Anda di halaman 1dari 129

Matematika

SMP/MTs Kelas VII Semester 2

Oleh:
Noviana Endah Santoso

Disklaimer Daftar isi


Disklaimer

• Powerpoint pembelajaran ini dibuat sebagai alternatif guna membantu


Bapak/Ibu Guru melaksanakan pembelajaran.

• Materi powerpoint ini mengacu pada Kompetensi Inti (KI) dan


Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum 2013.

• Dengan berbagai alasan, materi dalam powerpoint ini disajikan secara


ringkas, hanya memuat poin-poin besar saja.

• Dalam penggunaannya nanti, Bapak/Ibu Guru dapat


mengembangkannya sesuai kebutuhan.

• Harapan kami, dengan powerpoint ini Bapak/Ibu Guru dapat


mengembangkan pembelajaran secara kreatif dan interaktif.
DAFTAR ISI

BAB I
Perbandingan
BAB IV
Segi Empat dan
Segitiga
BAB II
Aritmetika
Sosial
BAB V
Penyajian Data
BAB III
Garis dan Sudut
BAB

I PERBANDINGAN

BAGIAN BAB

A. Rasio atau Perbandingan

B. Perbandingan Senilai dan Skala

C. Perbandingan Berbalik Nilai

Kembali ke daftar isi


A. Rasio dan Perbandingan

1. Cara Menyatakan Rasio atau Perbandingan

2. Perbandingan Dua Besaran

3. Perbandingan dalam Bentuk Tabel

4. Selisih dan Jumlah Perbandingan

5. Perbandingan Bertingkat

Contoh Soal Latihan Soal

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Cara Menyatakan Rasio atau Perbandingan
Misalkan diketahui dua besaran a dan b. Rasio atau perbandingan a dan b ditulis
sebagai a : b, dengan syarat, nilai b tidak boleh sama dengan nol (b ≠ 0).
Perbandingan digunakan untuk menyatakan hubungan dua besaran yang mempunyai
satuan sama maupun satuan yang berbeda. Perbandingan dapat dinyatakan dalam
dua bentuk. Pertama, perbandingan dinyatakan dalam bentuk pembagian
(menggunakan notasi : ). Kedua, perbandingan dinyatakan dalam bentuk selisih.
Contoh:

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Perbandingan Dua Besaran

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Perbandingan dalam Bentuk Tabel

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


4. Selisih dan Jumlah Perbandingan
Misalkan diketahui dua besaran yaitu A dan B. Perbandingan A dan B
disederhanakan menjadi A : B = 3 : 7. Jika jumlah A dan B adalah 20, nilai A
dan B dapat diketahui dengan cara berikut:
Diketahui A : B = 3 : 7 sehingga jumlah perbandingan 3 + 7 = 10.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


5. Perbandingan Bertingkat

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Sebuah sanggar lukis beranggotakan 24 anak. Sebanyak Contoh
16 anak telah menyelesaikan lukisan sedangkan sisanya
belum. Tentukan: Soal
a. rasio banyak anak yang belum menyelesaikan lukisan
terhadap banya anak yang telah menyelesaikan
lukisan;
b. rasio banyak anak yang belum menyelesaikan lukisan
terhadap banyak anggota sanggar.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Harga kuota internet 1 GB (gigabyte) dan 2 GB Latihan
berturut-turut Rp20.000,00 dan Rp27.000,00.
Tentukan: Soal
a. perbandingan paling sederhana antara harga kedua
jenis kuota internet;
b. harga kuota internet 5 GB jika diketahui
perbandingan antara harga kuota internet 1GB dan
5 GB adalah 5 : 9.
2. Perbandingan antara umur Kiki dan Lala sekarang 4 : 3. Delapan tahun
lalu, perbandingan umur mereka 3 : 2. Berapa umur mereka sekarang?

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


B. Perbandingan Senilai dan Skala

1. Perbandingan Senilai dalam Bentuk Tabel

2. Perbandingan Senilai dalam Bentuk Grafik

3. Perbandingan Senilai dalam Bentuk Persamaan

4. Skala

Contoh Soal Latihan Soal

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Perbandingan Senilai dalam Bentuk Tabel
Makin jauh jarak tempuh sepeda motor, makin banyak bahan bakar yang
dibutuhkan. Sebaliknya, makin sedikit bahan bakar, makin dekat jarak yang
ditempuh. Fakta tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut.

Perhatikan tabel di atas. Nilai jarak tempuh dibagi nilai volume bahan bakar
selalu menghasilkan bilangan yang sama yaitu 40. Misalkan a : b merupakan
perbandingan senilai. Berapa pun nilai a dan b, nilai a : b akan menghasilkan
bilangan yang sama, misalnya k. Jadi, jika a : b merupakan perbandingan senilai,
nilai a : b = k

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Perbandingan Senilai dalam Bentuk Grafik
Berdasarkan tabel hubungan antara volume bahan bakar dan jarak tempuh di atas,
kamu dapat membuat grafik perbandingan senilai seperti berikut.
Langkah-langkah membuat grafik perbandingan
senilai.
a. Buatlah bidang koordinat kartesius dengan sumbu
mendatar sebagai volume bahan bakar, sedangkan
sumbu tegak sebagai jarak tempuh.
b. Ambil dua pasangan data perbandingan, misalnya
pasangan (1, 40) serta pasangan (4, 160).
Pasangan tersebut dianggap sebagai dua koordinat.
Selanjutnya, letakkan dua koordinat tersebut pada
bidang koordinat kartesius.
c. Hubungkan kedua koordinat dengan garis lurus.
Perpanjanglah garis tersebut secukupnya. Hasil
membuat grafik ditunjukkan oleh gambar di
samping.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Perbandingan Senilai dalam Bentuk Persamaan
Misalkan diketahui besaran A dan besaran B berikut.

4. Skala
Skala adalah perbandingan antara ukuran gambar (model benda) dengan ukuran
benda sebenarnya. Skala biasa ditulis 1 : p. Artinya, ukuran 1 cm pada gambar
mewakili p cm pada benda sebenarnya. Skala dapat digolongkan dalam
perbandingan senilai. Makin panjang jarak pada peta, makin panjang pula jarak
sebenarnya. Demikian pula sebaliknya. Skala dapat dirumuskan:

Ukuran gambar
Skala 
Ukuran Sebenarnya

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Persediaan gula pasir di rumah Bu Siti sebanyak 750 gram. Gula
pasir tersebut dapat digunakan selama 12 hari. Sebelum gula
Contoh
pasir tersebut digunakan, Bu Siti membeli lagi 500 gram gula Soal
pasir. Selama berapa hari persediaan gula pasir tersebut dapat
digunakan?
Jawaban:
Makin banyak gula pasir, makin lama gula
pasir akan habis. Dengan demikian,
permasalahan tersebut merupakan
permasalahan perbandingan senilai. Dari
permasalahan tersebut diperoleh
hubungan berikut.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Pak Yadi mengecat tembok rumah. Menurutnya, 6 Latihan
Soal
liter cat dapat digunakan untuk mengecat
permukaan tembok dengan luas 78 m2. Jika luas
permukaan tembok yang akan dicat 104 m2,
tentukan volume cat yang dibutuhkan Pak Yadi.
2. Seorang perajin dapat membuat 24 unit kerajinan dalam waktu 15 hari.
Suatu hari ia menerima pesanan 40 unit kerajinan dan mulai dikerjakan
pada tanggal 1 Maret. Setelah semua kerajinan selesai dikerjakan ia
langsung mendapat pesanan 8 unit kerajinan. Pada tanggal berapa
semua pesanan akan selesai dibuat?

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


C. Perbandingan Berbalik Nilai

1. Perbandingan Berbalik Nilai dalam Bentuk Tabel

2. Perbandingan Berbalik Nilai dalam Bentuk Grafik

3. Perbandingan Berbalik Nilai dalam Bentuk Persamaan

Contoh Soal Latihan Soal

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Perbandingan Berbalik Nilai dalam Bentuk Tabel

Perhatikan contoh perhitungan waktu tempuh berikut. Sebagai catatan,


dianggap jarak antara rumah dan sekolah 4 km.

Dari tabel tersebut terlihat makin tinggi kecepatan, makin singkat waktu
tempuh. Makin rendah kecepatan, makin lama waktu tempuh.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Perbandingan Berbalik Nilai dalam Bentuk Grafik
Berdasarkan tabel hubungan antara kecepatan dan waktu, kamu dapat membuat
grafik perbandingan berbalik nilai. Perhatikan langkah-langkah berikut.
a. Buatlah bidang koordinat kartesius dengan sumbu mendatar sebagai waktu
tempuh, sedangkan sumbu tegak sebagai kecepatan.
b. Ambil pasangan data perbandingan, yaitu
(4, 60); (8, 30); (16, 15); dan (32, 7,5).
Pasangan-pasangan tersebut dianggap
sebagai pasangan titik koordinat.
Selanjutnya, letakkan titik-titik koordinat
tersebut pada bidang koordinat kartesius.
c. Hubungkan semua titik koordinat dengan
kurva mulus (kurva lengkung). Hasil
membuat grafik sebagai berikut
Perhatikan grafik di samping. Grafik tersebut berupa garis lengkung. Jadi, grafik
perbandingan berbalik nilai berbentuk garis lengkung.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Perbandingan Berbalik Nilai dalam Bentuk Persamaan
Diketahui besaran A dan besaran B berikut.

adalah persamaan yang berlaku pada perbandingan

berbalik nilai.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Enam belas ekor ikan hias dapat menghabiskan 2 kemasan
pakan dalam waktu 12 hari. Jika Toni memiara 6 ekor ikan
Contoh
hias, dalam berapa hari satu kemasan pakan akan habis? Soal
Jawaban:
Makin sedikit ikan, pakan akan makin lama habis. Jadi, permasalahan tersebut adalah
permasalahan berbalik nilai. 16 ekor ikan hias dapat menghabiskan 2 kemasan pakan
dalam waktu 12 hari. Dengan demikian, 8 ekor ikan hias dapat menghabiskan 1
kemasan pakan dalam waktu 12 hari. Diperoleh perbandingan berikut.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Renovasi sebuah gedung diperkirakan selesai dalam
waktu 40 hari dengan 18 pekerja. Setelah dikerjakan Latihan
6 hari, renovasi dihentikan selama 22 hari. Tentukan Soal
banyak pekerja yang harus ditambahkan agar
pekerjaan selesai tepat waktu.
2. Setiap hari Pak Fajar mengantar Roni ke sekolah dengan mengendarai
sepeda motor. Menurutnya, jika jarak rumah ke sekolah ditempuh dengan
kelajuan rata-rata 30 km/jam, dibutuhkan waktu 16 menit. Suatu hari
Pak Fajar berangkat mengantar dengan kelajuan rata-rata 50 km/jam.
Saat pulang kelajuan rata-ratanya 40 km/jam. Tentukan waktu yang Pak
Fajar butuhkan untuk mengantar Roni dan kemudian pulang.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


BAB

II ARITMETIKA SOSIAL

BAGIAN BAB

A. Keuntungan dan Kerugian

B. Bunga Tunggal dan Angsuran

C. Diskon, Pajak, Bruto, Neto dan Tara

Kembali ke daftar isi


A. Keuntungan dan Kerugian

1. Nilai Barang

2. Harga Pembelian, Penjualan, Untung dan Rugi

3. Persentase Keuntungan dan Kerugian

Contoh Soal Latihan Soal

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Nilai Barang

Nilai barang meliputi nilai keseluruhan dan nilai per unit. Misalkan satu
pak buku tulis (isi 10 buah) dibeli seharga Rp32.000,00. Bagaimana
menghitung harga sebuah buku tulis? Harga sebuah buku tulis merupakan
nilai per unit atau harga satuan, sedangkan harga satu pak buku tulis
merupakan nilai keseluruhan. Hubungan antara nilai keseluruhan dan nilai
per unit sebagai berikut

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Harga Pembelian, Penjualan, Untung dan Rugi
Harga pembelian atau modal adalah sejumlah uang yang dikeluarkan pedagang untuk
pembelian atau pengadaan barang. Dalam situasi tertentu, modal adalah harga beli
ditambah ongkos atau biaya lainnya. Harga pembelian atau modal dilambangkan
dengan Hb.
Harga penjualan adalah sejumlah uang yang diterima pedagang dari hasil penjualan
barang. Harga penjualan dilambangkan dengan Hj.
Untung atau laba adalah selisih antara Rugi adalah selisih antara harga
harga penjualan dengan harga penjualan dengan harga pembelian. Rugi
pembelian. Untung terjadi jika harga terjadi jika harga penjualan kurang dari
penjualan lebih dari harga pembelian. harga pembelian. Rugi dilambangkan
Untung dilambangkan dengan U. dengan R. Hubungan antara Hj, Hb, dan R
Hubungan antara Hj, Hb, dan U sebagai sebagai berikut.
berikut.

Impas atau tidak untung dan tidak rugi terjadi jika harga penjualan sama dengan harga
pembelian.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Persentase Keuntungan dan Kerugian

Besarnya untung atau rugi terkadang dinyatakan dalam bentuk


persen. Persentase keuntungan atau kerugian selalu dihitung
terhadap harga pembelian. Hubungan antara persentase keuntungan
atau kerugian terhadap harga pembelian sebagai berikut.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Seorang pedagang membeli mi instan sebanyak lima kardus.
Setiap kardus berisi 24 bungkus. Harga seluruh mi instan Contoh
sebesar Rp240.000,00. Jika pedagang tersebut menjual kembali Soal
mi instan seharga Rp2.500,00 per bungkus, berapakah
persentase keuntungan yang diperolehnya?
Jawaban:
Satu kardus berisi 24 bungkus maka lima kardus berisi 5 × 24 = 120 bungkus.
Harga pembelian seluruh mi instan: Hb = 240.000
Oleh karena harga penjualan setiap bungkus sebesar Rp2.500,00 maka harga penjualan
seluruhnya: Hj = 120 × 2.500 = 300.000
Harga penjualan lebih dari harga pembelian akibatnya pedagang mendapat keuntungan
sebesar: U = Hj – Hb = 300.000 – 240.000 = 60.000
Persentase keuntungan:

Jadi, persentase keuntungan yang diperoleh pedagang tersebut sebesar 25%.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Seorang pedagang membeli 50 buah pepaya dengan
harga Rp5.000,00 per buah. Buah pepaya tersebut Latihan
akan dijual kembali. Sebanyak 35 buah dijual seharga Soal
Rp8.000,00 per buah, sebanyak 10 buah dijual dengan
harga Rp4.000,00 per buah, dan sisanya busuk.
a. Untung atau rugikah pedagang itu?
b. Berapakah persentase keuntungan atau
kerugiannya?
2. Seorang pengembang membeli sebuah rumah dengan harga tertentu. Rumah
tersebut kemudian diperbaiki dengan menghabiskan biaya sebesar Rp5.000.000,00.
Setelah siap huni, rumah tersebut dijual lagi seharga Rp104.000.000,00. Dari hasil
penjualan rumah tersebut, pengembang mendapat keuntungan sebesar 30%.
Berapakah harga pembelian rumah semula?

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


B. Bunga Tunggal dan Angsuran

1. Bunga Tunggal

2. Angsuran

Latihan Soal
Contoh Soal

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Bunga Tunggal
Bunga merupakan imbalan jasa untuk penggunaan uang atau modal yang
dibayar pada waktu tertentu berdasarkan ketentuan atau kesepakatan. Besarnya
bunga biasanya berbeda untuk setiap bank, sesuai dengan kebermanfaatan uang dan
kesepakatan kedua pihak. Bunga umumnya dinyatakan sebagai persentase dari
modal pokok.
Misalkan tabungan atau modal sebesar M mendapat bunga tunggal sebesar p%
per tahun. Besarnya bunga (B) dapat dihitung sebagai berikut.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Angsuran
Selain tabungan, bank, atau koperasi juga melayani pinjaman uang. Saat seseorang
meminjam uang di tempat tersebut, ia akan dikenakan tanggungan angsuran yang
dilakukan setiap periode. Umumnya periode pengangsuran dilakukan setiap bulan.
Besarnya angsuran tergantung pada besar dan lamanya jangka waktu pinjaman.
Misalkan seseorang atau badan usaha meminjam uang sebesar M dengan angsuran
selama n bulan bunga p% per tahun.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Sebuah koperasi memberikan bunga pinjaman 1% per bulan
kepada anggotanya. Pak Feri meminjam uang sebesar Contoh
Rp3.000.000,00 yang akan diangsur selama setahun. Soal
Berapakah besar angsuran Pak Feri setiap bulannya?
Jawaban:
M = 3.000.000; p% = 1% per bulann = 1 tahun = 12 bulan;
Pinjaman yang harus dikembalikan merupakan jumlah antara pinjaman mula-mula
dengan besar bunga. Menghitung besar angsuran dapat digunakan dua cara berikut.

Jadi, angsuran Pak Feri setiap bulannya sebesar Rp280.000,00.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Pak Joko menabung uang sebesar Rp3.000.000,00 di Latihan
bank dengan bunga tunggal 10% per tahun. Setelah Soal
jangka waktu tertentu, uang Pak Joko menjadi
Rp3.375.000,00. Berapa lama uang tabungan Pak Joko
di bank tersebut?
2. Pak Heru meminjam uang di koperasi sebesar Rp12.000.000,00. Pihak
koperasi memberikan bunga 12% per tahun. Pengembalian uang
dilakukan secara mengangsur selama 20 bulan. Tentukan besar angsuran
Pak Heru setiap bulannya.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


C. Diskon, Pajak, Bruto, Neto, dan Tara

1. Diskon

2. Pajak

3. Bruto, Neto, dan Tara

Contoh Soal Latihan Soal

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Diskon

Istilah diskon artinya potongan harga. Adanya diskon menjadikan harga yang
dibayarkan untuk suatu barang menjadi lebih murah. Misalnya diskon 20%
artinya harga yang dibayarkan dikurangi dengan 20% dari harga barang
semula. Diskon dilambangkan dengan D. Misalkan harga pembelian sebuah
barang sebesar M dengan diskon sebesar p%.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Pajak
Pajak merupakan pungutan wajib, biasanya berupa uang yang harus dibayar
oleh penduduk sebagai sumbangan wajib kepada negara atau pemerintah
sehubungan dengan pendapatan, pemilikan, harga beli barang, dan lainnya.
Adanya pajak menjadikan harga yang dibayarkan untuk suatu barang
menjadi lebih mahal. Pajak dilambangkan dengan P. Misalkan harga sebuah
barang sebesar M dengan pajak sebesar p%.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Bruto, Neto, dan Tara
Istilah bruto, neto, dan tara berkaitan dengan berat barang. Bruto atau sering
disebut berat kotor adalah berat suatu barang dengan kemasannya/tempatnya. Neto
atau sering disebut berat bersih adalah berat suatu barang tanpa
kemasan/tempatnya. Tara adalah berat kemasan/tempat suatu barang. Hubungan
antara bruto, neto, dan tara dinyatakan sebagai berikut.

Terkadang neto dan tara dinyatakan dalam bentuk persentase. Persentase neto atau
tara selalu dihitung terhadap bruto. Persentase neto atau tara dinyatakan sebagai
berikut.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Ibu Anita membeli sekarung kedelai dengan bruto 100 kg dan
tara 1,5%. Harga kedelai sebesar Rp8.000,00 per kg. Jika Ibu Contoh
Anita mendapat potongan harga sebesar 5%, berapakah uang Soal
yang harus dibayarkannya?
Jawaban:
Bruto = 100 kg
%tara = 1,5%
Besar tara = 1,5% × 100 = 1,5 kg
Neto = bruto – tara
= 100 – 1,5 = 98,5 kg
Harga pembelian kedelai: Dengan demikian, besar pembayaran:
Hb = 98,5 × harga kedelai per kg MD = 788.000 – 39.400
= 98,5 × 8.000 = 748.600
= 788.000 Jadi, Ibu Anita harus membayar sebesar
Rp748.600,00.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Pada hari raya, sebuah supermarket memberikan diskon
besar-besaran. Setiap pembelian pakaian tertentu Latihan
mendapat diskon sebesar 30% + 20%. Adi membeli sebuah Soal
baju seharga Rp150.000,00 dengan diskon tersebut.
a. Tentukan harga baju setelah didiskon.
b. Berapakah besar diskon yang diperoleh Adi?
2. Pak Tono memperoleh penghasilan sebesar Rp6.000.000,00 sebulan. Penghasilan
tidak kena pajak sebesar Rp1.500.000,00. Jika pajak penghasilan sebesar 5%,
berapakah besar pajak yang dibebankan kepada Pak Tono?

3. Pak Dani membeli lima karung pakan ternak dengan tara 2%. Setiap karung
pakan mempunyai bruto 40 kg dengan harga sebesar Rp80.000,00. Pakan ternak
itu dibungkus, lalu dijual lagi seharga Rp2.500,00 per kg. Tentukan:
a. berat tara seluruhnya;
b. berat neto pakan ternak; dan
c. keuntungan seluruhnya.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


BAB

III Garis dan Sudut

BAGIAN BAB

A. Mengenal Garis dan Sudut

B. Hubungan Antara Garis dan Sudut

Kembali ke daftar isi


A. Mengenal Garis dan Sudut
Contoh Soal
1. Garis 2. Sudut

Pengertian Garis Pengertian Sudut

Kedudukan Garis Ukuran Sudut

Melukis Garis Jenis-Jenis Sudut

Membagi Ruas Garis Hubungan Dua Sudut

Melukis Sudut
Contoh Soal Latihan Soal
Latihan Soal

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Pengertian Garis
Garis adalah himpunan titik-titik yang saling bersebelahan dan memanjang ke dua arah.
Garis dikatakan berdimensi satu karena hanya memiliki satu ukuran saja, yaitu panjang.
Adapun jenis-jenis atau nama-nama garis sebagai berikut

Tanda noktah (•) dan anak panah pada gambar tersebut bertujuan memberi
gambaran tentang pangkal dan ujung kurva lurus. Pada gambar-gambar selanjutnya,
tanda noktah dan anak panah tidak selalu diberikan.
Sifat-sifat garis yaitu:
1. melalui dua titik hanya dapat dibuat satu garis;
2. garis AB adalah jarak terdekat antara titik A dan titik B; dan
3. suatu garis dapat diperpanjang secara tak terbatas ke kedua arahnya.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Kedudukan Garis
1. Dua garis dikatakan sejajar jika kedua garis mempunyai arah kemiringan yang
sama. Sebagai akibatnya, dua garis sejajar tidak mempunyai titik persekutuan.
Garis-garis yang sejajar dinotasikan dengan //.
2. Dua garis dikatakan berpotongan jika kedua garis mempunyai tepat satu titik
persekutuan.
3. Dua garis dikatakan berimpit jika kedua garis melalui titik-titik yang sama. Dua
garis yang berimpit dapat dikatakan sebagai dua garis yang sama.
4. Dua garis dikatakan bersilangan jika kedua garis tidak sejajar dan tidak
mempunyai titik persekutuan (tidak berpotongan).

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Melukis Garis
Melukis garis tegak lurus suatu garis melalui suatu
titik di luar garis
Diketahui sebuah garis m dan titik P di luar garis m.
Berikut ini langkah-langkah melukis garis yang tegak
lurus garis m dan melalui titik P.
a. Lukislah busur lingkaran dengan pusat di titik P
dan berjari-jari sebarang sehingga memotong
garis m di titik Q dan S.
b. Lukislah busur lingkaran berjari-jari sama
dengan pusat di titik Q dan S sehingga kedua
busur ini saling berpotongan di titik R.
c. Lukislah garis melalui titik P dan R. Diperoleh
garis PR tegak lurus garis QS atau garis PR tegak
lurus garis m.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Membagi Ruas Garis
Langkah-langkah untuk membagi ruas garis AB menjadi empat bagian sama
panjang sebagai berikut.
1. Dari titik A, lukislah sebarang ruas garis AC sedemikian hingga tidak berimpit
dengan ruas garis AB.
2. Lukislah berturut-turut empat busur lingkaran pada ruas garis AC dengan jari-
jari sama dimulai dari titik A sedemikian hingga panjang ruas garis AK = KL =
LM = MN.
3. Tariklah garis dari titik N ke titik B.
4. Lukislah garis dari titik K, L, dan M,
masing-masing sejajar dengan NB
sehingga garis-garis tersebut memotong
ruas garis AB berturut-turut di titik D, E,
dan F.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Perhatikan kubus ABCD.EFGH di samping. Contoh
a. Sebutkan garis yang sejajar dengan garis AB. Soal
b. Tentukan kedudukan garis CG terhadap garis FG.
c. Tentukan kedudukan garis AD terhadap garis HB.
Jawaban:

a. Garis AB merupakan garis horizontal. Garis garis


yang sejajar garis AB adalah garis-garis yang searah
dengan garis AB yaitu CD, EF, dan HG. Jadi, garis-
garis yang sejajar dengan garis AB adalah garis CD,
EF, dan HG.
b. Garis CG dan garis FG mempunyai satu titik persekutuan, yaitu titik G. Berarti
garis CG dan garis FG berpotongan di titik G. Jadi, garis CG berpotongan dengan
garis FG.
c. Garis AD dan HB memiliki arah yang berbeda dan tidak mempunyai titik
persekutuan. Berarti garis AD dan HB bersilangan. Jadi, garis AD bersilangan
dengan garis HB.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Gambarlah ruas garis AB yang panjangnya 6 cm. Latihan
Bagilah ruas garis AB menjadi 5 bagian sama Soal
panjang menggunakan jangka.
2. Perhatikan gambar berikut.

Panjang ruas garis PQ = 39 cm. Jika PR: RS: SQ = 6 : 5 : 2, tentukan:


a. panjang RS;
b. panjang RQ.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Pengertian Sudut

Sudut merupakan suatu besaran yang dibentuk oleh


dua sinar garis yang memiliki titik pangkal yang
sama (berimpit). Sudut diberi nama dengan tiga
huruf atau cukup satu huruf kapital. Sudut
dinotasikan dengan lambang “∠”. Gambar di
samping dinamakan sudut AOB, ditulis ∠AOB,
∠BOA, atau ∠O. Sinar garis OA dan OB disebut kaki
sudut. Titik O disebut titik sudut. Daerah yang
dibatasi oleh dua kaki sudut disebut daerah sudut.
Anak panah di antara sinar garis AO dan OB
menunjukkan besar sudut. Akan tetapi, seringkali
(sudah umum) anak panah itu tidak digambarkan.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Ukuran Sudut
Besar suatu sudut dapat dinyatakan dalam satuan derajat (°), menit (′), dan detik (′′).
1° = 60′ 1′ = 60′′
Alat untuk mengukur besar sudut dan menggambar suatu sudut dalam satuan derajat
adalah busur derajat

Perhatikan gambar di samping. Langkah-


langkah mengukur ∠APB menggunakan
busur derajat sebagai berikut.
a. Impitkan pusat busur derajat dengan
titik sudut P.

b. Impitkan salah satu kaki sudut (misal PA) dengan garis busur derajat yang
menunjuk 0° pada skala luar atau dalam.
c. Besar sudut ditunjukkan oleh angka yang berimpit dengan kaki sudut lain (PB).
Besar ∠APB terbaca 45°, ditulis ∠APB = 45°.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Jenis-Jenis Sudut
Berdasarkan besarnya, sudut dibagi menjadi lima jenis.
1. Sudut lancip yaitu sudut yang besarnya antara 0° dan 90°.
2. Sudut siku-siku yaitu sudut yang besarnya 90°.
3. Sudut tumpul yaitu sudut yang besarnya antara 90° dan 180°.
4. Sudut lurus yaitu sudut yang besarnya 180°.
5. Sudut refleks yaitu sudut yang besarnya antara 180° dan 360°.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Hubungan Dua Sudut

1. Sudut berpelurus (suplemen) adalah sudut tambahan


agar sudut menjadi sudut lurus (180o). Dua sudut
dikatakan berpelurus jika jumlah besar kedua sudut sama
dengan 180o. Pada gambar di samping, sudut α dan β
berpelurus sebab α + β = 180o.
2. Sudut berpenyiku (komplemen) adalah sudut tambahan
agar sudut menjadi sudut siku-siku (90o). Dua sudut
dikatakan berpenyiku jika jumlah besar kedua sudut sama
dengan 90o. Pada gambar di samping, sudut α dan β
berpenyiku sebab α + β = 90o.
3. Sudut bertolak belakang yaitu dua sudut yang menghadap
ke arah berlawanan yang dibentuk oleh sepasang garis
berpotongan. Dua sudut yang saling bertolak belakang
besarnya sama. Pada gambar di samping, sudut α dan β
bertolak belakang sehingga α = β

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Melukis Sudut
Menyalin sudut
Menyalin ∠PQR berarti membuat sudut lain yang sama besar dengan
∠PQR. Langkah-langkah menyalin ∠PQR sebagai berikut.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Melukis Sudut

Melukis sudut 90° (siku-siku)


Cara melukis sudut 90° sama dengan cara melukis garis
tegak lurus pada garis. Garis PR tegak lurus garis QS. Besar
∠POQ = ∠POS = 90°.

Melukis sudut 60°


Langkah-langkah:
a. Lukislah garis i dan tetapkan titik Q pada garis tersebut.
b. Lukislah busur lingkaran yang berpusat di titik Q dengan
jari-jari sebarang sehingga memotong garis i di titik S.
c. Lukislah busur lingkaran yang berpusat di titik S dan
berjari-jari sama dengan panjang ruas garis QS sehingga
berpotongan dengan busur pada langkah b di titik P.
d. Hubungkan titik P dan Q sehingga diperoleh ∠PQS = 60°.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Melukis Sudut
Garis Bagi Sudut
Garis bagi sudut adalah garis yang membagi suatu
sudut menjadi dua bagian sama besar. Langkah-
langkah melukis garis bagi ∠CAB sebagai berikut.
a. Lukislah busur lingkaran yang berpusat di titik
A dengan jari-jari sebarang sehingga memotong
garis AB di titik Q dan AC di titik R.
b. Lukislah busur lingkaran yang berpusat di titik
R dan Q dengan jari-jari sama (PR = PQ)
sehingga saling berpotongan di titik P.
c. Hubungkan titik A dan P. AP membagi ∠CAB
menjadi dua bagian sama besar sehingga ∠CAP
= ∠PAB. Garis AP dinamakan garis bagi ∠CAB.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Jawaban:
Contoh a. Diketahui besar ∠AFB = 30° sehingga besar
Soal ∠EFD = 30° (saling bertolak belakang)
∠EFD = 30°
⇔ (x + 8)° = 30°
⇔ x = 22
Jadi, nilai x adalah 22.
b. ∠DFC = 90° sehingga ∠AFC = 90°
∠BFC = 90° – ∠AFB
= 90° – 30°= 60°
∠BFC = 5y°
⇔ 60° = 5y°
⇔ y = 12
Jadi, nilai y = 12
Jika besar ∠AFB = 30°, tentukan: c. ∠AFE = 180° – ∠EFD
a. nilai x; = 180° – 30°
b. nilai y; dan = 150°
c. besar ∠AFE. Jadi, besar ∠AFE adalah 150°.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Diketahui refleks dari ∠P = 295o, tentukan:
a. besar ∠P; Latihan
b. besar pelurus dan penyiku ∠P. Soal
2.

3. Salinlah ∠ABC berikut, lalu buatlah garis


baginya.

Tentukan:
a. nilai α;
b. besar ∠QOR; dan
c. besar ∠ROS.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


B. Hubungan Antara Garis dan Sudut

1. Sifat-Sifat Garis Sejajar


2. Sudut-Sudut pada Dua Garis Sejajar yang Dipotong
oleh
Sebuah Garis

Contoh Soal Latihan Soal

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Sifat-Sifat Garis Sejajar

a. Melalui satu titik di luar sebuah garis hanya dapat dibuat satu garis yang sejajar garis
tersebut.
b. Jika satu garis memotong salah satu dari dua garis sejajar, garis tersebut juga akan
memotong garis yang kedua.
c. Jika sebuah garis sejajar dengan dua garis yang lain, ketiga garis tersebut akan saling
sejajar.
d. Jarak dua garis sejajar merupakan panjang ruas garis yang tegak lurus dengan kedua
garis tersebut.

a b c d

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Sudut-Sudut pada Dua Garis Sejajar yang Dipotong oleh Sebuah Garis

Sudut-Sudut Sehadap
Sudut-sudut sehadap adalah sudut-sudut yang
menghadap ke arah yang sama terhadap garis
potong. Sudut-sudut sehadap besarnya sama.
Garis k // A dipotong oleh garis m di titik A
dan B. Garis m disebut garis potong atau garis
transversal.
Contoh:
∠ A1 dengan ∠B1, ∠A2 dengan ∠B2, ∠A3 dengan
∠B3, dan ∠A4 dengan ∠B4.
Dengan demikian, ∠A1 = ∠B1, ∠A2 = ∠B2, ∠A3
= ∠B3, dan ∠A4 = ∠B4

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Sudut-sudut dalam berseberangan
Sudut-sudut dalam berseberangan adalah sudut-
sudut yang terletak di antara dua garis sejajar dan
berseberangan terhadap garis potong. Sudut-
sudut dalam berseberangan sama besar.
Contoh: ∠A3 dengan ∠B1 dan ∠A4 dengan ∠B2.
Dengan demikian, ∠A3 = ∠B1 dan ∠A4 = ∠B2.

Sudut-Sudut Luar Berseberangan


Sudut-sudut luar berseberangan adalah sudut-
sudut yang terletak di luar dua garis sejajar dan
berseberangan terhadap garis potong. Sudut-
sudut luar berseberangan sama besar.
Contoh: ∠A1 dengan ∠B3 dan ∠A2 dengan ∠B4.
Dengan demikian, ∠A1 = ∠B3 dan ∠A2 = ∠B4.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Sudut-Sudut Dalam Sepihak
Sudut-sudut dalam sepihak adalah sudut-sudut
yang terletak di antara dua garis sejajar dan
sepihak terhadap garis potong. Jumlah besar sudut
pasangan sudut dalam sepihak 180°.
Contoh: ∠A3 dengan ∠B2 dan ∠A4 dengan ∠B1.
Dengan demikian, ∠A3 + ∠B2 = 180° dan ∠A4 +
∠B1 = 180°.

Sudut-Sudut Luar Sepihak


Sudut-sudut luar sepihak adalah sudut-sudut yang
terletak di luar dua garis sejajar dan sepihak
terhadap garis potong. Jumlah besar sudut pasangan
sudut luar sepihak 180°.
Contoh: ∠A1 dengan ∠B4 dan ∠A2 dengan ∠B3.
Dengan demikian, ∠A1 + ∠B4 = 180° dan ∠A2 + ∠B3
= 180°.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Contoh
Soal

Tentukan nilai x dan y


Jawaban:
Jumlah besar sepasang sudut luar Sepasang sudut bertolak belakang
sepihak 180°, maka: besarnya sama, maka:
(y + 8)° + (3y – 24)° = 180° (y + 8)° = (2x + 5)°
⇔ 4y – 16 = 180 ⇔ 49 + 8 = 2x + 5
⇔ 4y = 196 ⇔ 2x + 5 = 57
⇔ y = 49 ⇔ 2x = 52
⇔ x = 26
Jadi, nilai x = 26 dan y = 49.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Latihan
Soal

Perbandingan antara besar sudut A1 dan B4 adalah 1 : 5.


a. Tentukan besar ∠B3.
b. Tentukan nilai y jika besar ∠A4 = (2y + 10)°.
2.

Tentukan nilai x.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


BAB

IV Segi Empat dan Segitiga

BAGIAN BAB

A. Persegi dan Persegi Panjang

B. Segitiga

C. Trapesium dan Jajargenjang

D. Belah Ketupat dan Layang-layang

E. Gabungan Bangun Datar

Kembali ke daftar isi


A. Persegi Panjang dan Persegi

1. Persegi Panjang 2. Persegi

Pengertian Pengertian

Unsur-Unsur Unsur-Unsur

Sifat-Sifat Sifat-Sifat

Keliling dan Luas Keliling dan Luas

Contoh Soal Latihan Soal

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Persegi Panjang
a. Pengertian Persegi Panjang
Persegi panjang merupakan bangun segi empat yang mempunyai dua
pasang sisi sejajar dengan keempat sudutnya siku-siku.

b. Unsur-Unsur Persegi Panjang


Perhatikan persegi panjang ABCD di samping. Unsur-
unsur persegi panjang ABCD sebagai berikut.
1) AB, BC, CD, dan AD disebut sisi-sisi persegi panjang.
2) Titik A, B, C, dan D disebut titik sudut persegi
panjang.
3) ∠DAB, ∠ABC, ∠BCD, dan ∠CDA adalah sudut-sudut
persegi panjang.
4) AC dan BD disebut diagonal.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Persegi panjang memiliki sifat-sifat sebagai
berikut.
1) Sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan sama
panjang. AB // DC dan AB = DC AD // BC
dan AD = BC
2) Keempat sudutnya sama besar dan siku-siku
(90°). ∠ABC = ∠BCD = ∠CDA = ∠DAB = 90°
3) Kedua diagonalnya sama panjang dan
berpotongan saling membagi dua sama
panjang. AC = BD dan AO = BO = CO = DO
4) Mempunyai dua simetri lipat sehingga
persegi panjang mempunyai dua sumbu
simetri (EF dan GH).
5) Mempunyai simetri putar tingkat dua.
6) Dapat menempati bingkainya dengan empat
cara.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


d. Keliling Persegi Panjang
Keliling suatu bangun datar adalah jumlah semua
panjang sisi-sisinya. Secara umum, keliling persegi
panjang yang memiliki panjang p dan lebar
𝓁dirumuskan sebagai berikut.

e. Luas Persegi Panjang


Luas suatu bangun datar adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi-sisinya.
Secara umum, luas persegi panjang yang memiliki panjang p dan lebar A
dirumuskan sebagai berikut.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Persegi

a. Pengertian Persegi
Persegi adalah bangun segi empat yang keempat sisinya sama
panjang, dua pasang sisinya sejajar, dan keempat sudutnya siku-siku.

b. Unsur-Unsur Persegi
Perhatikan persegi ABCD di samping. Unsur-unsur
persegi ABCD sebagai berikut.
1) AB, BC, CD, dan DA disebut sisi-sisi persegi.
2) Titik A, B, C, dan D disebut titik sudut persegi.
3) ∠DAB, ∠ABC, ∠BCD, dan ∠CDA adalah sudut-
sudut persegi.
4) AC dan BD disebut diagonal.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


c. Sifat-Sifat Persegi
Persegi memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
1) Keempat sisinya sama panjang. AB = BC = CD = DA.
2) Sisi-sisi yang berhadapan sejajar. AB // CD dan AD // BC
3) Keempat sudutnya sama besar dan siku-siku (90°).
∠DAB = ∠ABC = ∠BCD = ∠CDA = 90°.
4) Kedua diagonalnya sama panjang dan berpotongan
saling membagi dua sama panjang. AC = BD dan AO =
BO = CO = DO.
5) Kedua diagonalnya berpotongan tegak lurus. ∠AOD =
∠AOB = ∠BOC = ∠COD = 90°.
6) Keempat sudutnya dibagi dua sama besar oleh diagonal-
diagonalnya.
7) Mempunyai empat simetri lipat sehingga persegi
mempunyai empat sumbu simetri (AC, BD, EF, dan GH).
8) Mempunyai simetri putar tingkat empat.
9) Dapat menempati bingkainya dengan delapan cara.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


d. Keliling Persegi
Perhatikan persegi berikut.
Secara umum, keliling persegi yang memiliki
panjang sisi s dirumuskan sebagai berikut.

e. Luas Persegi
Secara umum, luas persegi yang memiliki panjang sisi s dirumuskan
sebagai berikut.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Luas sebuah persegi panjang sama dengan luas persegi yang
panjang sisinya 12 cm. Jika lebar persegi panjang adalah 8 cm,
Contoh
tentukan: Soal
a. panjang persegi panjang;
b. keliling persegi panjang.
Jawaban:
a. Luas persegi panjang = luas persegi b. Keliling persegi panjang:
sehingga diperoleh: K = 2(p + 𝓁)
= 2(18 + 8)
= 2 × 26
= 52
Jadi, keliling persegi panjang adalah
52 cm.

Jadi, panjang persegi panjang


adalah 18 cm.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Diketahui suatu persegi dengan sisi (x + 5) cm dan
persegi panjang dengan panjang (2x – 2) cm serta Latihan
lebar (x + 2) cm. Jika keliling persegi panjang sama Soal
dengan keliling persegi, hitunglah:
a. luas persegi;
b. luas persegi panjang.

2. Pak Ridwan mempunyai sebidang lahan berbentuk persegi panjang


dengan ukuran panjang 20 m dan lebar 10 m. Tepi lahan tersebut akan
diberi pagar batu bata. Setiap meter pagar memerlukan 105 batu bata.
Berapa banyak batu bata yang diperlukan untuk membuat pagar
tersebut?

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


B. Segitiga

1. Pengertian dan Unsurnya 6. Hubungan Besar Sudut


dan Panjang Sisi
2. Jenis-Jenis
7. Keliling dan Luas
3. Sifat-Sifat
8. Garis Tinggi, Bagi Berat,
4. Sudut Dalam dan Luar dan Sumbu

5. Ketidaksamaan
Contoh Soal Latihan Soal

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Pengertian dan Unsur-unsurnya
Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga
garis lurus yang membentuk tiga sudut. Segitiga di
samping dinamakan segitiga ABC yang dilambangkan
dengan ΔABC.

Unsur-Unsur Segitiga
Unsur-unsur yang terdapat dalam ΔABC
a. Titik A, B, dan C merupakan titik sudut
b. Sisi AB, AC, dan BC merupakan sisi segitiga
Ketiga sisi pada segitiga saling berpotongan dan
membentuk sudut, yaitu:
a. ∠A atau ∠BAC atau ∠CAB
b. ∠B atau ∠ABC atau ∠CBA
c. ∠C atau ∠ACB atau ∠BCA

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Jenis-Jenis Segitiga
a. Jenis-Jenis Segitiga Berdasarkan Panjang Sisinya

b. Jenis-Jenis Segitiga Berdasarkan Besar Sudutnya

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Sifat-Sifat Segitiga
a. Sifat-Sifat Segitiga Siku-Siku
”Kuadrat sisi miring segitiga siku-siku sama dengan jumlah
kuadrat sisi siku-siku segitiga tersebut”.
b. Sifat-Sifat Segitiga Sama Kaki
1) Segitiga sama kaki mempunyai dua sisi sama panjang.
2) Segitiga sama kaki mempunyai dua sudut sama besar.
3) Segitiga sama kaki mempunyai satu sumbu simetri.
4) Segitiga sama kaki dapat menempati bingkainya secara tepat
dengan 2 cara
c. Sifat-Sifat Segitiga Sama Kaki
1) Segitiga sama sisi mempunyai tiga sisi sama panjang.
2) Segitiga sama sisi mempunyai tiga sudut sama besar, yaitu 60°.
3) Segitiga sama sisi mempunyai tiga sumbu simetri.
4) Segitiga sama sisi mempunyai simetri putar tingkat tiga.
5) Segitiga sama sisi dapat menempati bingkainya dengan 6 cara.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


4. Sudut Dalam dan Sudut Luar Segitiga
Sudut Dalam Segitiga
Sudut dalam segitiga adalah sudut yang dibentuk
oleh dua sisi segitiga dan terletak di dalam segitiga.
Jumlah besar sudut-sudut dalam segitiga adalah
180°. ∠CAB + ∠ABC + ∠BCA = 180° atau dapat
ditulis ∠A + ∠B + ∠C = 180°

Sudut Luar Segitiga


Sudut luar segitiga adalah sudut yang dibentuk oleh
sisi segitiga dan perpanjangan sisi lainnya dari
segitiga tersebut. Pada gambar di samping ∠CAD,
∠BAE, ∠ABF, ∠CBG, ∠BCH, dan ∠ACI merupakan
sudut luar segitiga ABC.
Besar sudut luar suatu segitiga sama dengan jumlah dua sudut dalam yang tidak
berpelurus dengan sudut luar tersebut

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


5. Ketidaksamaan Segitiga
Pada segitiga berlaku jumlah panjang dua sisinya
pasti lebih dari panjang sisi ketiga. Jika suatu segitiga
memiliki sisi a, b, dan c, berlaku ketidaksamaan
berikut. Ketidaksamaan di atas disebut ketidaksamaan segitiga.
Ketidaksamaan segitiga digunakan untuk menguji apakah
suatu segitiga dapat dibentuk atau tidak jika ditentukan
panjang ketiga sisinya

6. Hubungan Besar Sudut dan Panjang Sisi Segitiga


Pada setiap segitiga berlaku sudut terbesar terletak di hadapan sisi terpanjang,
sedangkan sudut terkecil terletak di hadapan sisi terpendek. Perhatikan gambar
segitiga ABC di samping.
a. Sudut C merupakan sudut terbesar dan sisi di
hadapannya, yaitu sisi AB merupakan sisi terpanjang.
b. Sudut B merupakan sudut terkecil dan sisi di
hadapannya, yaitu sisi AC merupakan sisi terpendek.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


7. Keliling dan Luas Segitiga
Keliling Segitiga
Keliling segitiga merupakan jumlah panjang sisi-sisi
pembentuk segitiga. Keliling suatu segitiga dengan panjang
sisi a, b, dan c sebagai berikut. K=a+b+c
Luas Segitiga
Luas segitiga merupakan luas daerah yang dibatasi oleh segitiga tersebut.
Secara umum luas segitiga dengan panjang alas a dan tinggi t sebagai berikut.

Luas Segitiga Diketahui Panjang Ketiga Sisinya

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


8. Garis Tinggi, Bagi, Berat, dan Sumbu
a. Garis tinggi segitiga adalah garis yang ditarik dari sebuah titik sudut dan
tegak lurus terhadap sisi di hadapannya.
b. Garis bagi segitiga adalah garis yang ditarik dari sebuah titik sudut dan
membagi sudut tersebut menjadi dua sama besar.
c. Garis sumbu segitiga adalah garis yang membagi salah satu sisi segitiga
menjadi dua bagian yang sama panjang dan tegak lurus pada sisi tersebut.
d. Garis berat segitiga adalah garis yang ditarik dari titik sudut suatu segitiga
dan membagi sisi di hadapannya menjadi dua bagian yang sama panjang.

(a) (b) (c) (d)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Tinggi segitiga ABC yaitu OC.
Untuk mencari panjang OC, Contoh
perhatikan segitiga COA siku- Soal
siku di O sehingga berlaku
teorema Pythagoras:

Diketahui segitiga ABC


dengan keliling 44 cm.
Tentukan luas segitiga
tersebut.
Jawaban:
K = AB + BC + AC
⇔ 44 = AB + 20 + 13
⇔ 44 = AB + 33
⇔ AB = 44 – 33
⇔ AB = 11 cm

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Diketahui segitiga ABC dengan ∠BCA = 30° dan ∠BAC = 60°.
Tentukan:
Latihan
a. besar ∠ABC; Soal
b. jenis segitiga ABC; dan
c. urutan sisi segitiga ABC dari sisi yang terpanjang.
2. Perhatikan gambar berikut.
a. Hitunglah keliling segitiga ABC.
b. Hitunglah luas segitiga ABC.

3. Selidikilah apakah ukuran kelompok lidi-lidi berikut dapat dibentuk menjadi


segitiga.
a. 5 cm, 8 cm, dan 12 cm;
b. 15 cm, 20 cm, dan 36 cm

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


C. Trapesium dan Jajargenjang

1. Trapesium 2. Jajar Genjang

Pengertian Pengertian

Jenis-Jenis Sifat-Sifat

Sifat-Sifat Keliling dan Luas

Keliling dan Luas


Contoh Latihan
Soal Soal
Contoh Latihan
Soal Soal

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Trapesium

a. Pengertian Trapesium
Trapesium adalah bangun datar segi empat yang
mempunyai tepat sepasang sisi berhadapan yang
sejajar.
Perhatikan gambar trapesium ABCD di samping.
1) AB dan DC disebut sisi sejajar.
2) Sisi sejajar bagian atas (DC) disebut atap atau
bubung trapesium.
3) Sisi sejajar bagian bawah (AB) disebut dasar
atau alas trapesium.
4) AD dan BC disebut kaki trapesium.
5) ∠A dan ∠B disebut sudut alas.
6) ∠D dan ∠C disebut sudut bubung.
7) DE atau CF merupakan tinggi trapesium (jarak
antara dua sisi sejajar).

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


b. Jenis-Jenis Trapesium
Berdasarkan sisi dan sudut, trapesium dapat dibedakan menjadi tiga jenis
berikut.
1) Trapesium siku-siku adalah trapesium yang
mempunyai sepasang sudut siku-siku. Dengan
demikian, EFGH merupakan trapesium siku-siku.

2) Trapesium sama kaki adalah trapesium yang kaki-


kakinya sama panjang.

3) Trapesium sebarang adalah trapesium yang sudutnya


tidak siku-siku dan kaki-kakinya tidak sama panjang.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


c. Sifat-Sifat Trapesium
Perhatikan gambar trapesium JKLM di samping. Secara
umum sifat-sifat trapesium sebagai berikut.
1) Trapesium mempunyai tepat sepasang sisi berhadapan
yang sejajar. Sisi JK // ML.
2) Jumlah ukuran sudut-sudut yang berdekatan di antara
dua sisi sejajar pada trapesium besarnya 180°. Besar ∠J
+ ∠M = 180° dan besar ∠K + ∠L = 180°.

Sifat khusus pada trapesium sama kaki sebagai berikut.


Perhatikan gambar trapesium sama kaki MNPQ di samping.
1) Trapesium sama kaki mempunyai dua sisi sama panjang
yaitu pada kaki-kaki trapesium. Panjang MQ = NP.
2) Trapesium sama kaki memiliki dua pasang sudut yang
sama besar. Besar ∠M = ∠N dan besar ∠Q = ∠P.
3) Trapesium sama kaki mempunyai sepasang diagonal
yang sama panjang. Panjang diagonal MP = NQ.
4) Trapesium sama kaki mempunyai satu sumbu simetri. TU
merupakan sumbu simetri trapesium MNPQ.
d. Keliling dan Luas Trapesium
Perhatikan gambar di samping.
Keliling Trapesium
Keliling trapesium merupakan hasil
penjumlahan panjang keempat sisinya.
Rumus keliling yaitu:

Luas Trapesium
Luas trapesium merupakan hasil kali setengah jumlah panjang sisi
sejajar dengan tingginya. Rumus luas trapesium yaitu:

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Diketahui luas sebuah trapesium sama kaki 120 cm2.
Perbandingan panjang sisi sejajar adalah 3 : 7 dan tinggi Contoh
trapesium 8 cm. Soal
a. Tentukan panjang tiap-tiap sisi sejajar trapesium.
b. Hitunglah keliling trapesium.
Jawaban:
Perbandingan sisi sejajar DC : AB = 3 : 7.
Misalkan DC = 3n maka AB = 7n.
Sketsa trapesium seperti gambar berikut.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Latihan
Diketahui trapesium PQRS dengan Soal
luas = 552 cm2. Tentukan.
a. tinggi trapesium;
b. keliling trapesium.

2. Pak Irfan memiliki sebidang tanah berbentuk trapesium sama kaki dengan
keliling 96 m. Panjang sisi-sisi sejajar tanah tersebut 32 m dan 44 m. Jika Pak
Irfan menjual tanah tersebut Rp400.000/m2, tentukan harga jual tanah tersebut.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Jajar Genjang
a. Pengertian Jajargenjang
Jajargenjang merupakan segi empat yang terbentuk oleh
gabungan segitiga dan bayangannya jika segitiga
tersebut diputar setengah putaran dengan pusat di titik
tengah salah satu sisinya.

b. Sifat-Sifat Jajargenjang
Perhatikan gambar di atas. Sifat-sifat jajargenjang sebagai berikut.
1) Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar. Panjang AB = DC dan
AB // DC serta AD = BC dan AD // BC.
2) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar. Besar ∠DAB = ∠BCD dan ∠ABC
= ∠CDA.
3) Jumlah besar sudut-sudut yang berdekatan 180°. Besar ∠DAB + ∠ABC =
∠ABC + ∠BCD = ∠BCD + ∠CDA = ∠CDA + ∠DAB = 180°.
4) Diagonal-diagonal saling membagi dua sama panjang. Kedua diagonal
jajargenjang ABCD berpotongan di titik P. Pada diagonal DB panjang DP =
PB dan pada diagonal AC panjang AP = PC.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Keliling dan Luas Jajar Genjang
c. Keliling Jajargenjang
Keliling jajargenjang dapat ditentukan dengan cara
menjumlahkan semua panjang sisi-sisinya. Rumus
keliling jajar genjang yaitu:

d. Luas Jajargenjang
Luas jajargenjang dapat ditentukan dengan mengubah
bentuk jajargenjang menjadi persegi panjang atau
membagi jajargenjang menjadi dua segitiga yang sama
bentuk dan ukurannya. Rumus luas jajar genjang yaitu:

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Diketahui jajargenjang ABCD dengan panjang AB = (2x + 6)
cm, panjang CD = (4x + 2) cm, dan tingginya 5 cm. Tentukan: Contoh
a. nilai x; Soal
b. panjang AB dan DC;
c. luas jajargenjang
Jawaban:

a. AB sejajar dengan CD sehingga


panjang AB = panjang CD
AB = CD
⇔ 2x + 6 = 4x + 2
⇔ 2x – 4x = 2 – 6
⇔ –2x = –4
⇔ x=2
Jadi, nilai x adalah 2.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Latihan
Soal

Pada jajargenjang ABCD di atas, tentukan:


a. nilai x dan y;
b. keliling jajargenjang.

2. Diketahui sebuah jajargenjang dengan luas 450 cm2 dan panjang sisi miringnya
17 cm. Jika tinggi jajargenjang tersebut setengah dari panjang alasnya, tentukan:
a. panjang alas dan tingginya;
b. keliling jajargenjang.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


D. Belah Ketupat dan Layang-Layang

1. Belah Ketupat 2. Layang-Layang

Pengertian Pengertian

Sifat-Sifat Sifat-Sifat

Keliling dan Luas Keliling dan Luas

Contoh Latihan Contoh Latihan


Soal Soal Soal Soal

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Belah Ketupat
a. Pengertian Belah Ketupat
Belah ketupat adalah segi empat yang memiliki dua pasang sisi sejajar
dan kedua diagonalnya saling tegak lurus.

b. Sifat-Sifat Belah Ketupat


Perhatikan gambar di samping.
1) Semua sisi sama panjang dan memiliki dua pasang sisi sejajar.
Panjang sisi AB = BC = CD = DA dan sisi AB sejajar dengan DC dan
sisi AD sejajar dengan BC.
2) Diagonal-diagonalnya merupakan sumbu simetri. Diagonal AC dan
BD merupakan sumbu simetri belah ketupat ABCD.
3) Kedua diagonal saling tegak lurus dan membagi dua sama panjang.
AC ⊥ BD serta panjang AO = OC dan BO = OD.
4) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar dan dibagi dua sama
besar oleh diagonal-diagonal. Besar ∠ABC = ∠ADC dan ∠BAD =
∠BCD sehingga ∠ABD = ∠CBD = ∠ADB = ∠CDB dan ∠BAC = ∠DAC
= ∠BCA = ∠DCA

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


c. Keliling Belah Ketupat
Keliling belah ketupat sama dengan hasil penjumlahan
panjang keempat sisinya. Jika K adalah keliling belah
ketupat ABCD dan a adalah panjang sisi-sisinya, berlaku
rumus:

d. Luas Beah Ketupat


Luas belah ketupat sama dengan setengah dari hasil kali
panjang diagonal-diagonalnya. Jika L adalah luas belah
ketupat ABCD, d1 adalah panjang diagonal AC, dan d2
adalah panjang diagonal BD, berlaku rumus:

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Diketahui belah ketupat ABCD dengan panjang diagonal AC
= 96 cm dan kelilingnya 208 cm. Hitunglah luas belah
Contoh
ketupat ABCD. Soal
Jawaban:
Keliling ABCD = 208
⇔ 4 × AB = 208
⇔ AB = 52 cm
Panjang sisi belah ketupat = 52 cm.
Sketsa belah ketupat ABCD seperti berikut.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Perhatikan gambar di samping. ABCD merupakan belah
ketupat. Diketahui besar ∠BCD = 120° dan panjang AD =
Latihan
AC = 12 cm. Hitunglah: Soal
a. besar ∠ACB;
b. besar ∠ADB; dan
c. keliling belah ketupat ABCD.

2. Diketahui luas belah ketupat 480 cm2. Jika salah satu diagonal berukuran dari
panjang diagonal yang lain, tentukan:
a. panjang kedua diagonalnya;
b. kelilingnya.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Layang-Layang
a. Pengertian dan UnsLayang-Layang
Layang-layang adalah segi empat yang memiliki dua pasang sisi yang sama
panjang dan kedua diagonalnya saling berpotongan tegak lurus.

b. Sifat-Sifat Layang-Layang
Sifat-sifat layang-layang sebagai berikut.
1) Layang-layang mempunyai dua pasang sisi sama panjang.
Panjang sisi AB = BC dan AD = DC.
2) Kedua diagonal layang-layang saling berpotongan tegak
lurus dan salah satu diagonal layang-layang membagi dua
sama panjang diagonal yang lain. Diagonal BD ⊥ AC. Besar
∠BOA = ∠BOC = ∠COD = ∠AOD = 90°. Panjang AO = OC.
3) Salah satu diagonal layang-layang merupakan sumbu
simetri. ΔABD kongruen dengan ΔCBD. Dengan demikian,
diagonal BD merupakan sumbu simetri layang-layang ABCD.
4) Layang-layang mempunyai sepasang sudut yang berhadapan
sama besar. Besar ∠BAD = ∠BCD.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


c. Keliling Layang-Layang
Perhatikan gambar di samping.
Keliling layang-layang adalah hasil penjumlahan
panjang keempat sisinya. Jika K adalah keliling layang-
layang ABCD, AD = DC = s1 dan AB = BC = s2, berlaku
rumus:

d. Luas Layang-Layang
Luas layang-layang adalah setengah dari hasil kali
panjang diagonal-diagonalnya. Jika L adalah luas
layang-layang ABCD, d1 adalah panjang diagonal AC,
dan d2 adalah panjang diagonal BD, berlaku rumus:

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Diketahui layang-layang PQRS mempunyai luas 168 cm2.
Diagonal PR dan QS berpotongan di titik T. Panjang QS = 16 cm Contoh
dan PT : TR = 5 : 2. Hitunglah keliling PQRS. Soal
Jawaban:
Sketsa layang-layang PQRS.

Diketahui PT : TR = 5 : 2.
Misalkan PT = 5n maka
TR = 2n.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Perhatikan gambar layang-layang ABCD berikut.
Hitunglah:
Latihan
a. besar ∠A; Soal
b. besar ∠B; dan
c. besar ∠C.

2. Perhatikan gambar layang-layang berikut.


Diketahui layang-layang ABCD dengan panjang
AE = 8 cm, EC = 20 cm, dan luasnya 420 cm2.
Tentukan keliling layang-layang tersebut.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


E. Gabungan Bangun Datar

Keliling dan Luas Gabungan Bangun Datar

Contoh Soal Latihan Soal

Menaksir Luas Bangun Datar Tak Beraturan

Contoh Soal

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Keliling dan Luas Gabungan Bangun Datar

Untuk menentukan keliling gabungan bangun datar dapat dilakukan dengan cara
menjumlahkan panjang sisi di bagian luar dari bangun tersebut. Sedangkan untuk
menentukan luas gabungan bangun datar dapat dilakukan dengan cara berikut.
a. Mengidentifikasi bangun-bangun pembentuknya.
b. Memisahkan gabungan bangun datar tersebut menjadi bangun yang berdiri
sendiri.
c. Mencari ukuran masing-masing unsur bangun datar.
d. Menentukan luas masing-masing bangun datar kemudian menggabungkan
hasilnya

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Perhatikan gambar berikut.
Contoh
Soal

Jawaban:
Bangun ABCDE terdiri atas
trapesium ABDE dan segitiga BCD.
Perhatikan ΔDFC siku-siku di F

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


ABEF berbentuk belah ketupat dan Latihan
OCDE berbentuk trapesium. Soal
Panjang AE = 16 cm, FC = 15 cm,
dan CD = 12 cm. Jika panjang FO =
OB = BC, hitunglah luas bangun
ABCDEF.
2. Perhatikan gambar berikut.

Tentukan luas daerah yang diarsir.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Menaksir Luas Bangun Datar Tak Beraturan
Bangun datar tak beraturan merupakan benda-benda nyata yang ada dalam
kehidupan sehari-hari, seperti permukaan daun, potongan kain, dan permukaan
telapak tangan.

Menentukan luas bangun datar tak beraturan dapat dilakukan dengan cara
berikut.
a. Menjiplak permukaan benda pada kertas berpetak.
b. Menghitung petak yang menutupi permukaan benda tersebut. Untuk petak
yang tidak utuh, jika petak yang menutupi benda lebih dari setengahnya,
maka petak tersebut dihitung satu p

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Contoh
Soal

Dari gambar di atas terlihat, luas permukaan daun = 9 satuan, luas potongan kain =
17 satuan, dan luas permukaan tangan = 11 satuan.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


BAB

V Penyajian Data

BAGIAN BAB

A. Data Berbentuk Tabel

B. Data Berbentuk Diagram

Kembali ke daftar isi


A. Data Berbentuk Tabel

1. Pengertian Data

2. Menaksirkan dan Menyajikan Data dalam Bentuk Tabel

Contoh Soal Latihan Soal

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Pengertian Data
Data adalah kumpulan keterangan, informasi, atau fakta tentang sesuatu atau
permasalahan yang diperoleh dari suatu penelitian atau survei. Berdasarkan
jenisnya, data dibedakan menjadi data kuantitatif dan data kualitatif.

Data kuantitatif
Data kuantitatif menunjukkan jumlah atau ukuran dan berwujud bilangan atau
nilai tertentu. Data kuantitatif dapat diperoleh dengan cara mencacah dan
mengukur.
Data kualitatif
Data kualitatif menggambarkan keadaan atau sifat suatu objek dan tidak berbentuk
bilangan. Misalnya pekerjaaan orang tua siswa, ukuran baju, golongan darah, dan
jenis kelamin. Data kualitatif dapat diperoleh dengan cara pengamatan langsung,
angket, wawancara, eksperimen (percobaan), dan mencari sumber lain.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Berdasarkan cara memperolehnya, data dibedakan menjadi data primer dan data
sekunder.
Data Primer
Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya. Misalnya data ukuran
kaos olahraga siswa diperoleh dengan menanyakan kepada siswa secara
langsung. Data berat badan siswa diperoleh dengan melakukan penimbangan
berat badan siswa.

Data Sekunder
Data sekunder diperoleh secara tidak langsung (diperoleh dari pihak lain).
Misalnya data tentang jumlah penduduk suatu provinsi diperoleh dari BPS
(Badan Pusat Statistik) atau data banyak sekolah dalam satu kota/kabupaten
diperoleh dari Dinas Pendidikan.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Menaksirkan dan Menyajikan Data dalam Bentuk Tabel
a. Tabel Baris dan Kolom
Tabel yang terdiri atas beberapa baris dan satu kolom.
Hasil Panen Padi Desa X Hasil Penjualan Koperasi Sekolah
Tahun 2014–2018 Bulan Januari–Mei 2019

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


b. Tabel Kontingensi
Tabel kontingensi a × b artinya terdiri atas a baris dan b kolom.
Contoh:

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


c. Tabel Distribusi Frekuensi

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Perhatikan tabel tentang jumlah pendaftar beasiswa
untuk siswa SMP yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan
Contoh
selama 6 hari. Soal

Dari tabel di atas, tuliskan 5 informasi yang dapat kamu peroleh dari data
tersebut.
Jawaban:
Dari tabel dapat diketahui hal-hal berikut.
a. Jumlah pendaftar siswa laki-laki terbanyak terdapat pada hari ke-3.
b. Jumlah pendaftar siswa perempuan terbanyak terdapat pada hari ke-3.
c. Jumlah pendaftar siswa laki-laki selama 6 hari adalah 187 orang.
d. Jumlah siswa pendaftar perempuan selama 6 hari adalah 201 orang.
e. Jumlah siswa yang mendaftar beasiswa ada 388 orang.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Cari dan tuliskan tiga contoh data yang termasuk data
kualitatif Latihan
2. Cari dan tuliskan contoh data yang termasuk data Soal
kuantitatif.
3. Perhatikan tabel data luas lahan dan hasil panen padi di
daerah X berikut.

a. Lengkapilah tabel di atas. (Produktivitas lahan sama dengan hasil panen


dibagi luas lahan).
b. Pada tahun berapakah produktivitas lahan tertinggi?

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


B. Data Berbentuk Diagram

1. Diagram Batang

2. Diagram Garis

3. Diagram Lingkaran

Contoh Soal Latihan Soal

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Diagram Batang
Perhatikan sajian data tentang banyak siswa yang menggunakan internet dalam
satu minggu berbentuk tabel dan diagram batang berikut.
Diagram batang tunggal tentang siswa pemakai internet

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Diagram batang ganda tentang siswa pemakai internet

Diagram batang tunggal tentang siswa pemakai internet. Dari gambar terlihat,
variabel data sebagai judul sumbu mendatar. Kategori data diletakkan pada
sumbu mendatar. Nilai data diletakkan pada sumbu tegak. Pada area grafik
terdapat batang-batang. Antarbatang tidak berimpit dan jarak antarbatang
sama. Tinggi batang sesuai dengan nilai setiap kategori data. Diagram batang
biasanya digunakan untuk membandingkan nilai antarkategori data.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Diagram Garis
Perhatikan sajian data suhu udara per jam di daerah X tanggal 21 Juni 2019 dari
pukul 15.00–21.00 berbentuk tabel dan diagram garis berikut

Dari gambar terlihat, pada area grafik terdapat titik-titik yang dihubungkan dengan
ruas garis. Tinggi titik sesuai dengan nilai setiap kategori data. Diagram garis
umumnya digunakan untuk menyajikan data yang berkesinambungan (kontinu).

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Diagram Lingkaran
Perhatikan sajian data ekstrakurikuler olahraga yang diikuti 100 siswa kelas VII
SMP X berbentuk tabel dan diagram lingkaran berikut.

Dari gambar terlihat, keseluruhan data digambarkan dengan daerah lingkaran.


Kategori data digambarkan dengan juring atau sektor. Ketika akan membuat
juring, carilah dahulu besar sudut setiap juring. Setelah diagram lingkaran
terbentuk, umumnya besar sudut setiap juring tidak dituliskan, tetapi diganti
dengan persen.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Diagram lingkaran di samping menunjukkan hasil survei
terhadap 2.000 orang tentang acara televisi yang paling Contoh
disenangi. Soal
a. Berapa orang yang senang menonton acara kuis?
b. Berapa orang yang senang acara berita?
c. Berapa orang yang senang menonton acara olahraga?
Jawaban:
a. Misalkan k = banyak orang yang senang menonton
acara kuis maka:
k = 10% × 2.000
= 200
Jadi, banyak orang yang senang menonton acara kuis
ada 200 orang
b. Misalkan b = banyak orang yang senang menonton acara berita maka:
b = 15% × 2.000
= 300 orang
Jadi, banyak orang yang senang menonton acara berita ada 300 orang.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Perhatikan data panjang badan seorang bayi usia 0–6
bulan berikut. Latihan
Sajikan data pada tabel Soal
ke bentuk diagram garis.

2. Diagram lingkaran berikut menyatakan kegiatan yang diikuti oleh sejumlah


siswa kelas VII.
Jika banyak siswa yang mengikuti kegiatan seni ada
80 orang, tentukan:
a. banyak siswa yang mengikuti kegiatan teater;
b. banyak siswa yang mengikuti kegiatan olahraga.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Banyak wisatawan yang mengunjungi sebuah pantai
dalam satu pekan disajikan dalam diagram batang Latihan
berikut. Soal

Diketahui banyak wisatawan pada hari Sabtu naik 120%.


a. Berapa banyak wisatawan pada hari Sabtu?
b. Berapa jumlah wisatawan dalam satu pekan tersebut?

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

Anda mungkin juga menyukai