Anda di halaman 1dari 28

PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN

DI SEKOLAH

Direktorat Kesehatan Keluarga


Sahid Jakarta 22 – 24 Maret 2017

1
Kondisi Saat Ini PELAYANAN KESEHATAN
Pelaksanaan Trias  Penjaringan Kesehatan
 Pemeriksaan Berkala
UKS  BIAS
oleh Kesehatan  PMTAS
 Pemberiat TTD
 Pemberian obat cacing

PEMBINAAN LINGKUNGAN
SEKOLAH SEHAT
•Pembinaan sanitasi dan hygiene Kantin
PENDIDIKAN KESEHATAN •Pemanfaatan pekarangan sekolah
•Pendidikan kesehatan melalui Buku Rapor •Pembinaan Kawasan sekolah bebas
Kesehatanku asap rokok
•Penyuluhan kesehatan pada Masa Orientasi Siswa •Pencegahan kekerasan, tawuran,
(MOS) pornografi
•Penyuluhan kesehatan melalui Muatan Lokal
(kesenian daerah)
•Kampanye HIV-AIDS: Aku Bangga Aku Tahu (ABAT)
Paket pemeriksaan
SD/MI SMP/MTs-SMA/SMK/MA
TB/ BB TB/BB
Gigi mulut Tekanan darah
Visus Visus
Pendengaran Pendengaran
+ +
Kebugaran Kebugaran
Kuesioner, Intelegensia, Kuesioner, Intelegensia,
mental, kespro, gaya mental, kespro, gaya
hidup hidup

TTD Rematri diberikan bagi Remaja Putri


berusia 12-18 tahun yang bersekolah di SLTP
dan SLTA
1 kapsul setiap minggu 3
1. Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan
Peran Lintas Program
Berkala
2. Buku Rapor Kesehatanku, UKS Kit
Pelaksanaan Trias UKS oleh Kesehatan
3. Akselerasi UKS, Pilot UKS

1. Peyediaan PMT AS
2. Pesan Gizi Seimbang
3. Pemberian TD pada Remaja Putri
Identifikasi kecerdasan majemuk di
sekolah

1. Inspeksi Sanitasi Higiene Kantin dan


Jajanan Sekitar Sekolah
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) 2. Pengawasan Kesling Sekolah

1. CERDIK di Sekolah Pembinaan Aktifitas Fisik di


2. Konseling Berhenti Merokok Sekolah

1. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di


Sekolah 1. ABAT
2. Pemeriksaan dan Pemberian Obat Cacing 2. PHBS/CTPS di Sekolah
di Sekolah 3. Media KIE kesehatan sekolah
4. Kawasan Tanpa Rokok

1. Tatalaksana masalah kesehatan jiwa mental


emosional Sosialisasi Makanan Jajanan Sehat Anak Sekolah
2. Pelatihan bagi guru BK tentang kesehatan jiwa

Tatalaksana Masalah Kesehatan yang didapat dari Penjaringan


Survey Kesehatan Berbasis Sekolah (GSHS)
Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala
Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan
Berkala
Contoh perhitungan cakupan
Penjaringan kesehatan bagi peserta didik Jan 2016 Juli 2016 Des 2016
kelas 1, kelas 7 dan kelas 10 di seluruh
SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA di
Tahun Ajaran 2015/ 2016 Tahun Ajaran 2016/ 2017
wilayah kerja puskesmas
Jan 2017 Juli 2017 Des 2017

Tahun Ajaran 2016/ 2017 Tahun Ajaran 2017/2018

Presentase
Sekolah Jumlah Sekolah (Puskesmas) yang
Pemeriksaan Kesehatan Berkala melaksanakan penjaringan kesehatan
(Puskesmas) yang
dilaksanakan bagi peserta didik kelas 2-6, 8- melaksanakan peserta didik kelas 1 SD/MI, 7 SMP/MTs
9 dan 11-12 di seluruh SD/MI, SMP/MTs, penjaringan dan 10 SMA/MA/SMK di suatu wilayah
SMA/SMK/MA di wilayah kerja puskesmas. x 100%
kesehatan untuk = dalam tahun ajaran 2016 - 2017
Dilaksanakan minimal 1 kali dalam setahun peserta didik kelas Jumlah seluruh Sekolah
1, 7 dan 10 tahun (Puskesmas) di satu wilayah
2017 dalam tahun 2017
RPJMN, RENSTRA dan SPM Bidang Kesehatan
Untuk Kesehatan Usia Sekolah
TARGET
DOKUMEN INDIKATOR
2015 2016 2017 2018 2019
Perpres no 2/ 2015 Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan 30% 40% 50% 55% 60%
RPJMN 2015-2019 kesehatan untuk peserta didik kelas I, VII, dan X

Kepmenkes No. Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan 50% 55% 60% 65% 70%
HK.02.02/Menkes/52/201 kesehatan untuk peserta didik kelas I
5 Renstra Kemenkes 2015-
2019
Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan 30% 40% 50% 55% 60%
kesehatan untuk peserta didik kelas VII, dan X

Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan 25% 30% 35% 40% 45%
kesehatan remaja

Persentase remaja puteri yang mendapat Tablet Tambah 10% 15% 20% 25% 30%
Darah (TTD)
Menurunnya prevalensi merokok pada pada usia ≤ 18 5,4%
tahun
Kepmenkes No. 43/2016 Persentase Peserta Didik kelas I dan VII Mendapatkan 100%
tentang SPM Kesehatan penjaringan kesehatan
Jenis Pemeriksaan
Jenis Pemeriksaan Dilakukan pada peserta didik di Jenis Pemeriksaan Dilakukan pada peserta didik di

1a Riwayat Kesehatan SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, 2a Tanda Vital SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs,


Peserta Didik SMA/SMK/SMALB/MA SMA/SMK/SMALB/MA
1b Penilaian Status SD/SDLB/MI 2b Status Gizi SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs,
Imunisasi SMA/SMK/SMALB/MA
1c Riwayat Kesehatan SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, 2c Kebersihan Diri SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs,
Keluarga SMA/SMK/SMALB/MA SMA/SMK/SMALB/MA
1d Pemeriksaan Gaya SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, 2d Kesehatan Indera Penglihatan SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA,
Hidup SMA/SMK/SMALB/MA termasuk SLB-A
1e Kesehatan Mulai kelas 4 SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, 2e Kesehatan Indera Pendengaran SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA,
Reproduksi SMA/SMK/SMALB/MA termasuk SLB-B
1f Kesehatan Mental SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, 2f Pemeriksaan Gigi dan Mulut SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs,
SMA/SMK/SMALB/MA kecuali SLB C dan F SMA/SMK/SMALB/MA
1g Kesehatan SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, 2g Pemeriksaan Pemakaian Alat SLB
Intelegensia SMA/SMK/SMALB/MA Bantu
2h Pemeriksaan Kebugaran Mulai kelas 4 SD/MI, SMP/MTs,
Jasmani SMA/SMK/SMA, tidak dilakukan di SLB
SARANA SNELLEN
CHART
SENTER
OTOSKOP

STETOSKOP
PIN HOLE
SPATULA LIDAH GARPU TALA BUKU ISHIHARA
TENSIMETER

TERMOMETER
SPEKULUM HIDUNG PENGAIT SERUMEN
JUKNIS
PENJARKES
SONDE GIGI
TIMBANGAN
STOPWATCH
KACA MULUT
MICROTOISE

TOPLES
PEMBUANGAN WADAH ALAT BUKU RAPOR
TOPLES KAPAS WADAH
NIERBEKEN KAPAS STERIL KESEHATANKU
ALKOHOL
Pemeriksaan Status Gizi Risiko status gizi kurang, status gizi
lebih, anemia gizi besi

Pemeriksaan Tanda tanda Risiko kelainan jantung, paru, dll


vital

Pemeriksaan Kesehatan Gigi Melihat PHBS, risiko kusta, dll


dan Mulut

Pemeriksaan Kesehatan Risiko kelainan visis/refraksi, buta


Penglihatan warna,

Pemeriksaan Kesehatan Risiko serumen, infeksi, gangguan


Pendengaran tajam pendengaran
Peran Guru dan kader kesehatan sekolah
dalam penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala
Jenis Pemeriksaan
Riwayat kesehatan

Riwayat imunisasi
Status gizi
Kesehatan penglihatan
Kesehatan pendengaran
Kesehatan gigi dan mulut
Kesehatan intelegensia
Kesehatan mental emosional
Kesehatan reproduksi
Gaya Hidup
Kebersihan Diri
Penggunaan Alat Bantu
Kebugaran Jasmani
Pengisian
Kuesioner
Pengisian Kuesioner Kespro
PENILAIAN KESEHATAN MENTAL EMOSIONAL MENGGUNAKAN KUESIONER SDQ

Gejala Emosional (E) Masalah Perilaku (C)


Normal : 0-5 Normal : 0-3
Borderline : 6 Borderline : 4
Abnormal : 7-10 Skor Kesulitan Abnormal : 5-10
Skor Gejala Emosional (E) : 7 (abnormal)
Skor Masalah Perilaku (C) : 1 (normal) Perilaku Prososial (Pr)
Hiperaktivitas (H) Skor Hiperaktivitas (H) : 4 (normal) Normal : 6-10
Normal : 0-5 Skor Masalah Teman Sebaya (P) : 7 (abnormal) Borderline : 5
Masalah Teman Sebaya (P)
Skor Kesulitan : 7 + 1 + 4 + 7 = 19 (abnormal)
Borderline : 6 Normal Abnormal : 0-4
Tidak Benar Skor Kekuatan (Pr): :0-3
Agak Benar 8 (normal) Benar
Abnormal : 7-10 Borderline : 4-5
0 Abnormal
1 : 6-10 2

Kecuali no. 7, 11, 14, 21, 25


2 1 0
PENILAIAN KUESIONER MODALITAS BELAJAR

Modalitas Belajar :
1). Skor < 12 : Belum Optimal
2). Skor 12-18 : Cukup Optimal
Skor Modalitas Tiper Belajar Visual = 20 (optimal)
3). Skor >18 : Optimal
Skor Modalitas Tiper Belajar Auditori = 18 (cukup optimal)
Modalitas Belajar
Skor Modalitas : Belajar Kinestetik = 15 (cukup optimal)
Tiper
1). V : Visual
2). A : Auditorik
3). K : Kinestetik
Pengukuran dan Penilaian Kebugaran Jasmani
• Metode Pengukuran : intsrumen TKJI yang telah ditetapkan sebagai instrumen yang
berlaku sebagai pengukuran kebugaran anak Indonesia  single test
• Single Test  tes Lari dengan jarak menengah sesuai dengan kelompok usia
• Persiapan tempat, Pemanasan sebelum memulai test, dll
Pengukuran Status gizi
1. Pengukuran BB dan TB Letakkan
microtoise di
Paku/tempelk
Prosedur Pengukuran BB lantai yang rata
an ujung
dan menempel
Letakan timbangan di tempat pada dinding pita meteran
yang datar yang tegak lurus pada
dinding
Pastikan posisi awal jarum pada
angka NOL Prosedur Pengukuran TB
Posisikan anak berdiri di atas
(tengah) timbangan dan catat
Hasil
Catatan
Anak yang akan ditimbang
diupayakan berpakaian
seminimal mungkin dan tanpa Tarik pita meteran Geser ke atas kepala
beban tambahan (misal : tegak lurus ke atas microtoise sampai
sepatu, kaus kaki, topi, jaket, sampai angka pada ujung pita yang
perhiasan, hand phone, dll.) jendela baca menempel pada paku
menunjukan angka nol 17
Prosedur pengukuran Tinggi Badan

Posisikan anak tegak bebas,


bagian belakang kepala, tulang
Posisikan kepala anak berada belikat, pantat dan tumit
Posisikan anak berdiri tegak dibawah alat geser microtoise, menempel ke dinding
lurus dibawah microtoise pandangan lurus ke depan
membelakangi dinding

71
Baca angka pada jendela baca
dan mata pembaca harus
72 Posisikan kedua sejajar dengan garis merah
lutut dan tumit rapat

Angka yang dibaca


adalah yang berada
pada garis merah dari
angka kecil ke arah
angka besar Tarik kepala microtoise
Catat hasil pengukuran 18
sampai puncak kepala
Pengukuran Status gizi (2)
2. Perhitungan IMT dan Perawakan
Tubuh
• IMT : menunjukan Indeks Massa Tubuh
 menunjukan proporsi BB menurut TB

Berat Badan (kg)


IMT =
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)
• Perawakan  menunjukan proporsi TB
menurut sesuai usia

3. Plot IMT/U pada grafik

4. Plot TB/U pada grafik

5. Catat hasil pengukuran di Buku


Rapor Kesehatan ku
Contoh
Eko, 12 tahun, tinggi badan 148 cm dan berat badan 38
kg, maka IMT Eko adalah :
38 = 17,3
1,48 x 1,48
Hasil Pemeriksaan Kesehatan

Untuk peserta didik yang menghasilkan


kesimpulan hasil pemeriksaan yang
kurang baik maka tenaga kesehatan
melakukan :
a.Memberikan surat pengantar rujukan ke
puskesmas/fasyankes untuk pemeriksaan
lanjutan, pengobatan dll
b.Puskesmas berkoordinasi dengan
sekolah pada saat umpan balik hasil
penjaringan kesehatan dan pemeriksaan
berkala, memberikan saran rujukan ke
Puskesmas/fasyankes untuk peserta didik
yang memerlukan. Petugas Puskesmas
meminta sekolah untuk menginformasikan
hasil penjaringan kesehatan dan
pemeriksaan berkala ke orang tua peserta
didik dan saran rujukan tindak lanjut ke
Puskesmas/fasyankes
Tindak Lanjut Hasil Penjarkes

• Rujukan ke Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
apabila didapatkan
Masalah Kesehatan
• Tindak Lanjut dan
Pemantauan oleh guru
sekolah
• Tindak Lanjut dan
Pemantauan oleh orang
tua
IMUNISASI
PENCEGAHAN ANEMIA

Mengonsumsi
Tablet Tambah Darah (TTD) 1 tablet/minggu setiap bulannya
(SE Nomor HK.03.03/V/0595/2016 ditetapkan tanggal 20 Juni 2016)

mengonsumsi bahan makanan sehari-hari yang mengandung tinggi zat


besi baik berasal dari hewani seperti hati sapi, hati ayam, daging, ikan,
telur dan lain lain. Sumber zat besi dari tumbuh-tumbuhan (nabati)
adalah kacang kedelai, kacang hijau, kacang merah kering, sayuran
hijau. Namun karena sukar diserap, diperlukan jumlah yang sangat
banyak untuk memenuhi sumber zat besi tersebut. Dianjurkan bila
mengonsumsi makanan kaya zat besi, makanlah bersama dengan
bahan makanan kaya vitamin C atau buah-buahan
Thank you

U K S

Anda mungkin juga menyukai