Anda di halaman 1dari 118

BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA TUGAS KELOMPOK

FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2020


UNIVERSITAS PATTIMURA

DIAGNOSIS PSIKIATRI
Oleh:
KELOMPOK 2

Muh. Arief. B. Hasanusi 2018-84-053


Raehana Zulkifli 2018-84-054
Almindo Rafki 2018-84-055
Imas F. Rahadita Sekarlita 2018-84-056
Farra Y. Pattipawae 2018-84-057
Ricky NDC. Ratu 2018-84-076

Konsulen:
dr. Sherly Yakobus, Sp.KJ

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA
RSKD PROVINSI MALUKU FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2020
SUBTOPIK
KRITERIA GANGGUAN JIWA & PROSES DIAGNOSIS

PENDEKATAN KOMPREHENSIF

PENDEKATAN DESKRIPTIF FENOMENOLOGI

EVALUASI MULTIAKSIAL

URUTAN HERARKIS

PENGGUNAAN URUTAN HIERARKIS DALAM PPDGJ III

HUBUNGAN ANTARA TARAF BERAT STRESSOR


DENGAN GANGGUAN JIWA

BLOK-BLOK GANGGUAN JIWA


KRITERIA GANGGUAN JIWA

Konsep kesehatan jiwa  WHO


(Orang yang sehat jiwa-nya adalah seseorang yang..:)

• Merasa sehat dan bahagia


• Mempu menghadapi tantangan hidup
• Dapat menerima oranglain (dapat berempati/tidak secara aprioriti
berpandangan negatif terhadap orang atau kelompok yang
berbeda)
• Memiliki sikap positif terhadap diri sendiri & orang lain
KRITERIA GANGGUAN JIWA

3 aspek perilaku manusia :


• Perilaku Gangguan jiwa apabila
• Pikiran memenuhi Kriteria
Gangguan Jiwa
• Perasaan
Proses Diagnosis Gangguan Jiwa
ANAMNESIS

PEMERIKSAAN

DIAGNOSIS

TERAPI

TINDAK-LANJUT
Anamnesis
• Alasan berobat
• Riwayat gangguan sekarang
• Riwayat gangguan dahulu
• Riwayat perkembangan diri
• Latar belakang sosial, keluarga, pendidikan, pekerjaan, perkawinan, dll
Pemeriksaan
• Fisik-diagnostik
• Status mental
• Laboratorium
• Radiologik
• Evaluasi psikologik
• Lain-lain
Diagnosis
• Aksis I= Klinis
• Aksis II= Kepribadian
• Aksis III= Kondisi medik
• Aksis IV= Psiko-sosial
• Aksis V= Taraf fungsi
Terapi
• Farmakoterapi
• Psikoterapi
• Terapi sosial
• Terapi okupasional
• Lain-lain
Tindak-lanjut
• Evaluasi terapi
• Evaluasi diagnosis
• Lain-lain
DIAGNOSIS =
ANAMNESIS (DATA SUBJEKTIF) + PEMERIKSAAN (DATA OBJEKTIF)
PENDEKATAN KOMPREHENSIF

Manifestasi gangguan jiwa:


• Perilaku Berkaitan  tubuh dan kondisi
jasmani seseorang serta lingkungan
• Pikiran sosialnya
• Perasaan

Oleh karena itu  dalam mengevaluasi kondisi pasien


janganlah hanya melakukan evaluasi atau terapi terhadap
sebagian organ/aspek tubuhnya, melainkan perlu melakukan
pemeriksaan secara komprehensif (menyeluruh) 
sehingga, dapat mengetahui manusia secara utuh yang juga
merupakan mahkluk sosial, sehingga upaya dan
tatalaksananya juga bersifat komprehensif.
PENDEKATAN DESKRIPTIF

Pendekatan Deskripsi fenomenologis merupakan:


• Langkah dasar dan awal untuk melakukan pengamatan
terhadap perilaku, pikiran dan perasaan penderita
• Pendekatan ini diperlukan pembinaan rapport dengan cara
berempati untuk menelusuri gejala dan masalah yang
dialami penderita
PENDEKATAN DESKRIPTIF

Definisi

• Dasar pendekatan untuk memastikan suatu diagnosis diterima


secara nasional dan internasional sebagai suatu kesepakatan.

• Pendekatan ini bersifat netral (dalam arti hanya mencari dan


memastikan gejala deskriptif-klinis tanpa secara aprioriti
melihat makna atau mengapa gejala itu terjadi dari suatu
sudut pandang atau paradigma atau teori tertentu)
PENDEKATAN DESKRIPTIF
• Pendekatan fenomenologis  upaya menelaah suatu
fenomena berdasarkan apa yang ada pada situasi tertentu,
dan bukan berdasarkan interpretasi dari orang yang
melakukan observasi

• Cara pendekatannya  diamati berdasarkan pengalaman


atau penghayatan interaktif (tidak hanya secara alloanamnesis
tetapi berdasarkan pengalaman/peristiwa yang dialami
penderita).
PENDEKATAN DESKRIPTIF
• Deskripsi fenomenologis mengintegrasikan:
• Apa yang diobservasi dari perilaku, pikiran dan perasaan
• Apa yang dirasakan atau dihayati oleh orang yang melakukan
observasi
• Diperlukan pembinaan rapport dengan cara berempati
EVALUASI MULTIAKSIAL

Evaluasi multiaksial  untuk memahami pasien secara


menyeluruh baik dari segi:
• Ada tidaknya gangguan jiwa
• Gangguan kepribadian
• Kondisi medik/fisik
• Problem psikososial dan lingkungan
• Fungsinya sebagai mahkluk psikososial secara menyeluruh
EVALUASI MULTIAKSIALDIAGNOSIS

DIAGNOSIS MULTIAKSIAL, terdiri dari 5 aksis


• AKSIS I : Gangguan klinis/mental (F0-F9)
• AKSIS II : Gangguan kepribadian (F60 & F61)
Retardasi mental (F70-F79)
• AKSIS III : Kondisi medis umum
• AKSIS IV : Problem Psikososial & Lingkungan
• AKSIS V : Penilaian Fungsi Secara Global (GAF) dalam
fungsi psikologis, sosial &
okupasional
• Antara Aksis I, II, III tidak selalu harus ada hubungan
etiologik atau patogenesis.
• Hubungan antara “Aksis I, II, III” dan “Aksis IV” dapat
timbal-balik saling mempengaruhi.
TUJUAN DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
• Mencakup informasi yang “komprehensif” sehingga dapat membantu
dalam :
- Perencanaan terapi
- Meramalkan “outcome” atau prognosis
• Format yang mudah dan sistematik sehingga membantu dalam:
- Menata dan mengkomunikasikan informasi klinis
- Menangkap kompleksitas situasi klinis
- Menggambarkan heterogenitas individual dengan diagnosis klinis yang sama.
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Syarat diagnosis gangguan jiwa secara deskriptif
fenomenologis:
1. Kumpulan gejala (sindrom) yang bermakna
2. Pikirkan secara urutan hierarkis dalam membedakan berbagai
diagnosis banding
3. Telusuri jangka waktu/berapa lama gejala tersebut sudah ada,
lama perjalanan penyakit termasuk ada tidaknya serta sifat dari
awitan gejala.
EVALUASI MULTIAKSIALDIAGNOSIS

Aksis I
• F00-F09 = Gg Mental Organik (+ Simptomatik)
• F10-F19 = Gg. Mental & Perilaku  Zat Psikoaktif
• F20-F29 = Skizofrenia, Gg. Skizotipal, & Gg. Waham
• F30-F39 = Gg Suasana Perasaan (afek/mood)
• F40-F48 = Gg. Neurotik, Gg. Somatoform & Gg Terkait Stres
• F50-F59 = Sindrom Perilaku  Gg. Fisiologis/Fisik
• F62-F68 = Peubahan Kepribadian  Non-Organik, Gg. Impuks, Gg. Seks
• F80-F89 = Gg Perkembangan Psikologis
• F90-F98 = Gg. Perilaku & Emosional Onset Kanak- Remaja
• F99 = Gangguan Jiwa YTT

Z 03.2 = Tidak ada diagnosis aksis I


R 69 = Diagnosis aksis I tertunda
EVALUASI MULTIAKSIALDIAGNOSIS

Aksis II
F60 = Gg Kepribadian Khas F61 = Gg Kepribadian Campuran
• F60.0 = Gg Kepribadian paranoid dan Lainnya
• F61.0 = Gg Kepribadian Campuran
• F60.1 = Gg Kepribadian skizoid
• F61.1 = Perubahan Kepribadian
• F60.2 = Gg Kepribadian dissosial
yang Bermasalah
• F60.3 = Gg Kepribadian emosinal
tak stabil
F70-F79 = Retardasi Mental
• F60.4 = Gg Kepribadian histrionik
• F60.5 = Gg Kepribadian anankastik Z 03.2 = Tidak ada diagnosis aksis I
• F60.6 = Gg Kepribadian cemas R 69 = Diagnosis aksis I tertunda
• F60.7 = Gg Kepribadian dependen
• F60.8 = Gg Kepribadian khas lainnya
• F60.9 = Gg Kepribadian YTT
EVALUASI MULTIAKSIALDIAGNOSIS

Aksis III
• Bab I penyakit infeksi dan parasit • Bab XIII Peny. Sist. muskuloskeletal
ttnt • Bab XIV Peny. Sist genitourinaria
• Bab XV Kehamilan, kelahiran & masa
• Bab II Neoplasma
mofas
• Bab IV Gg endokrin, nutrisi,metabolik • Bab XVII Malformasi Kongenital,
• Bab VI Peny. Susunan saraf deformasi
• Bab VII Penyakit mata dan adneksa • Bab XVIII Gejala, tanda, dan lab
• Bab VIII Peny. Telinga dan mastoid abnormal
• Bab IX Peny. Sistem sirukulasi • Bab XIX Cedera, keracunan
• Bab XX Kausa eksternal dr morbiiditas
• Bab X Peny. Sitem pernapasan
dan mortalitas
• Bab XI Peny. Sistem pencernaan • Bab XXI Faktor status kesehatan dan
• Bab XII Penyakit kulit dan jar. pelayanan kesehatan
subkutan
EVALUASI MULTIAKSIALDIAGNOSIS

Aksis IV
• Masalah dg primary support group (keluarga)
• Masalah berkaitan lingkungan social
• Masalah Pendidikan
• Masalah pekerjaan
• Masalah perumahan
• Masalah ekonomi
• Masalah akses dan pelayanan kesehatan
• Masalah berkaitan interaksi dg hokum/criminal
• Masalah psikososial & lingkungan lain
EVALUASI MULTIAKSIALDIAGNOSIS

Aksis V

• Global Assessment of Functioning Scale (GAF Scale yang digunakan dalam


DSM-IV)

• Digunakan untuk melaporkan pertimbangan klinis tentang tingkat fungsi


pasien secara keseluruhan.

• Fungsional : kesatuan dari 3 bidang utama  fungsi sosial, fungsi


pekerjaan,fungsi psikologis.
Global Assesment of Functioning (GAF) Scale

• 100- 91 : gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah


yang tidak tertanggulangi.
• 90 – 81 : gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas,tidak lebih dari
masalah harian yang biasa.
• 80 – 71 : gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan
dalam sosial,pekerjaan, sekolah, dan lainnya.
Global Assesment of Functioning (GAF) Scale

• 70 - 61 : beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan


dalam fungsi, secara umum masih baik.
• 60 – 51 : gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.
• 50 – 41 : gejala berat, disabilitas berat.
• 40 – 31: beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan
komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi.
Global Assesment of Functioning (GAF) Scale

• 30- 21 : disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai,


tidak mampu berfungsi hampir semua bidang.
• 20 – 11 : bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat
berat dalam komunikasi dan mengurus diri.
• 10 – 01 : seperti di atas persisten dan lebih serius.
• 0 : informasi tidak adekuat.
CONTOH PENCATATAN DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I F32.2 Episode depresif berat tanpa gejala psikotik
F10.1 Penggunaan alkohol yang merugikan (harmful)
Aksis II F60.7 Gangguan kepribadian dependen
Sering menggunakan mekanisme defensi menolak
Aksis III Tidak ada
Aksis IV Ancaman kehilangan pekerjaan
Aksis V GAF = 53 (sekarang)

Aksis I F34.1 Distimia


F81.0 Gangguan membaca khas
Aksis II Z03.2 Tidak ada diagnosis

Aksis III H90.1 Otitis media, berulang


Aksis IV Korban penelantaran anak
Aksis V GAF = 53 (sekarang)
Syarat dan Diagnosis Gangguan Jiwa

1. Kumpulan gejala gejala menjadi suatu kumpulan gejala


(Syndrome) yang bermakna
2. Pikiran secara urutan hierarkis mulai F0 – F5 dalam
membedakan dan diagnosis banding
3. Telusuri Jangka waktu/berapa gejala/berapa lama perjalanan
penyakit/ada tidaknya sifat dari awitan gejala
URUTAN HIERARKIS
Manifestasi gangguan jiwa sangat Urutan Hierarkis adalah pada
variabel, gejalanya dapat berupa umumnya gangguan-gangguan
dari aspek perilaku, pikiran dan jiwa yang secara hierarkis
perasaan (seperti kebingungan, terletak dalam urutan diatasnya
sulit konsentrasi, gelisah, kesal, mempunyai lebih banyak
(gejala/simtom) dari gangguan
marah, halusinasi, waham, sukar jiwa yang terletak dalam blok
tidur dll. dibawahnya.

untuk itu perlu cara yang sitematik


untuk memastikan suatu diagnosis
gangguan jiwa.

WHO  mengelompokkan
gangguan-gangguan jiwa
berdasarkan urutan hierarkis
URUTAN HIERARKIS
contoh
• Blok F0 dapat ditemukan gejala psikotik
(F2), gejala mood atau gangguan cemas (F3) Urutan Hierarkis semakin
• Blok F1 gejala hanya zat psikoaktif ke atas, maka makin
• Blok F2 gejala dasarnya hanya gejala berat tingkat
psikotik (walaupun kadang ada gejala keparahannya, khususnya
mood/F3) tanpa disebabkan etiologi yang bersangkutan dalam
organik/medis F0, F1, F2 dan F3.
• Blok F3  gangguan dasarnya dalah
gangguan suasana perasaan/mood
(walupun kadang disertai gejala psikotik/F2) Urutan Hierarkis hanya
tanpa disebabkan etiologi organik/medis
berlaku untuk urutan F0-F5,
sedangkan F6
dipertimbangkan secara
Etiologi medis adalah kondisi khusus.
patologis yang dapat ditemukan
dengan pemeriksaan fisik dan
laboratorium konvensional.
PENGGUNAAN URUTAN HIERARKIS DALAM PPDGJ III

Contoh :
Untuk memastikan diagnosis dari sekumpulan
gejala (mis. Kecemasan) sebagai suatu
gangguan jiwa tertentu mis. Gangguan cemas
menyeluruh (dalam F4), Maka,

1 Pastikan bahwa gejala cemas tersebut tidak merupakan:


a. Gejala dari gangguan jiwa F0 (mis. Gangguan cemas organik karena hipertiroidisme),
b. F1 (cemas karena putus zat psikoaktif),
c. F2 (cemas karena Skizofrenia),
d. atau bukan pula gangguan F3 (cemas yang disebabkan oleh depresi)
2. Memenuhi Kriteria diagnostik Gangguan
Anxietas/cemas menyeluruh (F41.1)
URUTAN HIERARKIS BLOK DIAGNOSIS DALAM PPDGJ III
• Gangguan Mental Organik termasuk Gangguan mental
Blok F0 Simtomatik

Blok F1 • Gangguan Mental Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif

Blok F2 • Skizifrenia, Gangguan Skizotipal dan Gangguan Waham

Blok F3 • Gangguan Perasaan / Mood/Afektif

Blok F4 • Gangguan Neurotik, Somatoform dan Stress

• Sindrom Perilaku berhubungan dengan Fisiologis &


Blok F5 Faktor Fisik

Blok F6 • Gangguan Kepribadian & Perilaku Masa dewasa

Blok F7 • Retardasi Mental

Blok F8 • Gangguan Perkembangan Psikologis

• Gangguan Perilaku dan Emosional pada Masa Kanan &


Blok F9 Remaja
Blok F0: Gangguan Mental Organik atau
Simptomatik

Disebabkan oleh:
1. Penyakit atau gangguan fisik/ Sebagai diagnosis pasti:
kondisi medik yang secara - Diperlukan bukti dari riwayat
primer mempengaruhi otak penyakit, pemeriksaan fisik, dan
secara fisiologis sehingga laboratorium yang menunjang.
terjadi disfungsi otak
Hanya memiliki 1 sindrom atau
diagnosis yang mempunyai gejala
tambahan berupa: penurunan
kesadaran, yaitu DELIRIUM
2. Penyakit atau kondisi fisik Pasien dengan gejala mental
diluar otak yang secara sekunder perlu dipikirkan kemungkinan
atau secara sistemik GMO, karena bila luput dari
mempengaruhi fungsi otak secara perhatian akan berdampak pada
fisiologis sehingga terjadi terapi yang diberikan.
disfungsi otak
Blok F1: Gangguan Mental dan Perilaku akibat
Penggunaan Zat Psikoaktif
Disebabkan oleh:
Akibat langsung dari Ciri Khas:
penggunaan zat psikoaktif yang Gejala gangguan jiwa (mental)
secara fisiologis mempengaruhi dalam blok ini tidak disebabkan
otak dan menimbulkan oleh F0
gangguan mental & perilaku.

Gangguan jiwa akibat zat


Tidak semua orang yg
psikoaktif baru dikategorikan
menggunakan zat psikoaktif
sebagai gangguan jiwa apabila
akan menunjukan gejala
secara klinis terdapat gejala
gangguan jiwa
yang memenuhi gangguan jiwa
Blok F2: Skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan
waham (gangguan psikotik “nonorganik”)

Gangguan dasarnya:
- Gejala Psikotik: Halusinasi, Ciri Khas :
waham, perilaku, kataton,
Gejala gangguan jiwa dalam blok
perilaki kacau, pembicaraan
ini tidak disebabkan oleh F0 dan
kacau yang pd umumnya (tidak
F1
selalu) disertai tilikan yang
buruk.

Gejala psikotik mendominasi


Gangguan skizotipal: gangguan
gambaran klinisnya baik dalam
mental dalam blok ini yang tidak
intensitas dan lama perjalanan
pernah ada gejala psikotiknya.
penyakit .
Blok F3: Gangguan Suasana perasaan
(Mood/Afektif)
Gejala Dasar:
Gangguan suasana atau Ciri Khas:
perasaan / mood (depresi atau Gejala dari gangguan jiwa dalam
manik) yang pada umumnya kelompok ini tidak disebabkan oleh
bersifat episodik yang memiliki F0, F1, dan F2
intensitas yang berbeda.

Dapat pula ditemukan gejala Sebagai pembanding terhadap


psikotik dengan intensitas gangguan psikotik nonorganik
yang berat, namun lebih (F2), dapat dilihat dari lama /
pendek dari jangka waktu jangka waktu gangguan
episode gangguan mood moodnya yang lebih memanjang
yang mendasarinya. dibanding gangguan psikotiknya
Blok F4: Gangguan neurotik, gangguan somatoform
dan gangguan yang berkaitan dengan stres

Ciri Khas
Kelompok gangguan jiwa dalam
blok ini tidak disebabkan oleh
F0,F1,F2, dan F3

I. Kelompok gangguan
cemas dan fobik

Gejala Utama: Atau kecemasan


Kecemasan yang Atau bersifat timbul bila
dapat bersifat kronis dihadapkan pada
episodik (mis: situasi / objek fobik
(mis: gangguan cemas gangguan panik) atau bila melawan
menyeluruh)
pikiran obsesif
II. Kelompok gangguan yang berkaitan dengan
stres
Stresor yang sering timbul dlm kehidupan sehari-
hari
Mis: PHK, kegagalan studi, kematian yang wajar
individu tersebut sukar/ tdk dapat beradaptasi =
Gangguan penyesuaian.

Stresor yang bertaraf Malapetaka dan tidak lazim


dialami orang dalam kehidupan sehari-hari
Mis: pembunuhan, bencana alam hebat,
penyiksaan,  individu sukar / tdk dapat
beradaptasi = Gangguan stres pasca trauma
III. Kelompok gangguan disosiatif (Konversi)
Gejala Utama: kehilangan sebagian atau menyeluruh
integrasi normal antara ingatan masa lalu, kesadaran
identitas dan sensasi langsung, dan kendali terhadap
gerakan tubuh.

IV. Kelompok gangguan somatoform


Gejala Utama: keluhan/ preokupasi dengan rasa sakit
atau menderita penyakit tertentu walaupun tidak ada
dasar gangguan medis atau fisik.
Blok F5: Sindrom perilaku yang berhubungan dengan
gangguan fisiologis dan faktor fisik

Ciri Khas:
Gejala gangguan jiwa disini tidak merupakan
gejala dari gangguan jiwa dalam blok
F0,F1,F2,F3, dan F4
Jenisnya:
- gangguan makan
- gangguan tidur nonorganik
-disfungsi seksual (bukan disebabkan penyakit organik),
- Gangguan jiwa dan perilaku yang berhubungan dengan
masa nifas yang Tak diklasifikasikan di tempat lain (YTK)
- Faktor psikologis dan perilaku yang berhubungan
dengan gangguan atau penyakit YDK (yang
diklasifikasikan di tempat lain).
Blok F6: Gangguan kepribadian dan perilaku
masa dewasa
• Beberapa dari keadaan dan pola perilaku individu ini timbul secara
dini dalam masa pertumbuhan atau perkembangan individu
Ciri Khas: sebagai hasil dari faktor genetik, konstitusional, maupun
Blok ini mencangkup pengalaman sosial, sementara lainya didapat pada masa
berbagai keadaan & kehidupan selanjutnya
pola perilaku yang
secara klinis
Jenis :
bermakna yang
cenderung menetap • Gangguan kepribadian khas
dan • Gangguan kepribadian yang berlangsung lama yang tidak
merupakanekspresi diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak
dari gaya hidup yang • Gangguan kebiasaan dan Impuls
khas dari seseorang • Gangguan Identitas Jenis Kelamin
• Gangguan Preferensi Seksual
• Gangguan Psikologis dan Perilaku yang berhubungan dengan
Perkembangan dan Orientasi Seksual,
• Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa Dewasa Lainnya.
Catatan Orientasi Seksual (heteroseksual,
biseksusal atau homoseksual)
• Tidak dikategorikan sebagai suatu gangguan jiwa (PPDGJ III , hal 6 dan
228), orientasi seksual kini dicantumkan sebagai bagian identitas diri
seseorang (identitas diri misalnya nama, usia, gender, orientasi seksual,
suku bangsa, agama, budaya, pendidikan, warna kulit, dsb adalah ciri
khas seseorang, bersifat netral, dan harus deiterima sebagaimana
adanya sesuai dengan definisi Kesehatan Jiwa)

• BLOK F7, F8 dan F9 tidak disusun berdasarkan urutan hierarki,


melainkan merupakan kelompok gangguan jiwa yang sering terdapat-
beronset dalam masa kanak dan remaja.
• Perlu diperhatikan, bahwa untuk keadaan tertentu
beberapa kondisi dari F0, F1, F2, F3, F4, F5, F6
dapat saja terjadi dalam masa kanak dan remaja
BLOK F7. Retardasi Mental
• Ciri Khas : IQ dibawah 70, semua aspek perkembangannya terlambat
atau terhenti sehingga menimbulkan disfungsi, dan berawitan
dibawah usia 18 tahun.
• Apabila seseorang dengan IQ dibawah 70 awitannya baru timbul
diatas usia 18 tahun (mis. Karena suatu kondisi medis(, maka hal itu
dinamakan demensia.

• Jenis :
- Retardasi Mental Ringan : IQ 50-69
- Retardasi Mental Sedang : IQ 35-49
- Retardasi Mental Berat : IQ 20-34
- Retardasi Mental Sangat Berat : IQ dibawah 20
BLOK 8 : Gangguan Perkembangan Psikologis

Jenis
• Gangguan Perkembangan Khas (F80-83)
Ciri Khas : Pada kasus yang murni IQ-nya normal dan biasanya hanya satu
aspek dari fungsi individu yang terganggu, awitannya mulai dari masa bayi
atau anak

• Gangguan Perkembangan Pervasif (F84)


Ciri khas : gangguan dasarnya adalah abnormalitas kualitatif dalam interaksi
timbal balik dengan orang lain, sehingga akibatnya, pada kasus yang berat
terjadi Retardasi Mental, onsetnya dalam masa bayi atau dibawah 5 tahun
BLOK F9 : Gangguan Perilaku dan Emosional dengan
Awitan Biasanya pada masa kanak dan remaja

Jenis
• F90 : Gangguan Hiperkinetik
• F91 : Gangguan Tingkah Laku
• F92 : Gangguan Campuran Tingkah Laku dan Emosi
• F93 : Gangguan Emosional dengan Onset Khas pada masa
kanak
Jenis
– Gangguan Anxietas Perpisahan Masa Kanak, Ganggguan Anxietas
Fobik Masa Kanak, Gangguan Anxietas Sosial Masa Kanak,
Gangguan Persaingan Antar Saudara (Sibling Rivalry Disorder)
• F94 : GanggUan Fungsi Sosial dengan Awitan Khas pada Masa
kanan dan Remaja
Jenis : Mutisme efektif; Gangguan Kelekatan Reaktif Masa Kanak
• F95 : Gangguan Tik
Jenis : Gangguan Tik Sementara, Gangguan Tik Motorik atau Vokal
Kronik, Gangguan Campuran Tik Vokal dan Multipel (Sindrom de la
Tourette)
• F98 : Gangguan Perilaku dan Emosional dengan Awitan biasanya
pada Masa Kanak dan Remaja
Jenis : Enuresis Nonorganik, Enkopresis Nonorganik, Gangguan
Makan Masa Bayi dan Kana, Pika Masa Bayi dan Kanak, Gangguan
Gerakan Stereotip, Gagap
HUBUNGAN ANTARA TARAF BERAT STRESSOR
DENGAN GANGGUAN JIWA
Diagnosis gangguan jiwa tidak bergantung dari ada/tidaknya stressor, tetapi
dari Gangguan klinis yang ada.

Contoh :
Timbulnya suatu gangguan jiwa 1. Stressor yang ringan pada orang
dengan daya tahan/kemampuan
bergantung dari 2 faktor: adaptasi/kepribadian/persepsi
subjectif yang lemah rentan,
1. Taraf berat stresor secara objectif menimbulkan gangguan jiwa
2. Kemampuan adapasi 2. Stresor yang sama ringannya pada
(kemampuan mengontrol atau orang yang berdaya
tahan/kemampuan adaptasi/
merasa dikontrol oleh problem kepribadian/ persepsi subjektif kuat,
tersebut) daya tahan (baik fisik tidak menimbulkan gangguan jiwa
maupun psikologis), motivasi, 3. Stresor yang berat pada orang yang
berdaya tahan/ kemampuan adaptasi/
kepribadian, dan persepsi kepribadian/ persepsi subjektif kuat
subjectif seseorang dapat menimbulkan gangguan jiwa.
HUBUNGAN ANTARA TARAF BERAT STRESSOR
DENGAN GANGGUAN JIWA

Terapi:
1. Mengurangi taraf berat stressor
2. Memperkuat daya adaptasi “Therapy is the art
3. Mengubah persepsi subjektif terhadap of the possible”
stresor
4. Membantu dirinya mengontrol/
mengendalikan gejala/ problem
kehidupannya
5. Kombinasi berbagai upaya diatas
6. Menggunakan berbagai aspek
Humaniora untuk meningkatkan kualitas
hidupnya
BLOK-BLOK GANGGUAN JIWA
Pedoman untuk menentukan Kriteria atau Blok Gangguan Jiwa perlu dilihat
pada PPDGJ III, DSM IV-TR (hanya ciri khas dari kelompok gangguan
jiwa/gangguan jiwa yang spesifik, bukan kriteria diagnosisnya

F00-F09 : Gangguan Mental Organik dan Gejala yang timbul dapat berupa :
Simptomatik 1. Gangguan Sensorium (kesadaran)
misal: Delirium bukan akibat alkohol
Disebabkan oleh : dan zat psikoaktif lainnya
1. Disfungsi primer pada otak akibat berbagai2. Gangguan fungsi kognitif, Misal:
macam penyakit, cedera,/rudapaksa  Sindrom amnestik organik bukan akibat
menimbulkan gangguan fisiologis pada otak alkohol dan zat psikoaktif lainnya
2. Disfungsi sekunder pada otak oleh penyakit3. Gangguan Persepsi , Misal : Halusinasi
pada tubuh (di luar otak)  secara sistemik organik (F06)
menimbulkan gangguan fisiologis pada otak
Catatan :

1. Dalam blok F00-F09, Delirium (F05) merupakan gangguan jiwa yang secara hierarkis
berada dalam urutan paling atas yaitu, karena hanya delirium yang mempunyai
kelebihan satu gejala dibandingkan gangguan mental organik lainnya, yaitu :
kesadaran yang berkabut atau kesadaran yang menurun (hal ini terbukti apabila
gambaran klinisnya menunjukkan gejala penurunan kesadaran berupa : Tidak dapat
memusatkan, mempertahankan dan mengalihkan perhatian terhadap stimulus
eksternal.
2. Apabila ditemukan adanya gangguan fisik bersamaan dengan gejala mental, hal ini
belum tentu menunjukkan adanya gangguan mental orrganik sebab untuk itu perlu
dibuktikan bahwa gangguan/penyakit fisik itu secara fisiologi menjadi penyebab
gangguan mental tersebut. Kalau terbukti bahwa gejala mental yang ditemukan
tidak ada hubungan akibat penyakit/kondisi medisnya, maka hal itu tidak boleh
dikategorikan gangguan mental organik.
3. Apabila gejala mental yang ditemukan terbukti menunjukkan akibat psikologis
karena orang itu mengetahui dirinya menderita gangguan/penyakit fisik, maka
kondisi itu bukan suatu gangguan mental organik. Penentuan diagnosisnya
bergantung dari gambaran klinis dan perlu disesuaikan dengan kriteria diagnostik
yang memadai.
Contoh : seseorang menderita kanker, lalu timbul reaksi psikologis sesudah ia mengetahui
dirinya menderita kanker. Diagnosisnya dapat berupa :

F1. Intoksikasi zat karena ia makan zat psikoaktif untuk melupakan stress bahwa dirinya
menderita kanker; diagnosisnya dapat juga berupa :

F2. Gangguan psikotik akut apabila terbukti dampak psikologisnya begitu berat bagi dirinya
sehingga timbul gangguan psikotik akut yang tidak pernah dialami sebelumnya. Dapat pula
diagnosisnya berupa :
F3. Bila gambaran klinisnya memenuhi kriteria depresi berat, atau dapat pula ia menderita

F4. Berupa gangguan penyesuaian; atau justru sama sekali ia tidak menderita gangguan jiwa
karena persepsi subjektifnya terhadap kondisi kankernya adalah ketabahan yang cukup
kuat.
4. Adanya riwayat terdapatnya gangguan/penyakit fisik belum tentu juga memastikan
bahwa gejala mental yang ditemukan sekarang merupakan suatu gangguan mental
organik, sebab masih perlu dibuktikan bahwa :

a. Penyakit masih berlangsung hingga sekarang dan menjadi penyebab gejala mental
itu.

b.Penyakit itu sudah sembuh tapi meninggalkan sequele/ cacat dalam otak pasien
sehingga dapat dibuktikan bahwa gejala mentalnya merupakan akibat dari sequele
penyakit dahulu (misalnya pada gangguan kepribadian organik).
F10-F19 GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU
AKIBAT PENGGUNAAN ZAT PSIKOAKTIF
Yang tergolong dalam zat psikoaktif adalah:
• F10 : Golongan alcohol
• F11 : Golongan opioida (missal: candu, morfin, heroin, dsb)
• F12 : Golongan kanabinoida (missal: ganja)
• F13 : Golongan sedative atau hipnotika (missal: obat tidur)
• F14 : Golongan kokain
• F15 : Golongan stimulansia lain termasuk kafein
• F16 : Golongan halusinogenika
• F17 : Golongan tembakau
• F18 : Golongan zat pelarut yang mudah menguap
• F19 : Golongan zat multiple dan penggunaan zat psikoaktif lainnya
GAMBARAN KLINIS PADA GGN. JIWA AKIBAT ZAT

Hal yang menentukan seseorang menderita Bukti lain yang dipakai


gangguan jiwa akibat penggunaan zat psikoaktif untuk menentukan
adalah gambaran klinisnya, yaitu apabila gangguan jiwa akibat zat
psikoaktif berlebihan:
penggunaan zat itu sedemikian rupa sehingga
menimbulkan/menyebabkan sindrom klinis • Laporan individu
tertentu, misalnya • Pemeriksaan darah, urin
• Intoksikasi akut
• Bukti lain, missal: adanya
• Penggunaan yang merugikan zat itu pada pasien dan
• Sindrom ketergantungan terbukti digunakan oleh
• Keadaan putus zat orang itu.
• Keadaan putus zat dengan delirium
• Gangguan psikotik akibat zat psikoaktif
• Sindrom amnestic
• Gangguan psikotik residual dan beronset
lambat
F20-F29 : SKIZOFRENIA, GANGGUAN SKIZOTIPAL DAN
GANGHUAN WAHAM (KELOMPOK GGN. PSIKOTIK NON-
ORGANIK)

• Ciri khas : gangguan jiwa yang tergolong dalam blok ini adalah
terdapatnya gejala psikotik yang cukup bermakna dan yang
tidak disebabkan oleh Gangguan Mental Organik (F0) dan
Gangguan Mental dan Perilaku akibat Penggunaan zat
psikoaktif (F1).
F20-F29 : SKIZOFRENIA, GANGGUAN SKIZOTIPAL DAN
GANGHUAN WAHAM (KELOMPOK GGN. PSIKOTIK NON-
ORGANIK)
• Gejala psikotik: halusinasi, perilaku gaduh gelisah, kacau, aktivitas berlebihan atau
retardasi psikomotor berat, perilaku katatonik, pembicaraan yang kacau atau
waham, tanpa tilikan yang baik (akan tetapi dalam keadaan remisi tilikannya dapat
bertambah baik).
• Yang termasuk dalam blok ini:
 F20 : Skizofrenia (ciri khas: tdpt gejala khas skizofrenia & berlangsung min. 1
bulan)
 F21 : Gangguan Skizotipal (tidak pernah ditemukan gejala psikotik tetapi
dimasukkan dlm blok ini krn termasuk dlm keluarga skizofrenia)
 F22 : Gangguan Waham Menetap (ciri khas: hanya tdpt waham yg tidak aneh dan
berlangsung min. 3 bulan)
 Catatan : apabila gangguan wahamnya berlangsung kurang dari 3 bulan lalu
sempurna, maka kondisi itu dikategorikan sebagai gangguan psikotik akut
lainnya dengan perdominan waham
 F23 : Gangguan Psikotik Akut dan Sementara (Ciri khas: tdpt gejala psikotik yg
timbul akut (awitan berlangsung < 2 minggu dr keadaan premorbid yg normal))
a) Gejala psikotik itu sembuh sempurna dalam waktu kurang dari 3 bulan.
b) Adanya sindrom yang khas
c) Sering (tidak selalu) ada stres akut yang terkait
• Jenis-jenisnya : gangguan psikotik polimorfik akut (dengan atau tanpa gejala
skizofrenia); Gangguan Psikotik
• Lir-skizofrenia Akut : gangguan psikotik akut lainnya dengan predominan
waham
 F24 : Gangguan Waham Terinduksi (Ciri khas: tdpt waham pd satu atau lebih
orang akibat ia atau mereka diinduksi o/seorang penderita ggn waham yg
hubungannya akrab sekali dg mereka)
 F25 : Gangguan Skizoafektif (Ciri khas: tdpt episode psikotik (jd ada awal dan
ada akhir); dimana tdpt gejala skizofrenia dan gejala mood/afektif bersamaan
dlm episode itu)
 F28 : Gangguan Psikotik Lainnya (ggn psikotik non organic tapi tidak memenuhi
kriteria F20-F25)
F30-F39 : GANGGUAN SUASANA PERASAAN
(MOOD/AFEKTIF)
Ciri khas:
• Perubahan suasana perasaan yg bermakna berupa: depresi (dapat disertai
kecemasan) atau elasi/peningkatan suasana perasaan (manik), dan
biasanya jg disertai perubahan pd keseluruhan tingkat aktivitas. Pada
depresi, aktivitas berkurang, sdgkan paa manik, aktivitas bertambah.
• Gangguan suasana perasaan itu dapat bersifat episodic (ada awal dan
akhir), berulang, atau kronis (misal: distimia)
• Baik kondisi depresi atau manik dapat disertai gejala psikoyik, tp ciri
khasnya bila gejala psikotiknya mereda/hilang, kondisi manik atau
depresinya masih terus berlangsung, walau dlm intensitas yg lebih rendah
• Yang termasuk dalam blok ini:
 F30 : Episode Manik
 F31 : Gangguan Afektif Bipolar (ciri khas: tdpt episode manik-depresif)
 F32 : Episode Depresif
 F33 : Episode Depresif berulang
 F34 : Gangguan Suasana Perasaan (mood) Menetap, missal : distimia
 F38 : gangguan Suasana Perasaan Lainnya
F40-F49 : GANGGUAN NEUROTIK, GANGGUAN
SOMATOFORM DAN GANGGUAN YANG BERKAITAN
DENGAN STRES
Gejala khas:
• Kecemasan
• Fobia
• Obsesif-kompulsif
• Reaksi terhadap stress
• Disosiatif, atau
• Somatoform
Yang tidak disebabkan gejala atau bagian dari blok F0, F1, F2, atau F3
Yang termasuk dalam blok ini:
• F40 : Gangguan Ansietas Fobik (ciri khas: terdapat fobia)
• F41 : Gangguan Anxietas Lainnya (ciri khas: terdapat ansietas; F41.0
Gangguan panik, F41.1 Gangguan Ansietas Menyeluruh, F41.2
Gangguan Campuran Ansietas dan Depresif)
• F42 : Gangguan Obsesif – Kompulsif contoh; predominan pikiran
obsesional, predominan tindakan kompulsif, campuran tindakan dan
pikiran obsesional).
• F43 : Reaksi terhadap stres berat dan gangguan penyesuaian
– Ciri khas gangguan jiwa dalam golongan ini adalah gangguan jiwa yang
disebabkan oleh stresor, baik stersor atau musibah yang bertahap luar
biasa/malapetaka (F43.0 dan F43.1) atau stresor yang berupa perubahan
dalam kehidupan yang sering dialami oleh kebanyakan orang (F43.2).
– Stresor itu dapat terjadi sekali, berulang atau berkepanjangan, serta
gambaran klinisnya tidak memenuhi gambaran klinis gangguan jiwa yang
terdapat dalam blok F0, F1, F2, F3. jadi, bila seseorang mengalami stres,
tapi gambaran klinis suatu kondisi yang tergolong dalam F1 atau F2
diagnosisnya adalah diagnosis F1 atau F2.
Beberapa jenis :
 F43.0 : Reaksi Stres Akut
 F43.1 : Gangguan Stres Pasca Trauma
 F43.2 : Gangguan Penyesuaian
• F44 : Gangguan Disosiasif (ciri khas: hilangnya sebagian/seluruh integrase normal
dapat berupa; ingatan masa lalu, kesadaran akan identitas diri dan sensasi segera
atau kendali terhadap tubuhnya; yang termasuk yaitu F44.0 Amnesia Disosiatif, F44.1
Fugue Disosiatif, F44.2 Stupor Disosiatif, F44.3 Gangguan Trans dan Kesurupan)
Yang tergolong dalam blok ini :
• F44.0 : Amnesia Disosiatif
• F44.1 : Fugue Disosiatif
• F44.2 : Stupor Disosiatif
• F44.3 : Gangguan Trans dan Kesurupan
• F44.4-F44.7 : Gangguan Disosiatif dari Gerakan dan Penginderaan (Motorik,
Konvulis, Anestesia, Campuran, Lainnya)
• F44.8 : Gangguan Disosiatif Lainnya
• 80 : Sindrom Ganser
• 81 : Gangguan Kepribadian Multiple
• F45 : Gangguan Somatoform (ciri khas: keluhan ttg gejala fisik yg berulang
dan yg disetai permintaan akan pemeriksaan medis, meskipun sudah
berkali-kali terbukti hasilnya negative dan sudah dijelaskan oleh dokter
bahwa tdiak ditemukan kelainan fisik yg mendasari keluhannya, dpt
disertai gejala ansietas & depresi, lama keluhan gejala fisik min. 2 tahun)
F45.1 Gangguan Somatisasi Terinci
Gangguan somatisasi adalah suatu kelompok kelainan psikiatrik
yang bentuknya dapat berupa berbagai gejala fisik yang dirasakan
oleh pasien, tapi tidak ditemukan penyebabnya secara medis.

F45.2 Gangguan Hipokondrik


Ciri :
1. Preokupasi yang menetap bahwa dirinya mungkin menderita
satu atau lebih penyakit fisik yang serius dan progresif.
2. Tidak mau menerima nasihat atau penjelasan beberapa dokter
bahwa tidak ditemukan penyakit/abnormalitas fisik yang
melandasi keluhan-keluhan dalam golongan ini.

F45.3 Disfungsi Autonomik Somatoform (dahulu dikategorikan dalam Gangguan


Psikonomatik bersama dengan F54)

F45.4 Gangguan nyeri Somatoform Menetap

F45.8 Gangguan Somatoform lainnya


F48 Gangguan Neurotik Lainnya
F48.0 Neurastenia
neurasthenia diperkenalkan pada 1860-an oleh neuropsychiatrist Amerika
George Miller Beard, yang diterapkan ke sebuah kondisi yang ditandai dengan
kelelahan kronis ,kelelahan fisik dan mental yang kronis sekalipun tidak
ditemukan sebab-sebab fisik.

F48.1 Sindrom Depresonalisasi-Derealisasi


Depersonalisasi digambarkan sebagai perasaan terputus atau terlepas dari diri
sendiri. Individu yang mengalami depersonalisasi umumnya memiliki perasaan
seolah-olah mereka adalah pengamat dari pikiranya atau bahkan tubuh mereka
sendiri, dan sebagian besar laporan menyatakan Penderita merasa kehilangan
kendali atas pikiran atau tindakan mereka.
F50 Gangguan Makan
F51 Gangguan Tidur Non-Organik
F52 Disfungsi Seksual Bukan Disebabkan
Oleh Gangguan/ Penyakit Organik
F53 Gangguan Mental dan Perilaku Yang
Berhubungan dg Masa Nifat YTK
F54 Faktor Psikologis dan Perilaku yg
Berhubungan dg Gangguan/Penyakit
YDK
F55 Penyalahgunaan Zat Yang Tidak
Menyebabkan Ketergantungan
F59 Sindrom Perilaku YTT Yang Berhubungan dg
Gangguan Fisiologis dan faktor Fisik
F50: GANGGUAN MAKAN
F50.0 Anoreksia Nervosa
• Ciri khas  mengurangi BB dengan sengaja/Tidak makan (menghindari
makanan berlemak, Olahraga berlebihan, konsumsi obat pencahar)

F50.1 Anoreksia Nervosa Tidak Khas


• Diagnosis ini digunakan untuk penderita yg tidak menunjukkan 1/lebih
gambaran dari anoreksia nervosa

F50.2 Bulimia Nervosa


• Ciri khas  melawan kegemukan dengan merangsang muntah yg
dilakukan dirinya sendiri (puasa berkala, konsumsi obat pencahar)

F50.3 Bulimia Nervosa Tidak Khas


• Ditujukan pada penderita yg berat badannya normal disertai
muntah/konsumsi obat pencahar
F50: GANGGUAN MAKAN
F50.4 Makan Yang Berlebihan Berhubungan dg Gangguan
Psikologis lainnya

F50.5 Muntah Yang Berhubungan dg Gangguan Psikologis


Lainnya
F51 Gangguan Tidur Non-Organik
F51.0 Insomnia Non Organik
• Sulit masuk tidur/mempertahankan tidur/kualitas tidur buruk

F51.1 Hipersomnia Non Organik


• Rasa kantuk pada siang hari yg berlebihan, transisi memanjang dari saat
bangun tidur hingga sadar sepenuhnya

F51.2 Gangguan Jadwal Tidur Jaga Non-Organik


• Pola tidur berbeda dengan orang pada umumnya. Imsomnia disaat orang
tidur, hipersomnia saat orang lain terjaga

F51.3 Somnabulisme (Sleep walking)


• Berjalan sewaktu tidur, pada saat terbangun individu tidak ingat apa yang
terjadi
F51: Gangguan Tidur Non-Organik
F51.4 Teror Tidur (Night terrors)
• Terbangun dari tidur dengan berteriak karena panik, disertai anxietas hebat,
seluruh tubuh bergetar, hiperaktivitas otonomik (Palpitasi, pupil melebar, napas
cepat, berkeringat)

F51.5 Mimpi buruk (Night mares)


• Terbangun dari tidur dengan mimpi yang menakutkan yg dapat diingat dengan
rinci & jelas

F51.8 Gangguan Tidur Non-Organik Lainnya

F51.9 Gangguan Tidur Non-Organik YTT


F52: Disfungsi Seksual Bukan Disebabkan
Oleh Gangguan atau Penyakit Organik

F52.0 Kurang atau Hilangnya Nafsu Seksual


• Kurangnya minat dalam melakukan aktivitas seksual

F52.1 Penolakan dan kurangnya kenikmatan seksual


• Minat untuk melakukan hub. seks masih ada namun hilang kenikmatan seksual

F52.2 Kegagalan dari respon genital


• Pria  kesulitan mempertahankan ereksi yg memadaidlm melakukan hub.
Seksual yg memuaskan
• Wanita  Kekeringan vagina (Lubrication)

F52.3 Disfungsi Orgasme


F52: Disfungsi Seksual Bukan Disebabkan
Oleh Gangguan atau Penyakit Organik
F52.4 Ejakulasi Dini
• Ketidakmampuan mengendalikan ejakulasi sehingga masing-masing
menikmati seksual

F52.5 Viginismus Non-Organik


• Terjadinya spasme otot vagina, sehingga tertutupnya pembukaan vagina
masuknya penis menjadi nyeri

F52.6 Dispareunia Non-Organik


• Nyeri saat berhubungan seksual tanpa kelainan seksual baik
vaginismus/lubrication

F52.7 Dorongan seksual yang berlebihan


• Nasfu seksual yang memuncak baik pada pria/wanita
F52: Disfungsi Seksual Bukan Disebabkan
Oleh Gangguan atau Penyakit Organik

F52.8 Disfungsi seksual lainnya bukan


disebabkan oleh gangguan / penyakit organik

F52.9 Disfungsi seksual YTT bukan disebabkan


oleh gangguan/penyakit organik
F53: Gangguan Mental dan Perilaku yg
Berhubungan dg Masa Nifas YTK
F53.0 Gangguan mental dan perilaku ringan yg berhubungan dg masa nifas
YTK
• Termasuk post partum depression YTT

F53.1 Gangguan mental dan perilaku berat yg berhubungan dg masa nifas


YTK
• Termasuk psikosis masa nifas YTT

F53.8 Gangguan Mental dan perilaku lainnya yg berhubungan dg masa


nifas YTK

F53.9 Gangguan jiwa masa nifas YTK


F54: Faktor Psikologis dan Perilaku yg
Berhubungan dg Gangguan/Penyakit YDK

• Adanya pengaruh psikologis/perilaku dalam terjadinya


gangguan fisik yang diklasifikasikan ditempat lain
Contoh :
• Asma Bronkhial (F54+J45)
• Dermatitis dan Eczema (F54+L23-L25)
• Tukak Lambung (F54+K25)
• Kolitis Ulceratif (F54+K51)
• Kolitis Mukus (F54+K58)
• Ultikaria (F54 + L50)
F55: Penyalahgunaan Zat yg Tidak
Menyebabkan ketergantungan
F55.0 Antidepresan

F55.1 Pencahar

F55.2 Analgetika

F55.3 Antasida
F55: Penyalahgunaan Zat yg Tidak
Menyebabkan ketergantungan
F55.4 Vitamin

F55.5 Steroid/hormon
• Estrogen/progesteron

F55.6 Jamu
• Kunir, kencur, temulawak, jahe

F55.8 Zat lain yg tidak menyebabkan ketergantungan


• Misal: diuretika
F60 Gangguan Kepribadian Khas
F61 Gangguan Kepribadian Campuran
F62 Perubahan Kepribadian Yang Berlangsung
Lama Yang Tidak Diakibatkan Oleh
Kerusakan/Penyakit Otak
F63 Gangguan Kebiasaan dan Impuls
F64 Gangguan Identitas Jenis Kelamin
F65 Gangguan Preferensi Seksual
F66 Gangguan Psikologis dan Perilaku yg
Berhubungan dg Perkembangan dan Orientasi
Seksual
F68 Gangguan Kepribadian dan Perilaku Dewasa Lainnya
F69 Gangguan Kepribadian dan Perilaku Dewasa YTT
F60: Gangguan Kepribadian Khas
F60.0 Gangguan Kepribadian Paranoid
• Ciri khas : peka terhadap penolakan/kegagalan, menyimpan dendam akibat
penghinaan, kecurigaan berulang, bersifat superior

F60.1 Gangguan Kepribadian Skizoid


• Tidak peduli dengan berbagai ekspresi (pujian, ancaman, kehangatan dll),
menyendiri, tidak ingin menjalin hub. dengan orang lain

F60.2 Gangguan Kepribadian Dissosial


• Cenderung menyalahkan orang lain/ selalu konflik dengan masyarakat / sosial

F60.3 Gangguan Kepribadian emosional tak stabil


• Kecenderungan bertindak secara impulsif tanpa mempertimbangkan
konsekuensinya, bersamaan dengan ketidakstabilan emosional
F60: Gangguan Kepribadian Khas
F60.4 Gangguan Kepribadian Histrionik
• Cenderung emosi yg berlebihan, dibuat-buat seperti sandiwara, mudah
dipengaruhi orang lain, sering menjadi “pusat perhatian”.

F60.5 Gangguan Kepribadian Anankastik


• Perasaan ragu-ragu yg berlebihan, kaku dan keras kepala, memaksa orang lain
agar sesuai dengan pemikirannya/keinginannya, perfeksionisme

F60.6 Gangguan Kepribadian Cemas (Menghindar)


• Perasaan tegan dan takut yg menetap, merasa dirinya serba tidak mampu/tidak
menarik /lebih rendah dari orang lain

F60.7 Gangguan Kepribadian Dependen


• Perasaan tidak berdaya apabila melakukan keputusannya sendiri, selalu
bergantung dengan keputusan orang lain
F60: Gangguan Kepribadian Khas

F60.8 Gangguan Kepribadian Khas


Lainnya

F60.9 Gangguan Kepribadian YTT


F61: Gangguan Kepribadian Campuran
& Lainnya
• Diagnosis ini ditujukan pada gambaran pada
F60, tetapi tanpa kumpulan gejala yang
dominan yg memungkinkan suatu diagnosis yg
lebih khas
F62: Perubahan Kepribadian Yang Berlangsung
Lama & Tidak Diakibatkan Oleh
Kerusakan/Penyakit Otak
F62.0 Perubahan Kepribadian Berlangsung lama setelah katastrofa
• Disabilitas pada hub. Interpersonal, sosial dan pekerjaan., Menarik diri dari kehidupan
masyarakat, merasa hampa dan putus asa , merasa terpojok/terancam, diasingkan.

F62.1 Perubahan kepribadian yg berlangsung lama setelah gangguan


jiwa
• Ketergantungan yg berlebihan/selalu minta dibantu, selalu mengeluh sakit, minat aktivitas
berkurang

F62.8 Perubahan kepribadian yg berlangsung lama lainnya

F62.9 Perubahan kepribadian yg berlangsung lama YTT


F63: Gangguan Kebiasaan dan Impuls
F63.0 Judi Patologis
• Berjudi yg berulang dan menetap, merugikan sosial, merugikan diri sendiri (menjadi miskin, hub
keluarga terganggu, kekacauan dlm kehidupan pribadi

F63.1 Bakar Patologis (Piromania)


• Melakukan pembakaran tanpa motif yg jelas, kepuasaan saat menonton peristiwa kebakaran

F63.2 Curi Patologis (Kleptomania)


• Pencurian yg berulang dan menetap. Tidak ada rasa cemas, rasa bersalah saat melakukan pencurian

F63.3 Trikotilomania
• Keuasaan tersendiri dalam mencabut rambutnya, kerontokan rambut kepala tampak jelas

F63.8 Gangguan kebiasaan dan impuls lainnya


• Termasuk: gangguan eksplosif intermiten

F63.9 Gangguan kebiasaan dan impuls YTT


F64: Gangguan Identitas Jenis Kelamin
F64.0 Transseksualisme
• Cenderung ingin mengubah tubuhnya sesuai dengan lawan jenis/jenis kelamin yg diinginkan
dengan cara terapi hormon dan operasi

F64.1 Transvestisme peran ganda


• Cenderung ingin menikmati pengalaman sebagai lawan jenis dengan menggunakan pakaian lawan
jenis tanpa rangsangan seksual

F64.2 Gangguan identitas jenis kelamin masa kanak


• Keinginan anak yg mendalam untuk menjadi jenis kelamin lawan jenisnya , disertai penolakan
perilaku, atribut dan pakaian sesuai lawan jenis. Timbul awal usia sekolah/sebelum pubertas

F64.8 Gangguan identitas jenis kelamin lainnya

F64.9 Gangguan identitas jenis kelamin YTT


F65: Gangguan Prefensi Seksual
F65.0 Fetihisme
• Menggunakan benda mati sebagai rangsangan seksual dan kepuasan seksual (pakaian,
sepatu dll)

F65.1 Transvetisme Fetishistik


• Mengenakan pakaian dari lawan jenis dengan tujuan mencapai kepuasan seksual

F65.2 Ekshibisionisme
• Kecenderungan yg menetap untuk memamerkan alat kelaminnya di tempat umum, tanpa
hub yg lebih akrab

F65.3 Voyeorisme
• Kecenderungan yg menetap untuk melihat/mengintip orang lain yg berhubungan seksual

F65.4 Pedofilia
• Kecenderungan yg menetap dalam melakukan hub seksual dengan anak-anak
F65: Gangguan Prefensi Seksual

F65.5 Sadomasokisme
• Dorongan seksual yg kuat untuk menyiksa, mumukuli, mengikat sehingga
korban dibuat menderita

F65.6 Gangguan prefensi seksual multipel


• Kombinasi antara fetishisme, transvetisme dan sadomasokisme

F65.8 Gangguan prefensi seksual lainnya


• Frotteurisme, Nekrofilia dll

F65.9 Gangguan prefensi YTT


F66: Gangguan Psikologis dan Perilaku Berhubungan dg
Perkembangan & Orientasi Seksual

F66.0 Gangguan dan Maturitas Seksual


• Individu menderita karena ketidakpuasan tentang identitas jenis kelaminnya/orientasi seksual
sehingga menimbulkan cemas/depresi

F66.1 Orientasi Seksual Egodistonik


• Identitas jenis kelamin tidak diragukan, tapi mengharapkan jenis kelamin yg lain dengan mencari
pengobatan untuk mengubahnya

F66.2 Gangguan Jalinan Seksual


• Kelainan identitas jenis kelamin menyebabkan kesulitan dalam memeliharan hubungan dengan
mitra seksual

F66.8 Gangguan Perkembangan Psikoseksual lainnya

F66.9 Gangguan Perkembangan Psikoseksual YTT


F68: Gangguan Kepribadian dan Perilaku
Dewasa Lainnya

F68.0 Elaborasi gejala fisik karena alasan psikologis


• Disabilitas yang berkepanjangan yang disebabkan dari penyakit psikologi
penderita

F68.1 Kesenjangan/Berpura-pura membuat gejala/disabilitas


baik fisik maupun psikologis
• Individu berpura-pura mempunyai gejala sakit yang berulang dan konsisten

F68.8 Gangguan kepribadian dan perilaku dewasa lainnya YDT


F69: Gangguan Kepribadian dan Perilaku
Dewasa YTT

• Diagnosis ini digunakan hanya sebagi jalan


terakhir, apabila ada suatu gangguan
kepribadian dan perilaku masa dewasa dapat
diterima, tapi informasi untuk menegakkan
diagnosis dan mengalokasikan dalam kategori
khusus tidak tersedia
F70-F79 : RETARDASI MENTAL
• Suatu keadaan perkembangan mental yg terhenti atau tidak lengkap. Yang
ditandai o/timbulnya hendaya keterampilan dalam masa perkembangan,
sehingga berpengaruh pd semua tingkat intelegensi (kognitif, bahasa,
motorik dan sosial)
• Pedoman diagnosis: onset gejala klinis < 18 tahun, kemampuan adaptif,
tes IQ < 70
Yang termasuk dalam blok ini:
 F70 : Retardasi Mental Ringan (IQ 50 - 69)
 F71 : Retardasi Mental Sedang (IQ 35 - 49)
 F72 : Retardasi Mental Berat (IQ 20 - 34)
 F73 : Retardasi Mental Sangat Berat (IQ < 20)
F80-F89 : GANGGUAN PERKEMBANGAN
PSIKOLOGIS
• Yang membedakan dg retardasi mental adalah biasanya hanya satu aspek dr
fungsi individu yg terganggu shg pd kasus-kasus yg murni, IQ nya normal
• Sedangkan pada retardasi mental disfungsi yang terjadi adalah pada semua
aspek perkembangannya yang terlambat atau terhenti perkembangannya
sehingga berpengaruh pada semua tingkat intelegensinya( dibawah 70)
• Ciri khas: awitan timbul bervariasi masa bayi atau kanak, hendaya atau
perkembanga fungsi erat hubungannya dg kematangan biologis dr susuna
saraf pusat, dan berlangsung teus menerus tanpa remisi
F80-F89 : GANGGUAN PERKEMBANGAN
PSIKOLOGIS
• Yang termasuk dalam blok ini:
 F80 : Gangguan Perkembangan Khas Berbicara dan Berbahasa
– F80.0: Gangguan artikulasi berbicara khas
– F80.1: Gangguan berbahasa ekspresif
– F80.2: Gangguan berbahasa reseptif
– F80.3 : Afasia yang didapat dengan epilepsi
 F81 : Gangguan Perkembangan Belajar Khas
– F81.0: Gangguan membaca  khas( disleksia) garis baru 
– F81.1: Gangguan mengeja khas
– F81.2: Gangguan berhitung khas
– F81.3: Gangguan belajar campuran
– F81.8: Gangguan belajar lainnya
F80-F89 : GANGGUAN PERKEMBANGAN
PSIKOLOGIS

 F82 : Gangguan Perkembangan Motorik Khas


 F83 : Gangguan Perkembangan Khas Campuran
 F84 : Gangguan Perembangan pervasive
– F84.0: Autisme masa kanak
– F84.1: Autisme tak khas
– F84.2: Sindrom rett
– F84.3: Gangguan disintegratif masa kanak lainnya
– F84.5: Sindrom asperger
F90-F99 : GANGGUAN PERILAKU DAN EMOSIONAL
DENGAN AWITAN BIASANYA PADA MASA KANAK DAN
REMAJA

• F90 : Gangguan Hiperkinetik (ciri khas: kurang perhatian dan


hiperaktivitas, gejala muncul biasanya dlm situasi yg berstruktur dan
diatur yg menuntut sikap pengendalian diri yg tinggi, onset timbul < 5
tahun)
• F91 : Gangguan Tingkah Laku (ciri khas: pola tingkah laku dissosial, agresif
atau menentang yg berulang & menetap, contoh: secara berulang
berkelahi atau melecehkan berlebihan, kejam pd hewan/manusia,
merusak barang milik orang, membakar, berbohong, bolos sekolah, lari
dari rumah, sikap menantang yg hebat; berlangsung min. 6 bulan)
– F91.0: Gangguan tingkah laku yang terbatas pada
lingkungan keluarga
– F91.1: Gangguan tingkah laku tak berkelompok 
– F91.2: Gangguan tingkah laku berkelompok
– F91.3: Gangguan sikap menentang (Membangkang)
• F92 : Gangguan Campuran Tingkah Laku dan Emosi
• F93 : Gangguan Emosional dengan Awitan Khas pada Masa Kanak
– Ciri khas: Sang anak kuatir orangtuanya yang akrab dengan dirinya akan
terkena bencana, hilang, tak akan kembali, Ma dirinya akan kesasar, diculik,
dibunuh, dipisahkan dengan orang tua yang akrab dengan dirinya, terus-
menerus enggan atau tidak mau bersekolah karena takut berpisah dengan
orang tuanya, Tak mau tidur sendiri tanpa ditemani, takut ditinggal seorang
diri, mimpi buruk tentang perpisahan, sering timbul gejala fisik ( muntah, sakit
perut, sakit kepala) bila berpisah, menderita kesedihan yang hebat menjelang,
selama, atau sesudah Perpisahan dengan orang tua yang akrab dengan dirinya
– F93.1: Gangguan anxietas fobik masa anak 
– F93.2: Gangguan anxietas sosial masa anak
– F93.3: Gangguan persaingan antar saudara
• F94 : Gangguan Fungsi Sosial dengan Awitan Khas pada Masa Kanak dan Remaja
– F94.0: Mutisme elektif
– F94.1: Gangguan kelekatan reaktif masa  kanak
• F95 : Gangguan Tik
– F95.0: Gangguan TIK sementara
– F95.1: Gangguan TIK motorik atau vokal kronik
– F95.0: Gangguan campuran TIK vokal dan multiple
• F98 : Gangguan Perilaku dan Emosional dengan Awitan biasanya pada Masa Kanak
dan Remaja
– F98.0: Enuresis non organik
– F98.1: Enkopresis non organik
– F98.2: Gangguan makan masa bayi dan kanak
Ciri khas: penolakan makan, rewel menghadapi makanan yang memadai dari
pengasuh yang baik, tanpa penyakit organik. mungkin pola berkaitan dengan
regurgitasi berulang tanpa nausea dan penyakit gastrointestinal.
• F98.3: Pika masa bayi dan anak
Ciri khas: terus-menerus makan zat yang tidak bergizi, misal: tanah,
serpihan, cat, dsb 
• F98.4: Gangguan gerakan stereotipik
• F98.5: Gagap 
• Beberapa contoh kondisi yang termasuk dalam kode Z  (PPDGJ III hal  398-
404 ) dan kode V (DSM-TR-IV)
KODE Z
• Z00 : Pemeriksaan kesehatan umum dr seseorang tanpa keluhan dan
diagnosis yg dilaporkan, termasuk pemeriksaan psikiatrik umum
• Z03 : Observasi dan evaluasi medis u/penyakit dan kondisi yang dicurigai
(mis: observasi u/ggn. Jiwa dan perilaku yg dicurigai spt membakar,
mencopet, mencuri tanpa manifestasi ggn psikiatrik)
• Z04 : Pemeriksaan dan observasi u/alasan lain (mis: pemeriksaan u/alasan
medicolegal)
• Z50 : Pelayanan yang melibatkan penggunaan priosedur rehabilitasi (Mis :
Rehabilitasi alkohol, obat, tembakau, psikoterapi YTK, terapi okupasional
dan vokasional)
• Z54 : Convalescence setelah psikoterapi
• Z55 : Problem yg berkaitan dg Pendidikan dan melek huruf
KODE Z

• Z56 : Problem yg berkaitan dg pekerjaan dan pengangguran


• Z59 : Problem yg berkaitan dg perumahan dan keadaan ekonomi
• Z60 : Problem yg berkaitan dg lingkungan social (Mis. Transmisi siklus
kehidupan; “Atypical parenting situation”. Hidup sendirian; kesulitan
akulturasi; pengucilan/penolakan oleh lingkungan, sasaran diskriminasi
dan penganiayaan.)
• Z61 : Problem yg berkaitan dg kejadian yg negative dlm masa kanak (Mis.
Kehilangan kasih sayang dalam masa kanak, pindah rumah, hubungan
keluarga yang berubah, kehilangan harga diri, dugaan penyalahgunaan
seskual anak (sexual abuse) oleh kelompok pendukung utama;
pengalaman yang menakutkan dalam masa kanak.)
KODE Z

• Z62 : Problem lainnya yang berkaitan dengan pengasuhan (Mis:


Pengawasan dan konrol yang tidak adekuat dari orangtua, perlindungan
yang berlebihan oleh orangtua; pengasuhan di institusi, permusuhan dan
perkambinghitaman terhadap anak,penelantaran secara emosional
terhadap anak, tekanan orangtua yang tidak sepatutunya dan kualitas
pengasuhan yang abnormal)
• Z63 : Problem lainnya yg berkaitan dengan kelompok pendukung utama,
termasuk keluarga (Mis. Poblem dalam hubungan dengan
pasangan/partner, orang tua, mertua, dukungan keluarga yang tidak
adekuat, ketidakhadiran anggota keluarga, kehilangan dan kematian
anggota keluarga; kekacauan keluarga oleh perpisahan dan perceraian;
sanak yang bergantung pada orang lain memerlukan perawatan di rumah;
kejadian kehidupan yang lain yang penuh stres)
KODE Z

• Z64 : Problem psikososial tertentu (Mis. Kehamilan yang tidak


dikehendaki;mencari dan menerima tindakan penanganan fisik, nutrisi
dan bahan kimia yang berisiko dan berbahaya, mencari dan menerima
tindakan penanganan perilaku dan psikilogis yang beresiko dan
berbahaya; perselisihan dengan pembimbing konseling.)
KODE Z

• Z65 Problem yang berkaitan dengan keadaan psikososial lainnya.


Mis. Hukuman perkara perdata/pidana tanpa hukuman penjara/penahanan;
problem yang berkaitan dengan pembebasan dari penjara problem yang
berkaitan dengan hukum lainnya; penahanan tahanan anak; korban kejahatan
dan terorisme termasuk penyiksaan, tidak diberi perlindungan terhadap
bencana, perang dan keadaan permusuhan lainnya.
• Z70 Konseling yang berkaitan dengan sikap, perilaku, orientasi seksual.
• Z71 Pengunjung fasilitas pelayanan kesehatan untuk konseling dan nasehat
medis lainnya.
Mis : Konseling untuk penyalahgunaan alcohol, obat, tembakau.
• Z72 Problem yang berkaitan dengan gaya hidup
Mis : Penggunaan zat, kurang latihan fisik, diet dan kebiasaan makan yang tidak
tepat, perilaku seksual berisiko tinggi, main judi dan taruhan, merusak diri sendiri
KODE Z
• Z73 Problem yang berkaitan dengan kesulitan pengelolaan hidup.
Mis : “burn out syndrome”, peruncingan ciri kepribadian (termasuk pola
kepribadian tipe A); kurang santai, kurang waktu luang, stress YTK,
ketrampilan sosial yang tidak adekuat, konflik menganai peran sosial.

• Z75 Problem yang berkaitan dengan fasilitas medis dan pelayanan


kesehatan lainnya.
Mis. Orang yang menunggu untuk rawat inap di fasilitas yang adekuat di
tempat lain; masa menunggu untuk suatu pemeriksaan dan pemberian
tindakan; perawatan sebagai masa berlibur.

• Z76 Pengunjung fasilitas pelayanan dalam keadaan lain


Mis. Berpura-pura (simulasi secara sadar, termasuk berpura-pura sakit
dengan suatu motivasi yang jelas)
KODE Z
• Z81 Riwayat keluarga dengan gangguan jiwa dan perilaku
• Z82 Riwayat keluarga dengan disabilitas tertentu dan penyakit kronis
yang menimbulkan ketidakmampuan
• Z85 Riwayat pribadi dengan neoplasma maligna
• Z86 Riwayat pribadi dengan penyakit lain tertentu (Mis; dengan
penyalahgunaan zat psikoaktif; dengan gangguan jiwa dan perilaku
lainnya; dengan penyakit sususan saraf dan alat indera)
• Z87 Riwayat pribadi dengan penyakit dan kondisi lain.
Mis. Dengan malformasi kngenital, deformasi, dan kelainan kromosom
• Z91 Riwayat pribadi dengan faktor berisiko YTK
Mis. Riwayat pribadi dengan ketidaktaatan pada tindakan medis dengan
trauma psikologis, dengan perilaku membahayakan diri sendiri (sef harm),
(termasuk parasuicide, peracunan diri, percobaan bunuh diri)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai