Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN,

DAN KONTRIBUSI EKONOMI


DAERAH KOTA MEDAN
Latar Belakang
Pembangunan wilayah sebaiknya disesuaikan dengan prioritas dan potensi masing-masing
wilayah di wilayah tersebut. Selain itu, setiap pemerintah daerah juga harus mengupayakan
pembangunan yang lebih seimbang di daerahnya masing-masing. Kenyataan bahwa setiap
daerah memiliki sumber daya alam, sumber daya manusia, dan kondisi yang berbeda
menunjukkan langkah pembangunan yang berbeda di daerah tersebut. Perbedaan potensi
ekonomi antar daerah yang dapat berkembang pesat dengan daerah tertinggal dapat
dikaitkan dengan berbagai keterbatasan yang ada di daerah tersebut. Hal ini menyebabkan
pentingnya peran pemerintah pusat sebagai pengatur kebijakan pembangunan nasional
agar pembangunan yang seimbang dan sinkron di dalam wilayah lokal (Tjiptoherijanto,
1995)

Jika dilihat per sektor dari kontribusi PDRB Kota Medan selama 10 tahun terakhir, sektor
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor menyumbang PDRB
secara konsisten menyumbang sektiar 23%-26% setiap tahunnya dan mengalami
pertumbuhan sekitar 6%-9% setiap tahunnya.

Oleh karena itu penting untuk mengetahui karakteristik perekonomian kota Medan dan juga
mengidentifikasi sektor-sektor ekonomi yang unggul dan juga berpotensi untuk
dikembangkan sebagai ekonomi unggulan di Kota Medan.
rumusan masalah
• Rumusan Masalah
• 1.Sektor-sektor unggulan apa saja yang ada di Kota Medan?
• 2.Sektor-sektor apa saja yang berpotensi menjadi sektor unggulan di
Kota Medan?
• 3.Bagaimana kontribusi per-sektor PDRB kota Medan?
tujuan
• Tujuan dari makalah ini adalah;

• 1.Untuk mengetahui sektor-sektor unggulan yang ada di Kota Medan


• 2.Untuk Mengetahui sektor-sektor apa saja yang berpotensi menjadi
sektor unggulan Kota Medan.
• 3.Mengetahui kontribusi tiap sektor-sektor terhadap PDRB Kota
Medan
manfaat
• 1.4.1 Bagi Peneliti

• Dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang didapatkan saat perkuliahan


Mata Kuliah Perencanaan Pembangunan dan juga dapat menambah
wawasan mengenai sektor-sektor unggulan yang ada di kota Medan.

• 1.4.2 Bagi Pemerintah Kota Medan



• Dengan mengetahui sektor-sektor unggulan (sektor basis) yang ada di kota
Medan, sektor-sektor tersebut dapat lebih dikembangkan dan
dimaksimalkan untuk merencanakan pembangunan perekonomian kota
medan.
Studi Kepustakaan (kota medan)
• Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatra Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar
ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya, serta kota terbesar di luar Pulau Jawa. Kota
Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dengan keberadaan Pelabuhan
Belawan dan Bandar Udara Internasional Kuala Namu yang merupakan bandara terbesar kedua di
Indonesia. Akses dari pusat kota menuju pelabuhan dan bandara dilengkapi oleh jalan tol dan
kereta api. Medan adalah kota pertama di Indonesia yang mengintegrasikan bandara dengan
kereta api. Berbatasan dengan Selat Malaka, Medan menjadi kota perdagangan, industri, dan
bisnis yang sangat penting di Indonesia.

• Menurut Bappenas, Medan adalah salah satu dari empat pusat pertumbuhan utama di Indonesia,
bersama dengan Jakarta, Surabaya, dan Makassar. Medan adalah kota multietnis yang
penduduknya terdiri dari orang-orang dengan latar belakang budaya dan agama yang berbeda-
beda. Selain Melayu dan Karo sebagai penghuni awal, Medan didominasi oleh etnis Jawa, Batak,
Tionghoa, Minangkabau, Mandailing, dan India. Mayoritas penduduk Medan bekerja di sektor
perdagangan, sehingga banyak ditemukan ruko di berbagai sudut kota. Di samping kantor-kantor
pemerintah provinsi, di Medan juga terdapat kantor-kantor konsulat dari berbagai negara seperti
Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, dan Jerman.
studi kepustakaan (LQ)
• Dengan teknik kuantitatif ini, kita menentukan kapasitas ekspor perekonomian daerah dan derajat
kemandirian suatu sektor. Dalam analisis LQ, kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
• (a). Kegiatan sektor yang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun di luar daerah yang bersanekutas
Industri seperti ini dinamakan industri basis.
• (b). Kegiatan sektor yang melayani pasar di daerah tersebut, jenis ini dinamakan industri non basis at industri
lokal.

• Logika dasar LQ adalah teori basis ekonomi yang intinya adalah karena industri basis menghasilkan
barang-barang dan jasa untuk pasar di daerah maupun di luar daerah yang bersangkutan, maka penjualan
keluar daerah akan menghasilkan pendapatan bagi daerah tersebut. Selanjutnya, adanya arus pendapatan dari
luar daerah ini menyebabkan terjadinya kenaikan konsumsi (consumption, C) dan investasi (investment. I) di
daerah tersebut. Hal tersebut selanjutnya akan menaikkan pendapatan dan menciptakan kesempatan kerja
baru. Peningkatan pendapatan tersebut tidak hanya menaikkan permintaan terhadap industri basis. tetapi juga
menaikkan permintaan akan industri non basis (lokal). Kenaikan permintaan (demand) ini akan mendorong
kenaikan investasi pada industri yang bersangkutan dan juga industri lain.


• Dengan alasan tersebut, industri basis mestinya harus dikembangkan
terlebih dahulu. Teknik LQ mengukur konsentrasi dari suatu kegiatan
(industri) dalam suatu daerah dengan cara membandingkan
peranannya dalam perekonomian daerah itu dengan peranan
kegiatan atau industri sejenis dalam perekonomian regional atau
nasional.
Penelitian Terdahulu
• Ekaristi Jekna Mangilaleng, Debby Rotinsulu, dan Wensy Rompas (2015) dari
jurnalnya yang berjudul “Analisis Sektor Unggulan Kabupaten minahasa
Selatan” dalam hasil penelitian mereka diperoleh bahwa yang menjadi sektor
unggulan yaitu: sektor pertambangan,sektor pertanian sektor konstruksi,
sektor industri, dan sektor yang mempunyaidaya saingterbesar diKabupaten
Minahasa Selatan yaitu: sektor pertanian, sektor konstruksi, sektorindustri.

• Mahmud Basuki dan Febri Nugroho Mujiraharjo tahun 2017, pada penelitian
mereka menemukan bahwa sektor unggulan Kabupaten Sleman adalah sektor
kontruksi, sektor transportasi dan pergudangan, sektor real estate, dan sektor
jasa perusahaan.
• Penelitian dari Kalzum R. Jumiyanti (2018) ia menyimpulkan bahwa Dari ke-tujuhsektor
basis Kabupaten Gorontalo, sektor Pengadaan Listrik dan Gasmerupakan sektor yang paling
stabil untuk dijadikan kegiatan basis di wilayah Kabupaten Gorontalo. Dengan kontribusi
yang cukup tinggi dan juga nilai LQ Kabupaten Gorontaloterhadap perekonomian Provinsi
Gorontaloyang juga cukup tinggi menjadikan kegiatan ini sebagai kegiatan basis yang
sangat baik untuk dikembangkan karena banyak sekali dampak positif yang ditimbulkan
dari sektor ini.
• Iman Sungkawa, Umi Trisnaningsih,dan Siti Millatul Maula Mahmuda (2018) pada
penelitiannya menunjukkan bahwa menunjukan bahwa ada 10 komoditas unggulan di
KabupatenCirebon yaitu: padi, jagung, kacang hijau, ubi jalar, mangga, pisang,
nangka,bawang merah, cabe besar, dan terung. Kecamatan-kecamatan yang
menjadiwilayah basis komoditas unggulan sektor pertanian di Kabupaten Cirebon
meliputi:Kecamatan Gebang untuk komoditasjagung.Kecamatan Beber untuk komoditas
ubi jalar.
• Marthen A.I Nahumurry dan Muhammad Abdullah Tawakal pada
penelitian mereka tahun 2019, menyimpulkan bahwa Kabupaten
Merauke Periode 2016-2018 hampir semua sektor yang ada di
kabupaten merauke merupakan sektor unggul dan mempunyai
potensi yang sangat besar untuk dikembangkan, Terutama untuk
sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanandengan rata-rata untuk 3
tahun terakhir LQ 2.10, Hal ini menunjukan bahwa sektor pertanian di
kabupaten merauke sampai sekarang masih merupakan sektor
unggulan. Selain sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikananyang
merupakan sektor basis, di beberapa sektor jasa serta keuangan juga
mengalami keunggulan kompetitifdan menjadi tren baru.
metode penelitian
• Jenis dan Sumber Data

• Metode penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Data yang


digunakan merupakan data sekunder yang didapatkan dari Badan
Pusat Statistik (BPS) Kota Medan dan Provinsi Sumatera Utara berupa
data PDRB atas dasar harga konstan Kota Medan tahun 2010-2019
dan PDRB atas dasar harga konstan Provinsi Sumatera Utara tahun
2010-2019.
• alat analisis
• 3.2.1 Static Location Quotient (SLQ)
• Formula untuk Static Location Quotient (SLQ) adalah:

• SLQik =( Vik/Vk) / (Vip/Vp)


• Keterangan:
• Vik = Nilai output (PDRB) sektor i daerah studi k (kabupaten/kota
misalnya) dalam pembentukkan PDRB di daerah studi k.
• Vk = PDRB total semua sektor di daerah studi k.
• Vip = Nilai output (PDRB) sektor i daerah referensi (propinsi misalnya)
dalam pembentukkan PDRB daerah studi acuan.
• Vp = PDRB total di semua sektor daerah referensi p.
• Asumsi utama dalam analisis LQ adalah bahwa semua penduduk di setiap daerah mempunyai pola
permintaan yang sama dengan pola permintaan pada tingkat daerah referensi (pola pengeluaran secara
geografis adalah sama), produktivitas tenaga kerja adalah sama dan setiap industri menghasilkan barang
(homogen) pada setiap sektor yang sama (Arsyad, 1999: 317).

• Berdasarkan formulasi yang ditunjukkan dalam persamaan di atas, maka ada tiga kemungkinan nilai LQ
yang dapat ditemukan, yaitu (Bendavid-Val, 1997: 174):
• 1. Nilai LQ di sektor i = 1. Ini berarti bahwa laju pertumbuhan sektor i di daerah studi k adalah sama
dengan laju pertumbuhan sektor yang sama dalam perekonomian daerah referensi p.
• 2. Nilai LQ di sektor i> 1. Ini berarti bahwa laju pertumbuhan sektor i di daerah studi k adalah lebih
besar dibandingkan dengan laju pertumbuhan sektor yang sama dalam perekonomian daerah referensi
p. Dengan demikian, sektor i merupakan sektor unggulan daerah studi k sekaligus merupakan basis
ekonomi untuk dikembangkan lebih lanjut oleh daerah studi k.
• 3. Nilai LQ di sektor i< 1. Ini berarti bahwa laju pertumbuhan sektor i di daerah studi k adalah lebih kecil
dibandingkan dengan laju pertumbuhan sektor yang sama dalam perekonomian daerah referensi p.
Dengan demikian, sektor i bukan merupakan sektor unggulan daerah studi k dan bukan merupakan
basis ekonomi serta tidak prospektif untuk dikembangkan lebih lanjut oleh daerah studi k.
• DLQ (DYNAMIC LOCATION QUOTIENT)
• Formula untuk Dynamic Static Qoutient (DLQ) adalah:
• DLQij = [ (1 + gij) / (1 + gj)] / [ (1 + Gj)/(1 + G) ]

• Dimana;

• gij = laju pertumbuhan sektor i didaerah j


• Gi = laju pertumbuhan sektor i di wilayah referensi
• gj = rata-rata laju pertumbuhan di daerah j
•G = rata-rata laju pertumbuhan di wilayah Referensi
• Kemungkinan nilai DLQ yang diperoleh adalah:

• 1)DLQ > 1 : ini sektor mempunyai potensi perkembangan lebih cepat


dibanding daerah (kabupaten) lain di wilayah referensi (provinsi).
• 2)DLQ < 1 : ini sektor mempunyai potensi perkembangan lebih lambat
dibanding daerah kabupaten) lain di wilayah referensi (provinsi).
• 3)DLQ = 1 : ini sektor mempunyai potensi perkembangan sama cepat
dibanding daerah (kabupaten) lain di wilayah referensi (provinsi).
• Kontribusi Bagi Perekonomian Daerah

• Untuk menghitung kontribusi PDRB per sektor di Kota Medan, dapat digunakan
rumus yaitu

• Kontribusi(%) = (Yi/Y) x 100%

• Dimana:
• Yi = Nilai PDRB sektor i di Kota Medan
• Y = Total PDRB seluruh sektor Kota Medan
HASIL DAN PEMBAHASAN (SLQ)
• Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan perhitungan SLQ selama periode 2010-2019
dapat kita ketahui bahwa ada 12 sektor yang memiliki nilai perhitungan LQ > 1. yaitu sektor;
• 1.Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 2.Konstruksi 3.Perdagangan Besar
dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor4.Transportasi dan Pergudangan 5.Penyediaan
Akomodasi dan Makan minum 6.Informasi dan Komunikasi 7.Jasa Keuangan dan asuransi 8.Real
Estate 9.Jasa Perusahaan
• 10.Jasa Pendidikan
• 11.Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
• 12.Jasa Lainnya
• Hal ini menunjukkan bahwa Kota Medan berspesialisasi dalam memproduksi 12 sektor tersebut
dibandingkan dengan Provinsi Sumut atau dalam kata lain 12 sektor tersebut merupakan sektor
unggulan Kota Medan.
• Berdasarkan tabel perhitungan DLQ di atas sektor-sektor yang memiliki perhitungan DLQ
> 1 adalah sektor;
• 1.Pengadaan Listrik dan Gas
• 2.Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
• 3.Konstruksi
• 4.Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
• 5.Real Estate
• 6.Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
• 7.Jasa Pendidikan
• 8.Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

• Delapan sektor tersebut memiliki Perhitungan DLQ > 1 yang berarti laju pertumbuhan
sektor-sektor tersebut lebih cepat daripada laju pertumbuhan yang ada di provinsi
Sumatera Utara sebagai daerah acuan dan berpotensi sebagai sektor-sektor unggulan
untuk waktu-waktu ke depan di Kota Medan.
• Kontribusi PDRB per Sektor

Dapat dilihat dari perhitungan kontribusi PDRB per sektor Kota Medan, Sektor Primer
yaitu sektor Pertanian, kehutanan dan perikanan dan juga Sektor Pertambangan dan
Penggalian hanya menyumbang rata-rata kontribusi selama 2010-2019 masing
masing sebesar 1,23% dan juga 0,002% Persen, Hal ini dikarenakan karena kondisi
geografis dan juga sumber daya alam Kota Medan yang Kurang cocok untuk kedua
sektor tersebut terutama sektor pertambangan dan penggalian yang sumber daya
alamnya sangat kurang sehingga konttribusi kedua sektor tersebut terdahadap PDRB
kota medan masih sangat minim.

Sektor-sektor yang menjadi penyumbang kontribusi terbesar terhadap PDRB kota


medan adalah sektor Industri Pengolahan dengan kontribusi rata-rata selama tahun
pengamatan sebesar 15,97%, sektor Konstruksi dengan kontribusi rata-rata selama
tahun pengamatan sebesar 18,26% dan sektor Perdagangan Besar dan Eceran,
Repaeasi Mobil dan Sepeda Motor hal ini menunjukkan bahwa Kontribusi PDRB kota
Medan didominasi oleh sektor-sektor Sekunder.
• Kesimpulan
• Berdasarkan Dari Rata-rata Perhitungan SLQ, DLQ dan Kontribusi per sektor Kota medan, dapat disimpulkan
sebagai berikut;
Sektor-sektor yang dulunya bukan sektor unggulan yang berpotensi menjadi sektor unggulan antara lain (1)
sektor pengadaan listrik dan gas dan (2) sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib.
Sektor-sektor yang merupakan sektor unggulan masih berpotensi menjadi sektor unggulan di waktu-
waktu kedepan antara lain (1) Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang (2) Konstruksi (3)
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (4) Real Estate (5) jasa pendidikan dan (6)
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial.
Sektor-sektor yang merupakan sektor unggulan tidak berpotensi lagi menjadi sektor unggulan pada
masa yang akan datang antara lain (1) Transportasi dan Pergudangan (2) Informasi dan Komunikasi (3) Jasa
Keuangan dan Asuransi (4) Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (5) Jasa Perusahaan dan (6) Jasa
lainnya.
Ada Sektor yang rata-rata perhitungan SLQ dan DLQnya < 1 yang berarti sektor tersbut bukan sektor
unggulan dan juga tidak berpotensi menjadi sektor unggulan tetapi memiliki kontribusi yang besar. Sektor
tersebut adalah sektor Industri Pengolahaan dimana nilai Kontribusinya sebesar 15,97% dimana nilai
kontribusi tersebut merupakan nilai kontribusi terbesar ke-3 di kota Medan setelah Sektor Perdagangan
Besar Dan Eceran, Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor dan Sektor Konstruksi dan mengalahkan nilai kontribusi
sektor-sektor unggulan dan yang berpotensi unggul lainnya.
Saran
• Untuk mengembangankan Sektor Pertanian Pemerintah Kota Medan Sebaiknya mampu
untuk menyediakan dan membuka lahan-lahan baru di kota medan serta memberikan bibit-
bibit dengan kualitas yang baik kepada petani agar sektor pertanian dapat menjadi sektor
yang unggul di masa yang akan datang
• Sektor-sektor yang unggul yang Pada perhitungan LQ yang dalam perhitungan DLQ dalam
waktu yang akan datang tidak menjadi sektor unggulan lagi antara lain sektor; (1)
Transportasi dan Pergudangan (2) Informasi dan Komunikasi (3) Jasa Keuangan dan Asuransi
(4) Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (5) Jasa Perusahaan dan (6) Jasa lainnya
sebaiknya lebih diperhatikan Pemerintah Kota Medan agar sektor-sektor tersebut tetap
unggul
• Sektor Industri Pengolaan yang menurut perhitungan SLQ dan DLQ yang bukan sektor
unggulan dan juga tidak berpotensi menjadi sektor yang unggul di masa yang akan datang
juga sebaiknya pemerintah Kota Medan beri perhatian yang lebih pada sektor tersebut baik
SDM, teknolgi , dan seluruh faktor-faktor produksi yang berkaitan dalam sektor industri agar
sektor ini dapat menjadi sektor unggulan mengingat sektor industri pengolaan ini merupakan
penyumbang PDRB terbesar ke-3 selama 2010-2019.

Anda mungkin juga menyukai