Anda di halaman 1dari 30

Bentuk Lahan Asal Denudasional

GEOMORFOLOGI
BY : NURANY, ST.MT
DEFINISI
Denudasi berasal dari kata dasar “nude” yang
berarti telanjang
Sehingga denudasi berarti proses penelanjangan

permukaan bumi
Denudasi cendurung akan menurunkan bagian

permukaan bumi yang positif hingga mencapai


bentuk permukaan bumi yang hampir datar

membentuk dataran nyaris(pineplain)
.
 Proses yang utama adalah degradasi berupa pelapukan
yang memproduksi regolit dan saprolit serta proses erosi,
pengangkutan dan gerakan massa. Proses ini lebih
sering terjadi pada satuan perbukitan dengan material
mudah lapuk dan tak berstruktur.
 Proses degradasi menyebabkan agradasi pada lerengkaki
perbukitan menghasilkan endapan koluvial dengan
material tercampur. Kadang proses denudasional terjadi
pula pada perbukitan struktur dengan tingkat pelapukan
tinggi, sehingga disebut satuan struktural denudasional.
 Proses denudasional sangat dipengaruhi oleh :
 material (mudah lapuk)
 kemiringan lereng
 curah hujan
 suhu udara
 sinar matahari
 aliran-aliran yang relatif tidak kontinyu.
 Karakteristik yang terlihat di foto udara, umumnya topografi agak kasar
sampai kasar tergantung tingkat dedudasinya, relief agak miring sampai
miring, pola tidak teratur, banyak lembah-lembah kering dan erosi
lereng/back erosion, penggunaan lahan tegalan atau kebun campuran dan
proses geomorfologi selalu meninggalkan bekas di lereng-lereng bukit dan
terjadi akumulasi di kaki lereng, serta kenampakan longsor lahan lebih
sering dijumpai. 
BENTUK LAHAN ASAL DENUDASIONAL
SATUAN BENTUK LAHAN ASAL DENUDASIOAL

 Pegunungan Denudasional
 Perbukitan Denudasional
 Dataran Nyaris (Peneplain)
 Perbukitan Sisa Terpisah (inselberg)
 Apabila bagian depan (dinding) pegunungan/perbukitan mundur akibat
proses denudasi dan lereng kaki bertambah lebar secara terus menerus akan
meninggalkan bentuk sisa dengan lereng dinding yang curam. Bukit sisah
terpisah atau inselberg tersebut berbatu tanpa penutup lahan (barerock) dan
banyak singkapan batuan (outcrop). Kenampakan ini dapat terjadi pada
pegunungan/perbukitan terpisah maupun pada sekelompok
pegunungan/perbukitan, dan mempunyai bentuk membulat. Apabila
bentuknya relative memanjang dengan dinding curam tersebut monadnock.
 5 Kerucut Talus (Talus cones) atau kipas koluvial
(coluvial van)
 Mempunyai topografi berbentuk kerucut/kipas dengan
lereng curam (350). Secara individu fragmen batuan
bervariasi dari ukuran pasir hingga blok, tergantung
pada besarnya cliff dan batuan yang hancur. Fragmen
berukuran kecil terendapkan pada bagian atas kerucut
(apex) sedangkan fragmen yang kasar meluncur ke
bawah dan terendapkan di bagian bawah kerucut talus.
 Lereng Kaki (Foot slope)
 Mempunyai daerah memanjang dan relatif sempit
terletak di suatu pegunungan/perbukitan dengan
topografi landai hingga sedikit terkikis. Lereng kaki
terjadi pada kaki pegunungan dan lembah atau dasar
cekungan (basin). Permukaan lereng kaki langsung
berada pada batuan induk (bed rok). Dipermukaan
lereng kaki terdapat fragmen batuan hasil pelapukan
daerah di atasnya yang diangkut oleh tenaga air ke
daerah yang lebih rendah.
 Lahan Rusak (Bad land)
 Merupakan daerah yang mempunyai topografi dengan
lereng curam hingga sangat curam dan terkikis sangat
kuat sehingga mempunyai bentuk lembah-lembah yang
dalam dan berdinding curam serta berigir tajam (knife-
like) dan membulat. Proses erosi parit (gully erosion)
sangat aktif sehingga banyak singkapan batuan muncul
ke permukaan (rock outcrops).
  
BENTUK LAHAN ASAL ORGANIK

 Bentuklahan asal organik adalah bentuklahan atau


landform yang secara alamiah terbentuk dari proses
kegiatan makhluk hidup
 contohnya adalah bentuklahan terumbu karang
(coral reefs).
 Terumbu karang adalah masa endapan kapur
(limestone/CaCO3) di mana endapan kapur ini
terbentuk dari hasil sekresi biota laut pensekresi
kapur (coral/karang).
 Koral sendiri adalah koloni dari biota laut yang
dinamakan polyp. Hewan ini dicirikan memiliki
bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut yang
terletak di bagian atas dan dikelilingi oleh
tentakel. Polyps hidup optimal di lautan dengan
suhu berkisar 20 derajat Celsius dengan
kedalaman lebih dari 150 kaki atau 45 meter.
 Sebagian besar polyps melakukan simbiosis dengan
alga zooxanthellae yang hidup di dalam jaringannya.
Dalam simbiosis, zooxanthellae menghasilkan
oksigen dan senyawa organik melalui fotosintesis
yang akan dimanfaatkan oleh karang, sedangkan
karang menghasilkan komponen inorganik berupa
nitrat, fosfat dan karbon dioksida untuk keperluan
hidup zooxanthellae. Kedua organisme laut ini
sama-sama menghasilkan atau mensekreasi kapur.
Jenis-jenis terumbu karang:
 Fringing Reefs (Terumbu karang tepi)
  Terumbu karang tepi berkembang di pesisir pantai

pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai


kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke arah luar
menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya,
terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan
adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati
yang mengelilingi pulau. Contoh Bunaken (Sulawesi)
 Barrier reefs (Terumbu karang penghalang)
 Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh
dari pulau, sekitar 0.5­2 km ke arah laut lepas. Terbentuk
pada kedalaman hingga 1.000 kaki atau 300 meter.
Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah
perairan. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar
pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan
pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Batuan
Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi
Selatan), Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).
 Atol (Terumbu karang cincin)
 Terumbu karang yang berbentuk cincin yang
mengelilingi batas dari pulau­pulau vulkanik yang
tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan
daratan. Menurut Darwin, terumbu karang cincin
merupakan proses lanjutan dari terumbu karang
penghalang, dengan kedalaman rata-rata 45 meter.
Contoh: Taka Bone Rate (Sulawesi), Maratua
(Kalimantan Selatan), Pulau Dana (NTT), Mapia
(Papua).

Anda mungkin juga menyukai