Anda di halaman 1dari 18

ETIKA PROFESI

TEORI ETIKA DAN PENGAMBILAN


KEPUTUSAN BERETIKA
Kelompok 1
Adin Nugroho Jody Atmojo
Putu Ayu Rika
Teori Etika
Etika adalah cabang dari filsafat yang menyelidiki penilaian normative 
tentang apakah perilaku ini benar atau apa yang seharusnya dilakukan,
dimana etika berkaitan dengan prinsip-prinsip yang memandu perilaku
manusia. Etika mengajarkan tentang norma-norma dan nilai-nilai yang
berkaitan dengan salah dan benar, baik dan buruk, seperti yang harus kita
lakukan dan tindakan apa yang harus kita hindari. Dilema etika muncul
ketika norma-norma dan nilai-nilai mengalami konflik dan terdapat tindakan
alternatif yang dapat dilakukan. Dilema etika tidak mempunyai standar
objektif, oleh karena itu, digunakan kode etik yang bersifat subjektif.
Etika dan Kode Etik
Encyclopedia of Philosophy mendefinisikan etika dalam tiga cara:
1. Pola umum atau “cara hidup”
2. Seperangkat aturan perilaku atau “kode etik”, dan
3. Penyelidikan tentang cara hidup dan aturan perilaku.
 
Moralitas dan kode etik didefinisikan dalam Encyclopedia of Philosophy sebagai istilah
yang mengandung empat karakteristik:
4. Keyakinan tentang sifat manusia;
5. Keyakinan tentang cita-cita, tentang apa yang baik atau diinginkan atau kelayakan
untuk mengejar kepentingan diri sendiri;
6. Aturan yang menjelaskan apa yang harus dilakukan dan apa yang seharusnya
tidak dilakukan, dan
7. Motif yang cenderung membuat kita memilih jalan yang benar atau salah.
Teori Etika
Terdapat lima teori etika utama yang diterapkan oleh orang-orang dalam
pengambilan keputusan etis dalam lingkungan bisnis:

1. Egoisme
2. Utilitarianisme
3. Deontologi
4. Keadilan
5. Virtue Ethics
Teori Etika
Egoisme

Menurut Brooks dan Dunn (2012) terdapat perbedaan antara mementingkan diri
sendiri dengan egois. Egois adalah tindakan yang memberikan manfaat bagi diri
sendiri dengan tidak memedulikan apakah tindakan tersebut merugikan pihak lain
atau tidak, sedangkan memetingkan diri sendiri adalah melakukan tindakan yang
memebri manfaat bagi diri sendiri dengan tidak merugikan orang lain.
Teori Etika
Utilitarianisme
Utilitarianisme mendefinisikan baik atau buruk dalam bentuk konsekuensi
kesenangan (pleasure) dan kesakitan (pain). Tindakan beretika adalah tindakan
yang menghasilkan kesenangan atau rasa senang yang paling banyak atau rasa
sakit yang paling sedikit. Teori ini  berdasarkan asusmsi bahwa tujuan hidup adalah
untuk bahagia dan segala sesuatu yang mendorong kebahagiaan secara etika baik.
Kelemahan:
• Belum ada ukuran untuk kesenangan dan kebahagian
• Permasalahan dalam distribusi dan intensitas kebahagiaan
• Menyangkup cakupan
• Kepentingan minoritas yang terabaikan akibat keinginan untuk memenuhi
kebahagiaan mayoritas
• Mengabaikan motivasi dan hanya berfokus pada konsekuensi
Teori Etika
Deontologi
Teori ini menjelaskan tentang motivasi yang mendasari seseorang berbuat etis. Hal ini
sesuai dengan teori Kant bahwa sesuatu yang baik didasarkan pada niat baik.
Dengan logika ini, maka baik atau buruknya sesuatu dinilai dari motivasi diri sendiri.
Namun, bisa jadi, seseorang bertindak sesuai etika karena mematuhi hukum yang
berlaku dan takut dengan hukuman jika melanggarnya (terjadi ketika hukum dibuat
dengan dasar nilai-nilai etika). Salah satu hal yang menjadi kelemahan deontology
antara lain tidak adanya guidelines yang jelas untuk mendefnisikan baik atau buruk
ketika ada konflik hukum satu dengan lainnya.
Teori Etika
Teori Keadilan
Teori ini dikembangkan oleh David Hume (1711-1776) meyakini bahwa kebutuhan
keadilan muncul karena dua alaasan. Pertama, manusia tidak selalu bersifat baik dan
penolong. Kedua, masalah kelangkaan sumber daya. Hume berargumentasi justice
sebagaimana mekanisme. Justice adalah proses pemberian atau alokasi sumber
daya dan beban berdasarkan alasan rasional. Ada dua aspek dari justice, yaitu
procedural justice (proses penentuan alokasi) dan distributive justice (alokasi yang
dilakukan).
Teori Etika
Virtue Ethics
Virtue ethics berfokus kepada karakter modal dari pengambi keputusan, bukan
koneskuensi dari keputusan (utilitarinisme) atau motivasi dari pengambilan keputusan
(deontologi). Teori ini mengambil pendekatan yang lebih holistic untuk memahami
perilaku beretika dari manusia.

Dua permasalahan utama dari vitue ethics adalah menentukan virtues apa yang harus
dimiliki seseorang sesuai dengan jabatan dan tugasnya, dan bagaimana virtues
ditunjukkan di tempat kerja.
Pengambilan Keputusan
Beretika

Keputusan atau tindakan bisa dikatakan etis atau benar pada saat keputusan atau
tindakan tersebut sejalan dengan standar tertentu, yang mencakup:

1. Konsekuensi dari keputusan terhadap kesejahteraan dalam konteks biaya dan


manfaat.
2. Keseimbangan hak dan kewajiban.
3. Keadilan.
4. Keberterimaan umum dari sisi moralitas.
Kerangka Pengambilan Keputusan
Beretika
Sebuah keputusan atau tindakan dianggap etis atau “benar” jika sesuai dengan
standar tertentu. Berikut adalah dasar pertimbangan kerangka kerja pengambilan
keputusan etis (EDM) dalam menilai etikalitas keputusan atau tindakan yang dibuat :

1. Konsekuensi atau kekayaan yang dibuat dalam hal keuntungan bersih atau biaya;
2. Hak dan kewajiban yang terkena dampak;
3. Kesetaraan yang dilibatkan;
4. Motivasi atau kebijakan yang diharapkan (harapan untuk karakter, kebajikan
Pengambilan Keputusan Beretika:
Stakeholder Impact Analysis
Stakeholder Impact Analysis meupakan penerapan teori utilitarianisme dalam
keputusan bisnis. Kelebihan dari pengambilan keputusan ini adalah memberikan
kerangka analisis mengenai pihak-pihak yang kemungkinan terkena dampak dari
keputusan yang diambil.

Tahapan dalam stakeholder impact analysis:


1. Analisis kapantingan pemangku kapentingan
2. Hitung dampak yang dikuantifiksi
3. Penilaian terhadap dampak yang tidak dapat dikuantifikasi
Kasus: Ford Pinto
Dennis A. Gioia adalah seseorang yang sangat berprinsip,
Dannis Gioia juga aktif terlibat dalam demonstrasi anti perang
vietnam dan berbagai gerakan protes lainnya. Setelah
menyelesaikan pendidikan MBA Dennis diterima bekerja di
Perusahaan impiannya yaitu Ford Motor Company, sehingga
prioritasnya harus beralih dari aktivisme perguruan tinggi ke
perusahaan sehari-hari.

Keputusannya bekerja di Ford untuk mengubah ford dari dalam


agar menjadi perusahaan yang tidak hanya memikirkan laba
semata. Berjalannya waktu Gioia terbenam dalam keasyikan
bekerja menaklukkan satu tantangan ke tantangan lain, ia pun
dengan cepat dipromosikan menjadi Koordinator penasihat
lapangan Ford dimana tugasnya mengumpulkan informasi
terkait dengan kemungkinan terjadinya masalah pada
kendaraan serta memberikan rekomendasi untuk menarik
kembali mobil yang sudah terjual.
Analisis Kasus
Etika hendaknya diterapkan dalam bisnis dengan menunjukkan bahwa etika konsistem dengan
tujuan bisnis, khususnya dalam kencari keuntungan. Etika bisnis berkonsentrasi pada standar
moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan pelaku bisnis. Etika bisnis
merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam sistem dan
organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang
dan jasa, serta diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi.

Sebagai seorang wirausaha hendaknya menerapkan etika saat berusaha. Dalam bidang otomotif
ada etika engineering dan etika bisnis yang mengikat dan harus ditaati.
”… membuat keputusan yang konsistem terhadap keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan
publik, serta menghindari sekaligus menyungkap faktor-faktor yang membahayakan publik dan
lingkungan.”

Mengabaikan
Tanggung
Jawab Profesi
Analisis Kasus
Setelah produk Ford Pinto selesai diproduksi  dan diuji kelayakaannya oleh Ford, ternyata mobil
meledak saat ditabrak dari belakang karena tangki bensin berada tepat dibawah bumper. Ford
sendiri sudah mengetahui hal tersebut dan mengajukan lobby kepada pemerintah untuk menunda
uji kecelakaaan selama 8 tahun. Ford juga tidak berusaha menginstal rubber bladder karena
biayanya sangat tinggi.

Mengabaikan
Justice and
Fairness Ethic
Analisis Kasus
Ford Pinto yang saat itu menjadi andalan walaupun telah menyebabkan banyak kecelakaan
bahkan hingga korban jiwa, namun Ford tidak menarik kembali produk yang telah terjual tersebut.
Berdasarkan salah seorang mantan karyawannya yang ikut andil dalam Fornd Pinto menyatakan
jika keputusan Ford melanggar etika. Lingkungan perusahaan, sistem organisasi Ford mengubah
orang tanpa disadarinya.

Mengabaikan
Deonthology
Mengabaikan
Ethic
Utilitasrism Ethic

Perusahaan Ford bila melakukan perubahan produksi memakan biaya sebesar $137.500 untuk 11
juta unit kendaraan. Dilihat dari sisi Ford, jelas Ford lebih mencari profit daripada harus redesign
untuk keselamatan penumpang.
Referensi
• Bazerman, Max., et al. 2002. Why Good Accountants Do Bad Audits. Harvard Business
Review (Online) diakses 23 September 2017

• Brooks, Leonard J. And Paul Dunn. 2012. Business and Professional Ethics for Directors,
Executives and Accountants. South-Western College Publishing 6th edition

• https://www.scribd.com/presentation/354582134/TEORI-ETIKA-DAN-PENGAMBILAN-
KEPUTUSAN-BERETIKA-pptx

• https://www.scribd.com/presentation/371823949/2-TEORI-ETIKA
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai