Anda di halaman 1dari 19

KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

SARS

ENGGANO/ Kel 5

1. David (AOA0190887)

2. Riska Sri Puji Lestari (AOA0190912)

3. Tiberias Tuyu (AOA0190917)


Definisi
Severe acute respiratory syndrome (SARS) merupakan suatu penyakit yang serius
dan disebabkan oleh infeksi  virus pada paru yang bersifat mendadak dan menunjukkkan
gejala gangguan pernafasan pada pasien yang mempunyai riwayat kontak dengan pasien

SARS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus corona SARS (SARS-
COV). Penderita yang terkena SARS mengalami gangguan pernapasan yang akut (terjadi
dalam waktu cepat) dan dapat menyebabkan kematian.
Etiologi
Penularan Dua virus yang pertama kali dicurigai sebagai penyebab SARS adalah
Paramyxovirus dan Coronavirus. Dan terakhir hanya Coronavirus yang diduga sebagai
penyebab SARS. Penularan fecal-oral juga mungkin terjadi melalui diare atau berdasarkan
droplet dan kontak seperti menyentuh orang terinfeksi dan kemudian menyentuh mata,
hidung, mulut atau batuk & bersin dari pasien SARS
Manifestasi Klinis
Gejala umum seperti flu.

Terperatur diatas 38°C selama lebih dari 24 jam

Adanya batuk ringan sampai berat

Satu/lebih gejala saluran pernafasan (batuk, napas pendek, dispnea)

Sakit kepala, kaku otot, anoreksia, bercak merah di kulit, diare

Satu / lebih keadaan berikut (dalam 10 hari terakhir)

•1)   Ada riwayat kontak erat dengan seseorang yang diyakini menderita SARS.
•2)  Sebelum sakit punya riwayat berpergian kedaerah geografis yang tercatat  sebagai daerah
dengan penularan penyakit SARS.

•3) Tinggal didaerah dengan SARS.


Patofisiologi
Pembagian stadium SARS dibagi menjadi 2 yaitu:
• Stadium 1, dimulai dengan suatu gejala mirip flu yang mulai terjadi 2-7 hari setelah inkubasi dan
khas ditandai dengan demam >38°C seperti malaise, sakit kepala, anoreksia dan pada beberapa pasien
juga dapat mengalami diare.
• Stadium 2, adalah fase gejala saluran pernafasan. Fase ini secara tipikal dapat mulai terjadi 3 hari
setelah inkubasi. Pasien mengalami batuk kering, sesak nafas, dan pada sebagian kasus dapat timbul
hipoksemia yang progesif.
SARS juga dapat dibedakan menjadi 3 derajad :
• 1. Derajad 1 : (derajad ringan / klasik) ditandai demam >3 hari, batuk tidak produktif, foto dada tidak
ada gambaran pneumonia dan penderita sembuh dengan sendirinya.
• 2. Derajad 2 : (derajad sedang) gejala klasik ditambah kelainan diparu dan penderita akan sembuh
dengan baik atau justru jatuh kederajad berat.
• 3. Derajad 3 : (derajad berat) ditandai denga gejala sukar bernafas dan hipoksia
PATHWAY
Pemeriksaan Penunjang
• 1. Pada pemeriksaan fisik : dengan menggunakan stetoskop, terdengar bunyi
pernafasan abnormal (seperti ronki atau wheezing). Tekanan darah seringkali
rendah dan kulit, bibir serta kuku penderita tampak kebiruan ( sianosis, karena
kekurangan oksigen).
• 2. Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbuhan cairan ditempat yang
seharusnya terisi udara).
• 3. CT-scan toraks menunjukkan gambaran Bronkiolitis Obleterans Organizing
Pneumonia (BOOP).
• 4. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan darah perifer lengkap
b. Pemeriksaan SGOT/SGPT untuk mengetahui fungsi hati
Penatalaksanaan
1. Rawat di Rumah Sakit dalam ruang isolasi dengan kasus sejenis.
2. Pegambilan darah untuk: darah tepi lengkap, fungsi hati, kreatin fosfokinase ,urea
3. Pengambilan sampel untuk membedakan dari kasus pneumonia tipikal/atipikal lainnya;
a. pemeriksaan usap hidung dan tenggorokan,
b. biakan darah, serologi
c. urine
4. Pemantauan darah 2 hari sekali
5. Foto toraks diulang sesuai indikasi klinis
6. Pemberian pengobatan
a. Ringan atau sedang
Antibiotik : beta lactam atau beta lactam ditambahkan dengan anti beta lactamase oral ditambah makrolid generasi baru
oral (roksitromisin, klaritromisin, azitromisin).
b. Berat
Pasien diberikan sefalosporin G3 non pseudomonas (intravena) ditambah makrolid generasi baru oral atau fluorokuinolon
respirasi (intravena).
Komplikasi
• 1. Gagal nafas
Kegawatan yang disebabkan oleh gangguan pertukaran oksigen dan karbondioksida, sehingga system pernafasan
tidak mampu memenuhi metabolism tubuh.
• 2. Gagal hati
Kondisi ketika organ hati tidak bisa berfungsi kembali akibat mengalami kerusakan yang sangat luas.
• 3. Gagal jantung
Kondisi saat otot jantung menjadi sangat lemah sehingga tidak bisa memompa cukup darah ke seluruh tubuh
• 4. Meningitis
• 5. Atelektasis
• 6. Hipotensi
• 9. Dehidrasi
ASUHAN KEPERAWATAN Status kesehatan saat ini

Pengkajian 1) Keluhan Utama


Unit : perawatan penyakit Demam disertai menggigil dan rasa sakit
Riwayat perjalanan ke tempat yang
dalam              disekujur badan penderita, sakit kepala
terkena wabah SARS dalam 10 hari
Tanggal masuk : 13 September yang disertai rasa lemah dan lesuh,
terakhir, Bertempat tinggal ditempat
2020 gangguan pernafasan ringan dan diare
yang terjangkau wabah SARS
  2) Alasan masuk rumah sakit
5) Riwayat penyakit keluarga
Ruang /kamar : III / A Pasien mengeluh sesak nafas frekuensi
Riwayat kesehatan keluarga
1.      Identitas klien nafas 40x/menit, nadi 60x/menit,
dilihat dengan cara mengkaji
a.       Nama                : Ibu A gangguan kesadaran, kondisi uumum
anggota keluarga yang menderita
b.      Umur                  : 35 tahun lemah.
penyakit yang sama dan kaji
c.       Jenis kelamin     : 3) Riwayat penyakit sekarang
pengalaman terkena penyakit
perempuan Pasien dengan gejala panas tinggi >38°C
pernafasan, pengetahuan tentang
d.      Agama               : islam selama 2-7 hari, pasien mengalami batuk
penyakit pernafasan dan tindakan
e.       Suku/bangsa    : Indonesia sesak dan sulit bernafas, kadang cyanosis
yang dilakukan.
f.       Alamat             : Jln Mawar 4) Riwayat penyakit sebelumnya
Kontak dekat dengan orang yang
didiagnosis suspek atau probable SARS
dalam 10 terakhir,.
Symptom

KASUS DS : Px mengatakan sesak napas dan mengeluh batuk


disertai dahak putih berlebihan
 
Ny A berusia 35 Thn dengan keluhan flu dan Px mengatakan sakit kepala, Kaku otot, Badan terasa
demam selama 2-7 hari kadang disertai sesak napas , lemah,
kadang mengeluh batuk disertai dahak putih berlebihan, Px mengatakan diare terus menerus
merasa Sakit kepala, kaku otot, badan terasa lemah, Px mengatakan muncul bercak merah dan bibir kering
diare terus menerus , muncul bercak merah danmerasa Px mengatakan flu dan Demam selama 2-7 hari
bibir kering (bibir pecah pecah). Kemudian Suaminya  
memeriksakan Ny A ke UGD. Untuk diperiksa biakan DO : Bibir pecah pecah
sputum. Hasil pemeriksaan fisik Terdengar bunyi Terdapat suara Ronchi positif
abnormal pada pernapasan (Ronchi) positif . Kulit kuku Kulit kuku kebiruan (Sianosis)
tambak kebiruan (Sianosis). TD : 140/90 mmHg, ND : TTV : TD : 140/90 mmHg
60 x/mnt, RR : 40 x/mnt, Suhu : 38,5C. ND : 60 x/mnt
RR : 40 x/mnt,
Suhu : 38,5C.
Hari/
Tgl/ Jam
DATA PENYEBAB MASALAH

Rabu/17-09- DS : Faktor risiko: Ketidakefektifan


2020/12.00 ·      Pasien lingkungan, usia, bersihan jalan
mengatakan mengeluh
batuk disertai dahak kontak dengan napas
 
berlebihan penderita
·         DO :  
 
ANALISA  
·       Pemeriksaan
fisik : terdapat Ronchi
virus ke saluran
pernapasan
 

DATA  
positif, Kulit kuku
kebiruan (Sianosis), Proses peradangan
 
Sputum positif pada pernapasan  
 
Peningkatan  
produksi sekret
 
akumulasi sekret di
   
jalan napas
   
Ketidakefektifan
  Bersihan jalan
napas
Rabu/17-09- DS : Infeksi bakteri
2020/12.00 ·       Pasien mengatakan sesak Ketidakefektifan pola
napas Peradangan dan edema
DO : napas
  laring
·         RR : 40x/mnt
  Dan Peradangan/ Inflamasi Sumbatan pada laring
jalan napas
  Dispnea
 
    Ketidakefektifan Pola
 
Napas 
 
   
 
     
DS : px mengatakan Sakit Intake kalori kurang
Rabu/17-03- kepala, kaku otot, badan terasa Kekurangan Volume
2020/12.00WIB lemah, terkadang mengalami Defisiensi sumber
Cairan
diare karbohidrat
     
·         DO: Katabolisme protein dan
 
Karbohidrat meningkat  
TD : 140/90 mmHg , ND : 60
 
x/mnt , Suhu : 38,5C Defisiensi protein  
 
Dan Membran Mukosa Daya tahan tubuh menurun  
  kering (bibir pecah pecah) Demam dan Diare
 
Kesadaran umum lemah

  Kekurangan volume cairan


 
Diagnosa Keperawatan
• 1. Ketidakefektifan Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
inflamasi dan obstruksi jalan nafas
• 2. Ketidakefektifan Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
hiperventilasi (RR >24x/menit)
• 3. Defisit volume cairan berhubungan dengan intake oral tidak adekuat,
takipneu, demam
Intervensi dan Implementasi (Rencana Keperawatan)
 

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


keperawatan

1 Bersihan jalan nafas NOC : NIC : 


tidak efektif a. Manajemen jalan napas; memfasilitasi kepatenan jalan napas
  a. Respiratory status : Ventilation
berhubungan dengan b. Pengisapan jalan napas; mengeluarkan secret jalan napas
b. Respiratory status : Airway patency Manajemen asma; mengidentifikasi, mengobati, dan mencegah
inflamasi dan
Kriteria Hasil : reaksi inflamasi dijalan napas
obstruksi jalan nafas. c. Pemantauan pernapasan; mengumpulkan dan menganalisis
c. Mendemonstrasikan batuk efektif dan data pasien untuk memastikan kepatenan jalan napas dan
 
suara nafas yang bersih, tidak ada pertukaran gas yang adekuat
d. Peningkatan batuk; meningkatkan inhalasi dalam pada pasien
sianosis dan dyspneu
yang memiliki riwayat keturunan
d. Menunjukkan jalan nafas yang paten e. Pengaturan posisi; mengubah posisi pasien duduk
e. Mampu mengidentifikasikan dan f. Bantuan ventilasi; meningkatkan pola napas spontan yang
mencegah factor yang dapat optimal,
menghambat jalan nafas
2 Ketidakefektifan Kriteria Hasil NOC 1. Monitor suara nafas dan pergerakan ada secara
Pola nafas tidak - Memiliki frekuensi pernapasan teratur
 
efektif dalam batas normal
2. Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi
berhubungan - Menyebutkan factor penyebab ,
dada. Catat upaya pernafasan termasuk
dengan berikut cara mencegah dan
penggunaan otot bantu pernafasan / pelebaran
hiperventilasi (RR mengatasi
nasal.
>24x/menit) - Pola nafas efektif
- Bunyi nafas normal atau bersih 3. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi
 
- TTV dalam batas normal nafas seperti krekels, wheezing.
- Batuk berkurang  4. Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi.
 
5. Observasi pola batuk dan karakter sekret.

6. Dorong/bantu pasien dalam nafas dan latihan


batuk
3 Defisit Volume NOC:
cairan berhubungan
a. Fluid balance a. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
dengan intake oral
b. Hydration b. Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa,
tidak adekuat,
c. Nutritional Status : Food and Fluid nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan
takipneu, demam
Intake c. makanan / cairan dan hitung intake kalori harian
    d. Lakukan terapi IV
  Kriteria Hasil : e. Monitor status nutrisi
f. Berikan cairan
d. Mempertahankan urine output sesuai
g. Dorong masukan oral
dengan usia dan BB
h. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
e. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh
i. Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
dalam batas normal
meburuk
f. Tidak ada tanda tanda dehidrasi,
j. Atur kemungkinan tranfusi
Elastisitas turgor kulit baik, membran
mukosa lembab, tidak ada rasa haus
yang berlebihan
 
1 S : Px mengatakan batuk disertai dahak berkurang
O : Tidak terdengar ada Ronchi, Secret masih ada
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi

EVALUASI 2. S : Px mengatakan tidak sesak napas lagi


O : RR : 20x/mnt
A : Masalah mulai teratasi
P : Lanjutkan Intervensi

3. S : Px mengatakan badan sudah terasa enak tidak lemah lagi


O : Suhu 37.5C
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan Intervensi Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai