Anda di halaman 1dari 7

PERAN PEMEGANG SAHAM

DAN PENGURUS BANK


TERLIQUIDASI TERHADAP
HUKUM PERDATA

NAMA KELOMPOK :
•AYU SORAYA SIHOMBING
•DESRIANTI RENATASARIA
•HANNISA DALIMUNTHE
•MAULIDA SIMAMORA
•NANDA WULANDARI
•SRI DEWI
Pengertian likuidasi bank

 Pengertian Likuidasi Bank menurut Pasal 1 angka 13 Peraturan


LembagaPenjamin Simpanan Nomor 1/PLPS/2011 adalah tindakan
penyelesaian seluruhasset dan kewajiban bank sebagai akibat
pencabutan izin usaha dan pembubaranbadan hukum bank.

 Dalam kamus besar bahasa Indonesia, likuidasi merupakan proses


membubarkan perusahaan sebagai badan hukum yang meliputi
pembayaran kewajiban kepada para kreditor dan pembagian harta
yang tersisa kepada para pemegang saham (persero).

 Dengan kata lain likuidasi merupakan tindakan penyelesaian


seluruh hak dankewajiban bank sebagai akibat pencabutan izin
usaha dan pembubaran badanhukum bank. Jadi likuidasi bank
bukanlah sekedar pencabutan izin usaha danpembubaran badan
hukum bank, tetapi berkaitan dengan proses penyelesaiansegala
hak dan kewajiban dari suatu bank yang dicabut izin usahanya.
Dasar Hukum Likuidasi Bank

1. Ketentuan peraturan perundang-undangan yang


merupakan dasar hukumyang dipakai sebagai landasan bagi
likuidasi suatu bank yang bermasalah dalam sistem
perekonomian nasional adalah sebagai berikut :

 Ketentuan likuidasi menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998Tentang


Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 TentangPerbankan
 Pasal 37 ayat (2) yang menyatakan bahwa dalam hal suatu bankmengalami
kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya
 Pasal 37 ayat (3) yang menyatakan bahwa dalam hal direksi bank
tidakmenyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham
sebagaimanadimaksud dalam ayat (2)Pimpinan Bank Indonesia meminta
kepadapengadilan untuk mengeluarkan penetapan yang berisi
pembubaranbadan hukum bank, penunjukan tim likuidasi, dan
perintahpelaksanaan likuidasi sesuai dengan peraturan perundang-
undanganyang berlaku
FAKTOR PENYEBAB ADANYA LIKUIDASI BANK

 Pada saat suatu perusahaan mengalami resiko likuidasi ada beberapa sebabyang
melatarbelakanginya, yaitu :
 Utang perusahaan yang berada pada posisi extremeleverage. Extremeleverage
artinya utang perusahaan sudah berada dalam kategori yangmembahayakan
perusahaan itu sendiri.
 Jumlah utang dan berbagai tagihan yang datang disaat jatuh tempo sudahbegitu
besar, baik utang di perbankan,leasing, mitra bisnis, utangdagang,termasuk utang
dalam bentuk bunga obligasiyang sudah jauhtempo yang secepatnya dibayar, dan
berbagai bentuk tagihan lainnya.
 Perusahaan telah melakukan kebijakan strategi yang salah sehinggamemberi
pengaruh pada kerugian yang bersifat jangka pendek dan jangkapanjang.
 Kepemilikan aset perusahaan tidak lagi mencukupi untuk menstabilkanperusahaan,
yaitu sudah terlalu banyak asset yang dijual sehingga jikaasset yang tersisa tersebut
masih ingin dijual maka itu juga tidakmencukupi untuk menstabilkan perusahaan
 Perusahaan sering melakukan kebijakan gali lubang dan tutup lubang
padakewajiban atau menyelesaikan persoalan likuidasi di pakai dari dana
untukmembayar utang, sehingga pada dana yang harusnya dialokasikan
untukmembayar utang yang sudah jatuh tempo namun dipakai untuk
membayargaji karyawan, listrik, dan sejenisnya yang termasuk kategori short
termliquidity.
PERAN PEMEGANG SAHAM TERLIQUIDASI
TERHADAP HUKUM PERDATA

Dalam ketentuan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 yang telah


diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, menetapkan
bentuk hukum dari bank umum yaitu dapat berupa PT, Koperasi, ataupun Perusahaan
Daerah.
Peran pemegang saham yang terlikuidasiyaitu Lps segera melakukan tindakan
yang diperlukan dalam rangka mengamankan aset bank gagal yang dicabut izin usahanya
sebelum proses likuidasi dimulai yaitu :
 Menguasai dan mengelola aset bank

 Mengelola kewajiban bank

 Melakukan koordinasi dengan bank Indonesia, lpp, kepolisian, dan instansi terkait

Terhitung sejak izin usaha bank gagal dicabut, lps mengambil alih dan
menjalankan segala hak dan wewenang pemegang saham termasuk hak rups
PERAN PENGURUS BANK TERLIQUIDASI TERHADAP
HUKUM PERDATA

 Sedangkan mengenai Direksi PT, berdasarkan ketentuan pasal 97 ayat (3) UUPT, Direksi PT baru dapat
dimintai pertanggungjawabannya secara pribadi atau perdata apabila Direksi tersebut melakukan perbuatan
hukum yang mengatasnamakan PT dengan tidak berpedoman pada prinsip kehati-hatian dan itikad baik yang
tidak sesuai dengan maksud serta tujuan dari PT hingga menimbulkan kerugian.3 Selain itu pada pasal 97 ayat
(6) UUPT juga menyebutkan bahwa pemegang saham yang berwenang dapat mengajukan gugatan kepada
anggota direksi yang karena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan kerugian pada PT.
 Sejalan dengan penjelasan diatas, menurut ketentuan yang ada dalam Pasal 10 ayat (4) Peraturan Pemerintah
Nomor 68 Tahun 1996 sebagaimana yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1997
tentang Ketentuan dan Tata Cara Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran, dan Likuidasi Bank, menetapkan
bahwa Tanggung jawab anggota direksi dan dewan komisaris serta pemegang saham sampai kepada harta
pribadi dalam hal yang bersangkutan turut serta menjadi penyebab kesulitan keuangan yang dihadapi atau
menjadi penyebab kegagalan suatu bank.” Berdasarkan ketentuan tersebut, jelas bahwa lingkup tanggung
jawab yang dimiliki oleh pemegang saham dan direksi bank adalah sampai kepada harta pribadinya, apabila
yang bersangkutan telah terbukti menjadi penyebab suatu bank mengalami kesulitan keuangan atau telah
terbukti menjadi penyebab gagalnya suatu bank dalam menjalankan usahanya.Adapun bentuk pertanggung
Jawabannya yaitu berupa tanggung jawab penuh secara pribadi atau perdata dari yang bersangkutan untuk
turut serta memenuhi kewajiban bank terhadap nasabah maupun terhadap kreditor lainnya
 Peran-peran pengurus bank yang terlikuidasi
  
 Direksi atau pihak yang ditunjuk menjalankan tugas direksi wajib menyusun neraca penutupan yang harus
disampaikan kepada tim likuidasi, LPS, dan Bank Indonesia paling lama 15 hari sejak tanggal pencabutan izin
usaha bank. Dalam hal neraca penutupan tidak disampaikan kepada LPS sesuai dengan batas waktu yang
telah ditentukan maka LPS menunjuk kantor akuntan publik atau instansi pemerintah dibidang audit untuk
menyusun neraca penutupan tersebut. Batas waktu penyampaian neraca penutupan yang disusun oleh kantor
akuntan publik atau instansi pemerintah dibidang audit yaitu paling pama 90 hari kalender sejak tanggal
penunjukan kantor akuntan publik atau instansi pemerintah dibidang audit tersebut dengan
mempertimbangkan lokasi kedudukan kantor cabang, kondisi aset, dan konpleksitas permasalahan bank.
KESIMPULAN

Berdasarkan ketentuan Pasal 10 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 68


Tahun1996 sebagaimana yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 40 Tahun1997 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pencabutan Izin
Usaha, Pembubaran, danLikuidasi Bank, serta Pasal 24 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999tentang Pencabutan Izin Usaha,
Pembubaran, dan Likuidasi Bank, dapat disimpulkanbahwa setiap anggota
Direksi dan pemegang saham bank yang telah terbukti bersalahdan lalai
hingga menyebabkan gagalnya bank dalam menjalankan usahanya
sampaiharus dilikuidasi, serta bersamaan dengan hal itu juga harta
kekayaan bank yangbersangkutan tidak cukup untuk memenuhi seluruh
kewajiban bank terhadap nasabahdan kreditor bank terlikuidasi, maka
anggota Direksi dan pemegang saham bank yangbersangkutan dapat
dimintai pertanggungjawabannya secara pribadi/perdata. 

Anda mungkin juga menyukai