Pasal 13.
(1) Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup dilaksanakan dalam rangka
pelestarian lingkungan hidup.
(2) Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
a. Pencegahan
b. penanggulangan
c. pemulihan
(3) Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan sebagaimana dimaksud ayat (1)
dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan
penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan sesuai
dengan kewenanagan, peran dan tanggung jawab
masing-masing.
Undang –Undang RI. No32 Tahun 2009, Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Instrument Pencegahan
Pasal 14. Instrumen pencegahan Pencemaran
dan atau kerusakan lingkungan hidup terdiri
atas:
a. KLHS Pasal 22.
b. tata ruang (1) Setiap usaha dan kegiatan yang berdampak penting
terhadap lingkungan hidup wajib memiliki amdal.
c. baku mtu lingkungan (2) Dampak penting ditentukan berdasarkan
d. kriteria baku kerusakan lingkungan hidup a. besarnya jumlah penduduk yang akan terkena
e. Amdal dampak rencana usaha dan/atau kegiatan
b. luas wilayah penyebaran dampak
f. UKL-UPL c. intensitas dan lamanya dampak langsung
g. Perizinan d. banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang
h. instrument ekonomi lingkungan hidup terkena dampak
e. sifat kumulatif dampak
i. peraturan perundangan-undangan berbasis f. berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan/atau
lingkungan hidup g. kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu
j. anggaran berbasis lingkungan hidup ppengetahuan dan teknologi
k. analisis risiko lingkungan hidup
l. audit lingkungan hidup, dan
m. instrument lain dengan kebutuhan
dan/ atau ilmu pengetahuan
Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup,
zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan atau
unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air
Baku mutu udara adalah ukuran batas atau kadar makhluk
hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan
atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di
dalam udara
Emisi adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang
dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk dan/ atau
dimasukkannya ke dalam udara ambien yang mempunyai dan/
atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur pencemar.
Undang –Undang RI. No32 Tahun 2009, Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Perizinan
Perizinan salah
salah satu
satu Instrument
Instrument penting
penting dalam
dalam pencegahan
pencegahan
pencemaran/kerusakan
pencemaran/kerusakan LH LH
Pasal 36.
(1) setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki amdal atau
UKL-UPL wajib memiliki izin lingkungan.
(2) izin lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan
berdasarkan keputusan kelayakan lingkungan hidup sebagaimana
dimaksud dalam pasal 31 atau rekomendasi UKL-UPL
(3) izin lingkungan sebagmn dimaksud pada ayat (1) wajib mencantumkan
persyaratan yang dimuat dalam keputusan kelayakan lingkungan hidup
atau rekomendasi UKL-UPL.
Pasal 40
(1) izin lingkungan merupakan persyaratan untuk memeperoleh izin usaha
dan/atau kegiatan
(2) dalam hal izin lingkungan dicabut, kegiatan usaha dan/atau kegiatan
dibatalkan.
(3) dalam hal izin usaha dan/atau kegiatan mengalami perubahan penang-
gung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib memperbahurui izin
lingkungan.
Peran Penanggungjawab Kegiatan dalam Pengawasan
Tentang
Tentang Audit
Audit Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup
Pasal 48.
Pemerintah mendorong penaggungjawab usaha dan /atau kegiatan untuk melakukan audit lingkungan dalam rangka
meningkatkan kinerja lingkungan hidup.
Pasal 49
(1) menteri mewajibkan audit lingkungan hidup kepada .
a. usaha dan/atau kegiatan tertentu yang berisiko tinggi te danrhadap lingkungan hidup, dan/atau
b. penanggugjawab usaha dan/atau kegiatan yang menunjukkan ketidaktaatan terhadap peraturan perundang-
undangan
(2) penaggungjawab usaha dan/atau kegiatan wajib melaksanakan audit lingkungan hidup
(3) pelaksanaan audit lingkungan hidup terhadap kegiatan tertentu yang beresiko tinggi dilakukan secara berkala.
Pasal 51
(1) audit lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam pasal 48 dan pasal 49 dilaksanakan oleh auditor lingkungan
hidup
(2) auditor lingkungan hidup sebagaiman dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki sertifikat kompetensi auditor
lingkungan hidup
(3) Kriteria untuk memperoleh sertifikat kompetensi auditor lingkungan hidup sebagaiman pada ayat (2) meliputi ke
mampuan :
a. memahami prinsip, metodologi, dan tata laksana audit
b.melakukan audit lingkungan hidup yang meliputi tahapan perencanaan, pelaksanan, pengambilan kesimpulan, dan
pelaporan; dan
c. merumuskan rekomendasi langkah perbaikan sebagai tindak lanjut audit lingkungan hidup
Pasal 52.
Sertifikasi kompetensi auditor lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterbitkan oleh lembaga sertifikasi
kompetensi auditor lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku
Kebijakan Pengelolaan Limbah B3, Mengacu Pada Undang –Undang RI. No32 Tahun 2009,
Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tentang
Tentang Pengelolaan
Pengelolaan Bahan
Bahan B3
B3 dan
dan Limbah
Limbah Bahan
Bahan Berbahaya
Berbahaya dan
dan
Beracun (LB3)
Beracun (LB3)
B3
Baku Mutu Gangguan
Pengelolaan
sampah
Sampah
Baku Mutu Air
UU No. 18/2008
PP No. 81/2012
pelanggaran
pelanggaran terhadap
terhadap persyaratan
persyaratan dan
dan
kewajiban dlm Izin Lingkungan
kewajiban dlm Izin Lingkungan
Paksaan dan/atau
dan/atau Izin
Izin PPLH
PPLH
SanksiAdministrasi
Pemerintah
Menimbulkan
Menimbulkan pencemaran
pencemaran dan/atau
dan/atau
kerusakan LH
kerusakan LH
Tidak
Tidak melaksanakan
melaksanakan paksaan
paksaan
Pemerintah
Pemerintah
Pembekuan Izin Melakukan
Melakukan kegiatan
kegiatan selain
selain dalam
dalam
lingkungan IL/izin
IL/izin PPLH
PPLH
dan/atau Izin PPLH
Dugaan
Dugaan Pemalsauan
Pemalsauan dokumen
dokumen
IL/IPPLH
IL/IPPLH
Pemindahtangan
Pemindahtangan Izin
Izin usaha
usaha
Menyebabkan
Menyebabkan pencemaran
pencemaran dan/atau
dan/atau
kerusakan lingungan
kerusakan lingungan
BENTUK SANKSI PAKSAAN PEMERINTAH
memenuhi baku
mutu lingkungan
hidup
Penentuan
Setiap orang diperbolehkan terjadinya
untuk membuang limbah ke pencemaran LH
media lingkungan hidup dengan diukur melalui
persyaratan, baku mutu LH
(Pasal 20, ayat 3, UU32/2009 )