Anda di halaman 1dari 21

EJAAN DAN TANDA-TANDA

BACA
Oleh : TIARA ANASTASYA SIMATUPANG
(P031915401036)
DEFENISI EJAAN
Ejaan Adalah seperangkat aturan atau kaidah
pelambang bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan,
dan penulisanya dalam suatu bahas. Batasan tersebut
menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan
kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalakan
huruf, suku kata, atau kata, sedangakan ejaan adalah
suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar
masalah pelafalan
Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD). EYD yang resmi mulai
diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972 ini
memang upaya penyempurnaan ejaan yang sudah
dipakai selam dua puluh lima tahun sebelumnya
yang dikenal dengan nama Ejaan Republik atau
Ejaan Soewandi (Menteri PP dan K Republik
Indonesia pada tahun itu diresmikan pada tahun
1947).
Sebelum Ejaan Soewandi telah ada ejaan yang
merupakan ejaan pertama Bahasa Indonesia
yaitu Ejaan Van Ophuysen (nama seorang guru
besar Belanda yang juga pemerhati bahasa) yang
diberlakukan pada tahun 1901 oleh pemerintah
Belanda yang menjajah Indonesia pada masa itu.
Ejaan Van Ophuysen tidak berlaku lagi pada
tahun 1947.
SEJARAH EJAAN BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
lahir pada awal tahun dua puluhan. Namun
dari segi ejaan, bahasa indonesia sudah
lama memiliki ejaan tersendiri. Berdasarkan
sejarah perkembangan ejaan, sudah
mengalami perubahan sistem ejaan, yaitu :
1.Ejaan Van Ophuysen
Ejaan Van Ophuysen disebut juga Ejaan Balai
pustaka. Masyarakat pengguna bahasa
menerapkannya sejak tahun 1901 sampai 1947.
Ejaan ini merupakan karya Ch.A. Van Ophuysen,
dimuat dalam kitab Logat Melayoe (1901).
Ciri khusus ejaan Van Ophuysen : Ejaan ini
digunakan untuk menuliskan kata-kata Melayu
menurut model yang dimengerti oleh orang
Belanda, yaitu menggunakan huruf Latin dan bunyi
yang mirip dengan tuturan Belanda, antara lain:
1. Huruf (u) ditulis (oe).
2. Komahamzah (k) ditulis dengan tanda (’) pada
akhir kata misalnya bapa’, ta’
3. Jika pada suatu kata berakhir dengan huruf (a)
mendapat akhiran (i), maka di atas akhiran itu
diberi tanda trema (”)
4. Huruf (c) yang pelafalannya keras diberi tanda
(’) diatasnya
5. Kata ulang diberi angka 2, misalnya: janda2
(janda-janda)
2. Ejaan Republik/Ejaan Suwandi
Ejaan Republik dimuat dalam surat keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mr. Soewandi
No.264/Bhg. A tanggal 19 maret 1947.Sebab ejaan
ini disebut sebagai Ejaan Suwandi. Sistem ejaan
suwandi merupakan sistem ejaan latin untuk
Bahasa Indonesia. Ciri
khusus Ejaan Republik/ Suwandi :
2. Ejaan Republik/Ejaan Suwandi
Ejaan Republik dimuat dalam surat keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mr. Soewandi
No.264/Bhg. A tanggal 19 maret 1947.Sebab ejaan
ini disebut sebagai Ejaan Suwandi. Sistem ejaan
suwandi merupakan sistem ejaan latin untuk
Bahasa Indonesia. Ciri
khusus Ejaan Republik/ Suwandi :
1. Huruf (oe) dalam ejaan Van Ophuysen berubah menada
(u).
2. Tanda trema pada huruf (a) dan (i) dihilangkan.
3. Koma ‘ain dan koma hamzah dihilangkan. Koma hamzah
ditulis dengan (k) misalnya kata’ menjadi katak.
4. Huruf (e) keras dan (e) lemah ditulis tidak menggunakan
tanda khusus, misalnya ejaan, seekor, dsb.
5. Penulisan kata ulang dapat dilakukan dengan dua cara.
Contohnya : a. Berlari-larian b. Berlari2-an
6. Penulisan kata majemuk dapat dilakukan dengan tiga cara.
Contohnya : a. Tata laksana b. Tata-laksana c.
Tatalaksana
3. Ejaan Malindo
Ejaan Malindo (Melayu-Indonesia) adalah suatu
ejaan dari perumusan ejaan melayu dan
Indonesia. Perumusan ini berangkat dari
kongres Bahasa Indonesia tahun 1954 di
Medan, Sumatera Utara. Ejaan Malindo ini
belum sempat diterapkan dalam kegiatan
sehari-hari karena saat itu terjadi konfrontasi
antara Indonesia dan Malaysia.
4. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan/EYD
Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia
meresmikan pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia. Peresmian ejaan baru
itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57,Tahun 1972. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudul
Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan sebagai
patokan pemakaian ejaan itu. Karena penuntun itu perlu dilengkapi,
Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
dengan surat putusannya tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972
(Amran Halim, Ketua), menyusun buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan yang berupa pemaparan kaidah ejaan
yang lebih luas
Penggunaan EYD yang Benar pada Penulisan Huruf dan
Kata
1.     Penggunaan Huruf Kapital
a. Jabatan tidak diikuti nama orang
b. Huruf pertama nama bangsa
c. Nama geografi sebagai nama jenis
d. Setiap unsur bentuk ulang sempurna
e. Penulisan kata depan dan kata sambung
2.     Penulisan Huruf Miring
a.  Penulisan nama buku.
b. Penulisan penegasan kata dan penulisan bahasa
asing
c. Penulisan kata ilmiah
3.     Penulisan Kata Turunan
a. Gabungan kata dapat awalan akhiran
b. Gabungan kata dalam kombinasi
4.    Penulisan Kata Gabungan
a. Penulisan gabungan kata istilah khusus
b. Penulisan gabungan kata serangkai
Penggunaan tanda baca yang benar sesuai dengan
EYD
1. Tanda Titik (.)
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh : Ayahku tinggal di Solo.
2. Tanda Koma ( , )
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan. Contoh : Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat
setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi dan melainkan. Contohnya :
Saya ingin datang, tetapi hujan.
3. Tanda Titik Koma (; ) 
a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan setara. Contoh : Malam makin larut, kami belum selesai juga.
b. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di
dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung. Contoh :
Ayah mengurus taman di kebun; ibu memasak di dapur; saya sedang
menonton tv.
4. Tanda Titik Dua ( : ) 
a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti
rangkaian atau pemerian. Contoh : Yang kita perlukan sekarang ialah barang
berikut : kursi, meja, dan TV.
5. Tanda Hubung ( - ) 
a. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh
pergantian baris. Contoh :... ada cara ba-ru juga. 
6. Tanda Pisah ( - )
a. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan khusus di luar bangun kalimat.  Misalnya: Kemerdekaan
bangsa itu -saya yakin akan tercapai diperjuangkan oleh bangsa itu
sendiri. 
7. Tanda Elipsis ( ... )
a. Tanda elipsis menggambarkan kalimat yang terputus-putus.  
Misalnya: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak. 
Penggunaan EYD yang benar pada pada singkatan dan akronim

 1. Penulisan Singkatan


a. Penulisan singkatan umum tiga huruf
b. Penulisan singkatan mata uang
2. Penulisan Akronim
a. Akronim nama diri
b. Akronim bukan nama diri
TERIMAKASIH
SEMOGA
BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai