Anda di halaman 1dari 11

Nian Wulandari

XI IPS 2
25
A. Ilmu Mawaris

1. pegertian ilmu mawaris


– Mawaris = warisan(siapa ahli waris yang berhak
menerima warisan, siapa tidak berhak menerima, serta
bagian masing-masing ahli waris)
– Faraild = ilmu yang membahas tentang ketentuan-
ketentuan atau bagian-bagian yang telah ditentukan
untuk masing-masing waris.
2. Hukum mempelajari ilmu waris
Hukum mempelajari ilmu waris adalah wajib khifayah. Jika disuatu daerah tetentu
sudah ada yang mmprlajarinya maka dianggap cukup tuntutan rasul, akan tetapi jika
tidak ada satupun orang yang mempelajarinya maka semuanya terkenadosa.

3. Hukum dan sumber hkum membagi warisan.


Hukm membagi warisan adalah wajib karena merupakan kewajiban memberikan harta
kepada orang yang berhak menerimanya. Dalam pembagian harus sesuai dengan
ketentuan Al-Qur’an dan hadist. Harta dibagi sesuai dengan aturan warisan jika yang
mempunyai harta benar-benar dinyatakan meninggal dunia, jika harta itu dibagi
sebelum yang mempunyai harta meniggal dunia maka pembagian itu dinamakan hibah
dan tidak harus sesuai dengan aturan-aturan warisan dalam Al-Qur’an.
4. Syarat-syarat dan rukun-rukun mawaris

A. syarat-syarat mawaris ada tiga


1. Matinya muwaris(orang yang mewariskan)
2. Hidupnya ahli waris
3. Tidak adanya penghalang warisan
B. rukun-rukun mawaris
4. Warist = orang yg mandapatkan harta warisan.
5. Muwaris = orang yang mewariskan hartanya.
6. Maurus = harta warisan (tirkah) yang dibagikan kepada ahli waris
setelah diambil untuk kepentingan pemeliharaan jenazah,
pelunasan hutang mayit dan pelaksaan wasiat mayit.
5. Hal-hal yang harus dilakukan sebelum harta warisan
dibagikan
– Zakat
– Belanja
– Hutang
– Wasiat

6. Tujuan ilmu warisan


1. Dapat membagi harta warisan sesuai dengan syariat islam
2. Dapat menyelamatkan harta peninggalan simayyit dari orang yang tidak berhak
3. Dapat diketahui orang yang berhak mewaris dan yang tidak berhak
4. Memberikan pemelajaran bagi kaum muslimin agar bertanggung jawab dalam melaksanakan syariat
islam yang terkait dengan pembagian harta waris
B. Sebab-sebab mendapatkan warisan
1. Sebab nasab(nasabiyah/qarabah) yaitu hubungan kekerabatan atau ahli waris nasabiyah.
2. Sebab pernikahan(sababiyah) yaitu pernikahan yang sah dpt menyebabkan saling mewaris antara suami istri,
salama perkawinanyamasih utuh sampai pada kematian.
3. Sebab wala’ yaitu hubungan keluarga yang disebabkan memerdekakan budak(hamba sahaya).
4. Sebab kesamaan agama yaitu ahli waris karena factor seagama.

C. Sebab-sebab terhalang mendapatkan warisan


5. Pembunuhan 3. mutad
6. Budak 4. beda agama

D. Permasalahan mawaris
7. Harta peninggalan (tirkah)
a) Harta asal(bawaan) adalah harta yang diperoleh sebelum terjadinya akad nikah.
b) Harta gono gini adalah harta yang diperoleh baik diri sendiri atau bersama suami istri, selama dlam ikatan
perkawinan berlangsung.
2. Orang yang berhak mendapatkan warisan
a. Ahli waris laki-laki
b. Ahli waris perempuan
c. Ahli waris yang tidak bisa terhalang(tidak bisa gugur haknya)

3. Macam-macam bagian warisan


a. Bagian fardlu (furudlulmuqaddarah) bagian bagian ahli waris yang ditentukan dalam Al-Qur’an
1) ½ (annisfa)
2) ¼(arrub’u)
3) 1/8 (anththumnu)
4) 1/3 (aththuluthu)
5) 2/3 (aththukuthaani)
6) 1/6 (asshudusu)
b. Bagian ashabah(bagian sisa) c. Mahjub(terhalang)
Ahli waris yang mendapatkan nagian Adalah ahli waris yang terhlang mendapatkan
ashabah ada tiga macam: warisan baik sebagian maupun keseluruhan.

1. Ashabah binafsih yaitu ahli waris yang Oleh karena itunhijab ada dua macam:
menerima sisa harta warisan dengan 1) Hujab hirman yaitu penghapusan seluruh
sendirinya tanpa disebabkan oleh orang bagian, krn ada ahli waris yg lbh hubungannya dg
lain orang yg meninggal.
2) Hijab nuqhuson yaitu pengurangan bagian dari
2. Ashabah bilghair yaitu anak perempuan,
harta warisan, krn ada hli waris yang mebersamai.
cucu perempuan, saudara perempuan
Ahli waris yang terhalang:
seayah, yg menjadi ashabah jika
bersama saudara mereka masing-masing 1) Kakek (ayah dari ayah) terhalang oleh ayah
2) Nenek(ibu dari ibu) terhalang oleh ibu
3. Ashabah ma’alghair(ashabah bersama
orang lain) 3) Nenek dari ayah terhalang oleh ayah&ibu
4) Cucu dari anak laki2 terhalang oleh anak laki2
5) Saudara kandung laki2
6) Saudara kandung perempuan 4. Tata cara dan pelaksanaan
pembagianwarisan
7) Saudara ayah laki-laki &bperempuan
a) Langkah –langkah sebelum pembagian
8) Saudara seibu laki-laki/ perempuan harta waris
9) Anak laki2 dari saudara kandung laki2 1. Biaya perawatan jenazah
10) Anak laki2 dari saudra laki2 2. Pelunasan utang piutang
3. Pelaksaan wasiat
11) Paman (saudara laki2 sekandung ayah)
Syarat –syarat wasiat
12) Paman (saudar laki2 sebapak ayah)
4. Tidak boleh melebihi 1/3 dari harta
13) Anak laki2 paman sekandung peninggalan kecuali atas persetujuan semua
ahli waris
14) Anak laki2 paman seayah
5. Tidak boleh kepada ahli warisnya sendiri
15) Cucu perempuan dari anak laki2 kecuali atas persetujuan ahli waris yang lain
7. Hikmah pembagian warisan

 Dapat memelihara dari timbulnya fitnah, karena salah satu penyebab timbulya fitnah
adalah pembagian harta warisan yang tidak sesuai dengan ketentuan sumber ukum
islam.
 Faraidh dapat menjunjung tinggi sunah Rasulullah
 Pembagian farai sesuai dengan realita hidup yaitu bagian laki-laki dua kali lipat bagian
anak perempuan, karena menurut secara umum tanggung jawab anak laki-laki jauh
lebih berat dibandingkan dengan anak perempuan.
 Dapat mewujudkan ketentraman keluarga dan masyarakat. Orang yang beriman didik
untuk tidak memiliki jiwa material sifatnya duniawi saja. Tetapi yang utama adalah
kehidupan akhirat.
SEKIAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai