PERSIAPAN :
PJK/ANGINA PECTORIS :
O2, OBAT2
DPT JALAN 80 METER
NAIK TANGGA 10 – 12 ANAK TDK SESAK

HIPERTENSI : BATAS TERBANG 200/100 MMHG


OBAT2AN
Terbang bila diperlukan u th/ lebih lanjut

KARDIOVASKULER
Sangat potensial
- Congestive heart failure
- Miocardial infection
- TD tinggi dg komplekasi
 perlu O2 suplemen
Gagal jantung yg tdk terkontrol KI
- PJK tdk terbang 3-6 minggu stl serangan
- Anjuran pakai Kursi roda
PENYAKIT SARAF
Stroke  < 3 minggu pasca Tdk terbang
Hemiplegi – Stretcher Case
EPILEPSI  24 jam sbl terbang th/ 

SINUS BAROTRAUMA
ORTIC BAROTRAUMA
Operasi telinga tengah  tdk terbang sp ruang
tel tengah kering & Ventilasi N
GIT:

POSCA LAPAROTOMI 10 HARI – 2 MG


RESEKSI USUS -- 6 MG
BLEEDING -- 3 MG
COLOSTTOMY KANTONG CADANGAN

OPERASI ABDOMEN  10 hari


BLEEDING GIT  3 minggu
KASUS-KASUS KHUSUS
KELAINAN JIWA
-Penerbangan dpt memprovokasi terjadi ansietas
Stimulus yg tdk biasa al:
Kebisingan, Vibrasi, Ggn tidur, Lingk asing
-Ggn jiwa perlu pertimbangan & pendamping
medis
-Obat sedasi hati2
 terbentuk gas pd usus   mobilitas
Diapragma  ggn pernafasan
Potensi Barotrauma, DVT (duduk lama)

DIABETES MELITUS
Time zone memp pola makan
 OAD/NSULIN  HATI2 MUDAH HIPOKSIA
TDK TERBANG : GD PUASA > 250 MG%
INSULIN > 50 U/HARI
KEHAMILAN
-Tdk membahayakan kehamilan
-Pesawat terbang bukan tempat ideal u
persalinan
-Tdk perlu Medical Clearnce , kecuali
Persalinan diperkirakan dl 4 minggu/-
Tdk ada kepastian perkiraan lahir
Riwayat kehamilan multiple
Riwayat komplikasi persalinan
-Tdk disarankan : kehamilan pd bulan terakhir &
minggi pertama post partum
KEHAMILAN :
DEKAT; TDK MASALAH U PRIMIGRAVIDA
MULTIGRAVIDA 36 MINGGU
JAUH : PRIMIGRAVIDA 36 MINGGU
MULTIGRAVIDA 32 MINGGU

4 MINGGU/ < AKAN LAHIR


RIWAYAT PERSALINAN BURUK
IATA HAMIL < 32 MINGGU
BAYI
IATA ; No lIMITATION
-Bayi > 7 hari  60 hari good
-Bayi prematur
 Alveoli blm sempurna berfungsi
-Berikan dot atau Asi selama take off dan landing

USIA LANJUT
NO LIMITATION
Problem pd mobilitas
Perlu Wheel chair , DVT, Edema
 Latihan ringan menggerakan tungkai kaki pd setiap
kesempatan
KASUS TERMINAL

• PERLU TEMPAT KHUSUS


• SAKIT BERAT TDK AKAN BERTAHAN SP DNG
AKHIR PERJALANAN TDK DPT DIANGKUT
• U MENGHABISKAN SISA2 UMUR
DIPERTIMBANGAKAN SEPANJANG KONDISI
DIPERKIRAKAN TIDK MENINGGAL DI PESAWAT
MENINGGAL :

• DALAM PESAWAT MENIMBULKAN


KESULITAN ADMINISTRATIF
• TERGANGGU JADUAL PENERBANGAN
• STRESS PD AWAK PESAWAT & PENUMPANG
LAIN
• BISA MENDARAT DI BANDARA PALING
DEKAT
LANSIA DLM PENERBANGAN
a. Perubahan fisik
-Mobilitas : check in, fraktur
-Sensoris : raba dan rasa
-Pendengaran
-Gigi berlubang
-Penglihatan
-Kardiovaskuler / paru
HT,COPD  DVT
b. Perubahan psikologi
- Kecemasan Hyperventilasi
- Fear of flying
PENYAKIT DIPENGARUHI PENERBANGAN
PENYAKIT JALAN NAFAS

Bronchitis kronis, Emphysema, Bronchiectasi,


Asthma  Perlu O2 selama perjalanan
Pneumothorax 
Terbang bila gas udara hilang OK
Pengembangan/ Expansi gas

PENYAKIT DARAH
Hb < 8,5 gr/dl
Leukemia  Kombinasi anemia & Tendensi
bleeding
Pasien yg ditolak pesawat komersial

-catheter tube, Penyakit infeksi yg sangat menular

- Kondisi sakit berat atau motilitas yg berat shg


secara estetika mengganggu penumpang lain.

-Memancarkan bau yg tak enak dan pasien yg


membuat gaduh.

- Menggunakan beberapa slang bersamaan


seperti infuse, nasogastrik dsb.
SURVEY KES PENERBANGAN
2013

* JUMLAH RESPONDEN YG
MENGEMBALIKAN
SEBANYAK 4155 ORANG
* UMUR RESPONDEN
PALING BANYAK 40-50
(34%)
* 59,4% BELUM PERNAH
TERBANG
SURVEY KES PENERBANGAN

* KELUHAN CEMAS 26,6 %


SEBELUM TERBANG
* KELUHAN NYERI TELINGA
12,6%, DAN KELUHAN
NYERI GIGI 3,8%
* KELUHAN LELAH 39%
SETELAH TERBANG, DAN
22,2 % GANGGUAN TIDUR
SKRINING RISTI KHUSUS 2014

• PEMERIKSAAN * HIPERTENSI 1367


TEKANAN DARAH * NORMOTENSI 572
* ANEMIA…..20
• PEMERIKSAAN Hb
* ANEMIA GAGAL BERANGKAT,
• PEMERIKSAAN 2 ORANG
SATURASI * SATURASI OKSIGEN DI ATAS
90…..1908
OKSIGEN
* SATURASI DI BAWAH 90…25
• PEMERIKSAAN * GDS NORMAL 117
GULA DARAH * GDS LEBIH 110……743
* HIPOGLIKEMIA 1 ORANG
MENINGGAL DI PESAWAT
• PADA SAAT DEBARKASI ADA
JAMAAH HAJI YANG MENINGGAL
DI PESAWAT YAITU DARI
KLOTER 9 KOTA CIMAHI DENGAN
DIAGNOSA MCI

• RIWAYAT KUNJUNGAN KLOTER


ADA, KLASIFIKASI RISTI
PENYAKIT JANTUNG ISKEMIK
UPAYA 2015
* PROMKES KES BANG PADA
PENDAMPINGAN DAN
SAAT EMBARKASI
* KUALIFIKASI PEM AKHIR
BERDASAR FIT FOR FLY
* PEMERIKSAAN SATURASI
OKSIGEN, KADAR HB,
OBAT-OBATAN YANG
DIBAWA JAMAAH
* SURVEY KES BANG
* MENU DI PESAWAT
* Pertimbangan Medis Evakuasi

* Persyaratan Medis Laik Evakuasi Udara

* Prosedur Evakuasi

- Mengisi Medical Information Form (MEDIF)


- Mengajukan permohonan (Kepada Maskapai Penerbangan)
- Menyiapkan Pendamping, Alkes dan Obat
- Memberi tahu Rumah Sakit / Instansi Kesehatan yang akan
menangani di Indonesia
1. Pencegahan terjadinya darurat Medis selama Penerbangan

2. Mengantisipasi kemungkinan terjadinya darurat medis


selama penerbangan

3. Pengawasan Medis selama penerbangan terhadap Jamaah


Haji yang Rawan

4. Menangani secara profesional Bila terjadinya darurat medis


selama penerbangan Haji
1. Pem Kes Dalam Rangka Seleksi

2. Klasifikasi Medis Calon JH

a. Sehat

b. Mengidap penyakit yang memerlukan terapi (sakit ringan)

c. Mengidap suatu penyakit dengan risiko tinggi, perlu


pengawasan medis selama penerbangan

d. Mengidap sesuatu penyakit yang serius tidak memenuhi


syarat diijinkan untuk penerbangan komersial (IATA)
* Tungkai bawah terlipat Fleksi di
Sendi Lutut “ Cramp Position”
“ Coach Position”
 Kompresi Eksterna Pemb. Darah Tungkai

* Vena Poplitea Tertekuk  Penyempitan  Stagnasi

* Karena Seat Sempit  Gerakan sangat terbatas  Stagnasi


aliran darah
PENILAIAN PENUMPANG DIDASARKAN BBRP
PERTIMBANGAN

1. PERTIMBANGAN FISIOLOGIK
• IN-FLIGHT ENVIRONMENT
• AKSELERASI DAN DESELERASI
• MASALAH KETINGGIAN DAN PERUBAHAN
TEKANAN UDARA
• RASA TAKUT DAN KECEMASAN
• TIME ZONE DAN RYTHME CIRCADIAN
• STRES
PENERBANGAN
HIPOBARIK, HIPOKSIA, HIPOTERMI
2. PERTIMBANGAN FISIK

• MASALAH ERGONOMIK
• PEMAKAIAN STRECHER
• MASALAH ESCOTER
• PENERBANGAN JARAK JAUH
PERTIMBANGAN FISIK

1. ERGONOMIC
Ruang terbatas ; Fraktur tungkai sulit
Ankylose sendi lutut atau panggul
Solusi Fist Class/ Stretcher
Imobilsasi lama  akibat kasus DVT (Deep Vein
Trombosis)

2. PERJALANAN PANJANG
Waku singkat/ lebih cepat perputaran bumi
Time Zone  Fatigue
Dissinkronisasi rythme sircadian
Jet Lag (timur-barat/ sebaliknya)
3. ESCOTER
• Kasus t3 Kru tdk sanggup  perlu bantuan
medis yg hanya bisa dilakukan bila mendarat
darurat
Perlu biaya tinggi
Keterlambatan
Penumpang lain tdk nyaman
Alasan Air Line seleksi

Apakah layak terbang / tdk


Bantuan yg diperlukan sbl & selama
penerbangan Pertimbangan
Fisik & Fisiologis
4. STRECHER
• Kasus t3 tdk sanggup DUDUK
Berbaring (6-9 tempat duduk)
Bantuan medis
Biaya tinggi
Bantuan yg diperlukan sbl & selama
penerbangan
Penyakit yang Memerlukan Pertimbangan:

1. Keadaannya diperberat dg perjalanan udara


(PJK, Paru, Anemia, Epilepsi, shock .
2. Penyakit Menular
3. Mengganggu ketenteraman dan keselamatan
4. Memerlukan pertimbangan khusus
MEDICAL CLEARENCE
Diperlukan Air Line u penumpang :
1. Penyakit menular
2. Mengganggu kenyamanan atau
membahayakan penumpang lain
3. Potensi menimbulkan ggn keselamatan
penerbangan
4. Menggangu ketepatan & kecepatan
penerbangan tiba sampai tujuan
5. Berpotensi menimbulkan Emergensi landing
(Unascheduled landing)
MEDIF
• Sebelum disetujui apakah penumpang sakit
memenuhi persyaratan untuk Perjalanan Udara
• Harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Airline, yaitu
• Melalui pengisian Medical Information Form
• IATA Medical Information Form (MEDIF)
• Medif mrpk pengganti Medical Certificate
• Medif part 1: Rincian Air itenary penumpang
Perlengkapan & bantuan yg diperlukan
• Medif part 2: di isi oleh dokter airline (dokter
penerbangan) tentang perlengkapan yg diperlukan
Kejadian inkpasitasi sering terjadi
IATA : Inkapasitasi/ handicappedGangguan
fisik/ mental yg dialami membtuhkan perhatian
khusus
Sakit secara medis  Medical Clearance
Temporarity disabled

SBU.Garuda Sentra Medika


Angkutan Penumpang Sakit Pada Penerbagan Haji

Data Kes Haji Jemaah Risti 33-45%


Risti: Kardiovaskuler, Saluran cerna, otot dan tulang,
saluran napas, saluran kemih, Usia lanjut

Kondisi fisik menurun pada fase pemulangan  penyakit


yg ada bermanifestasi
Penilaian sesuai dengan aturan penumpang sakit
Jemaah pulang dini atau Tunda/ tertinggal dengan kloternya
Penyakit menular pada penerbangan haji:
 IATA Infeksi aktif tdk diperkenankan utk melakukan
perjalanan udara
 Tifoid, kolera, Yellow fever, Meningitis, TB kaverne
 Bbrp negara memberlakukan adanya kepemilikan sertifikat
vaksinasi  Yellow fever negara2 Afrika, Meningitis Arab
Saudi
 Penelitian Cessar dkk 1990;
 Penelitian mengenai risiko terjadinya penyakit dalam
perjalanan udara :
 Sepertiga jasa angkutan udara di bandara International
mengalami gangguan
1. Mohon disosialisasikan agar unsur pelaksana lapangan
pelayanan Jemaah Haji masing-masing Departemen memahami
bahwa LANSIA dan PENGIDAP PENYAKIT TERTENTU
mengandung resiko dalam penerbangan jarak jauh.

2. Agar pemeriksaan kesehatan I calon JH di daerah asal


sudah deteksi mereka yang menyandang resiko dalam
penerbangan , untuk selanjutnya diambil langkah-langkah
Pembinaan & preventif.
3. Kloter JH Risiko Tinggi (Risti) didampingi oleh Dokter
Penerbang / Perawat Udara dalam penerbangan PP ke tanah
suci.

4. Dephub Cq Maskapai Penerbangan terkait menyediakan


pesawat terbang dengan fasilitas “Set” tidak terlalu sempit
bagi angkutan JH yang beresiko tinggi.
HIPOKSIA, DISBARISM,
JETLAG
Jemaah haji perlu persiapan :
Kebugaran, Kesamaptaan,
Aklimatisasi

KESEHATAN DAN KESELAMATAN


PENERBANGAN
PENERBANGAN HAJI

Anda mungkin juga menyukai