Anda di halaman 1dari 59

KEWASPADAAN ISOLASI

Kewaspadaan Isolasi
Ruang Ling
PPI Sistem Bundle
k u pP P I d i P K
M
di Penggunaan AB dg Bijak
Ruang Lingkup
Implementasi
PKM Pendidikan & Pelatihan PPI
KESEHATAN
UPAYA
Surveilans PERSEORANGAN
UPAYA
KESEHATAN
Audit, Monitoring, ICRA M ASYARAKAT
 Kewaspadaan Isolasi merupakan
bagian dari program PPI
 Bertujuan untuk memutus mata rantai
infeksi

Pasien Pasien

Petugas/Pengunjung Lingkungan
KEWASPADAA KEWASPADAAN TRANSMISI

N ISOLASI yaitu tindakan pencegahan atau


pengendalian infeksi yang dilakukan baik
yang belum atau yang sudah terdiagnosa
Upaya u n t uk mencegah dan penyakit infeksinya.
mengendalikan penyebaran Kewaspadaan ini diterapkan untuk
infeksi di RS mencegah dan memutus rantai penularan
penyakit lewat kontak, droplet, dan
udara.
KEWASPADAAN
STANDAR Transmisi penyakit infeksi dapat terjadi
melalui satu cara atau lebih.

KEWASPADAAN STANDAR
KEWASPADAA
Dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan di N TRANSMISI
semua fasilitas pelayanan kesehatan baik yang
didiagnosis, diduga terinfeksi atau kolonisasi,
terutama saat memberikan pelayanan kepada
pasien atau di masyarakat

Merupakan dasar PPI, akan mencegah risiko


kontaminasi melalui cairan tubuh, darah, sekret,
ekskresi, kulit yang tidak utuh.
Kapan dilakukan ?
 Kewaspadaan Standar dilakukan setiap saat bila
1. Bersentuhan dengan darah
2. Semua cairan tubuh, kecuali keringat
3. Kulit tidak utuh
4. Lapisan mukosa
!! Tanpa melihat apakah pasien infeksius atau tidak ….

 Kewaspadaan Berdasar Transmisi


ditambahkan bila ada indikasi penularan
melalui udara, droplet, atau kontak
KEWASPADAAN ISOLASI
KEWASPADAAN STANDAR
(1 ) KEWASPADAAN TRANSMISI

Keber sihan Pengendalian


t an gan Lingkungan
KONTA DROPLE AIRBORN
Alat Pelindung Pengendalian K T E
Dir i Limbah RS
Influenza,
M RSA ,
Pertussis, Chiken Fox,
Penyuntikan yang Manajemen Linen Diarrhea,
TBC, SARS
M um ps,
am an E.Colli
Rubella

Kebersihan
Pen em pat an VEKTOR
pernafasan/etika
bat uk pasien (Lalat, naymuk, tikus dll)

Pengelolaan alkes
Kesehatan petugas HH, sarung tangan, Masker Bedah Masker
gaun pelindung wajah Respiratorik (N95)

Praktek lumbal Pengendalian


lingkungan , limbah
fun gsi RS
KEBERSIHAN
TA NGA N
KEBERSIHAN TANGAN
Kebersihan t a n g a n yang baik d a n benar
m e r u p a k a n hal y ang p e n t i n g d a n p i l a r
dalam mencegah dan mengendalikan
infeksi pada pelayanan kesehatan
Tidak Tampak kotor HAND Tampak kotor
Hand rub HYGIENE Hand wash (cuci tangan
ALAT PELINDUNG
DIRI (APD)
Alat Pelindung Diri (APD)
• Alat pelindung diri (APD) adalah
perangkat alat yang dirancang sebagai
penghalang terhadap penetrasi zat dan
partikel untuk melindungi pemakainya
dari cedera, penyebaran infeksi atau
penyakit
• Mencegah penyebaran mikroorganisme
yang ada pada petugas kesehatan kepada
pasien dan sebaliknya
• Penggunaan APD sesuai dengan indikasi
dan jenis paparan
JENIS APD

Pelindung kepala (Topi) Kacamata dan pelindung wajah MASKER

GAUN SARUNG TANGAN SEPATU


Pemilihan APD Sesuai Jenis
Pajanan
CARA MENGGUNAKAN DAN MELEPASKAN
APD
PENGENDALIA
N
LINGKUNGAN
PENGENDALIAN LINGKUNGAN DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Pengendalian lingkungan adalah upaya perbaikan kualitas udara, kualitas air
dan permukaan lingkungan, serta desain dan konstruksi bangunan dilakukan
untuk mencegah transmisi mikroorganisme kepada pasien, petugas dan
pengunjung.

Pertahankan kondisi lingkungan sehat


 Udara bersih

 Penyediaan air bersih

 Permukaan lingkungan bersih

 Penataan peralatan sedemikian rupa sehingga tampak rapi


dan mudah dibersihkan
 Binatang (kucing, anjing, tikus) tidak ada disekitar ruangan,
termasuk lalat, nyamuk dan kecoak
PENGENDALIAN LINGKUNGAN

AIR
a. Sistim Air Bersih
b. Persyaratan Kesehatan Air 01
c. Sistem Pengelolaan Limbah Cair Baik Medis Dan Non
Medis
VENTILASI RUANGAN
a. Mempunyai Ventilasi Udara Yang Baik Meliputi Ventilasi Al
ami Dan/Atau Ventilasi Mekanik/Buatan
b. Pintu Dan Jendela Yang Bukaan Permanen
c. Pertukaran Udara 6-12 Kali Pertukaran Udara Perjam
d. Penghawaan Udara Ruangan Baik (Tidak Panas, Pengab
02
Dan Bau
e. Pemilihan Sisitim Ventilasi Alami

KONSTRUKSI BANGUNAN
a. Design Bangunan 03
b. Persyaratan Kehandalan Bangunan
c. Sistem Pencahayaan
d. Penataan Barang Dan Lingkungannya
e. Pembersihan Lingkungan
f. Pemisahan Toilet Wanita Dan Laki Laki
PEMBERSIHAN TUMPAHAN DAN PERCIKAN

Topi, sarung tangan, kacamata, masker, serok dan sapu kecil,


Spiil Kit Infekisus cairan detergen, cairan klorin 0,5 % dan kain perca/tisu/koran
bekas), plastik warna kuning.

Topi, sarung tangan, kacamata, masker, gaun, serok dan


sapu kecil, detergen, larutan tertentu berdasarkan bahan
Spill Kit B3 kimianya, dan kain perca/tisu/koran bekas), plastik warna
coklat

Prosedur pembersihan tumpahan cairan Infeksius: Prosedur pembersihan tumpahan cairan B3:
1. Petugas menggunakan APD.
1. Petugas menggunakan APD.
2. Beri tanda untuk menunjukan area adanya tumpahan.
2. Beri tanda untuk menunjukan area adanya tumpahan. 3. Tumpahan bahan kimia: tuangkan air bersih pada tumpahan, lalu
3. S e r a p c a i r a n y a n g t u m p a h d e n g a n k a i n keringkan dengan kertas/koran/kain perca kemudian masukan ke
perca/handuk/tisu/koran bekas penyerap bersih yang kantong warna coklat, tuangkan detergen dan serap/keringkan
dapat menyerap sampai bersih kemudian buang ke dengan kertas/koran/kain perca buang ke kantong warna coklat.
kantong warna kuning (kantong infeksius). Berikan label B3 pada plastik warna coklat tumpahan kimia.
4. Tumpahan reagen: lokalisir area tumpahan dengan menaburkan
4. Tuangkan cairan detergen kemudian serap dengan kain
Natrium Bicarbonat (Bicnat) sekitar area tumpahan, kumpulkan
perca/handuk/tisu/koran bekas masukan ke kantong bekas resapan kedalam plastik hitam/coklat, kemudian bersihkan
warna kuning. lantai dengan detergen kemudian serap dan buang ke kantong
5. Lanjutkan dengan cairan klorin 0.5 % kemudian serap dan warna hitam/coklat.
buang ke kantong warna kuning (kantong infeksius). 5. Buang plastik sampah infeksius ke tempat penampungan sampah
infeksius dan kumpulkan limbah tumpahan B3 dalam ruang
penyimpanan limbah B3.
• Ambulance dibersihkan dan didesinfeksi seluruh permukaannya secara
berkala dan setiap setelah digunakan.
• Saat proses pembersihan biarkan pintu belakang kendaraan terbuka untuk
memudahkan pembuangan partikel infeksius
• Petugas yang membersihkan harus menggunakan APD (Masker bedah,
Gaun, Sarung tangan, Pelindung mata (jika berisiko terkena percikan dari
bahan organik atau bahan kimia), Sepatu boots atau sepatu tertutup
• Bersihkan area yang sering disentuh pasien
• Pembersihan menggunakan desinfektan yang mengandung 0,5% natrium
hipoklorit (yaitu setara dengan 5000 ppm) dengan perbandingan 1
bagian disinfektan untuk 9 bagian air.
• Bersihkan dan disinfeksi semua peralatan yang digunakan ulang (reusable)
sebelum digunakan untuk pasien lain
PENGELOLAAN
LIMBAH
LIM BA t f BERDASARKAN BENTUK
a. Limbah Cair
b. Limbah Padat
c.Limbah Gas
BERDASARKAN JENIS
d. Limbah Infeksius
e. Limbah Non
Infeksius
f. Limbah Bahan berbahaya dan beracun
(B3)
BERDASARKAN SUMBER
g. Limbah Medis
h. Limbah Industri
Manajemen Limbah

SAMPAH DI
FKTP

RADIOAK CYTOTOKSIK
(semua limbah TIF (obat
yang tdk kemoterap
gerkontaminas i)
i darah, cairan
tubuh)
Contohkertas,
kotak, botol,
wadah plastik, sisa incenerator
makanan, sisa
pembungkus obat, Sesuai
sampah kebun, dll peratura
incenerator
n
Daur incenerator
ulang/
TPA
PENATALAKSANAAN LIMBAH INFEKSIUS

kuat, tahan air dan mudah


dibersihkan

wadah sudah ¾ segera diangkat,


diikat kuat dan tidak boleh dibuka lagi
 Pembuangan akhir limbah infeksius, dapat

dimusnahkan dengan insenerator atau


bekerjasama dengan pihak ketiga.
 Jika bekerja sama dengan pihak ketiga maka

pastikan mereka memiliki perijinan, fasilitas


pengelolaan limbah sesuai dengan peraturan
dan perundang undangan
PENATALAKSANAAN LIMBAH NON INFEKSIUS

yang kuat, tahan air dan mudah


dibersihkan

wadah sudah ¾ segera diangkat, diikat


kuat dan dibawa ke TPS
 Limbah non infekisus seperti botol-botol obat

dapat dilakukan recycle dengan melakukan


pembersihan terlebih dahulu untuk dipergunakan
kembali
 Pembuangan akhir limbah non infeksius dibuang

di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang sudah


ditentukan oleh pihak pemerintah daerah
setempat.
Membuangan safety box dilakukan setelah kotak terisi 2/3
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR

• Limbah cair yang berasal dari seluruh sumber


bangunan atau kegiatan fasilitas pelayanan
kesehatan harus diolah melalui unit
pengolah limbah cair (IPAL).
• Limbah cair seperti feces, urin, darah
dibuang pada pembuangan atau pojok
limbah (spoelhoek).
• Pastikan terdapat tempat penampungan
limbah sementara di fasilitas pelayanan
kesehatan, yang terpisah atau terletak diluar
area pelayanan dengan ruangan tertutup.
Penyimpanan limbah tidak menempel di
lantai (diberi jarak menggunakan papan
penyanggah atau palet) dan dilakukan
pembersihan secara rutin serta dikelola
sesuai peraturan perundang undangan
PENGELOLAAN
ALAT/ INSTRUMEN
Tujuan
Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam keadaan
siap pakai, mencegah peralatan cepat rusak, mencegah
terjadinya infeksi silang, menjamin kebersihan alat untuk dapat
dipergunakan kembali, menetapkan produk akhir dinyatakan
sudah steril dan aman digunakan pasien dan mencegah resiko
penularan infeksi
Indikasi
Semua Peralatan bekas pakai perawatan yang terkontaminasi
darah atau cairan tubuh dilakukan pre cleaning, desinfeksi, dan
sterilisasi sesuai SOP
PEM ROSESA N A LA T
KESEtfATAN
PRE-CLEANING (Pembersihan Awal)
Mengunakan detergen atau enzymatic

Pembersihan
(Pembilasan, tiriskan, keringkan)

DISINFEKSI TINGKAT TINGGI


DISINFEKSI TINGKAT RENDAH
STERILISASI Peralatan semi kritikal : Masuk
Peralatan non kritikal : Hanya pada
Peralatan kritis : Masuk dalam dalam mucosa tubuh
permukaan tubuh
pembuluh darah / jaringan tubuh Endotracheal tube, NGT, alat yang utuh
Instrumen bedah alat kedokteran ondoskopi serat optik, alat
Tensi meter, termometer,
gigi laringoskopi, spekulum vagina, alat
pernafasan buatan, elektroda ECG
PENGEMASAN ALAT KESEHATAN
Peralatan untuk Sterilisasi

sterilisator DTT
Denah Ruangan Khusus Pengelolaan
Alat Medis
Tersedia ruangan khusus pengelolaan alat
medis setelah digunakan dengan tenaga
kesehatan yang ditunjuk dan terlatih dalam
pengelolaan dekontaminasi peralatan. Disain
konsep ruangan terdiri dari :
1. Unclean area/ruang kotor : daerah untuk
menerima barang kotor ruang tersendiri,
lantai mudah dibersihkan, tersedia bak
untuk desinfeksi. Tekanan udara negatif.
2. C l e a n a r e a / r u a n g b e r s i h : u n t
u k m e m p e rs ia p ka n barang yang
akan disetting, packing dan disterilkan..
Tekanan udara seimbang Jika tidak memungkinkan dengan 3 (tiga ) ruangan terpisah
3. S te r i l l e Are a/ r u an g ste r i l : U nt u tersedia maka minimal di satu ruangan dengan masing masing
k menyimpan alat atau barang yang jarak zona minimal 2 meter.
sudah steril. Ruang bertekanan positif
PENGELOLAAN
LINEN
PRINSIP PENGELOLAAN LINEN
• Petugas yang mengelola linen harus mengerti
prinsip prinsip PPI
• Perlakukan linen sesuai dengan kategori (infeksius
dan non infeksius)
• Linen ruang isolasi dianggap linen infeksius
• Pencucian linen bersih, steril dan kotor dilakukan
terpisah melalui pintu masuk yang berbeda atau
satu arah, jika memungkinkan menggunakan
mesin cuci yang berbeda atau waktu pencucian
yang berbeda.
• Area pencucian linen kotor dan penempatan linen
bersih berada pada tempat dengan pintu yang
berbeda atau satu arah
PROSEDUR PENGELOLAAN LINEN
• Pastikan petugas menggunakan APD
• Jangan meletakkan linen kotor dilantai
• Bedakan troly linen kotor dan linen bersih
• Pencucian linen kotor dilakukan berbeda dengan linen
infeksius menggunakan mesin cuci yang berbeda
• Metode pencucian: pra cuci (rendam 3-5 menit) dan
dibuang air perendaman, setelah itu dicuci dengan alkalin
waktu 2 menit jika dengan ditergen 8 menit, setelah itu
bleaching (pakai klorin) waktu 10 menit, setelah itu dibuang
dan bilas pertama waktu 3-5 menit buang airnya, terus
bilas ke 2 waktu 3-5 menit terakhir diberi pelembut
dan dikeringkan
• Lipat linen yang sudah bersih dimeja yang khusus
• Simpan linen yang bersih dilemari yang kering
• Pengangkutan linen bersih dan kotor tidak boleh bersamaan
Alur Linen Pengelolaan Linen
DENAH RUANG
LINEN
Ruang
Ruang kotor
penyimpanan
/cuci linen
Pintu masuk linen
Pintu
linen kotor keluar
linen
bersih
Ruang bersih
PENYUNTIKAN
YANG AMAN
PENYUNTIKAN YANG AMAN
 Pertahankan teknik aseptik dan antiseptik
pada pemberian suntikan
 Tidak memakai ulang jarum suntik
 Semua alat suntik yang dipergunakan harus satu
kali pakai untuk satu pasien dan satu prosedur
 Gunakan cairan pelarut/flushing hanya untuk
satu kali (NaCl, WFI, dll)
 Upayakan tidak memakai obat- obat/cairan
multidose
 Segera buang jarum suntik habis pakai
 Tidak melakukan recapping jarum suntik
habis pakai
PENYUNTIKAN YANG AMAN
Tidak memberikan obat-obat single dose
kepada lebih dari satu pasien atau
mencampur obat-obat sisa dari vial/ampul
untuk pemberian berikutnya.
Bila harus menggunakan obat-obat multi
dose, semua
alat yang akan dipergunakan harus steril
Simpan obat-obat multi dose sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik yang membuat
Tidak menggunakan cairan pelarut untuk
lebih dari 1 pasien (kategori IB)
PENYUNTIKAN YANG A M A N

pelatihan ipcn.doc.file. diklat.2017


KEBERSIHAN PERNAFASAN /
ETIKA BATUK
Etika batuk dan kebersihan
pernafasan

Masker medis < 4 -6


jam atau kotor/basah :
PENEMPATAN PASIEN
PRINSIP PENEMPATAN PASIEN

• Ka m ar terpisah bila dikhawatirkan terjadinya


kontaminasi luas terhadap lingkungan misalnya pada
luka lebar dengan cairan keluar, diare, perdarahan
tidak terkontrol.
• Ka m ar terpisah dengan p in tu t e r t u t u p diwaspadai
transmisi melalui udara ke kontak, misalnya : luka
dengan infeksi kuman g r a m positif, covid, dll
• Ka m ar terpisah atau kohorting dengan ventilasi
dibuang keluar dengan exhaust ke area tidak ada
orang lalu lalang, misalnya: TB
• Ka m ar terpisah dengan udara terkunci bila
diwaspadai transmisi airborneluas, misalnya pada
pasien dengan varicella.
• Ka m ar terpisah bila pasien kurang m a m p u menjaga
kebersihan (anak, gangguan mental).
• Bila k a m a r terpisah tidak memungkinkan dapat
dilakukan dengan sistem cohotng(ri
pengelompokan pasien dengan jenis penyakit yang
sama). Bila pasien terinfeksi dicampur dengan non
PERLINDUNGAN
KESEHATAN
KARYAWAN
Perlindungan Kesehatan Petugas
 MCU teratur terutama petugas yg menangani kasus
dengan penularan melalui airborne
 Vaksinasi Hepatitis B
 Penanganan paska pajanan yang memadai (ada
alur pajanan, sebelum 4 jam sudah ditentukan
penata laksanaan) petugas yang dihubungi....?
Petugas Laporan ke.....?
 Penyediaan sarana kewaspadaan standar
 Senantiasa menjaga perilaku hidup sehat
KEWASPADAAN TRANSMISI

KONTAK

DROPLET

UDAR
A
pelatihan ipcn.doc.file. diklat.2017
Transmisi Kontak
 Pasien dengan :
 MRSA
 VRE
 Pus berlebihan / diare / muntahan
 Penerapan Kewaspadaan dengan :
1. Isolasi pasien atau kohorting dengan infeksi sama
2. Gunakan sarung tangan bersih, tidak perlu steril SETIAP
kali masuk ruangan pasien dan ganti segera
setelah menyentuh bahan infeksius (pus, pembalut
luka, pasien, tempat tidur pasien)
3. Gunakan jubah/gaun, tidak perlu steril, bila ada
kemungkinan terkontaminasi lingkungan
pasien yang tercemar (diare, kolostomi, drainase
luka)
4. !! TINGGALKAN jubah/sarung tangan sebelum
meninggalkan ruangan isolasi, bukan
setelah ke luar ruangan
5. jangan mengkontaminasi permukaan yang sering di
sentuh (seperti gagang pintu, tombo;, lampu dll)
Transmisi Droplet
1. Pasien dengan :
 Hemophilus influenza invasif
 Neisseria meningitidis
 Pneumonia
 Pertussis
• Pene2rapan Kewaspadaan dengan :
1. Isolasi pasien atau lakukan kohorting (kumpulkan pasien
dengan infeksi sama) atau jauhkan jarak pasien > 1m
2. TIDAK diperlukan penanganan udara secara khusus
3. Pintu boleh terbuka
4. Gunakan masker, Pelindung mata (kacamata atau pelindung
wajah) dan Gaun ketika merawat pasien
5. Kenakan masker pada pasien bila dibawa ke luar ruangan
Transmisi UDARA
1. Pasien dengan :
 TBC paru terbuka
 Campak (rubeola)
 Cacar air (varicella)
2. Penerapan Kewaspadaan dengan :
3. Ruangan isolasi bertekanan negatip, pertukaran udara setiap 5-
10 menit
4. Ventilasi menggunakan saringan udara hepa-filter
5. Dikeluarkan ke udara luar yang aman
6. Pintu selalu TERTUTUP
7. Pasien dikohort / infeksi yang sama dikumpulkan
8. Gunakan respirator N95
9. Kenakan masker surgikal pada pasien bila dibawa ke luar
ruangan
10. Petugas yang rentan (hamil, kurang sehat) tidak
dibenarkan mendekati pasien
DOK. PELATIHAN PPI YPK MANDIRI
Tt f A NK
S

Anda mungkin juga menyukai