Anda di halaman 1dari 15

Sonny Mumbunan

INDC Indonesia: Produksi Pengetahuan dan


Kebijakan Publik untuk Perubahan Iklim dan
Pengembangan Berkelanjutan
KELOMPOK 3:
1) NESYA VASHTI
ENGRACIA
2) CAHYANI DWI PUTRI
ASIH
3) JHO IS SISKA
4) SUCI SETIYA RAHAYU
5) IVAN A GUSTA
INDC
(Intended National Determined Contribution)
Isi:
Niat Indonesia menurunkan emisi sekaligus memungkinkan pencapaian
berkelanjutan. Exp: Produksi Pengetahuan

Konsep INDC:
Berkaitan dengan penurunan gas emisi GRK (Gas Rumah Kaca) dalam INDC
Berkaitan dengan pencapaian tujuan pembangunan dalam SDG (Susiainable
Development Goals) atau Pembangunan Berkelanjutan
Mitigasi dan adaptasi peurbahan iklim serta pencapaian tujuan
pembangunan berkelanjutan yang lebih luas melibatkan Intervensi
Kebijakan.
Contoh Intervensi Kebijakan:
1) Intensif dalam sertifikasi dan verifikasi legalitas kayu
2) Restorasi Lahan Gambut
3) Perluasan akses Transportasi masal
4) Peningkatan Efisiensi Energi
Tahapan Perumusan Intervensi
Kebijakan
1) Identifikasi Masalah
2) Karakterisasi sistem yang mencangkup pembangunan diagram
kausalitas dan peninjauan kembali batas-batas sistem; pemahaman
bagaimana sistem bekera; identifikasi feedback
3) Penilaian Strategi dan kebijakan mencangkup peancangan intervensi
yang kemudian melakukan penilaian terhadap intervensi tersebut
4) Pengambilan kebijakan dan implementasi
5) Pelaksanaan strategi dan pemantau perkembangan sistem analisis
dampak terhadap sector dan actor, mengambil hikmah dari pelajaran
Produksi INDC
(Intended National Determined
Contribution)

1) Proses 1: Bappenas dan Simulasi Sumber Daya


2) Proses 2: Dewan Pengarah Perubahan Iklim
3) Proses 3: INDC yang disampaikan kepada UNFCCC
4) Proses 4: Pasca INDC
Proses Produksi Pengetahuan

1. Partisipasi Publik
- Partisipasi Dalam
- Partisipasi Dangkal
2. Diseminasi dan Aksebilitas Publik
- Diseminasi Penuh
- Diseminasi Terbatas
3. Saintifikasi Politik dan Politisasi Sains
Proses Produksi Pengetahuan
Masalah Dalam Diseminasi Ada 2 Politisasi Sains:
- Mereka yang terlibat dalam produksi -Sains bukan hanya sebagai mata-mata,
bersama dari akses atas produk apa yang namun sebagai justifikasi posisi politik
mereka produksi bertentangan secara atas kebijakan tertentu
diametral dengan prinsip partisipasi dan
demokratisasi pengetahuan -Sains sebagai konsultan konsultan
dalam proyek kementrian atau lembaga
- Akses yang terbatas dalam dokumen
menyulitkan integrasi INDC membatasi
peran kreasi dan pembatasan keterlibatan
dalam upaya pencapaian target penurunan
emisi
Mikropolitik Aktor-Aktor Negara

Menyoroti proses yang digunakan individu (ketua, dewan


pengarah, dirjen, staf eselon lebih rendah dll) atau kelompok
(kementrian, direktorat/kedeputian dll) untuk
memperoleh/menjalankan kekuatan guna
memajukan/melindungi kepentingan mereka.
- Proses Individu yang diamksud bisa terbuka/tertutup
Fungsi Perspektif Mikropolitik
Secara sederhana: untuk melihat perbedaan diantara actor-actor
Negara (state actor) dalam menjelaskan proses dan hasil sebuah
dokumen INDC.
Anggapan umum: actor-actor Negara tidak bersifat monolitik.
Walaupun merupakan representasi kelompok Negara bukan
masyarakat sipil / swasta dan bekerja dalam isu yang sama yakni
perubahan iklim, pada sisi iklim, pada sisi tertentu mereka tidak
seragam.
Perbedaan Kepentingan Aktor-Aktor
Negara

Aktor-actor Negara memiliki kepentingan, aspirasi dan preferensi


berbeda.
Perbedaan mewujudkan pertarungan/kontestasi tidak hanya antar-
kementrian/lembaga, tetapi juga dapat terjadi ditingkat intra-
kementrian/lembaga.
Selain bersifat kolektif, perbedaan juga mewakili kepentingan
pribadi.
Latar Belakang Perbedaan Beragam
1. Kompetisi jabatan dan posisi
2. Perebutan Pengaruh
3. Pertimbangan Strategis
4. Penegarasan Mandat Institusi & tugas pokok fungsi
5. Didorong oleh sifat-sifat primordial, exp: kesamaan/perbedaan asal
almamater
Perbedaan dan Konsistensi kepentingan, aspirasi serta preferensi
sangat penting dipaparkan untuk memehami produksi INDC.
Kelompok Aktor Negara berkaitan
Produksi INDC
Struktur Advisory, ad hoc (ketua: mantan menteri)
1) Dewan Pengarah Perubahan Iklim
2) Utusan Khusus Presiden bidang Perubahan Iklim (Ustus)
Eselon I (berada dibawah menteri masing-masing)
3) Kedeputian Kementrian & Sumber Daya Alam Kementrian Perencanaan
Pembangunan Nasional/ Bappenas (Kedeputian MSDA Bappenas
4) Direktoral Jenderal Pencegahan Perubahan Iklim Kementrian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Dirjen PPI KLHK)
Fitur Produksi INDC Ideal

1) Otoritas Tinggi dan Representasi Kolektif untuk Substansi


2) Konsorsium Pemodel
3) Transparansi
4) Koordinasi yang Berfungsi
Integrasi Dalam Pembangunan
1) INDC melibatkan perencanaan sektoral, multi dan lintas sector sekaligus juga menyiarkan
pembangunan berkelanjutan lintas dimensi ekonomi, sosial, lingkungan dan tata kota
2) INDC lekat dengan bagaimana perekonomian Indonesia di organisasikan agar sedemikian
rupa berada dalam batas-batas biofisik dan sosial ekonomi
3) Pada awalnya, integrasi dan penyelarasan perlu dilakukan dalam INDC perencanaan
pembangunan baik jangka menengah maupun jangka panjang
4) Pada tahap selanjutnya diperlukan integrasi dan penyelarasan. Tahap ini penting, karena
adanya tuntutan mengapresiasi kompleksitas persoalan INDC dan SDG
5) Kompleksitas persoalan membutuhkan tanggapan dari proses yang mampu membangun
kompleksitas tersebut
Integrasi
Dalam CATATAN PENUTUP
Pembangunan
Syarat Pelaksanaan & Dalam menurunkan emisi suatu Negara
Operasionalisasi SDG sebagai sumbangan dan upaya global
menjaga suhu bumi dan
di Indonesia mengendalikan perubahan iklim yang
bersandar pada bidang tertentu yang
1) Kerangka Regulasi mendefinisikan hal tersebut
berhubungan dengan pengetahuan
2) Kerangka Kelembagaan tingkat emisi, dampak perubahan
iklim, dan arah pembangunan baik
3) Mekanisme Pengawasan dalam konteks masa lalu ataupun
kondisi masa depan Negara
bersangkutan serta berkaitan dengan
posisi Negara sebagai bagian dari
masyarakat global

Anda mungkin juga menyukai