DIAGNOSIS PSIKIATRI
Oleh:
KELOMPOK 2
Konsulen:
dr. Sherly Yakobus, Sp.KJ
PENDEKATAN KOMPREHENSIF
EVALUASI MULTIAKSIAL
URUTAN HERARKIS
PEMERIKSAAN
DIAGNOSIS
TERAPI
TINDAK-LANJUT
Anamnesis
• Alasan berobat
• Riwayat gangguan sekarang
• Riwayat gangguan dahulu
• Riwayat perkembangan diri
• Latar belakang sosial, keluarga, pendidikan, pekerjaan, perkawinan, dll
Pemeriksaan
• Fisik-diagnostik
• Status mental
• Laboratorium
• Radiologik
• Evaluasi psikologik
• Lain-lain
Diagnosis
• Aksis I= Klinis
• Aksis II= Kepribadian
• Aksis III= Kondisi medik
• Aksis IV= Psiko-sosial
• Aksis V= Taraf fungsi
Terapi
• Farmakoterapi
• Psikoterapi
• Terapi sosial
• Terapi okupasional
• Lain-lain
Tindak-lanjut
• Evaluasi terapi
• Evaluasi diagnosis
• Lain-lain
DIAGNOSIS =
ANAMNESIS (DATA SUBJEKTIF) + PEMERIKSAAN (DATA OBJEKTIF)
PENDEKATAN KOMPREHENSIF
Definisi
Aksis I
• F00-F09 = Gg Mental Organik (+ Simptomatik)
• F10-F19 = Gg. Mental & Perilaku Zat Psikoaktif
• F20-F29 = Skizofrenia, Gg. Skizotipal, & Gg. Waham
• F30-F39 = Gg Suasana Perasaan (afek/mood)
• F40-F48 = Gg. Neurotik, Gg. Somatoform & Gg Terkait Stres
• F50-F59 = Sindrom Perilaku Gg. Fisiologis/Fisik
• F62-F68 = Peubahan Kepribadian Non-Organik, Gg. Impuks, Gg. Seks
• F80-F89 = Gg Perkembangan Psikologis
• F90-F98 = Gg. Perilaku & Emosional Onset Kanak- Remaja
• F99 = Gangguan Jiwa YTT
Aksis II
F60 = Gg Kepribadian Khas F61 = Gg Kepribadian Campuran
• F60.0 = Gg Kepribadian paranoid dan Lainnya
• F61.0 = Gg Kepribadian Campuran
• F60.1 = Gg Kepribadian skizoid
• F61.1 = Perubahan Kepribadian
• F60.2 = Gg Kepribadian dissosial
yang Bermasalah
• F60.3 = Gg Kepribadian emosinal
tak stabil
F70-F79 = Retardasi Mental
• F60.4 = Gg Kepribadian histrionik
• F60.5 = Gg Kepribadian anankastik Z 03.2 = Tidak ada diagnosis aksis I
• F60.6 = Gg Kepribadian cemas R 69 = Diagnosis aksis I tertunda
• F60.7 = Gg Kepribadian dependen
• F60.8 = Gg Kepribadian khas lainnya
• F60.9 = Gg Kepribadian YTT
EVALUASI MULTIAKSIALDIAGNOSIS
Aksis III
• Bab I penyakit infeksi dan parasit • Bab XIII Peny. Sist. muskuloskeletal
ttnt • Bab XIV Peny. Sist genitourinaria
• Bab XV Kehamilan, kelahiran & masa
• Bab II Neoplasma
mofas
• Bab IV Gg endokrin, nutrisi,metabolik • Bab XVII Malformasi Kongenital,
• Bab VI Peny. Susunan saraf deformasi
• Bab VII Penyakit mata dan adneksa • Bab XVIII Gejala, tanda, dan lab
• Bab VIII Peny. Telinga dan mastoid abnormal
• Bab IX Peny. Sistem sirukulasi • Bab XIX Cedera, keracunan
• Bab XX Kausa eksternal dr morbiiditas
• Bab X Peny. Sitem pernapasan
dan mortalitas
• Bab XI Peny. Sistem pencernaan • Bab XXI Faktor status kesehatan dan
• Bab XII Penyakit kulit dan jar. pelayanan kesehatan
subkutan
EVALUASI MULTIAKSIALDIAGNOSIS
Aksis IV
• Masalah dg primary support group (keluarga)
• Masalah berkaitan lingkungan social
• Masalah Pendidikan
• Masalah pekerjaan
• Masalah perumahan
• Masalah ekonomi
• Masalah akses dan pelayanan kesehatan
• Masalah berkaitan interaksi dg hokum/criminal
• Masalah psikososial & lingkungan lain
EVALUASI MULTIAKSIALDIAGNOSIS
Aksis V
WHO mengelompokkan
gangguan-gangguan jiwa
berdasarkan urutan hierarkis
URUTAN HIERARKIS
contoh
• Blok F0 dapat ditemukan gejala psikotik
(F2), gejala mood atau gangguan cemas (F3) Urutan Hierarkis semakin
• Blok F1 gejala hanya zat psikoaktif ke atas, maka makin
• Blok F2 gejala dasarnya hanya gejala berat tingkat
psikotik (walaupun kadang ada gejala keparahannya, khususnya
mood/F3) tanpa disebabkan etiologi yang bersangkutan dalam
organik/medis F0, F1, F2 dan F3.
• Blok F3 gangguan dasarnya dalah
gangguan suasana perasaan/mood
(walupun kadang disertai gejala psikotik/F2) Urutan Hierarkis hanya
tanpa disebabkan etiologi organik/medis
berlaku untuk urutan F0-F5,
sedangkan F6
dipertimbangkan secara
Etiologi medis adalah kondisi khusus.
patologis yang dapat ditemukan
dengan pemeriksaan fisik dan
laboratorium konvensional.
PENGGUNAAN URUTAN HIERARKIS DALAM PPDGJ III
Contoh :
Untuk memastikan diagnosis dari sekumpulan
gejala (mis. Kecemasan) sebagai suatu
gangguan jiwa tertentu mis. Gangguan cemas
menyeluruh (dalam F4), Maka,
Disebabkan oleh:
1. Penyakit atau gangguan fisik/ Sebagai diagnosis pasti:
kondisi medik yang secara - Diperlukan bukti dari riwayat
primer mempengaruhi otak penyakit, pemeriksaan fisik, dan
secara fisiologis sehingga laboratorium yang menunjang.
terjadi disfungsi otak
Hanya memiliki 1 sindrom atau
diagnosis yang mempunyai gejala
tambahan berupa: penurunan
kesadaran, yaitu DELIRIUM
2. Penyakit atau kondisi fisik Pasien dengan gejala mental
diluar otak yang secara sekunder perlu dipikirkan kemungkinan
atau secara sistemik GMO, karena bila luput dari
mempengaruhi fungsi otak secara perhatian akan berdampak pada
fisiologis sehingga terjadi terapi yang diberikan.
disfungsi otak
Blok F1: Gangguan Mental dan Perilaku akibat
Penggunaan Zat Psikoaktif
Disebabkan oleh:
Akibat langsung dari Ciri Khas:
penggunaan zat psikoaktif yang Gejala gangguan jiwa (mental)
secara fisiologis mempengaruhi dalam blok ini tidak disebabkan
otak dan menimbulkan oleh F0
gangguan mental & perilaku.
Gangguan dasarnya:
- Gejala Psikotik: Halusinasi, Ciri Khas :
waham, perilaku, kataton,
Gejala gangguan jiwa dalam blok
perilaki kacau, pembicaraan
ini tidak disebabkan oleh F0 dan
kacau yang pd umumnya (tidak
F1
selalu) disertai tilikan yang
buruk.
Ciri Khas
Kelompok gangguan jiwa dalam
blok ini tidak disebabkan oleh
F0,F1,F2, dan F3
I. Kelompok gangguan
cemas dan fobik
Ciri Khas:
Gejala gangguan jiwa disini tidak merupakan
gejala dari gangguan jiwa dalam blok
F0,F1,F2,F3, dan F4
Jenisnya:
- gangguan makan
- gangguan tidur nonorganik
-disfungsi seksual (bukan disebabkan penyakit organik),
- Gangguan jiwa dan perilaku yang berhubungan dengan
masa nifas yang Tak diklasifikasikan di tempat lain (YTK)
- Faktor psikologis dan perilaku yang berhubungan
dengan gangguan atau penyakit YDK (yang
diklasifikasikan di tempat lain).
Blok F6: Gangguan kepribadian dan perilaku
masa dewasa
• Beberapa dari keadaan dan pola perilaku individu ini timbul secara
dini dalam masa pertumbuhan atau perkembangan individu
Ciri Khas: sebagai hasil dari faktor genetik, konstitusional, maupun
Blok ini mencangkup pengalaman sosial, sementara lainya didapat pada masa
berbagai keadaan & kehidupan selanjutnya
pola perilaku yang
secara klinis
Jenis :
bermakna yang
cenderung menetap • Gangguan kepribadian khas
dan • Gangguan kepribadian yang berlangsung lama yang tidak
merupakanekspresi diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak
dari gaya hidup yang • Gangguan kebiasaan dan Impuls
khas dari seseorang • Gangguan Identitas Jenis Kelamin
• Gangguan Preferensi Seksual
• Gangguan Psikologis dan Perilaku yang berhubungan dengan
Perkembangan dan Orientasi Seksual,
• Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa Dewasa Lainnya.
Catatan Orientasi Seksual (heteroseksual,
biseksusal atau homoseksual)
• Tidak dikategorikan sebagai suatu gangguan jiwa (PPDGJ III , hal 6 dan
228), orientasi seksual kini dicantumkan sebagai bagian identitas diri
seseorang (identitas diri misalnya nama, usia, gender, orientasi seksual,
suku bangsa, agama, budaya, pendidikan, warna kulit, dsb adalah ciri
khas seseorang, bersifat netral, dan harus deiterima sebagaimana
adanya sesuai dengan definisi Kesehatan Jiwa)
• Jenis :
- Retardasi Mental Ringan : IQ 50-69
- Retardasi Mental Sedang : IQ 35-49
- Retardasi Mental Berat : IQ 20-34
- Retardasi Mental Sangat Berat : IQ dibawah 20
BLOK 8 : Gangguan Perkembangan Psikologis
Jenis
• Gangguan Perkembangan Khas (F80-83)
Ciri Khas : Pada kasus yang murni IQ-nya normal dan biasanya hanya satu
aspek dari fungsi individu yang terganggu, awitannya mulai dari masa bayi
atau anak
Jenis
• F90 : Gangguan Hiperkinetik
• F91 : Gangguan Tingkah Laku
• F92 : Gangguan Campuran Tingkah Laku dan Emosi
• F93 : Gangguan Emosional dengan Onset Khas pada masa
kanak
Jenis
– Gangguan Anxietas Perpisahan Masa Kanak, Ganggguan Anxietas
Fobik Masa Kanak, Gangguan Anxietas Sosial Masa Kanak,
Gangguan Persaingan Antar Saudara (Sibling Rivalry Disorder)
• F94 : GanggUan Fungsi Sosial dengan Awitan Khas pada Masa
kanan dan Remaja
Jenis : Mutisme efektif; Gangguan Kelekatan Reaktif Masa Kanak
• F95 : Gangguan Tik
Jenis : Gangguan Tik Sementara, Gangguan Tik Motorik atau Vokal
Kronik, Gangguan Campuran Tik Vokal dan Multipel (Sindrom de la
Tourette)
• F98 : Gangguan Perilaku dan Emosional dengan Awitan biasanya
pada Masa Kanak dan Remaja
Jenis : Enuresis Nonorganik, Enkopresis Nonorganik, Gangguan
Makan Masa Bayi dan Kana, Pika Masa Bayi dan Kanak, Gangguan
Gerakan Stereotip, Gagap
HUBUNGAN ANTARA TARAF BERAT STRESSOR
DENGAN GANGGUAN JIWA
Diagnosis gangguan jiwa tidak bergantung dari ada/tidaknya stressor, tetapi
dari Gangguan klinis yang ada.
Contoh :
Timbulnya suatu gangguan jiwa 1. Stressor yang ringan pada orang
dengan daya tahan/kemampuan
bergantung dari 2 faktor: adaptasi/kepribadian/persepsi
subjectif yang lemah rentan,
1. Taraf berat stresor secara objectif menimbulkan gangguan jiwa
2. Kemampuan adapasi 2. Stresor yang sama ringannya pada
(kemampuan mengontrol atau orang yang berdaya
tahan/kemampuan adaptasi/
merasa dikontrol oleh problem kepribadian/ persepsi subjektif kuat,
tersebut) daya tahan (baik fisik tidak menimbulkan gangguan jiwa
maupun psikologis), motivasi, 3. Stresor yang berat pada orang yang
berdaya tahan/ kemampuan adaptasi/
kepribadian, dan persepsi kepribadian/ persepsi subjektif kuat
subjectif seseorang dapat menimbulkan gangguan jiwa.
HUBUNGAN ANTARA TARAF BERAT STRESSOR
DENGAN GANGGUAN JIWA
Terapi:
1. Mengurangi taraf berat stressor
2. Memperkuat daya adaptasi “Therapy is the art
3. Mengubah persepsi subjektif terhadap of the possible”
stresor
4. Membantu dirinya mengontrol/
mengendalikan gejala/ problem
kehidupannya
5. Kombinasi berbagai upaya diatas
6. Menggunakan berbagai aspek
Humaniora untuk meningkatkan kualitas
hidupnya
BLOK-BLOK GANGGUAN JIWA
Pedoman untuk menentukan Kriteria atau Blok Gangguan Jiwa perlu dilihat
pada PPDGJ III, DSM IV-TR (hanya ciri khas dari kelompok gangguan
jiwa/gangguan jiwa yang spesifik, bukan kriteria diagnosisnya
F00-F09 : Gangguan Mental Organik dan Gejala yang timbul dapat berupa :
Simptomatik 1. Gangguan Sensorium (kesadaran)
misal: Delirium bukan akibat alkohol
Disebabkan oleh : dan zat psikoaktif lainnya
1. Disfungsi primer pada otak akibat berbagai2. Gangguan fungsi kognitif, Misal:
macam penyakit, cedera,/rudapaksa Sindrom amnestik organik bukan akibat
menimbulkan gangguan fisiologis pada otak alkohol dan zat psikoaktif lainnya
2. Disfungsi sekunder pada otak oleh penyakit3. Gangguan Persepsi , Misal : Halusinasi
pada tubuh (di luar otak) secara sistemik organik (F06)
menimbulkan gangguan fisiologis pada otak
Catatan :
1. Dalam blok F00-F09, Delirium (F05) merupakan gangguan jiwa yang secara hierarkis
berada dalam urutan paling atas yaitu, karena hanya delirium yang mempunyai
kelebihan satu gejala dibandingkan gangguan mental organik lainnya, yaitu :
kesadaran yang berkabut atau kesadaran yang menurun (hal ini terbukti apabila
gambaran klinisnya menunjukkan gejala penurunan kesadaran berupa : Tidak dapat
memusatkan, mempertahankan dan mengalihkan perhatian terhadap stimulus
eksternal.
2. Apabila ditemukan adanya gangguan fisik bersamaan dengan gejala mental, hal ini
belum tentu menunjukkan adanya gangguan mental orrganik sebab untuk itu perlu
dibuktikan bahwa gangguan/penyakit fisik itu secara fisiologi menjadi penyebab
gangguan mental tersebut. Kalau terbukti bahwa gejala mental yang ditemukan
tidak ada hubungan akibat penyakit/kondisi medisnya, maka hal itu tidak boleh
dikategorikan gangguan mental organik.
3. Apabila gejala mental yang ditemukan terbukti menunjukkan akibat psikologis
karena orang itu mengetahui dirinya menderita gangguan/penyakit fisik, maka
kondisi itu bukan suatu gangguan mental organik. Penentuan diagnosisnya
bergantung dari gambaran klinis dan perlu disesuaikan dengan kriteria diagnostik
yang memadai.
Contoh : seseorang menderita kanker, lalu timbul reaksi psikologis sesudah ia mengetahui
dirinya menderita kanker. Diagnosisnya dapat berupa :
F1. Intoksikasi zat karena ia makan zat psikoaktif untuk melupakan stress bahwa dirinya
menderita kanker; diagnosisnya dapat juga berupa :
F2. Gangguan psikotik akut apabila terbukti dampak psikologisnya begitu berat bagi dirinya
sehingga timbul gangguan psikotik akut yang tidak pernah dialami sebelumnya. Dapat pula
diagnosisnya berupa :
F3. Bila gambaran klinisnya memenuhi kriteria depresi berat, atau dapat pula ia menderita
F4. Berupa gangguan penyesuaian; atau justru sama sekali ia tidak menderita gangguan jiwa
karena persepsi subjektifnya terhadap kondisi kankernya adalah ketabahan yang cukup
kuat.
4. Adanya riwayat terdapatnya gangguan/penyakit fisik belum tentu juga memastikan
bahwa gejala mental yang ditemukan sekarang merupakan suatu gangguan mental
organik, sebab masih perlu dibuktikan bahwa :
a. Penyakit masih berlangsung hingga sekarang dan menjadi penyebab gejala mental
itu.
b.Penyakit itu sudah sembuh tapi meninggalkan sequele/ cacat dalam otak pasien
sehingga dapat dibuktikan bahwa gejala mentalnya merupakan akibat dari sequele
penyakit dahulu (misalnya pada gangguan kepribadian organik).
F10-F19 GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU
AKIBAT PENGGUNAAN ZAT PSIKOAKTIF
Yang tergolong dalam zat psikoaktif adalah:
• F10 : Golongan alcohol
• F11 : Golongan opioida (missal: candu, morfin, heroin, dsb)
• F12 : Golongan kanabinoida (missal: ganja)
• F13 : Golongan sedative atau hipnotika (missal: obat tidur)
• F14 : Golongan kokain
• F15 : Golongan stimulansia lain termasuk kafein
• F16 : Golongan halusinogenika
• F17 : Golongan tembakau
• F18 : Golongan zat pelarut yang mudah menguap
• F19 : Golongan zat multiple dan penggunaan zat psikoaktif lainnya
GAMBARAN KLINIS PADA GGN. JIWA AKIBAT ZAT
• Ciri khas : gangguan jiwa yang tergolong dalam blok ini adalah
terdapatnya gejala psikotik yang cukup bermakna dan yang
tidak disebabkan oleh Gangguan Mental Organik (F0) dan
Gangguan Mental dan Perilaku akibat Penggunaan zat
psikoaktif (F1).
F20-F29 : SKIZOFRENIA, GANGGUAN SKIZOTIPAL DAN
GANGHUAN WAHAM (KELOMPOK GGN. PSIKOTIK NON-
ORGANIK)
• Gejala psikotik: halusinasi, perilaku gaduh gelisah, kacau, aktivitas berlebihan atau
retardasi psikomotor berat, perilaku katatonik, pembicaraan yang kacau atau
waham, tanpa tilikan yang baik (akan tetapi dalam keadaan remisi tilikannya dapat
bertambah baik).
• Yang termasuk dalam blok ini:
F20 : Skizofrenia (ciri khas: tdpt gejala khas skizofrenia & berlangsung min. 1
bulan)
F21 : Gangguan Skizotipal (tidak pernah ditemukan gejala psikotik tetapi
dimasukkan dlm blok ini krn termasuk dlm keluarga skizofrenia)
F22 : Gangguan Waham Menetap (ciri khas: hanya tdpt waham yg tidak aneh dan
berlangsung min. 3 bulan)
Catatan : apabila gangguan wahamnya berlangsung kurang dari 3 bulan lalu
sempurna, maka kondisi itu dikategorikan sebagai gangguan psikotik akut
lainnya dengan perdominan waham
F23 : Gangguan Psikotik Akut dan Sementara (Ciri khas: tdpt gejala psikotik yg
timbul akut (awitan berlangsung < 2 minggu dr keadaan premorbid yg normal))
a) Gejala psikotik itu sembuh sempurna dalam waktu kurang dari 3 bulan.
b) Adanya sindrom yang khas
c) Sering (tidak selalu) ada stres akut yang terkait
• Jenis-jenisnya : gangguan psikotik polimorfik akut (dengan atau tanpa gejala
skizofrenia); Gangguan Psikotik
• Lir-skizofrenia Akut : gangguan psikotik akut lainnya dengan predominan
waham
F24 : Gangguan Waham Terinduksi (Ciri khas: tdpt waham pd satu atau lebih
orang akibat ia atau mereka diinduksi o/seorang penderita ggn waham yg
hubungannya akrab sekali dg mereka)
F25 : Gangguan Skizoafektif (Ciri khas: tdpt episode psikotik (jd ada awal dan
ada akhir); dimana tdpt gejala skizofrenia dan gejala mood/afektif bersamaan
dlm episode itu)
F28 : Gangguan Psikotik Lainnya (ggn psikotik non organic tapi tidak memenuhi
kriteria F20-F25)
F30-F39 : GANGGUAN SUASANA PERASAAN
(MOOD/AFEKTIF)
Ciri khas:
• Perubahan suasana perasaan yg bermakna berupa: depresi (dapat disertai
kecemasan) atau elasi/peningkatan suasana perasaan (manik), dan
biasanya jg disertai perubahan pd keseluruhan tingkat aktivitas. Pada
depresi, aktivitas berkurang, sdgkan paa manik, aktivitas bertambah.
• Gangguan suasana perasaan itu dapat bersifat episodic (ada awal dan
akhir), berulang, atau kronis (misal: distimia)
• Baik kondisi depresi atau manik dapat disertai gejala psikoyik, tp ciri
khasnya bila gejala psikotiknya mereda/hilang, kondisi manik atau
depresinya masih terus berlangsung, walau dlm intensitas yg lebih rendah
• Yang termasuk dalam blok ini:
F30 : Episode Manik
F31 : Gangguan Afektif Bipolar (ciri khas: tdpt episode manik-depresif)
F32 : Episode Depresif
F33 : Episode Depresif berulang
F34 : Gangguan Suasana Perasaan (mood) Menetap, missal : distimia
F38 : gangguan Suasana Perasaan Lainnya
F40-F49 : GANGGUAN NEUROTIK, GANGGUAN
SOMATOFORM DAN GANGGUAN YANG BERKAITAN
DENGAN STRES
Gejala khas:
• Kecemasan
• Fobia
• Obsesif-kompulsif
• Reaksi terhadap stress
• Disosiatif, atau
• Somatoform
Yang tidak disebabkan gejala atau bagian dari blok F0, F1, F2, atau F3
Yang termasuk dalam blok ini:
• F40 : Gangguan Ansietas Fobik (ciri khas: terdapat fobia)
• F41 : Gangguan Anxietas Lainnya (ciri khas: terdapat ansietas; F41.0
Gangguan panik, F41.1 Gangguan Ansietas Menyeluruh, F41.2
Gangguan Campuran Ansietas dan Depresif)
• F42 : Gangguan Obsesif – Kompulsif contoh; predominan pikiran
obsesional, predominan tindakan kompulsif, campuran tindakan dan
pikiran obsesional).
• F43 : Reaksi terhadap stres berat dan gangguan penyesuaian
– Ciri khas gangguan jiwa dalam golongan ini adalah gangguan jiwa yang
disebabkan oleh stresor, baik stersor atau musibah yang bertahap luar
biasa/malapetaka (F43.0 dan F43.1) atau stresor yang berupa perubahan
dalam kehidupan yang sering dialami oleh kebanyakan orang (F43.2).
– Stresor itu dapat terjadi sekali, berulang atau berkepanjangan, serta
gambaran klinisnya tidak memenuhi gambaran klinis gangguan jiwa yang
terdapat dalam blok F0, F1, F2, F3. jadi, bila seseorang mengalami stres,
tapi gambaran klinis suatu kondisi yang tergolong dalam F1 atau F2
diagnosisnya adalah diagnosis F1 atau F2.
Beberapa jenis :
F43.0 : Reaksi Stres Akut
F43.1 : Gangguan Stres Pasca Trauma
F43.2 : Gangguan Penyesuaian
• F44 : Gangguan Disosiasif (ciri khas: hilangnya sebagian/seluruh integrase normal
dapat berupa; ingatan masa lalu, kesadaran akan identitas diri dan sensasi segera
atau kendali terhadap tubuhnya; yang termasuk yaitu F44.0 Amnesia Disosiatif, F44.1
Fugue Disosiatif, F44.2 Stupor Disosiatif, F44.3 Gangguan Trans dan Kesurupan)
Yang tergolong dalam blok ini :
• F44.0 : Amnesia Disosiatif
• F44.1 : Fugue Disosiatif
• F44.2 : Stupor Disosiatif
• F44.3 : Gangguan Trans dan Kesurupan
• F44.4-F44.7 : Gangguan Disosiatif dari Gerakan dan Penginderaan (Motorik,
Konvulis, Anestesia, Campuran, Lainnya)
• F44.8 : Gangguan Disosiatif Lainnya
• 80 : Sindrom Ganser
• 81 : Gangguan Kepribadian Multiple
• F45 : Gangguan Somatoform (ciri khas: keluhan ttg gejala fisik yg berulang
dan yg disetai permintaan akan pemeriksaan medis, meskipun sudah
berkali-kali terbukti hasilnya negative dan sudah dijelaskan oleh dokter
bahwa tdiak ditemukan kelainan fisik yg mendasari keluhannya, dpt
disertai gejala ansietas & depresi, lama keluhan gejala fisik min. 2 tahun)
F45.1 Gangguan Somatisasi Terinci
Gangguan somatisasi adalah suatu kelompok kelainan psikiatrik
yang bentuknya dapat berupa berbagai gejala fisik yang dirasakan
oleh pasien, tapi tidak ditemukan penyebabnya secara medis.
F55.1 Pencahar
F55.2 Analgetika
F55.3 Antasida
F55: Penyalahgunaan Zat yg Tidak
Menyebabkan ketergantungan
F55.4 Vitamin
F55.5 Steroid/hormon
• Estrogen/progesteron
F55.6 Jamu
• Kunir, kencur, temulawak, jahe
F63.3 Trikotilomania
• Keuasaan tersendiri dalam mencabut rambutnya, kerontokan rambut kepala tampak jelas
F65.2 Ekshibisionisme
• Kecenderungan yg menetap untuk memamerkan alat kelaminnya di tempat umum, tanpa
hub yg lebih akrab
F65.3 Voyeorisme
• Kecenderungan yg menetap untuk melihat/mengintip orang lain yg berhubungan seksual
F65.4 Pedofilia
• Kecenderungan yg menetap dalam melakukan hub seksual dengan anak-anak
F65: Gangguan Prefensi Seksual
F65.5 Sadomasokisme
• Dorongan seksual yg kuat untuk menyiksa, mumukuli, mengikat sehingga
korban dibuat menderita