Anda di halaman 1dari 23

FISIOLOGI MUKOSA MULUT

Oleh
Yendriwati, drg, MKes
Fungsi epitel mukosa mulut :
1. Membentuk suatu struktur pertahanan utama
di antara lingkungan internal dan eksternal.
2. Perlindungan terhadap kerusakan mekanis ,
masuknya zat-zat berbahaya atau organisme
dan kehilangan cairan.
Fungsi ini berhubungan dengan : variasi pada
struktur, pola sintesa makromolekul dan laju
regenerasi.
Fungsi ini sering terganggu karena : injury,
infeksi, fisik dan kimia atau penyakit lain.
Epithelial layer :
- Stratified squamous epitelium.
- Mengalami mitosis.
- Aktifitas synthetic.
- Disintegrasi dan meninggalkan sel-sel di
bawahnya menjadi jaringan kohesi.
- Mengalami modifikasi sesuai fungsi misal pada
palatum dan gingiva : keratinisasi utk
perlindungan terhadap tekanan pengunyahan
- Pipi, bibir, palatum lunak ,dasar mulut dan
ventral lidah adalah lining mukosa dengan
permukaan tidak berkeratin
Beberapa variasi dari mukosa mulut antara lain :
• Ketebalan mukosa dimana lebih tebal pada
pipi dari pada dasar mulut dengan perbedaan
laju mitosis pada germinal cell layer.
• Perbedaan derajat keratinisasi, tonofibril serta
ukuran dan bentuk granul keratohyalin
intraselluler dan mempengaruhi ukuran sel.
• Mukosa mulut merupakan jaringan yang
kompleks secara struktur dan fungsional.
Interaksi antara epitel dan komponen jaringan
ikat mukosa:
- epithelial phenotype merupakan sifat intrinsik
dari sel-sel epitel.
- jaringan ikat subepitel secara terus menerus
memodulasi epitel-epitel di atasnya.
- interaksi antara epitel mulut dan jaringan ikat di
bawahnya adalah suatu sgnifikansi klinis
berkaitan dengan proses-proses seperti
pengaturan proliferasi dan migrasi sel pada
proses penyembuhan luka dan restorasi dari
morfologi jaringan setelah prosedur bedah
mulut.
- Perubahan epitel-epitel merupakan faktor sekunder
dari perubahan pada jaringan ikat subepitel seperti
pada : penyakit lichen planus, fibrosis submukosa,
leukoplakia dan terapi radiasi.
- Aktifitas synthetic khusus sel-sel epitel yang
berhubungan dengan pemeliharaan pertahanan
sebagai berikut :
1. Sintesa keratin
2. Degradasi organel-organel intraseluler
3. Sintesa membran sel dan komponen ektsraseluler
sehubungan adhesi sel-sel dan fungsi pertahanan.
.
4. Sintesa membran dasar untuk memberikan
perlekatan terhadap jaringan ikat di bawahnya.
5. Sintesa makromolekul berhubungan dengan
migrasi sel-sel.

Sel-sel basal epitel mulut yang tidak


berdiferensiasi berisi organel-organel :
1. Nukleus,
2. Mitokondria
3. Golgi apparatus
4. Endoplasmic reticulum
5. Ribosom dll.
Perubahan-perubahan yg terjadi pd tahap maturasi
dan migrasi sel dari basal layer :
1. Sel menjadi rata/datar.
2. Bertambahnya volume sel.
3. Pembentukan keratohyalin.
4. Timbulnya granul-granul pada rongga ekstraseluler.
5. Penebalan membran plasma.
6. Pada stratum corneum :
hilangnya inti sel, mitochondria dan struktur
subseluler lainnya,tidak permiabel, cross-link yg
tinggi dr keratin utk kekuatan mekanis dan
resistensi.
Mukosa lining berbeda dengan epidermis dan
mukosa mastikasi yaitu :
• Tidak terbentuknya keratohyalin.
• Terdapat nukleus pada intraseluler
• Tidak terbentuk keratinisasi epitel.
Zone membran dasar (basement membran)
Terdiri atas :
- lamina propria (papillary dan reticuler layer)
- Fibroblast dan fibrocytes
- Macrophage/histiosit dan mast cell
- Pembuluh darah
- Elemen saraf
- Komponen fibrous collagen tipe I dan III.
Matriks ekstraselular membran dasar berperan
utk :
- perlekatan epitel
- permeabilitas
- diferensiasi sel-sel
Pembaharuan Epitel (Epithelial renewal) :
- Laju perpindahan epitel bervariasi di antara
regio berbeda dari mukosa mulut.
- Perbedaan fungsi yang signifikan seperti
perbedaan tingkat/derajat pemakaian yang
diakibatkan oleh tingkat trauma pada sisi
tertentu dan resistensi permukaan epitel
terhadap abrasi.
- Laju yang tinggi dari turnover cell memberikan
mekanisme self cleansing yang mencegah
kolonisasi atau penetrasi permukaan epitel
oleh bakteri atau fungi.
- Laju perpindahan sel-sel tidak hanya
dipengaruhi oleh proliferasi sel-sel tetapi juga
oleh area sel-sel. Laju perpindahan sel-sel
pada mukosa 4 kali lebih cepat dari pada kulit.
- Mukosa lining berfungsi elastis, epitel
memiliki sel-sel yang besar pada dinding
sel,glikoprotein interselluler lebih banyak dan
serat-serat elastik di dalam lamina propria
yang tidak padat.
- Mukosa mastikasi menunjukkan stratum
corneum yang massive dan tidak fleksibel.
Permeabilitas mukosa.
- Komponen epitel mukosa mulut membentuk
barrier utama thd permeabilitas air,elektrolit, dan
molekul-molekul yang besar.
- Tidak lebih permeabel terhadap air atau ion-ion
dibanding kulit.
- Kemampuan suatu senyawa untuk menembus
epitel mulut sangat tergantung kepada kelarutan
lipid.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pembaharuan mukosa.
- Serangkaian faktor yaitu : stress, senyawa
adrenergic, umur , inflamasi dan trauma.
- Faktor-faktor lain yang dapat menekan
laju proliferasi jaringan epitel, yaitu :
prostaglandin, faktor pertumbuhan
epidermal, faktor mesenkim , estrogen
dan vitamin A.
Pematangan (maturasi ) mukosa mulut.
- Pada kondisi normal laju pembentukan sel-sel
per unit area seimbang dengan laju
kehilangan sel-sel.
- Setiap sel yang dibentuk melalui pembelahan,
satu sel bermigrasi dari basal layer dan satu
lagi akan bertahan.
- Pembaharuan yang terus menerus dari
mukosa mulut merupakan fungsi sejumlah
kecil stem cell yaitu sel-sel yang mampu
membelah sepanjang hayat.
- Stem cells mempunyai siklus yang lebih lambat
dibanding sel-sel proliferasi lainnya dan
mungkin merupakan suatu pola pembelahan
untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang
berhubungan dengan replikasi DNA.
- Mekanisme hilangnya sel-sel dari epitel
permukaan belum jelas. Stratum corneum
memiliki massa dari sel-sel berkeratin yang
datar, mengalami dekomposisi atau pemecahan
oleh enzim proteolitik pada semen
ekstraselluler dan menyebabkan hilangnya sel-
sel superfisial.
- Pada keadaan normal ataupun patologis
proses desquamasi dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan permukaan meskipun desquamasi
normal tidak tergantung abrasi permukaan.
Keratinisasi
- Sekelompok protein fibrous yang tahan terhadap
autolisis dan enzim pencernaan.
- Sifat ini dihasilkan oleh ikatan disulfida (S-S) pada
rantai polipeptida
- Ikatan ini mengandung asam amino cystein.
- Kandungan cystein yg tinggi adalah gambaran paling
khas dari molekul keratin dan berbeda untuk
berbagai tipe keratin.
- Selain itu ada ikatan hidrogen antara atom hidrogen
dan atom nitrogen atau oksigen.
- Ikatan H ini berguna untuk stabilitas konfigurasi
molekul keratin.
Epitel-epitel yang tidak berkeratin.

1.Sel-sel Langerhans
- dijumpai pada stratum spinosum dan
berfungsi sebagai antigen.
- terletak pada lokasi untuk berkontak dengan
bakteri yang menginvasi untuk mekanisme
perlindungan tubuh.
- tidak memiliki desmosom atau tonofilament.
2. Sel-sel Merkels
- terletak pada basal layer epitel gingiva.
- berhubungan dengan terminal axon,granul-
granul elektron padat pada cytoplasma.
- berhubungan dengan reseptor sentuh/raba.
3. Melanosit
- sel yang menghasilkan melanin pada basal
layer epitel gingiva.
- Tidak memiliki desmosom, tonofilament dan
bersifat dendrit.
- Gambaran yang khas : adanya granul-granul
melanin (melanosom) pada sitoplasma.
4. Limfosit dan leukosit.
- Limfosit,leukosit dan sel mast berhubungan
dengan inflamasi gingiva yang dijumpai pada
epitel gingiva di bawah jaringan ikat.
- Terdapat di bagian gingiva manapun tetapi
paling sering di bawah junctional epithelium.
- Tidak memiliki desmosom, tonofilament,
atau organel.
Kepustakaan
1.Avery JK, Chiego DJ. Essentials of Oral
Histologi and Embryologi, 3th.Hal: 177-194. Th
2009.
2.Lavelle CLB. Applied Oral Physiology, 2nd. Hal
42-47.Th 1988.

Anda mungkin juga menyukai