Anda di halaman 1dari 10

AKIDAH AKHLAK

Teguh, S.Ag., M.Pdi

KULIAH 3

Referensi:
AKIDAH ISLAM:
Zaky Mubarok Latih … (et al.)
UII Press
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK DI ANTARA
AKHLUK‑MAKHLUK YANG LAIN

3.1 Makhluk: Pengertian Asal Usul, Macam, Sifat dan


Kedudukannya

3.1.1 Pengertian Makhluk


Makhluk adalah sebuah kata dalam bahasa Arab yang diambil dari
kata kerja “khalaqa,” yang artinya “membuat” atau “mencipta”. Kata
makhluk termasuk kata benda penderita (isim maf’ul) yang mengandung
arti “yang dibuat atau diciptakan”.
Semua benda yang ada, hidup atau mati, temasuk manusia, disebut
makhluk. Langit dan bumi beserta isinya yang dapat disingkap
pancaindera (alam nyata), bahkan alam yang tidak dapat disingkap oleh
pancaindera seperti barzakh, sorga, neraka dan ‘arrasil (alam gaib),
itupun termasuk makhluk. Jadi, segala sesuatu yang diciptakan Allah
SWT, baik alam nyata maupun alam gaib, disebut makhluk.
3.1.2 Macam dan Asal‑Usulnya Makhluk
Secara garis besar makhluk dapat dibagi menjadi dua
kelompok besar, yaitu:
a. Makhluk yang dapat diindera: manusia, hewan,
tumbuh‑tumbuhan, bakteri, virus, tanah, air, udara,
bulan, matahari, bintang, dan lain sebagainya.
b. Makhluk yang tidak dapat ditangkap oleh indera (alam
gaib): malaikat, jin, roh, surga, neraka, dan lain ‑lain.
 
Adapun asal‑usul kejadiannya masing‑masing berbeda.
Misalnya, manusia berasal dari zat padat, wujudnya nyata
dapat dilihat. Jin dan Malaikat tidak berasal dari zat padat,
wujudnya tidak dapat ditangkap oleh indera, tidak tampak
atau gaib.
Manusia tidak dapat melihat malaikat, sebagaimana
difirmankan Allah dalam surat Al‑Ahzab (33): 9
                               

                      

Artinya: “Hai orang‑orang yang beriman, ingatlah akan


nikmat Allah (yang telah dikaruniakan) kepadamu ketika
datang kepadamu tentara‑tentara, lalu Kami kirimkan
kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat
kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan
apa yang kamu kerjakan.”
3.1.3 Sifat‑Sifat Makhluk
Sebagaimana asal‑usul kejadiannya, sifat ‑sifat makhluk pun
berbeda‑beda pula. Dalam buku Dasar‑Dasar Agama Islam,
Zakiah Drajat, dkk., menyebutkan beberapa perbedaan sifat ‑sifat
berbagai makhluk tersebut.
Malaikat sebagai makhluk gaib tidak memasuki alam nyata
atau alam materiil, tapi alam rohaniah. Dia bertugas sebagai
perantara dan pelaksana kehendak Allah, terutama yang
berhubungan dengan alam rohaniah manusia. 
Jin sebagai makhluk gaib termasuk makhluk halus yang tidak
dapat disentuh oleh pancaindera, kecuali pada saat menjelmakan
dirinya dalam wujud yang nyata. Kadang ‑kadang jin
memperlihatkan diri sebagai manusia biasa, atau seperti binatang,
atau seperti makhluk yang luar biasa mengerikan, yang
sewaktu‑waktu dapat ditangkap suaranya. Kiranya makhluk halus
yang dipergunakan dalam perdukunan adalah dari bangsa jin ini.
Setan adalah makhluk halus yang sejenis dengan jin.
Setan diciptakan dari api. Kerjanya menyesatkan
manusia. Kalau hati tergerak untuk berbuat jahat, tanda
hati itu telah dibisiki setan. Apabila hati tergerak untuk
berbuat amal saleh, tanda malaikat telah menyampaikan
ilhamnya. 
Iblis termasuk jenis setan. Ia makhluk halus yang
dapat menyerupakan diri dalam berbagai bentuk.
Sebagaimana setan, ia mempengaruhi hati manusia untuk
berbuat jahat. Ada pula yang mengatakan bahwa iblis
adalah golongan jin yang fasik dan ingkar akan perintah
Allah. la bertekad serta senantiasa berdaya upaya
menjerumuskan manusia ke lembah kesesatan agar
menjadi golongan mereka. Orang jahat yang
mempengaruhi orang lain termasuk golongannya.
3.1.4 Kedudukan dan Hubungan Masing‑Masing
Makhluk
Kedudukan dan fungsi masing‑masing makhluk berbeda-­
beda. Namun, dalam suatu kesatuan makhluk Allah, diantara
makhluk saling mengisi dan melengkapi, saling memakan
dan menghidupi. 
Manusia mati disebabkan oleh bakteri, bangkainya
dimakan oleh binatang‑binatang lain di dalam tanah,
sehingga tanah jadi subur. Tanah yang subur dapat
menyuburkan tumbuhan. Tumbuh‑tumbuhan yang subur itu
akhimya bermanfaat untuk kehidupan manusia. Jadi
semuanya dalam ketergantungan. 
Malaikat, jin, setan, dan iblis yang memiliki sifat dan
tugas yang berbeda mempunyai konsekuensi pada manusia
untuk menjadikan mental semakin kuat dan mungkin juga
berakibat fatal pada mentalnya.
3.2 Manusia: Kedudukan, Fungsi, Tugas, Hak, dan Konsekuensinya
3.2.1 Manusia adalah Makhluk yang Paling Sempurna dan Paling
Mulia
Manusia sebagai makhluk yang paling mulia dan paling sempurna di
antara makhluk yang lain telah difirmankan Allah di dalam Al‑Qur’an
pada surat Al‑Isro: 70 yang berbunyi:

                                  

           


Artinya “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak‑anak Adam, Kami
angkat mereka di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rezeki dari
yang baik‑baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhIuk yang telah Kami ciptakan.
Hal yang sama dapat pula dilihat dalam surat At‑Tien: 4.
Kelebihan manusia diantara makhluk‑makhluk Allah yang lain adalah
potensinya, misalnya akal, perasaan dan kepercayaannya. Akal itulah yang
menyebabkan orang dapat berilmu dan berbudaya.
3.2.2 Manusia sebagai Khalifah 
Di dalam surat Al‑Baqarah : 30 dinyatakan bahwa :

                                     

                                      

Artinya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para


Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah
di muka bumi”. Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau?” Tuhan berfirman:
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
Ayat tersebut jelas menunjukkan bahwa manusia diciptakan Allah
untuk menjadi Khalifah. Khalifah dapat diartikan sebagai pemimpin.
Sebagai pemimpin manusia harus mengatur dunia agar tetap
harmonis dan berkembang dengan baik.
Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik,
manusia harus berpegang pada Al‑Quran dan Sunnah Rasul. 
Di dalam surat Al‑Maidah : 15 dan 16 Allah menegaskan
bahwa Allah telah menunjukan Cahaya ‑Nya yang berupa
Kitab (Al­Qur’an) yang memberikan petunjuk yang jelas
menuju ke jalan keselamatan, dan menerangkan kepada
manusia yang sebelumnya tidak tahu menjadi jelas, terang
benderang. Sedangkan dalam suatu hadis, Rasulullah
menjamin bahwa manusia tidak akan sesat untuk
selama‑lamanya, selama manusia berpegang pada Al‑Quran
dan Sunnah Rasul. 
Jika manusia tidak mau mengikuti petunjuk tersebut,
tetapi hanya mengikuti hawa nafsunya, dunia akan menjadi
rusak. Hal ini dijelaskan di dalam Al ‑Quran surat Ar ‑Rum:
41 bahwa kerusakan itu akibat tangan manusia.

Anda mungkin juga menyukai