Anda di halaman 1dari 23

BAB 4

Pajak
P en g h a sila n
Final
PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN
DARI USAHA YANG DITERIMA ATAU
DIPEROLEH WAJIB PAJAK YANG MEMILIKI
PEREDARAN BRUTO TERTENTU
PENGERTIAN

Pajak penghasilan atas penghasilan


ini bersifat final, yaitu untuk memberi kemudahan bagi wajib pajak yang
menerima atau memperoleh penghasilan dari usaha dengan peredaran bruto
tertentu dapat melakukan perhitungan, penyetoran, dan pelaporan pajak
penghasilan yang terutang. Hal ini dituangkan dalam peraturan pemerintah
nomor 46 Tahun 2013.
WA J I B P A J A K D E N G A N P E RE D A RA N
B RU TO TE RTE N T U D A LA M PPH BE
R S I F A T F I N A L 1 % S E B A G A I B E RI KU
W A J IB P A J A K T:
1.Wajib pajak orang pribadi dan badan kecuali bentuk usaha
tetap
2. Wajib pajak pada nomor 1 menerima penghasilan dari
usaha tidak termasuk penghasilan jasa sehubungan dengan
pekerjaan bebas
J A S AS E H U B U N G A N D E N G A N P E K
E R J AA N B E B A S M E L I P U T I H A L – H A L
B E RI KU T :
1.Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas
2. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi,pelawak, dll.
3.Olahragawan
4. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh,dll.
5. Pengarang,peneliti, dan penerjemah
TA R I F D A N D A S A R
3. Dalam hal peredaran bruto Wajib Pajak telah melebihi
PEN G EN A A N PA JA K jumlah Rp. 4.800.000.000 pada suatu tahun pajak, atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak pada
DA SA R PENGENAAN
tahun pajak berikutnya dikenai tarif PPh berdasar ketentuan
PA J A K Y A N G
Undang-Undang Pajak Penghasilan
D I G U N A K A N UNT U K ME
NGHITUNG PP H B E R S I F A T F I
N 1.Dasar
A L pengenaan
1 %pajakAadalah
D A peredaran
L A H : bruto dari usaha
dalam satu tahun pajak terakhir sebelum tahun pajak yang
bersangkutan
2. Dalam hal peredaran bruto kumulatif Wajib Pajak pada suatu bulan
telah melebihi jumlah Rp. 4.800.000.000 dalam suatu tahun pajak,
Wajib Pajak tetap dikenai PPh bersifat final 1% sampai dengan
akhir tahun pajak yang bersangkutan
BERI KUT TI DAK TE RM AS UK WAJ I B P A
J AK DAL AM P P H BE RS I FAT FI
NWajib
1. A L Pajak orang
1 % , pribadi
M Eyang
L I Pmelakukan
U T I : kegiatan usaha perdagangan dan
atau jasa yang dalam usahanya :
a.Menggunakan sarana atau prasarana yang dapat dibongkar pasang, baik
yang menetap maupun tidak menetap
b.Menggunakan sebagian atau seluruh tempat untuk kepentingan umum
yang tidak diperuntukkan bagi tempat usaha atau berjualan
2. Wajib Pajak badan yang :
a. Belum beroperasi secara komersial
b. Dalam jangka waktu satu tahun setelah beroperasi secara komersial.
Menghitung PPh
B e rs i fat F i n a l
Dasar pengenaan pajak untuk
1% menghitung PPh bersifat final 1%
adalah jumlah peredaran bruto usaha
setiap bulan

PPh Terutang sebulan = Tarif x Dasar Pengenaan pajak


sebulan
= 1% x Peredaran bruto usaha
sebulan
TA TA PEN Y ETO R A N DA N
PELAPORAN

BEBER A P A H A L TE R K A I T D E N G A N C A R A
P E N Y E TO RA N D A N P E LA P O R A N P P H B E RS I F
A T FI N A L 1 % SEBAGAI
B E RI K U T :
Wajib Pajak yang hanya Penyetoran pajak dilakukan Pelaporan dilakukan dengan
menerima atau memperoleh melalui kantor pos atau bank menyampaikan surat
penghasilan yang dikenal PPh yang ditunjuk oleh Menteri pemberitahuan (SPT) Masa
bersifat final, tidak diwajibkan Keuangan dengan Pajak Penghasilan paling
melakukan pembayaran menggunakan Surat Setoran lambat 20 hari setelah masa
angsuran pajak sebagaimana Pajak (SPP) atau sarana pajak berakhir
diatur dalam Pasal 25 UU PPh, administrasi lain
yaitu angsuran PPh setiap
bulan yang dibayar sendiri
oleh Wajib Pajak
TA TA PEN Y ETO R A N DA N
PELAPORAN

Atas penghasilan dari a. Atas pemungutan PPh Atas penghasilan dari


usaha yang diterima atau Pasal 22 oleh bendaharawan usaha yang dikenai PPh
diperoleh Wajib Pajak yang pemerintah dengan menggunakan bersifat final 1% dilaporkan
memiliki peredaran usaha SSP yang telah diisi atas nama dalam Surat Pemberitahuan
tertentu, yang dipotong ataurekanan Tahunan PPh pada kelompok
dipungut pihak lain diatur b. Atas pemotongan atau penghasilan yang dikenai
sebagai berikut. pemungutan pajak penghasilan oleh pajak bersifat final
pihak lain dengan bukti pemotongan
atau pemungutan termasuk
pemungutan PPh Pasal 22 atas
impor
P a j a k Pe n g h a s i l a n Bersifat
Final
P a s a l 15
Pasal 15 undang-undang pajak penghasilan menyebutkan tentang
penetapan Norma penghitungan husus guna menghitung penghasilan neto
bagi wajib pajak tertentu yang tidak dapat dihitung dengan ketentuan umum
sebagai mana diatur dalam pasal 16 UU PPh.
Norma penghitungan khusus untuk wajib pajak tertentu yang dimaksud
dalam penjelasan pasal 15 PPh
•Pelaporan PPh pasal 15 dalam surat pemberitahuan masa PPh 15
P A J A K P E N G H A S IL A N A T A S IMB A L A N Y A N G
D IB A Y A R K A N / T ER U T A N G
K EPA DA PER US A HA A N PELA Y A R A N
DA LA M N EG ER I

Pajak penghasilan atas imbalan yang dibayarkan/terutang kepada perusahaan


pelayaran dalam negeri diatur dalam keputusan Menteri keuangan Nomer
416/KMK.04/1996 dan surat edaran dirjen pajak Nomer SE-29/PJ.4/1996.
1.Wajib pajak dan objek pajak
2. Tarif dan dasar pengenaan pajak
3.Pemotongan, penyetoran, dan pelaporan’

Wajib pajak membayar pajak di luar negeri atas penghasilan yang diterima atau
diperolehnya di luar negeri dari pengangkutan orang/barang termasuk penyewaan
kapal (PPh passal 24).
P A J A K P E N G H A S IL A N A T A S IMB A L A N
Y A N G D IB A Y A R K A N / T E R U T A N G K EP A D A
PER US A HA A N PELA Y A R A N DA N
PEN ERBA N G A N
LUA R N EG ER I

Pajak penghasilan atas imbalan yang dibayarkan/terutang kepada perusahaan


pelayaran dan penerbangan luar negeri diatur dalam keputusan Menteri keuangan
Nomer 417/KMK.04/1996 dan surat edaran dirjen pajak Nomer SE-32/PJ.4/1996.
1.Wajib pajak dan objek pajak
2.Tarif dan dasar pengenaan pajak
3.Pemotongan, penyetoran, dan
pelaporan;
a.Penghasilan diperoleh berdasarkan perjanjian carter, pihak yang
membayar atas pihak yang mencater wajib.
b.Penghasilan diperoleh selain dari perjanjian carter, wajib pajak
perusahaan pelayaran/penerbangan luar negeri wajib.
P A J A K P E N G H A S IL A N A T A S IMB A L A N
Y A N G D IB A Y A R K A N / T E R U T A N G K E P A D A
PER US A HA A N PEN ER BA N G A N DA LA M
N EG ER I

Pajak penghasilan atas imbalan yang dibayarkan/terutang kepada perusahaan


penerbangan dalam negeri diatur dalam keputusan Menteri keuangan Nomer
475/KMK.04/1996 dan surat edaran dirjen pajak Nomer SE-35/PJ.4/1996.
1.Wajib pajak dan objek pajak
2. Tarif dan dasar pengenaan pajak
3. Pemotongan, penyetoran, dan pelaporan
P a j a k Pe n g h a s i l a n At a s
Pe n g h a s i l a n Bersifat Final
Pasal
4 A y a t ( 2 ) UU P P h
1.Penghasilan bunga deposito/ tabungan yang ditempatkan didalam negeri dan yang
ditempatkan di luar negeri, diskonto Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan jasa giro.
2. Transaksi penjualan saham pendiri dan bukan dan bukan saham pendiri
3. Bunga/diskon obligasi dan surat berharga negara
4. Hadiah undian
5. Persewaan tanah/ bangunan
6.Jasa kontruksi, meliputi perencanaan kontruksi, pelaksanaan kontruksi, dan
pengawasan kontruksi
7. Wajib pajak yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas
tanah/bangunan
8.bunga simpanan yang dibiarkan oleh koperasi kepada anggota wajib pajak orang
pribadi
9. Diveden yang diterima/diperoleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri
Paj a k Penghasilan atas B u n ga
D e p o s i to d a n Ta b u n g a n
s e r t a D i s ko n ( S B I )
Pajak penghasilan atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto sertifikat
bank indonesi diatur dalam peraturan pemerintah Nomer 131 tahun 2000 dan
keputusan Menteri keuangan nomer 51/KMK.04/2001.
1.Pengertian
2.Wajib pajak dan jasa pajak
3.Tarif dan dasar pengenaan
4.Pemotong PPh
5.Dikecualikan dari
pemotongan PPh
P a j a k P e n g h a s i l a n a t a s Tr a n s a k s i
S a h a m d a n Sekuritas lainnya

Pajak penghasilan atas transaksi saham dan sekuritas lainnya diatur dalam
peraturan pemerintah Nomer 14 Tahun 1997 dan keputusan kementrian
keuangan Nomer 282/ KMK.04/1997.
1.pengertian
saham pendir adalah saham yang dimiikioleh pendiri yang diperoleh
dengan harga kurang dari 90% dari harga saham pada saat
penawaran umum perdana.
2.wajib pajak dan objek pajak objek pengenaan pajak ini adalah transaksi
penjualan saham dibursa efek indonesi subjek pajak ini adalah orang
pribadi atau badan dari transaksi penjualan saham dibursa efek.
P a j a k P e n g h a s i l a n a t a s Tr a n s a k s i
S a h a m d a n Sekuritas lainnya

3. Tarif dan dasar pengenaan.


4.tata cara pelunasan.
Pelunasan pajak atas transaksi penjualan saham dibursa efek dilakukan
dengan pemungutan/pemotongan oleh peyelenggarabursa efek
melalui perantara pedagang efek pada saat pelunasaan transaksi
penjualan saham.
P A J A K P E N G H A S IL A N A T A S
B U N G A O B L IG A S I
Pajak penghasilan atas bunga obligasi diatur dalam peraturan pemerintah Nomer 16
tahun 2009 sebagaimana telah diubah terakhir dengan peraturan pemerintah Nomer
100 tahun 2013 dan peraturan kementrian keuangan Nomer 07/PMK.011/2012.
1.Pengertian
Obligasi adalah surat hutang dan surat hutangn negara yang berjangka waktu lebih
dari 12 bulan.
2. Wajib pajak dan objek pajak
3. Tarif dan pasar pengenaan
4. Pemotongan PPh
5. Dikecualikan dari pemotongan PPh
P A J A K P E N G H A S IL A N A T A S
H A D IA H
U N D IA N
Pajak penghasilan atas hadiah undian diatur dalam peraturan pemerintah
Nomer 132 tahun 2002 dan keputusan dirjen pajak nomer kep.
395/PJ/2001
1.Pengertian
Hadiah undian adalah hadiah dengan nama dan dalam bentuk apapun
yang diterima atau yang diperoleh melalui undian.
2.Wajib pajak dan objek pajak
3.Tarif dan dasar pengenaan
4. Pemungut atau pemotong
P A J A K P E N G H A S IL A N A T A S
P E R S E W A A N TA N A H ATA U
BANGUNAN

Pajak penghasilan atas persewaaan tanah/ bangunan diatur dalam


peraturan pemerintah Nomer 5 tahun 2002, keputusan Menteri keuangan
No. 120/KMK.03/2002. keputusan
dirjen pajak No. KEP-227/PJ/2002.
1.Pengertian
Sewa atas tanah dan bangunan yang dimaksud adalah persewaan
tanah/bangunan berupa tanah, rumah kantor, took, rumah took, Gudang,
dan industry.
2. Wajib pajak dan objek pajak
3. Tarif dan dasar pengenaan
4. Tata cara pemotongan, pennyetoran, dan pelaporan
P A J A K P E N G H A S IL A N A T A S
US A HA JA S A
K O N TR UK S I
Pajakpenghasilan atas usaha jasa kontruksi diatur dalam peraturan
pemerintah Nomer 51 tahun 2008 sebagaimana telah disempurnakan
dalam peraturan pemerintah Nomer 40 tahun 2009 dan peraturan Menteri
keuangan Nomer 187/PMK.03/2008.
1.Pengertian
a.Jasa kontruksi e. pengawasan kontruksi
b.Pekerjaan kontruksi f. penggunaan jasa
c.Perencanaan kontruksi g. penyediaan jasa
d.Pelaksanaan h. nilai kontrak jasa kontruksi
kontruksi
2. Wajib pajak dan
objek pajak penyetoran, dan pelaporan
4. pemotongan,
PA J A K P E N G H A S I L A N ATA S
P E N G A L IH A N HA RTA
BERUPA T A N A H ATA U
BANGUNAN
Pajak penghasilan atas pengalihan harta berupa tanah/ bangunan diatur dalam
peraturan pemerintah nomer 48 tahun 1994. peraturan ini telah diubah terakhir
dengan peraturan pemerintah nomer 34 tahun 2016 tentang pajak penghasilan atas
penghasilan dari pengalihan tanah/ bangunan dan perjanjian pengikatan jual beli
atas tanah/bangunan beserta perubahannya.
1.Pengertian
Pengalihan hak atas tanah/bangunan, meliputi; penjualan, tukar-menukar, pelepasan
hak,penyerahan hak, lelang, hibah, waris,/ cara lain yang disepakati antara para pihak
yang terkait
2. Wajib pajak dan objek pajak
3.Tarif dan dasar pengenaan pajak
4.Pemungutan, penyetoran, dan pelaporan
5.Dikecualikan dari kewajiban pembayran/
pemungutan pajak penghasilan
PAJAK P E N G H A S IL A N A T A S D IV ID E N
Y A N G D IT E R IMA O L E H W A J IB
PAJAK
O R A N G P R IB A D I
Pajak penghasilan atas bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi
kepada anggota koperasi orang prinadi diatur dalam peraturan pemerintah
nomer 19 tahun 2009 dan peraturan Menteri keuangan nomer 111 tahun
2010.
1.Pengertian
Dividen merupakan bagian laba dengan mana dan dalam bentuk
apapun yang diterima oleh pemegang saham atas kepemilikan saham
dalam sebuah perseroan.
2. Wajib pajak dan objek pajak
3. Tarif dan dasar pengenaan pajak
4. Pemotongan, penyetoran, dan pelaporan.

Anda mungkin juga menyukai