Anda di halaman 1dari 46

ASET TETAP DAN

PROPERTI
INVESTASI
Oleh: Naila Rizki Salisa, S.E., M.Sc
1.
PSAK 16 (Revisi 2011)
1. Aset Tetap
2.
PSAK
PSAK 13 (Revisi 2011)
2. Properti Investasi
3..
ASET
TETAP
1 PSAK 16 mendefinisikan Aset Tetap sebagai aset

2.
berwujud yang:
1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan
kepada pihak lain, atau untuk tujuan
administratif

Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari


satu periode
Ciri dan Contoh Aset Tetap

1. 2.

Memiliki Digunakan dalam


wujud/bentuk fisik operasi dan tidak
untuk dijual
kembali
Contoh 3.
Bersifat jangka
Tanah, bangunan,
panjang dan
peralatan, dan
disusutkan
kendaraan
Pengakuan Aset Tetap
Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset, jika dan hanya
jika :
a) Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan
berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas; dan
b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal

Kriteria pengakuan berlaku pada saat pengakuan awal, pada saat ada bagian
tertentu dari aset yang diganti, dan jika ada pengeluaran terkait dengan aset
selama masa manfaatnya
Pengakuan
• Contoh: Entitas membeli suatu
komponen suku cadang dari suatu
Suku cadang utama dan mesin. Suku cadang tersebut spesifik
peralatan siap pakai termasuk dan harganya material
dibandingkan dengan nilai aset
aset tetap jika, digunakan lebih tersebut. Jangka waktu pemakaian
dari satu periode, digunakan suku cadang tersebut lebih satu
untuk aset tertentu, dan tahun.
komponen yang diganti tidak • Suku cadang dikategorikan sebagai
diakui lagi. aset pada saat pembelian, dengan
syarat komponen yang akan diganti
dihapuskan dari pembukuan.

6
Pengakuan
 Materialitas digunakan sebagai
tambahan kriteria untuk menentukan,
Unit ukuran dalam pengakuan apakah pengeluaran akan dicatat sebagai
sesuai kondisi entitas. Kriteria aset tetap

agregasi atau invidual terdiri  Pengeluaran yang memenuhi kriteria


aset tetap namun tidak material dari sisi
dari, a) mempengaruhi nilai jumlah seringkali tidak dikapitalisasi
aset, dan b) mempengaruhi dan dicatat sebagai beban pada periode
biaya depresiasi atau biaya berjalan.

operasi  Laba (potensi  Suatu aset secara individu tidak material,


namun pembelian dalam jumlah banyak
earning management)  material sehingga dikapitalisasi

7
Pengukuran Awal
• Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset tetap pada
awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan.
• Biaya perolehan meliputi

1. Harga perolehan  bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh
dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lain;

2. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa


aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai
dengan keinginan dan maksud manajemen

3. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi
lokasi aset.
Biaya yang diatribusikan
langsung

a) Biaya imbalan kerja yang timbul dari


pembangunan atau akuisisi aset tetap.
b) Biaya penyiapan lahan untuk pabrik;
c) Biaya handling dan penyerahan awal;
d) Biaya perakitan dan instalasi
e) Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi
dengan baik (setelah dikurangi hasil
penjualan produk tersebut)
f) Komisi profesional
Ilustrasi Biaya Perolehan
1. Entitas membeli peralatan tambang, diimport dari luar negeri. Harga
peralatan 200.000 USD.
2. Cost insurance and freight sebesar 10.000 USD.
3. Peralatan tersebut dikenakan bea masuk dan bea masuk tambahan
sebesar 15% dari nilai CIF.
4. PPN 10%, PPnBM 10% dan PPh 22 sebesar 2,5%.
5. Kurs spot atas atas pembelian peralatan tersebut sebesar 11.000 dan
kurs KMK yang berlaku pada saat transaksi sebesar 11.100.
• Nilai peralatan
200.000 + 10.000 = 210.000 USD
Pencatatan perusahaan
210.000 x 11.000 = 2.310.000.000
Bea masuk Peralatan 2.310.000.000
210.000 x 15% x 11.100 = 349.650.000 Utang Dagang 2.310.000.000
Total CIF + bea masuk (kurs pajak)
210.000 x 115% x 11.100 = 2.680.650.000
Peralatan (bea masuk) 349.650.000
PPN Peralatan (PPnBM) 536.130.000
10% x 2.680.650.000 = 268.065.000 Kas 885.780.000
PPnBM
20% x 2.680.650.000 = 536.130.000
PPh 22 PPN Masukan 268.065.000
2,5% x 2.680.650.000 = 67.016.250 Pajak dby dmk PPh22 67.016.250
Nilai peralatan Kas 604.800.000
2.310.000.000 + 349.650.000 + 536.130.000
= 3.195.780.000

11
Manakah yang masuk dalam biaya perolehan

Berikut ini biaya yang dikeluarkan PT. Kelana dalam rangka perolehan
mesin baru untuk produk barunya:
1. 20.000.000.000 untuk pembelian mesin
2. 1.300.000.000 biaya tenaga kerja untuk memodifikasi dan instalasi
mesin sesuai layout pabrik.
3. 200.000.000.000 untuk penyiapan lokasi pabrik
4. 300.000.000.000 untuk pengiriman mesin
5. 1.000.000.000 PPN dan 1.500.000.000 bea masuk.
6. Biaya promosi produk baru 700.000.000
7. Biaya pengetesan awal 250.000.000
8. Biaya grand opening 350.000.000
9. Biaya tenaga enginering yang melakukan pengetesan dan instalasi
150.000.000
10. Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead
120.000.000
Biaya perpindahan (dismantling cost)
● PT. ABC menyewa sebuah bangunan selama 8 tahun untuk dijadikan kantor dan
mengeluarkan biaya untuk merenovasi interior ruangan sebesar 1.000.000.000. Menurut
perjanjian bangunan tersebut harus kembali dalam keadaan kosong di akhir masa sewa. PT.
ABC mengestimasi total biaya renovasi sebesar 100.000.000 dengan tingkat diskonto 6%.
● Biaya renovasi 1.000.000.000 ditambah estimasi biaya pembongkaran 100.000.000 / (1 +
6%)8 = 62.741.237. Jadi total biaya dekorasi kantor sebesar Rp 1.062.741.237.
● Jurnal
Aset Tetap 1.062.741.237
Kas 1.000.000.000
Kewajiban diestimasi 62.741.237
Semua biaya terkait dengan akuisisi atau
konstruksi :
Perolehan 1. Material, tenaga kerja, overhead selama

Bangunan proses konstruksi , biaya bunga  jika


membangun sendiri
2. Harga beli bangunan dan pengurusan hak
perolehan bangunan.
3. Fee profesional
4. Ijin pendirian bangunan

14
Semua biaya terkait dengan akuisisi dan
penyiapan tanah sesuai dengan tujuan
penggunaan :
1. Harga Beli

Perolehan 2. Biaya pengurusan hak tanah


(sertifikat, pajak/BPHTB, biaya
Tanah notaris, dll.
3. Biaya untuk perataan tanah,
penghancuran bangunan yang tidak
diperlukan.
Perolehan Peralatan
 Peralatan dapat meliputi mesin, kendaraan, peralatan kantor, peralatan pabrik, peralatan
tambang, mesin dan peralatan lain.
 Biaya perolehan meliputi

1. Harga beli,

2. Pajak atau Bea yang tidak dapat dikreditkan

3. Biaya transportasi

4. Biaya asuransi selama pengiriman barang

5. Biaya instalasi dan biaya penyiapan tempat untuk melakukan instalasi

6. Biaya untuk pengetesan peralatan


Aset Dibangun Sendiri

● Biaya yang dikeluarkan sampai aset tersebut siap


digunakan:

1. Material dan tenaga kerja

2. Overhead  biaya variabel dan porsi dari


fixed overhead yang terkait langsung dengan
pembangunan aset.

3. Biaya bunga selama proses pembangunan


Pengukuran Biaya Perolehan

• Diskon  Diskon harus dikurangkan dari harga perolehan aset  aset dicatat
setelah diskon
• Pembayaran ditangguhkan  Aset yang dibeli dengan pembayaran
ditangguhkan dinilai setara nilai tunainya. Perbedan nilai tunai dengan
pembayaran diakui sebagai beban bunga.
• Pertukaran aset  menggunakan nilai wajar kecuali tidak ada substansi
ekonomi atau tidak ada nilai wajar yang andal.
• Pembelian dengan lumpsum  dialokasikan nilai total biaya perolehan ke
masing-masing aset dengan dasar nilai wajar aset. (jika asetnya
diklasifikasikan atau memiliki masa manfaat berbeda).
Contoh
Perusahaan membeli tanah, bangunan, dan mesin dengan total biaya Rp 1.600.000.000.
Nilai wajar masing-masing aset sebagai berikut:
• Tanah Rp 700.000.000
• Bangunan Rp 1.000.000.000
• Mesin Rp 300.000.000
• Total Rp 2.000.000.000

Total harga perolehan sebesar 1.600.000.000,


dialokasikan sbb: Jurnal mencatat pembelian
1. Tanah= (700/2.000) x 1.600.000.000 = 560.000.000 Tanah 560.000.000
2. Bangunan = (1.000/2.000) x 1.600.000.000 = Bangunan 800.000.000
800.000.000 Mesin 240.000.000
Kas 1.600.000.000
3. Mesin = (300/2.000) x 1.600.000.000 = 240.000.000
Pertukaran Aset

• Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran diukur sebesar nilai wajar,
kecuali:

1. Tidak memiliki substansi komersial

2. Nilai wajar aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara
andal

• Jika aset yang diperoleh tidak dapat diukur dengan nilai wajar, maka biaya
perolehan diukur dengan jumlah tercatat dari aset yg diserahkan
Pertukaran
Memiliki Substansi
komersial

PT. A menukar sebidang tanah dengan nilai Jurnal


buku Rp 800.000.000 dengan kas Rp Mesin 2.000.000.000
1.600.000.000 dan mesin dengan nilai Rp Kas 1.600.000.000
2.000.000.000. Nilai wajar dari tanah Tanah 800.000.000
diestimasi sebesar Rp 3.600.000.000 (transaksi Keuntungan* 2.800.000.000
memiliki nilai komersial)
*keuntungan dari pelepasan tanah
Pertukaran Tidak
Memiliki Substansi
Komersial

PT. A menukarkan mobil jenis X dengan nilai


buku Rp 260.000.000 (harga perolehan Rp
Jurnal
400.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp
Kas 3.000.000
140.000.000) dan nilai wajar Rp 265.000.000
Mobil Y 257.000.000
untuk kas sebesar RP 3.000.000 dan mobil
Ak. Peny-Mobil X 140.000.000
jenis Y dengan nilai wajar Rp 262.000.000.
Mobil X 400.000.000
Mobil jenis X dan jenis Y mempunyai fungsi
sama
Entitas harus memilih antara:

1.
1. Model Biaya

Pengukuran
setelah 2.
2. Model Revaluasi

Pengakuan  Sebagai kebijakan akuntansinya, dan

Awal  Menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh


aset tetap dalam kelompok yang sama.
3. .Tanah, tanah dan bangungan, mesin, kapal,
pesawat, perabotan, peralatan kantor
Setelah diakui sebagai aset, aset
tetap dicatat sebesar :

Model  Biaya perolehan dikurangi

 Akumulasi penyusutan dan

Biaya
Akumulasi rugi penurunan nilai
aset
Contoh Model Biaya
PT. Indah membeli peralatan dengan biaya perolehan sebesar Rp 1.000.000.000 pada tanggal 2
Januari 2015. Perusahaan mengestimasi umur manfaat peralatan selama 10 tahun tanpa nilai
sisa. Perusahaan menggunakan metode garis lurus. Pada tanggal 31 Desember, diestimasi
terdapat rugi penurunan nilai peralatan sebesar Rp 20.000.000
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap
dicatat sebesar :
– Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar
pada tanggal revaluasi, dikurangi
Model – Akumulasi penyusutan dan Akumulasi
Revaluasi rugi penurunan nilai aset yang terjadi
setelah tanggal revaluasi.
Model Revaluasi

• Revaluasi harus dilakukan secara reguler untuk


memastikan jumlah tercatat tidak berbeda secara
material dengan nilai wajar pada tanggal neraca.
• Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi
diperlakukan dengan metode: proporsional, atau
eliminasi.
Akumulasi penyusutan pada
tanggal revaluasi diperlakukan
dengan metode:

Disajikan kembali secara Dieliminasi terhadap jumlah


Proporsional tercatat bruto dari aset dan
dengan perubahan dalam jumla jumlah tercatat neto setelah
tercatat bruto dari aset sehingga eliminasi disajikan kembali
jumlah tercatat aset setelah revaluasi sebesar jumlah revaluasian dari
sama dengan jumlah revaluasian aset tersebut

28
Model Revaluasi
Peralatan senilai 100.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012
Metode
MetodeProporsional
Proporsional dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal
31 Desember 2012 nilai wajar aset adalah 90.000.000.

*(90.000.000 - 80.000.000) / 80.000.000) x 20.000.000 = 2.500.000


Model Revaluasi
Metode Peralatan senilai 100.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan
MetodeEliminasi
Eliminasi masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember
2012 nilai wajar aset adalah 90.000.000.
Model Revaluasi

• Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka seluruh aset tetap dalam kelompok
yang sama harus direvaluasi
• Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, kenaikan tersebut
langsung dikreditkan ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Dikredit ke
saldo laba jika sebelumnya ada penurunan akibat revaluasi terdahulu /
impairment.
• Jika jumlah tercatat aset menurun akibat revaluasi, penurunan tersebut
diakui dalam laporan laba rugi. Didebit ke surplus revaluasi (ekuitas) –
sejumlah saldo kredit surplus revaluasi (jika ada) sebelum debit ke saldo
laba.
Revaluation Model

• Surplus revaluasi di ekuitas dapat dipindahkan langsung ke sado laba pada saat aset
tersebut dihentikan penggunaannya.
• Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan seiring dengan penggunaan aset oleh
entitas  saat penyusutan
• Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan revaluasian dan penyusutan dengan
biaya perolehan (atau nilai surplus revaluasi dibagi sisa manfaat ekonomis)
Surplus Revaluasi – OCI xx
Saldo Laba xx
• Jika Entitas mengubah kebijakan akutnansi dari model biaya ke model Revaluasi dalam
pengukuran asset tetap, maka perubahan tersebut berlaku secara prospektif
Model Revaluasi

Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi


penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp
3.900.000.

Akumulasi Penyusutan 3.300.000


Aset Tetap 3.300.000

Aset Tetap 1.200.000


Surplus Revaluasi 1.200.000
Model Revaluasi

Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp 3.300.000
dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 3.900.000. Sebelumnya pernah direvaluasi
dengan penurunan Rp 400.000.

Akumulasi Penyusutan 3.300.000


Aset Tetap 3.300.000

Aset Tetap 1.200.000


Keuntungan Revaluasi 400.000
Surplus Revaluasi – OCI 800.000
Model Revaluasi

Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi


penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp
2.000.000.

Akumulasi Penyusutan 3.300.000


Aset Tetap 3.300.000

Rugi Revaluasi 700.000


Aset Tetap 700.000.
Model Revaluasi

Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp


3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 2.000.000. Sebelumnya
pernah direvaluasi dengan surplus Rp 400.000.

Akumulasi Penyusutan 3.300.000


Aset Tetap 3.300.000

Rugi Revaluasi 300.000


Surplus Revaluasi 400.000
Aset Tetap 700.000
Model Revaluasi
Revaluation
RevaluationModel
Model
1.1.2010
● PT. Kenanga membeli mesin dengan Dr
Dr Aset
Asettetap
tetap 50,000
50,000
harga 50.000 pada 1 Jan 2010 dan Cr Kas 50,000
Cr Kas 50,000
menggunakan metode revaluasi
31.12.2010
● Mesin tersebut disusutkan dengan
Dr
Dr Beban
BebanPenyusutan
Penyusutan 10,000
10,000
metode garis lurus 5thn.
Cr
Cr Akumulasi Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
● Pada 31 Desember 2010 direvaluasi 10,000
10,000
sebesar 48.000 Dr
Dr Akumulasi
AkumulasiPenyusutan
Penyusutan10,000
10,000
Cr
Cr Aset tetap
Aset tetap 2,000
2,000
● Buat jurnal untuk tahun 2010 dan 2011.
Cr
Cr Surplus
SurplusRevaluasi
Revaluasi 8,000
8,000
31.12.2011
Dr
Dr Beban
BebanPenyusutan
Penyusutan($48K/4)
($48K/4) 12,000
12,000
Cr
Cr Akumulasi Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
12,000
12,000
Dr
Dr Surplus
SurplusRevaluasi
Revaluasi 2,000
2,000
Cr
Cr Saldo
SaldoLaba
Laba 2,000
2,000
PROPERTI
INVESTASI

2
PSAk 13 mendefinisikam properti investasi sebagai:
• properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—
atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui
sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk
kenaikan nilai, atau kedua-duanya, dan tidak untuk:

1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau


jasa atau untuk tujuan administratif; atau

2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.


PSAK 13 Pengakuan Investasi Properti

• Kriteria Pengakuan Sama dengan PSAK 16


1. Memiliki manfaat ekonomi di masa mendatang
2. Dapat diukur dengan andal
• Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan.

1. Biaya transaksi termasuk dalam pengukuran awal

2. Biaya pengurusan surat-surat


• Setelah pengukuran awal perusahaan dapat memilih menggunakan

1. Metode biaya  harga perolehan dikurangi akumulasi depresiasi

2. Metode nilai wajar  nilai properti pada tanggal pelaporan, selisih perubahan nilai diakui
dalam laporan laba rugi komprehensif, aset properti investasi tidak disusutkan.
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Fair value model (PSAK 13) Revaluation model (PSAK 16)

•• Menggunakan
Menggunakan nilai
nilai wajar
wajar •• Menggunakan
Menggunakan nilai
nilai wajar
wajar

•• Perubahan
Perubahan nilai
nilai wajar
wajar diakui
diakui •• Perubahan
Perubahan nilai
nilai wajar
wajar diakui
diakui
dalam
dalam laporan
laporan laba
laba rugi
rugi pada
pada dalam
dalam ekuitas
ekuitas atau
atau laba
laba rugi
rugi
periode terjadinya.
periode terjadinya. untuk penurunan nilai.
untuk penurunan nilai.

•• Tidak
Tidak ada
ada penyusutan.
penyusutan. •• Penyusutan.
Penyusutan.

•• Mencerminkan
Mencerminkan kondisi
kondisi pasar
pasar •• Tidak
Tidak spesifik,
spesifik, hanya
hanya
pada tanggal neraca.
pada tanggal neraca. mengharuskan
mengharuskan secara
secara reguler.
reguler.

40
Ilustrasi PSAK 13
● Entitas membeli bangunan seharga 5.200 juta pada 1/1/2011. Entitas
menggunakan fair value model.

○ Nilai wajar pada 31/12/2011 sebesar 5.500

○ Nilai wajar pada 31/12/2012 sebesar 5.400

 1/1/2011 Bangunan – Properti investasi 5.200


Kas 5.200

 31/12/2011 Bangunan – Properti investasi 300


Keuntungan kenaikan nilai 300

 31/12/2012 Kerugian penurunan nilai 100


Bangunan – Properti investasi 100
Nilai wajar – PSAK 13
• Nilai wajar adalah nilai pada tanggal tertentu.
• Karena kondisi pasar dapat berubah, jumlah yang dilaporkan
berdasarkan nilai wajar mungkin salah atau tidak tepat jika diestimasi
pada waktu yang berbeda.
• Definisi nilai wajar mengasumsikan pertukaran dan penyelesaian
secara serempak dari kontrak penjualan tanpa perbedaan harga juga
dapat terjadi dalam suatu transaksi yang wajar antara pihak-pihak yang
berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai seandainya
pertukaran dan penyelesaian tersebut tidak dilakukan secara serempak.
Nilai wajar – PSAK 13
• Nilai wajar properti investasi mencerminkan, antara lain, penghasilan
rental dari sewa yang sedang berjalan dan asumsi-asumsi yang layak dan
rasional yang mencerminkan keyakinan pihak-pihak yang berkeinginan
bertransaksi dan memiliki pengetahuan memadai mengenai asumsi
tentang penghasilan rental dari sewa di masa depan dengan mengingat
kondisi sekarang.
• Nilai wajar juga mencerminkan arus kas keluar (termasuk pembayaran
rental dan arus keluar Iainnya) yang dapat diperkirakan sehubungan
dengan properti tersebut.
Nilai wajar – PSAK 13
• Pedoman nilai wajar terbaik mengacu pada harga kini dalam pasar aktif
untuk properti serupa dalam lokasi dan kondisi yang sarna dan
berdasarkan pada sewa dan kontrak lain yang serupa.
• Entitas harus memperhatikan adanya perbedaan dalam sifat, lokasi,atau
kondisi properti, atau ketentuan yang disepakati dalam sewa dan
kontrak lain yang berhubungan dengan properti.
Nilai wajar – PSAK 13
• Tidak tersedianya harga kini dalam pasar aktif yang sejenis, suatu entitas harus mempertimbangkan
informasi dari berbagai sumber:

• Harga kini dalam pasar aktif untuk properti yang memiliki sifat, kondisi dan lokasi berbeda (atau
berdasarkan pada sewa ataukontrak.lain yang berbeda), disesuaikan untuk mencerrninkan perbedaan
tersebut;

• harga terakhir properti serupa dalam pasar yang kurang aktif, dengan penyesuaian untuk
mencerminkan adanya perubahan dalam kondisi ekonomi sejak tanggal transaksi terjadi pada
hargatersebut,dan

• proyeksi arus kas diskontoan berdasarkan estimasi arus kas di masa depan yang dapat
diandalkan,didukung dengan syarat/klausul yang terdapat dalam sewa dan kontrak lain yang ada
dan (jika mungkin) dengan bukti ekstemal seperti pasar kini rental untuk properti serupa dalam
lokasi dan kondisi yang sama, dan penggunaan tarif diskonto yang mencerrninkan penilaian pasar
kini dari ketidakpastian dalam jumlah atau waktu arus kas.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai