Anda di halaman 1dari 46

ZAT ADIKTIF

SMPK I BPK PENABUR BANDUNG


Zat adiktif
• zat yang apabila dikonsumsi dapat
mengakibatkan ketagihan atau
kecanduan baik fisik maupun
psikologis
• Zat adiktif ada dua golongan, yaitu
zat adiktif golongan psikotropika
dan zat adiktif golongan
nonpsikotropika.
Minuman Beralkohol

• Alkohol adalah senyawa organik turunan


senyawa alkana dengan gugus OH pada atom
karbon tertentu
• Para ahli kimia di Eropa ada abad pertengahan
menyebutnya sebagai sebuah senyawa berbau
khas yang diperoleh dari penyulingan, yaitu
etanol yang mempunyai rumus kimia C2H5OH.
• Secara umum orang kemudian menggunakan
istilah ini untuk menyebut sebuah senyawa
alkohol secara spesifik (etil alkohol atau etanol)
Minuman Beralkohol

• Minuman beralkohol yang paling banyak dikonsumsi adalah bir.


Minuman ini berkadar alkohol 3–5 % ini dengan berbagai nama,
warna, dan rasa.
• Jenis bir yang berkadar alkohol cukup tinggi adalah sake,
minuman khas Jepang. Bir jenis ini lebih pantas disebut sebagai
anggur seperti wine, champagne, atau martini karena minuman
ini berkadar alkohol sekitar 14–15 %.
• Minuman beralkohol dengan kadar tinggi di antaranya brandy dari
Perancis (biasa disebut cognac) dengan kadar alkohol (40–45 %),
wiski dan vodka dari USA (40–50 %), gin dari Inggris dan Amerika
(40–50 %), dan rum dari Jamaika (50–70 %).
Minuman Beralkohol

• Berdasarkan kandungan alkoholnya, minumankeras


dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu
• Kelompok A dengan kadar alkohol 1–5 %,
• Kelompok B dengan kadar alkohol 5–20 %, dan
• Kelompok C dengan kadar alkohol 20–50 %.
Minuman Beralkohol

Alkoholisme dan Kesehatan


• Mengonsumsi alkohol dalam jangka waktu lama dapat
menyebabkan ketagihan yang sering disebut
alkoholisme. Sedangkan pecandu alkohol disebut
sebagai alkoholik.
• Ketika seseorang mengonsumsi minuman beralkohol, 20
% dari alkohol yang terkandung dalam minuman
tersebut akan dialirkan ke dalam pembuluh darah.
Minuman Beralkohol

• Sisanya dialirkan ke paru-paru dan diserap oleh usus


halus, kemudian masuk ke aliran darah. Selanjutnya darah
membawa alkohol menuju ke hati.
• Jika kandungan alkohol yang berada dalam darah yang
dibawa ke hati terlalu tinggi, hati tidak akan mampu untuk
menetralisir seluruh alkohol.
• Sisa alkohol yang tidak dapat menetralisir oleh hati akan
tetap berada dalam darah dan beredar ke seluruh tubuh
sehingga menimbulkan efek-efek yang kurang baik bagi
tubuh.
Minuman Beralkohol
Minuman Beralkohol

Selain efek fisik dan psikis tersebut, pemakaian


alkohol dalam jangka panjang dapat menyebabkan
berbagai macam penyakit, di antaranya :
• fetal alcohol syndrome,
• sirosis hati,
• kardiomiopati,
• hipertensi, dan
• Delirium tremens.
Minuman Beralkohol

1) FAS (Fetal Alcohol Syndrome)


Fetal alcohol syndrome (FAS) merupakan cacat
bawaan yang mengakibatkan bentuk kepala
menjadi tidak simetris, kelainan tingkah laku, dan
keterbelakangan mental. FAS terjadi karena
seorang ibu yang mengonsumsi minuman
beralkohol selama kehamilannya. Kandungan
alkohol dalam darah si ibu mengakibatkan kelainan
pada pertumbuhan janin.
Minuman Beralkohol
2) Sirosis hati
Konsumsi minuman beralkohol yang berlebihan
dapat menimbulkan sirosis hati (cirrhosis of the liver).
Sirosis hati merupakan kelainan struktur dan fungsi
hati karena matinya sel-sel hati. Tingginya kandungan
alkohol dalam darah dapat membunuh sel-sel hati
yang dilaluinya. Sel-sel hati yang belum mati akan
menggandakan diri untuk menggantikan sel-sel yang
telah mati. Akibatnya, muncul timbunan sel-sel baru.
Minuman Beralkohol
3) Kardiomiopati (kerusakan otot jantung)
Kecanduan alkohol dapat menyebabkan kerusakan
otot jantung. Otot-otot jantung, terutama pada
bilik kiri dan kanan, menjadi lebih besar dan
kendur. Akibatnya, jantung tidak dapat memompa
darah dengan normal. Kelainan aliran darah dari
jantung akan menghambat kinerja ginjal untuk
menyaring air dan garam. Tingginya kandungan air
dan garam dalam darah akan meningkatkan
volume darah yang berpotensi merusak paru-paru.
Minuman Beralkohol

4) Hipertensi (tekanan darah tinggi)


Sebelumnya telah disebutkan bahwa konsumsi
minuman beralkohol yang berlebihan dapat
menyebabkan kerusakan otot jantung. Perubahan
kondisi jantung akibat minuman beralkohol dapat
menyebabkan meningkatnya tekanan darah yang
dapat mengakibatkan stroke.
Minuman Beralkohol

5) Delirium tremens (DTs)


Beberapa kasus kecanduan alkohol menyebabkan
timbulnya penyakit delirium tremens (DTs) yang
ditandai dengan meningkatnya perasaan bingung,
tidak dapat tidur, tekanan mental, dan halusinasi
yang parah.
ROKOK

Rokok mengandung sejumlah zat yang dapat


menyebabkan ketergantungan atau ketagihan.
Oleh karena itu, rokok dapat digolongkan sebagai
zat adiktif.
• Di dalam asap rokok terkandung zat kimia lebih
dari 4.000 jenis. Empat ratus macam di antaranya
merupakan bahan beracun dan 43 macam yang
lain dapat menyebabkan kanker (zat karsinogen).
ROKOK
Efek Bahan Kimia Rokok bagi Kesehatan
Zat Psikotropika

Menurut UU No. 5 tahun 1997 tentang psikotropika,


definisi psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah
atau sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.
Psikoaktif artinya bekerja melalui mekanisme pengaktifan
dimensi kejiwaan yang berupa perasaan, pikiran,dan
perilaku. Zat psikotropika terdiri atas obat perangsang
(stimulan), obat penekan susunan saraf pusat (depresan),
dan obat halusinasi (halusinogen).
Zat Psikotropika
1. Obat Perangsang (Stimulan)
• Obat perangsang atau stimulan adalah obat-
obatan yang dapat menimbulkan rangsang
tertentu pada pemakainya. Obat ini bekerja
denganmemberikan rangsangan terhadap otak
dan saraf.
• Obat rangsang dapat berupa amphetamine atau
turunannya. Stimulan yang sering beredar di
pasaran adalah ekstasi dan shabu-shabu.
Zat Psikotropika

• Pemakaian amphetamine sebagian besar


dimanfaatkan untuk menekan nafsu makan
berlebih, mengobati penderita hiperaktif, dan
penderita narcolepsy, yaitu serangan rasa
mengantuk berat yang tiba-tiba dan tidak
terkontrol.
Zat Psikotropika

• Pada tahap awal pemakaian, akan timbul perasaan


senang berlebihan,rasa percaya diri yang besar,
dan semangat yang terlalu tinggi.
• Pada pemakaian dalam dosis berlebih akan
menunjukkan gejala-gejala seperti kejang-kejang,
panik, muntah-muntah, diare, bola mata
membesar, halusinasi yang menakutkan, tidak
dapat mengendalikan emosi, dan koma, yang jika
dibiarkan dapat menyebabkan kematian.
Zat Psikotropika
a. Ekstasi
• Ekstasi atau methylenedioxy amphetamine
(MDMA) merupakan zat kimia turunan
amphetamine yang memiliki reaksi yang lebih
kuat dibandingkan dengan amphetamine.
• Ekstasi mempunyai rumus kimia C11H15NO2.
Ekstasi juga disebut pil setan, karena
pengaruhnya seperti setan yang merusak sistem
saraf pusat dan sel-sel otak. Selain itu, pil ini juga
dapat menyebabkan ketergantungan.
Zat Psikotropika

• Ekstasi yang banyak diperdagangkan biasanya


berupa kapsul berwarna kuning dan merah
muda atau berupa tablet berwarna coklat dan
putih. Ekstasi dapat dikategorikan sebagai
kelompok obat yang mudah dimodifikasi
struktur kimianya untuk memperoleh bahan
aktif yang lebih ampuh khasiatnya.
Zat Psikotropika

Jika ekstasi diminum maka akan segera timbul gejala-gejala berikut :


1) Perasaan menjadi sangat gembira, tersanjung, bersemangat, dan
puas diri serta menjadi lebih terbuka kepada orang lain.
2) Tubuh gemetar, gigi gemeletuk, keluar keringat dingin, dan detak
jantung tidak normal.
3) Nafsu makan hilang, pandangan kabur, dan keluar air mata terus-
menerus.
4) Badan panas luar biasa (hipertermia), yang apabila diikuti dengan
minum terlalu banyak air akan menimbulkan ketidakseimbangan
cairan di dalam tubuh yang disebut dengan hipnotermia. Jika terjadi
komplikasi dapat menimbulkan kematian.
Zat Psikotropika
b. Shabu-shabu
• Salah satu turunan amphetamine yang lain adalah
metamphetamine yang memiliki rumus kimia
C10H15N.
• Zat ini juga dikenal sebagai shabu-shabu.
Bentuknya yang berupa kristal tidak berwarna dan
tak berbau sangat mudah larut dalam air.
• Shabu-shabu memiliki efek yang sangat keras pada
susunan saraf. Efek yang dapat ditimbulkan
cenderung lebih cepat dan lebih hebat daripada
ekstasi.
Zat Psikotropika

Secara psikis shabu-shabu dapat menimbulkan


efek-efek berikut.
1) Timbulnya perasaan sehat, percaya diri,
bersemangat, dan rasa gembira yang berlebihan.
2) Muncul perasaan berkuasa disertai peningkatan
konsentrasi semu.
3) Nafsu makan menurun, sulit tidur, dan biasanya
muncul halusinasi.
Zat Psikotropika

Mirip seperti jika mengonsumsi alkohol, pemakai


ekstasi dapat dalam jangka lama dapat mengalami
penurunan berat badan terus-menerus, kerusakan
organ dalam, stroke, bahkan kematian.
Jika orang sudah kecanduan, ia akan terus-menerus
gelisah, ketakutan, sensitif, bingung, dan putus asa.
Zat Psikotropika
2. Obat Penekan Saraf Pusat (Depresan)
• Obat jenis depresan adalah obat yang bereaksi
memperlambat kerja sistem saraf pusat. Obat
jenis ini biasanya berupa obat tidur dan obat
penenang. Obat ini biasanya diminum untuk
untuk membuat pikiran menjadi lebih santai.
Zat Psikotropika

• Obat ini juga dipakai untuk mengatasi insomnia


(penyakit kesulitan tidur). Contoh obat penekan
saraf pusat antara lain diazepam (valium),
nitrazepam (mogadon), luminal, dan pil KB.
• Di Indonesia para pengedar menamakan obat-
obatan ini sebagai pil koplo.ngurangi rasa cemas
atau
Zat Psikotropika

• Penyalahgunaan obat penekan saraf dapat


menimbulkan berbagai macam efek, antara lain
perasaan menjadi labil, bicara tak karuan dan
tidak jelas, mudah tersinggung, serta daya ingat
dan koordinasi motorik terganggu sehingga
jalannya menjadi limbung.
Zat Psikotropika
3. Halusinogen (Obat Halusinasi)
• Obat jenis halusinogen adalah obat yang jika
dikonsumsi dapat menyebabkan timbulnya
halusinasi.
• Halusinogen paling terkenal adalah lysergic
acid diethylamide (LSD).
Zat Psikotropika

Selain itu, ada juga halusinogen yang tak kalah


hebatnya dalam menciptakan halusinasi bagi
pemakainya, yaitu psilocybin, yang dihasilkan dari
spesies jamur tertentu, dan mescaline, yang
dihasilkan dari sejenis kaktus yang bernama peyote.
Zat Psikotropika

Efek yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan obat


halusinasi ini adalah sebagai berikut.
a. Keringat berlebihan, denyut jantung menjadi
cepat dan tak teratur, timbul perasaan cemas.
b. Pupil mata melebar dan pandangan mata kabur.
c. Terjadi gangguan koordinasi motorik dan terjadi
halusinasi.
Narkotika

• Istilah narkotika pada mulanya sebenarnya


diterapkan untuk semua senyawa yang dapat
memproduksi insensibilitas (perasaan tidak
peduli) terhadap rangsang dari luar melalui
penenangan pada sistem saraf pusat.
Narkotika

• Sekarang ini istilah narkotika didefinisikan


sebagai zat dan obat yang berasal dari tanaman
opium (narkotika alam) atau zat dan obat yang
bukan berasal dari tanaman (narkotika sintetis),
yang dapat menyebabkan penurunan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
Narkotika

• Sifat terpenting narkotika adalah kemampuannya untuk


mengurangi rasa sakit, bukan hanya mengurangi
persepsi terhadap rasa sakit tetapi juga dengan
mengubah reaksi terhadap rasa sakit itu sendiri.
• Daya kerjanya yang luar biasa untuk memengaruhi
sistem saraf menyebabkan orang yang mengonsumsinya
tidak merasakan sakit, bahkan justru merasakan seperti
terbang, atau berada di dunia lain yang diinginkannya.
Keadaan ini disebut sebagai ”nge-fly” atau ”sakau” bagi
penggunanya.
Narkotika

• Meskipun narkotika memiliki efek penenang jika


digunakan dalam dosis tinggi, tetapi zat tersebut pada
umumnya tidak digunakan sebagai penenang.
• Kebanyakan orang mengonsumsinya karena ingin
mencari kesenangan akibat euphoria yang
ditimbulkannya. Selain itu, sifat narkotika yang adiktif
(menimbulkan kecanduan) merangsang orang untuk
mengonsumsinya dengan dosis yang terus meningkat
tanpa peduli bahaya yang mengancam jiwanya.
Narkotika
Efek yang dapat ditimbulkan karena pemakaian
narkotika antara lain sebagai berikut.
1. Sedatif atau menghilangkan rasa nyeri.
2. Analgesik atau membius.
3. Depresan atau menenangkan.
4. Stimulan atau merangsang.
5. Euphoria atau menyenangkan.
6. Halusinogen atau menimbulkan khayalan.
Beberapa jenis narkotika antara lain ganja
(marijuana), morfin, heroin, dan kokain.
Narkotika

1. Ganja (Marijuana)
• Ganja diperoleh dari daun kering dan pucuk
tanaman ganja (Cannabis sativa) yang sedang
berbunga. Ganja dapat tumbuh dengan baik di
daerah-daerah beriklim tropis dan sedang seperti
di negaranegara di Asia Tenggara, Asia Tengah,
Amerika Latin, Cina, dan India.
Narkotika

• Ganja dapat digunakan untuk bahan obat penenang dan


penghilang rasa sakit.
• Kandungan zat kimia delta-9-tetrahydrocannabinol (THC)
di dalam daun ganja dalam dosis tertentu dipercaya dapat
memengaruhi perasaan, penglihatan, dan pendengaran.
• Efek tersebut menyebabkan ganja banyak dimanfaatkan
untuk kemoterapi terhadap para penderita kanker.
Dengan mengonsumsi pil tersebut rasa sakit, keinginan
muntah terus-menerus, dan rasa mual yang hebat dapat
ditanggulangi.
Narkotika

• Ganja yang juga terkenal dengan sebutan rumput,


cimeng, gelek, kangkung, pot, reefer, atau Mary Jane
tampaknya lebih banyak diperdagangkan secara ilegal
untuk disalahgunakan daripada dimanfaatkan untuk
keperluan medis.
• Penjualan ganja biasanya dalam bentuk kering yang
sering disebut marijuana, atau dalam kemasan cair
(minyak cannabis). Ganja biasanya disalahgunakan
dengan cara dihisap sebagai rokok atau dikunyah untuk
mendapatkan efeknya yang memabukkan (intoksikasi).
Narkotika

• Setiap batang rokok ganja diperkirakan memiliki


kandungan THC yang berkisar antara 5–20
miligram. Orang yang mengisap ganja, pada saat
intoksikasi akan mengalami hal-hal berikut.
a. Tahap awal berupa rasa pusing dan euphoria
(rasa gembira) diikuti rasa damai dan tenang.
b. Perubahan suasana hati yang diikuti dengan
perubahan persepsi tentang ruang dan waktu.
Narkotika

c. Proses berpikir menjadi terganggu oleh terpecah-


pecahnya ide dan ingatan.
d. Beberapa pengguna menyatakan selera makan
dan perasaan senang serta bahagia mereka
meningkat.
e. Efek negatif ganja bisa berupa perasaan bingung,
reaksi panik yang berlebihan, keinginan untuk
menyerang, ketakutan, tak berdaya, dan
kehilangan kontrol diri.
Narkotika

f. Pengguna ganja yang kronis akan mengalami


sindrom amotivasional, yaitu menjadi sangat
pasif dan tidak peduli pada apa pun.
g. Seperti intoksikasi pada alkohol, pandangan,
pendengaran, cara bicara, kemampuan
menyelesaikan masalah, ingatan, waktu untuk
merespon sesuatu, dan kemampuan
mengendarai kendaraan bermotor menjadi
terganggu.
Narkotika
Narkotika

Anda mungkin juga menyukai