NAMA KELOMPOK :
•AYU SORAYA SIHOMBING
•DESRIANTI RENATASARIA
•HANNISA DALIMUNTHE
•MAULIDA SIMAMORA
•NANDA WULANDARI
•SRI DEWI
Pengertian likuidasi bank
Pada saat suatu perusahaan mengalami resiko likuidasi ada beberapa sebabyang
melatarbelakanginya, yaitu :
Utang perusahaan yang berada pada posisi extremeleverage. Extremeleverage
artinya utang perusahaan sudah berada dalam kategori yangmembahayakan
perusahaan itu sendiri.
Jumlah utang dan berbagai tagihan yang datang disaat jatuh tempo sudahbegitu
besar, baik utang di perbankan,leasing, mitra bisnis, utangdagang,termasuk utang
dalam bentuk bunga obligasiyang sudah jauhtempo yang secepatnya dibayar, dan
berbagai bentuk tagihan lainnya.
Perusahaan telah melakukan kebijakan strategi yang salah sehinggamemberi
pengaruh pada kerugian yang bersifat jangka pendek dan jangkapanjang.
Kepemilikan aset perusahaan tidak lagi mencukupi untuk menstabilkanperusahaan,
yaitu sudah terlalu banyak asset yang dijual sehingga jikaasset yang tersisa tersebut
masih ingin dijual maka itu juga tidakmencukupi untuk menstabilkan perusahaan
Perusahaan sering melakukan kebijakan gali lubang dan tutup lubang
padakewajiban atau menyelesaikan persoalan likuidasi di pakai dari dana
untukmembayar utang, sehingga pada dana yang harusnya dialokasikan
untukmembayar utang yang sudah jatuh tempo namun dipakai untuk
membayargaji karyawan, listrik, dan sejenisnya yang termasuk kategori short
termliquidity.
PERAN PEMEGANG SAHAM TERLIQUIDASI
TERHADAP HUKUM PERDATA
Melakukan koordinasi dengan bank Indonesia, lpp, kepolisian, dan instansi terkait
Terhitung sejak izin usaha bank gagal dicabut, lps mengambil alih dan
menjalankan segala hak dan wewenang pemegang saham termasuk hak rups
PERAN PENGURUS BANK TERLIQUIDASI TERHADAP
HUKUM PERDATA
Sedangkan mengenai Direksi PT, berdasarkan ketentuan pasal 97 ayat (3) UUPT, Direksi PT baru dapat
dimintai pertanggungjawabannya secara pribadi atau perdata apabila Direksi tersebut melakukan perbuatan
hukum yang mengatasnamakan PT dengan tidak berpedoman pada prinsip kehati-hatian dan itikad baik yang
tidak sesuai dengan maksud serta tujuan dari PT hingga menimbulkan kerugian.3 Selain itu pada pasal 97 ayat
(6) UUPT juga menyebutkan bahwa pemegang saham yang berwenang dapat mengajukan gugatan kepada
anggota direksi yang karena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan kerugian pada PT.
Sejalan dengan penjelasan diatas, menurut ketentuan yang ada dalam Pasal 10 ayat (4) Peraturan Pemerintah
Nomor 68 Tahun 1996 sebagaimana yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1997
tentang Ketentuan dan Tata Cara Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran, dan Likuidasi Bank, menetapkan
bahwa Tanggung jawab anggota direksi dan dewan komisaris serta pemegang saham sampai kepada harta
pribadi dalam hal yang bersangkutan turut serta menjadi penyebab kesulitan keuangan yang dihadapi atau
menjadi penyebab kegagalan suatu bank.” Berdasarkan ketentuan tersebut, jelas bahwa lingkup tanggung
jawab yang dimiliki oleh pemegang saham dan direksi bank adalah sampai kepada harta pribadinya, apabila
yang bersangkutan telah terbukti menjadi penyebab suatu bank mengalami kesulitan keuangan atau telah
terbukti menjadi penyebab gagalnya suatu bank dalam menjalankan usahanya.Adapun bentuk pertanggung
Jawabannya yaitu berupa tanggung jawab penuh secara pribadi atau perdata dari yang bersangkutan untuk
turut serta memenuhi kewajiban bank terhadap nasabah maupun terhadap kreditor lainnya
Peran-peran pengurus bank yang terlikuidasi
Direksi atau pihak yang ditunjuk menjalankan tugas direksi wajib menyusun neraca penutupan yang harus
disampaikan kepada tim likuidasi, LPS, dan Bank Indonesia paling lama 15 hari sejak tanggal pencabutan izin
usaha bank. Dalam hal neraca penutupan tidak disampaikan kepada LPS sesuai dengan batas waktu yang
telah ditentukan maka LPS menunjuk kantor akuntan publik atau instansi pemerintah dibidang audit untuk
menyusun neraca penutupan tersebut. Batas waktu penyampaian neraca penutupan yang disusun oleh kantor
akuntan publik atau instansi pemerintah dibidang audit yaitu paling pama 90 hari kalender sejak tanggal
penunjukan kantor akuntan publik atau instansi pemerintah dibidang audit tersebut dengan
mempertimbangkan lokasi kedudukan kantor cabang, kondisi aset, dan konpleksitas permasalahan bank.
KESIMPULAN