Anda di halaman 1dari 22

DRAINASE TERAPAN

Ruzardi, DR, MS, Ir.

PERENCANAAN SISTEM
DRAINASE
KULIAH ke 6
ISU STRATEGIS DALAM PERENCANAAN DRAINAS
E
a. Perubahan kondisi lingkungan yang berpengaruh pada sistem
drainase
• Dampak perubahan iklim (climate change) menyebabkan perubahan
pola curah hujan dan meningkatnya permukaan air laut
karena meningkatnya temperatur rata-rata Bumi,
• Adanya “Land Subsidence” (penurunan muka air tanah) yang
disebabkan antara lain eksploitasi air tanah yang berlebihan,
• Perkembangan kota yang menyebabkan limpasan air permukaan
(run off) meningkat sehingga memerlukan pengendalian debit
puncak.
• Perkembangan kawasan perkotaan yang padat dan menurunnya
kualitas lingkungan yang disebabkan dibuangnya air limbah dan
sampah di saluran drainase.
PARADIGMA PENANGANAN DRAINASE

• LAMA :
Secepatnya mengalirkan
limpasan air hujan ke pembuangan akhir:
saluran/ badan air terdekat menuju
Sungai, sungai menuju ke laut.

• BARU :
Sedapat mungkin menahan dulu, meresapkan ke dalam tanah mel
alui sumur resapan, waduk, kolam retensi dan sebagainya, kelebih
an dialirkan menuju tempat pembunagan akhir.
KONDISI EKSISTING DRAINASE

Hanya 52,83% dari rumah tangga yang


mempunyai akses ke saluran drainase, 1
4,49% mempunyai sistem drainase dala
m keadaan tergenang atau alirannya lam
bat dengan kapasitas aliran yang kurang
memadai, dan 32,68% tidak mempunyai
saluran drainase. (Riskesdas 2013)

32.68 % Tidak
Punya 52.83 %
Berakses

14.49 %
Tergenang Hal- 4
Perencanaan sistem Drainase

• Prosedur dan Tahap Perencanaan


1

• Tahap Pemeliharaan
2

3
• Evaluasi dan Monitoring
• Prosedur dan tahap perencanaan
1

Proses pembangunan saluran drainase sama halnya


dengan pembangunan pekerjaan/proyek-proyek
lainnya yaitu melalui tahapan yang dilakukan
secara berurutan berdasarkan
akronim SIDLACOM.
S – Survey (Pengukuran/Survei)
I – Investigation (Penyelidikan) SID
D – Desain (Perencanaan Teknis)
La – Land acquisition (Pembebasan Tanah)
C – Construction (Pelaksanaan Pembangunan)
O – Operation (Operasi)
M – Maintenance (Pemeliharaan)
S – Survey (Pengukuran)

1. Peta topografi
Peta topografi akan digunakan dalam pembuatan tata
letak pendahuluan jaringan saluran drainase. Peta-peta
topografi dibuat dengan skala 1: 25.000 untuk tata letak
umum, dan 1 : 5.000 untuk tata letak detail
Peta topografi ini seringkali disandingkan dengan peta
rupa bumi dan peta foto udara.
Contoh Peta foto Udara yang di Overlapekan dengan
Peta pengukuran

Jaringan Drainase Kota Batam

Peta topografi yang


diperoleh seringkali
dilakukan kros cek
U 21

20

dengan peta foto


udara atau citra satelite
Dengan demikian
Akan dapat dengan
mudah menentukan 17

jenis dan jumlah 11

fasilitas umum yang


dapat dilayani.
Jaringan Drainase Kota Dumai
I – Investigation (Penyelidikan)
Investigasi adalah aktifitas atau proses pencarian dan
pengumpulan data (menggali dan menganalisis)
yang menyangkut keperluan untuk perencanaan konstruksi.

Penelitian tanah/penyelidikan geoteknik:


 Kemampuan tanah pada lokasi bangunan bangunan
utama
dengan pemboran pengambilan contoh tanah sepanjang
trase saluran & pada lokasi bangunan-bahan bangunan,
 Uji lab.untuk sifat fisik dan mekanik tanah
Data pendukung yang penting

Pengumpulan data hidrologi:


- peta hujan rata- rata
- aliran permukaan min./ maks.
- menilai terjadinya besar aliran air dari segi jumlah & kualitas
- kumpulkan data lapangan mengenai banjir, penggenangan
- kunjungi & periksa tempat- tempat pengukuran
- analisis frekuensi banjir dan kekeringan
- perkiraan sedimen, limpasan air hujan, dan pencemaran
- data pasang surut muara sungai
Data pendukung lainnya

Daerah perkotaan merupakan daerah


yang telah terbangun, maka dalam
aspek pertencanaan harus melihat
kondisi existing ini.

- Sistem drainase yang telah ada


- Permasalahan yang timbul selama ini
- Frekuensi kejadian genangan yang
ditimbulkan
- Perilaku masyarakat
D -Disain (Perencanaan Teknis)

• Konsep dasar perencanaan sistem drainase yang ada selama


ini yaitu membuang genangan secepat dengan membangun
tampang saluran yang besar sudah seharusnya di koreksi. Da
ri sisi konservasi air cara ini tidak tepat, mengingat cadanga
n air selalu defisit dari tahun ke tahun. Oleh karenanya
pola pikir yang perlu dikembangkan yaitu:
- Penurunan debit limpasan dengan memperbanyak kawasan
resapan dengan pembenahan lingkungan lebih utama.
- Fasilitas saluran dan bangunan yang sudah ada harus dimanf
aatkan sebanyak mungkin.
- Pembuatan saluran tambahan yang baru seminimal mungkin
- Memperlama genangan air dalam batas yang tidak mengga
ngu lingkungan.
- TRAP = Tangkap, Resapkan, Alirkan
Debit Rencana

Dalam perhitungan debit drainase, luas Qp  1 . . C s . C . I t,T . A


daerah tangkapan yang harus didrain 3,60
dan hujan merupakan masukan utama,
selain karakter kawasan sebagai
dengan:
pelengkap. Mengingat ketersediaan data
dan luasan tangkapan, hitungan debit Qp = debit puncak (m3/detik),
dipakai cara Rasional. Asumsi dasar dari
metode rasional adalah sebagai berikut: Β = koefisien penyebaran
1. intensitas hujan seragam di seluruh hujan (diambil 1,
tangkapan,
2. durasi hujan tetap dan konstan karena wilayah kecil).
sepanjang waktu, Cs = koefisien penampungan,
3. limpasan maksimum dicapai apabila
durasi hujan (t) sama dengan waktu C = koefisien limpasan,
konsentrasi aliran (tc) pada daerah
It,T = intensitas hujan durasi t
tangkapan,
4. frekuensi banjir sama dengan (mm/jam),
frekuensi hujan.
kala ulang T tahun,
A = luas daerah tan
gkapan hujan (km2)
Pemilihan Bentuk Saluran

Propertis saluran sesuai dengan kondisi penggal yang sesuai


meliputi: luas pelayanan (A), debit aliran (Q), kemiringan
memanjang (S), bentuk saluran, bahan saluran saluran dan
kemiringan dinding. Untuk mendapatkan saluran yang efektif
dan efisien, dipertimbangkan beberapa arahan sebagai berikut:
o saluran drainasi jalan raya untuk debit kecil bentuk digunakan
bentuk V beton pracetak (precast), sedangkan untuk debit
menengah saluran diarahkan kebentuk segiempat yang juga
menggunakan beton pracetak,
o gorong-gorong diarahkan bentuk segiempat,
o didisain semua saluran dengan beton cara precast,
o saluran drainasi sekunder dan primer bentuk segiempat, dasar
saluran dari bahan tanah asli atau pasangan, sedangkan dinding
dengan bahan cor beton/pasangan batu kali.
Inlet Drainase

Saluran inlet adalah bukaan/lubang di sisi-sisi jalan yang berfungsi untuk menampung
dan menyalurkan limpasan air hujan yang berada sepanjang jalan menuju ke saluran.
Jenis inlet yaitu:
a. Inlet tepi (inlet di tepi jalan)
- Inlet got tepi (gutter inlet), lubang bukaan terletak mendatar secara melintang
pada dasar got tepi berbatasan dengan batu tepi
- Inlet kerb tepi (curb inlet), lubang bukaan terletak pada bidang batu/kerb tepi
dengan arah masuk tegak lurus pada arah aliran got tepi, sehingga kerb tepi
bekerja sebagai pelimpah samping.
b. Inlet as (inlet di tengah jalan), lubang bukaan terletak mendatar secara melintang di
tengah jalan dengan saluran drainase di bawah as jalan.

Inlet got tepi Inlet kerb tepi Inlet as jalan


Inlet Drainase
Inlet got tepi Inlet kerb tepi Inlet as jalan
Saluran drainase Saluran drainase tertutup Saluran drainase tertutup
terbuka/tertutup di bahu di tepi jalan di bawah as jalan
jalan
Pembangunan paling Tingkat kesulitan Pembangunan paling sulit
mudah konstruksi sedang
Perawatan paling mudah Tingkat kesulitan Perawatan paling sulit
perawatan sedang
Paling sering bercampur Jarang bercampur dengan Tidak bercampur dengan
dengan buangan limbah buangan limbah rumah buangan limbah rumah
rumah tangga tangga tangga
Membutuhkan bahu Bisa menggunakan Tidak membutuhkan bahu
jalan/trotoar untuk alokasi jalan/trotoar untuk alokasi jalan/trotoar untuk alokasi
saluran drainase saluran drainase saluran drainase
KONSEP PENANGANAN GENANGAN DAN BANJIR

Hujan di hulu

Hujan
setempat
Pasang surut

• Kurangi limpasan P
permukaan dari daerah
hulu
Saluran penagnkap air dari

hulu dengan fasilitas


pemanenan air hujan
• Buat sistem drainase
hulu (gravitasi) terpisah
dengan sistem di hilir • Kembangkan drainase • Cegah air laut
(gravitasi + pompa) sistem polder, masuk ke darat
dilengkapi dengan dengan bangunan
kolam tampung, tanggul laut dan
pompa, pintu tanggul sungai
otomatis.
Meminimalkan
limpasan

Penurunan debit limpasan


dengan memperbanyak
kawasan resapan dengan
pemebenahan lingkungan
lebih utama.
Konsep Konvensional dan Eko-Drainase

Pembuatan sudetan

Konvensional Normalisasi sungai

Konsep
Drainase Pembuatan konstruksi sipil

Eco-Drainage Retensi air


KONSEP HARMONI DENGAN ALAM
Aspek Perencanaan lainnya yang perlu diperhatikan

Aspek Ekonomis: Proyek perlu pendanaan yang banyak


maka setiap nilai rupiah yang dikeluarkan harus
dipertimbangkan nilai manfaatnya
1, Melakukan identifikasi tingkat kelayakan
2. Menilai seberapa keuntungan yang diperoleh
3. Melakukan indentifikasi tingkat resiko yang mungkin
jadi kendala.

Aspek Sosial Kemasyarakatan: keterlibatan dan rasa memilki


Masayarakat terhadap proyek ini perlu diperhatikan.
Hal ini perlu sekali agar tidak terjadi pertentangan antara
Kemauan pemerintah dengan kehendak masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai