Anda di halaman 1dari 16

METOPEL PERTEMUAN 5

IDENTIFIKASI MASALAH

Identifikasi masalah (problem identification) adalah proses dan hasil


pengenalan masalah atau inventarisasi masalah.

Suatu upaya untuk mendefinisikan masalah yang ada dan


membuat permasalahan tersebut dapat diukur dan diuji.
Mudahnya, identifikasi masalah adalah proses untuk menentukan apa
saja yang menjadi bagian inti dari sebuah penelitian
Secara umum, identifikasi masalah terdiri dari 3
langkah yaitu
Menemukan dan masalah yang ada (Problem)
1. Mengidentifikasi sumber permasalahan (Root
cause)
2. Menciptakan kalimat isu/kalimat permasalahan
(Problem Statement) yang menjelaskan
permasalahan yang sudah diidentifikasi
Mengidentifikasi Sumber Permasalahan
Setelah mengetahui apa-apa saja yang menjadi masalah di suatu lokasi, kalian
perlu untuk mengidentifikasi sumber permasalahannya. Tahapan ini berguna
untuk menentukan apa apa saja yang menjadi akar masalah dari masalah yang
sudah kalian temukan.

Terkadang, suatu permasalahan bukanlah permasalahan akarnya. Contohnya


adalah masalah kemiskinan di suatu lokasi, ternyata, kemiskinan tersebut
tidak berdiri sendiri, tetapi didukung oleh beberapa faktor.

Faktor-faktor yang bisa saja mempengaruhi kemiskinan antara lain adalah


aksesibilitas transportasi, ketersediaan lapangan kerja, dan tingkat pendidikan
masyarakat setempat.
Jika kita memeriksa proses metode ilmiah, identifikasi masalah
terletak di awal, bahkan sebelum penerapan rumusan masalah
atau sebelum persiapan pertanyaan penelitian.
Artinya, identifikasi masalah juga dapat dilihat sebagai proses
“mengumpulkan bahan baku” untuk “menyajikan sebuah
makanan” dalam bentuk masalah atau pertanyaan penelitian.
Jika identifikasi masalah cocok dengan proses memasak,
makanan yang disajikan adalah rumusan masalah. Di atas,
–Someone Famous
kami telah memberikan contoh perbedaan pada tingkat
kecerdasan anak sebagai suatu masalah dalam penelitian.
Beberapa hal yang dijadikan sebagai sumber masalah
adalah:
1. Bacaan
2. Pertemuan Ilmiah
3. Pernyataan pemegang kekuasaaan (otoritas)
4. Observasi
5. Wawancara
6. Angket
7. Pengalaman
8. Intuisi
BATASAN MASALAH

Batasan masalah adalah ruang lingkup masalah atau membatasi ruang lingkup
masalah yang terlalu luas / lebar sehingga penelitian lebih bisa fokus untuk dilakukan.
Hal ini dilakukan agar pembahasan tidak terlalu luas kepada aspek-aspek yang jauh
dari relevan sehingga penelitian bisa lebih fokus untuk dilakukan. Dari sekian banyak
masalah tersebut dipilihlah satu atau dua masalah yang akan dipermasalahkan, tentu
yang akan diteliti (lazim disebut dengan batasan masalah). Batasan masalah jadinya
berati pemilihan satu atau dua masalah dari beberapa masalah yang sudah
teridentifikasi.

Batasan masalah itu dalam arti lain sebenarnya menegaskan atau memperjelas yang
menjadi masalah. Dengan kata lain, merumuskan pengertian dan menegaskannya
dengan dukungan data-data hasil penelitian pendahuluan seperti apa “sosok” masalah
tersebut. Misal, jika yang dipilih mengenai “prestasi kerja karyawan yang rendah”
dipaparkanlah (dideskripsikanlah) “kerendahan” prestasi kerja itu seperti apa
(misalnya kehadiran kerja seberapa rendah, keseriusan kerja seberapa rendah,
kuantitas hasil kerja seberapa rendah, kualitas kerja seberapa rendah).
PERUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian, yang umumnya


disusun dalam bentuk kalimat tanya, pertanyaan-pertanyaan tersebut
akan menjadi arah kemana sebenarnya penelitian akan dibawa, dan
apa saja sebenarnya yang ingin dikaji / dicari tahu oleh si peneliti.
Masalah yang dipilih harus “researchable” dalam arti masalah
tersebut dapat diselidiki. Masalah perlu dirumuskan secara jelas,
karena dengan perumusan yang jelas, peneliti diharapkan dapat
mengetahui variabel-variabel apa yang akan diukur dan apakah ada
alat-alat ukur yang sesuai untuk mencapai tujuan penelitian. Dengan
rumusan masalah yang jelas, akan dapat dijadikan penuntun bagi
langkah-langkah selanjutnya
Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wallen (1990:23) bahwa
salah satu karakteristik formulasi pertanyaan penelitian yang
baik yaitu pertanyaan penelitian harus clear. Artinya
pertanyaan penelitian yang diajukan hendaknya disusun
dengan kalimat yang jelas, tidak membingungkan. Dengan
pertanyaan yang jelas akan mudah mengidentifikasi
variabel-variabel apa yang ada dalam pertanyaan penelitian
tersebut, dan berikutnya memudahkan dalam
mendefenisikan istilah atau variabel dalam pertanyaan
penelitian
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah penelitian, antara lain adalah :
1. Rumusan masalah hendaknya singkat dan bermakna
Masalah perlu dirumuskan dengan singkat dan padat tidak berbelit-belit yang dapat membingungkan
pembaca. Masalah dirumuskan dengan kalimat yang pendek tapi bermakna.
2. Rumusan masalah hendaknya dalam bentuk kalimat Tanya
Masalah akan lebih tepat apabila dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan, bukan kalimat
pernyataan.
3. Rumusan masalah hendaknya jelas dan kongkrit
Rumusan masalah yang jelas dan kongkrit akan memungkinkan peneliti secara eksplisit dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan: apa yang akan diselidiki, siapa yang akan diselidiki, mengapa
diselidiki, bagaimana pelaksanaannya, bagaimana melakukannya dan apa tujuan yang diharapkan.
4. Masalah hendaknya dirumuskan secara operasional
Sifat operasional dari rumusan masalah, akan dapat memungkinkan peneliti memahami variabel-
variabel dan sub-sub variabel yang ada dalam penelitian dan bagaimana mengukurnya.
5. Rumusan masalah hendaknya mampu member petunjuk tenang memungkinkannya pengumpulan
data di lapangan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam masalah penelitian
tersebut.
6. Perumusan masalah haruslah dibatasi lingkupnya, sehingga memungkinkan penarikan simpulan
yang tegas. Kalau disertai rumusan masalah yang bersifat umum, hendaknya disertai penjabaran-
penjabaran yang spesifik dan operasional.
MERUMUSKAN TUJUAN PENELITIAN

 Tujuan penelitian adalah suatu indikasi ke arah


mana penelitian itu dilakukan atau data-data
serta informasi apa yang ingin dicapai dari
penelitian itu.

 Tujuan penelitian dirumuskan dalam bentuk


pernyataan yang konkret, yang dapat diamati
dan dapat di ukur. Jadi bukan kalimat tanya.
Menurut beberapa ahli mengatakan bahwa tujuan penelitian
di bedakan menjadi:
 Eksploratif ialah penelitian yang bertujuan untuk
menemukan suatu pengetahuan baru yang belum pernah
ada.
 Verifikasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji
suatu teori yang sudah ada. Sehingga di temukannya
suatu hasil penelitian yang dapat menggugurkan atau
memperkuat pengetahuan atau teori yang sudah ada.
 Development yaitu penelitian yang memiliki tujuan untuk
mengembangkan penelitian yang sudah ada.
Dalam merumuskan suatu tujuan penelitian,
kita harus berpedoman pada rumusan
masalahnya. Tujuan yang keluar dari rumusan
masalah dapat menyesatkan kita dalam
membuat penelitian. Karena rumusan masalah
dapat berbentuk deskriptif, komparatif dan
asosiatif, maka tujuan umum dan khusus
penelitian harus berbentuk dan sesuai dengan
rumusan masalah tadi.
MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian adalah uraian manfaat yang dihasilkan dari dilaksanakannya


penelitian itu.

 Manfaat teoritis berlatar dari tujuan penelitian varifikatif, untuk mengecek teori yang
sudah ada. Manfaat teoritis ini muncul berlatarkan tidak kepuasan atau keraguan
terhadap teori yang sudah ada sehingga dilakukan penyelidikan kembali secara
empiris.
 Manfaat praktis adalah manfaat yang berguna untuk memecahkan masalah yang
praktis. Jadi misalnya ada masalah nilai siswa yang rendah maka manfaat
praktisnya adalah meningkatkan nilai siswa.
Pada umumnya manfaat praktis tidak hanya untuk subjek bisa berguna untuk lebih
dari satu. Misalnya manfaat untuk siswa, manfaat untuk guru, manfaat untuk sekolah,
manfaat untuk peneliti dan masih banyak lagi. Jadi kalau kamu pikir penelitian kamu
memberikan manfaat untuk banyak subjek, maka tuliskan saja semuanya.
CONTOH IDENTIFIKASI MASALAH

Permasalahan penelitian yang penulis ajukan ini dapat diidentifikasi


permasalahannya sebagai berikut:
1.    Rendahnya hasil belajar siswa
2.    Penggunaan media papan lebar
3.    Faktor- faktor rendahnya hasil belajar
4.   Media yang tidak variatif
CONTOH BATASAN MASALAH
Pengaruh Media Papan Lebar terhadap Hasil Belajar bahasa
Arab Siswa.

CONTOH RUMUSAN MASALAH


Apakah ada Pengaruh Media Papan Lebar terhadap Hasil
Belajar bahasa Arab Siswa.

CONTOH TUJUAN PENELITIAN:


Untuk mengetahui Pengaruh Media Papan Lebar terhadap
Hasil Belajar bahasa Arab Siswa.
CONTOH MANFAAT PENELITIAN

Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini dapat di gunakan menjadi landasan dalam mengembangkan media
pembelajaran atau penerapan media pembelajaran secara lebih lanjut. Selain itu bisa menjadi
sebuah nilai tambah bagus pengetahuan ilmiah dalam bidang pendidikan di indonesia.

Manfaat Praktis
 Bagi siswa, hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Arab siswa
dengan penerapan media
 Bagi guru, penerapan media papan lebar dalam pembelajaran dapat mengfasilitasi siswa
dalam belajar dan mempelajari materi dengan mudah dan bermakna
 Bagi sekolah, hasil dari penelitian penerapan media papan lebar ini akan memberikan
referensi dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan proses belajar mengajar yang
dilakukan oleh guru. Serta sekolah dapat mendukung guru untuk menciptakan media yang
lebih bervariasi lagi untuk kedepan nya
 Bagi peneliti, peneliti mampu menerapkan media yang sesuai dalam materi pembelajaran
tertentu. Serta penelitian mempunyai pengetahuan dan wawasan mengenai materi dan media
pembelajaran yang sesuai.

Anda mungkin juga menyukai