Anda di halaman 1dari 37

Gagal

Jantung .

Ns Gad Datak,M.Kep,.,Sp.MB

1
Istilah lain
• Decompensasio Cordis
• Heart Failure (HF)
• Gangguan fungsi jantung
• Cardiac dysfunction
• Disfungsi ventrikel
Epidemilogi
 Merupakan problem kesehatan terutama di negara-
negara yang sudah maju.
 Ada kecenderungan belakangan ini prevalensi dan
insidensi semakin meningkat di Amerika Utara dan
Eropa sehubungan dengan meningkatnya harapan
hidup di negara-negara maju tersebut.
 Di USA setiap tahunnya lebih dari 1 juta orang
dengan kematian 50.000 orang.
 Semakin bertambah umur, semakin tinggi
kemungkinan mengalami gagal jantung.
Epidemilogi
 Eropa :
- Populasi : 900 juta
- Diperkirakan 10 juta menderita gagal jantung
- Sekitar jumlah yang sama, gagal jantung yang
asimptomatik
 Prognosa :
- 50% penderita GJ meninggal pada 4 tahun
pertama
- Lebih dari 50% GJ berat meninggal dalam tahun
pertama
Review Anfis
 Jantung Berat ± 250 – 360 gr
 Jantung mrp 2 pompa
 Ukuran, lokasi, lapisan pelindung,
lapisan dinding, ruang, katup, &
jalur sirkulasi darah
 Suplay darah (nutrisi) ke jantung

5
Sistem Sirkulasi

Faal_KV/ikun/2006 6
Vena kava Arteri
superior sistemik
Vena
sistemik
Arteri
pulmoner
Kapiler paru
Vena
pulmoner

Atrium kiri

Atrium kanan

Ventrikel
kanan

Ventrikel
kiri

Vena kava
inferior

Kapiler
jaringan
perifer
Pengertian
 suatu sindroma klinik yg didasari oleh adanya
abnormalitas struktur jantung atau fungsi
jantung yg mengakibatkan tidak sanggupnya
jantung utk memompakan darah ke seluruh
jaringan tubuh (demand)

 Ketidakmampuan jantung untuk memompa


darah secara adekuat untuk memenuhi
kebutuhan jaringan oksigen dan nutrisi
akan (Smeltzer & Bare
2002)
Lanjutan pengertian...
 Ketidakmampuan jantung utk mempertahankan cardiac
output (CO) dlm memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.
(Karim& Kabo, 1996)
Etiologi Gagal Jantung
Kegagalan fungsi jantung Beban kerja berlebihan

Penyakit miokardia: Peningkatan tekanan:


- Kardiomiopati - Hipertensi sistemik
- Miokarditis - Hipertensi pulmonal
- Insufisiensi koroner - Koarktasio aorta
- Infark miokard
Peningkatan volume
Penyakit katup jantung - Arteriovenous shunt
- Stenosis katup - Kelebihan pemberian cairan IV
- Regurgitasi katup
Peningkatan perfusi
Kelainan jantung - Tirotoxitosis
- Anemia
kongenital Perikarditis 10
Patofisiologi gagal jantung
Meliputi interaksi 2 faktor :
 Penurunan kemampuan pompa jantung penurunan cardiac reserve
 Mekanisme adaptasi untuk memelihara curah jantung (CO)

Pada awal gagal jantung, akibat CO rendah akan terjadi mekanisme


kompensasi neurohormonal untuk mempertahankan tekanan darah
yaitu :
◦ peningkatan aktivitas saraf simpatis
◦ Peningktatan aktivitas sistem renin-angiotensin-aldosteron
◦ pelepasan arginin vasopresin

Kondisi ini awalnya bermanfaat tetapi dapat memperburuk gagal


jantung

11
Patofisiologi gagal jantung
Heart Failure

Decreased stroke volume

Activations symphatetic Decreased renal


circulations reflexes blood flow

Compensated heart failure


Salt and water retentions - increased
Increased HR, cardiac contractility vascular volume - increased stroke
and peripheral vascular resistance volume via mekanisme Frank-Starling
mechanism
---- improved cardiac reserve

Decompensted heart failure


Decreased diastolic filling time - Overfilling of the ventricles and
decreased stroke volume; increased circulations
afterload  increased pressure - decreased stroke volume and
work development of peripheral and pulmonary
edema.

12
Tipe gagal jantung dan manifestasi klinis
 Gagal jantung kiri
Gagal jantung yg ditandai dgn adanya kongesti
sirkulasi pulmonal. :
- Nafas pendek, dyspnea , paroxymal nocturnal
dyspnea, orthopnea, edema pulmonal.
- Batuk – kering, tidak produktif biasanya pd malam
hari
- Kelemahan
- Insomnia, gelisah
- Takikardi, S3 (galop ventrikel)
13
 Gagal jantung kanan
Gagal jantung yg ditandai dengan kongesti pada
sirkulasi perifer.:
- Edema kaki, Penambahan BB tidak dapat
dijelaskan.
- Kongesti liver
- Distensi vena jugularis
- Anoreksia dan nausea
- Nocturia
- kelemahan

15
Distensi Vena Jugularis
Biasanya berupa kombinasi GJ kiri dan GJ kanan, yang
disebut GJ Kongestive (CHF = Congestive Heart Failure)

Gagal Jantung Kongestive


Right heart failure Left heart failure

Congestion of peripheral Decreased CO Pulmonary congestion


tissue

Liver congestion Activity intolerance Impaired gas Pulmonary edema


and signs of exchange
decreased tissue
Dependen edema perfusion
and ascites Signs related to
impaired liver Cyanosis and signs
function of hypoxia Orthopnea
GI tract
congestion

Cough with frothy Paroxysmal


Anorexia, GI sputum nocturnal dyspnea
distress, weight loss

Manifestations of left –and right-side hearth failure (Porth, 2008, p 424) 19


Tanda & gejala gagal jantung congestif (CHF)
Disebabkan karena bendungan diberbagai organ dan low output, pada pasien
CHF hampir selalu ditemukan:
 Gejala paru : dyspneu, orthopnea, dan paroxysmal nocturnal dyspnea.
 Gejala asistemik : lemah cepak capek, oliguri, nokturi, mual, muntah,
ascites, hepatomegali dan edema perifer.
 Gejala SSP : insomnia, sakit kepala, mimpi buruk sampai delirium.
 Auskultasi: terdengar BJ S3 (diastolic galop), bijika terjadi dilatasi ventrikel maka
bising jantung (+), paru: ronki basah (+)

Pada kasus akut, yaitu :


 Edema paru meliputi : dyspneu, orthopnea, tachypnea, batuk dengan sputum
berbusa, kadang2 hemoptisis.
 Gejala low output: takhikardi, hipotensi, dan oliguri.
 Gejala pencetus CHF akut seperti : angina pada AMI
 Pada kasus berat akan terjadi syok kardiogenik
(Karim& Kabo,
1996)

20
Beratnya manifestasi klinik dapat diklasifikasikan
menurut kriteria New York Heart Association (NYHA)

Kelas I : Tidak ada pembatasan aktivitas latihan fisik sehari-hari


(ordinary physical exercise) tidak menimbulkan sesak
nafas, rasa capek, atau berdebar-debar.
Kelas II : Ada pembatasan ringan aktivitas.
Saat istirahat tidak ada keluhan, akan tetapi aktivitas
sehari-hari dapat menimbulkan rasa capek, berdebar atau
sesak nafas
Kelas III: Pembatasan yang jelas dari aktivitas fisik. Saat istirahat
tidak ada keluhan, namun aktivitas sehari-hari yang ringan
sekalipun sudah menimbulkan keluhan.
Kelas IV: Tidak sanggup melakukan sesuatu aktivitas fisik tanpa
perasaan tidak nyaman. Simptom gagal jantung sudah ada,
bahkan saat istirahat sekalipun, dan akan meningkat
setiap aktivitas yang ringan sekalipun.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Elektrokardiografi
- Dapat mendeteksi etiologi GJ ventrikular
hipertropi
- Normal EKG belum tentu tidak ada kelainan jantung
2. Thorax Foto
- Sangat perlu untuk diagnosis initial dari GJ
- Deteksi kardiomegali dan kongesti paru
Kardiomegali
Hipertrofi Ventrikel Kiri &
kanan
Mekanisme :
 Terdapat peninggian voltase QRS karena :
 Terdapat peningkatan massa otot karena dilatasi ventrikel
dan atau penebalan dinding ventrikel
Peningkatan tekanan transmural dan intraventrukular
ETIOLOGY :
 Pressure load pada ventrikel kiri
 Tekanan tinggi persisten pada ventrikel kanan
Hipertrofi ventrikel

25
Lanjutan Pemeriksaan Diagnostik...
3. Pemeriksaan Laboratorium
darah lengkap, urinalisa, fungsi ginjal, gula darah,
dan enzim jantung.
4. Echokardiografi
- Gold standart untuk evaluasi disfungsi LV, diastolik dan
sistolik
- Mendeteksi seberapa beratnya disfungsi ventrikel
kiri (ejection fraction).
Ekokardiografi
Penanggulangan CHF
Kasus kronis
• Atasi sindrom gagal jantung
• Perbaiki faktor presipitasi : anemia, aritmia, stress, infeksi dll
• Perbaiki penyakit penyebab
• Mencegah komplikasi : tromboemboli

Non farmakologi :
Perbaiki oksigenasi jaringan, pemberian oksigen, membatasi kegiatan fisik sesuai beratnya
keluhan, diet RG, cukup kalori dan protein

Farmakologi :
Menurunkan afterload : ACE-inhibitor, atau antagonis kalsium
Meningkatkan kontraktilitas : pemberian digitalis
Menurunkan preload : pemberian nitrat atau diuretik 28
Kasus akut:
Tindakan umum:
 Baringkan pasien posisi setengah duduk
 Berikan oksigen

Farmakologi :
 Mengurangi preload : Morfin sulfat (IV), menyebabkan venodilatasi dan
penurunan tekanan kapiler pulmonal. menghilangkan kecemasan;
Furosemid (lasik); Nitrat
 Meningkatkan kontraksi jantung dgn obat-obat inotropik (pada keadaan
CO rendah dan disfungsi diastolik) : Dobutamin, dopamin, digoksin
 Mengurangi afterload (pada keadaan hipertensi dan disfungsi sitolik) :
pemberian vasodilator seperti : nitrat, nitrofusid. Indikasi vasodilator
ialah sistolik > 100 mmHg.

29
Askep gagal jantung
Nursing Assessment
1. Dapatkan riwayat gejala, keterbatasan aktifitas, respon
terhadap istirahat, riwayat penyakit dan pengobatan.
2. Kaji nadi perifer, catat kualitas dan karakternya, kaji frekwensi
dan irama jantung, tekanan darah, kaji adanya edema.
3. Inspeksi dan palpasi prekordium untuk mengetahui perubahan
posisi PMI
4. Kaji BB saat ini dan sebelumnya
5. Dapatkan hasil pemeriksaan elektrolit dan tes lab lainnya
6. Identifikasi pola tidur dan perlengkapan yg digunakan.

30
Nursing diagnosis
 Penurunan CO b.d. perubahan kontraktilitas dan peningktan
preload dan afterload.
 Kerusakan pertukaran gas b.d. edema alveolar
akibat peningkatan tekanan ventrikular.
 Kelebihan volume cairan b.d. retensi sodium dan air
 Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen.

31
Diagnosa dan intervensi keperawatan gagal jantung

Penurunan CO b.d. perubahan kontraktilitas dan peningktan


preload dan afterload.
Kriteria hasil :CO adekuat ditandai dengan Denyut jantung dan TD
dlm batas normal, kesadaran Compos mentis, urin out put : 1-2 ml/kb
BB/jam.

◦ Istirahat fisik dan mental: bantu ADL, ciptakan lingkungan tenang


dan nyaman.
◦ Berikan digitalis sesuai program. Sebelumya : hitung nadi, serum
kalium
◦ Observasi adanya efek samping digitalis: aritmia, anoreksia, mual,
muntah, diare, bradikardi, sakit kepala , lemas, perubahan tingkah laku.
◦ Berikan laxatif sesuai program.
◦ Observasi TTV setiap 2 jam, auskutasi BJ dan suara paru tiap 4 jam
◦ Amati adanya penurunan perfusi jaringan perifer dan produksi urin.
32
Diagnosa dan intervensi keperawatan gagal jantung
Kerusakan pertukaran gas b.d. edema alveolar
akibat peningkatan tekanan ventrikular .
Kriteria hasil: ventilasi dan oksigenasi adekuat ditandai dgn
AGD dalam batas normal, dyspnea (-), RR normal
- Tinggi tempat tidur bagian kepala 20 – 30 °, semi
fowler.
- Auskultasi bunyi paru setiap 4 jam untuk menegtahui
adanya krekels dan wheezing
- Observasi RR, pola nafas,
- Anjurkan untuk nafas dalam setiap 1 - 2 jam
- Berikan oksigen sesuai program
- Berikan terapi diuretik, bronchodilator sesuai
33
program.
Diagnosa dan intervensi keperawatan gagal jantung

 Kelebihan volume cairan b.d. retensi sodium dan air


Kriteria hasil : Pasien dlm kondisi normovolemik. Ditandai
Output urin ≥ 30 ml/jam, intake output seimbang, , BB stabil,
edema < +1, HR < 100, krekels (-), JVP (-)
◦ Observasi intake out put setiap 2 jam
◦ Monitor berat badan dan peningkatan edema,
suara paru, JVP, CVP jika tersedia
◦ Batasi intake cairan
◦ Berikan diet rendah garam
◦ Berikan diuretik sesuai program
34
Diagnosa dan intervensi keperawatan gagal jantung
 Intoleransi aktifitas b.d kelemahan umum dan
ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen.
Hasil yg diharapkan: pasien menunjukan toleransi thdp aktivitas.
Ditandai dgn: RR ≤ 20 x/mnt, pola nafas eupnea, HR ≤ 120 x/mnt,
TD sistolik dibawah 20 mmHg dari TD sistolik istirahat, nyeri dada
(-), disritmia (-)
 Pertahan pasien bed rest.
 Monitor respon pasien terhadap aktivitas
 Monitor TTV sebelum melakukan aktifitas utama ( duduk,
berdiri, berjalan).
 Bantu melakukan ADL
 Berikan aktivitas secara bertahap
 Berikan makanan lunak porsi kecil

35
Health Education
 Diet rendah garam
 Teknik relaksasi
Teknik monitor retensi
cairan dalam tubuh, edema
 Teknik memonitor nadi
 Efek samping
obat/pengobatan
37

Anda mungkin juga menyukai