Askep Nyeri
Askep Nyeri
GANGGUAN“KENYAMANAN-NYERI”
• Nyeri : alasan yg paling umum orang mencari
perawatan kesehatan
• Gejala yg paling sering terjadi, tapi paling
sedikit dipahami
• Nyeri bersifat subjektif, sumber frustasi baik
bagi klien maupun tenaga kesehatan
• Nyeri dpt merupakan faktor utama yg
m`hambat kemampuan & keinginan individu
u/pulih dari suatu penyakit.
PENGERTIAN
Kerusakan sel/jaringan
Nyeri berkurang
MEKANISME REFLEKS PROTEKTIF
Serabut delta-A
Kontraksi otot
1. Sensori-diskriminatif
2. Motivasi-afektif
3. Kognitif-evaluatif
1. Sensori-diskriminatif
• Transmisi nyeri tjd antara talamus & korteks sensori
• Seorang individu m`persepsikan lokasi, keparahan, &
karakter nyeri
• Faktor2 yg menurunkan tk.kesadaran
(ex : analgetik, anestetik, penyakit serebral)
menurunkan persepsi nyeri
• Faktor2 yg meningkatkan kesadaran thd stimulus
(ex : ansietas, ggn tidur) meningkatkan persepsi nyeri
2. Motivasi-afektif
• Interaksi antara p`bentukan sist retikular & sist
limbik m`hasilkan persepsi nyeri
• P`bentukan retikular m`hasilkan respons
pertahanan, menyebabkan individu
m`interupsi atau m`hindari stimulus nyeri
• Sistem limbik mengontrol respons emosi &
kemampuan yaitu koping nyeri
3. Kognitif-evaluatif
• Pusat kortikal yg lebih tinggi di otak
memengaruhi persepsi
• Kebudayaan, pengalaman dgn nyeri, & emosi
memengaruhi evaluasi thd pengalaman nyeri
• Sist ini membantu sso u/m`interpretasi
intensitas & kualitas nyeri, shg dpt melakukan
suatu tindakan
C. REAKSI
a. Respons Fisiologis
menstimulasi sistem saraf otonom
(simpatis & parasimpatis)
b. Respons Perilaku :
ada 3 fase pengalaman nyeri :
antisipasi, sensasi, & aftermath
1. Respon Sistem Saraf Simpatis
• Pucat
• Ketegangan otot
• Penurunan denyut jantung & TD
• Pernafasan cepat & tidak teratur
• Mual & muntah
• Kelemahan & kelelahan
3. Respon Perilaku
• Cemas, takut
• Ekspresi wajah : mengatupkan geraham,
menggigit bibir, meringis, menangis,dsb
• Fokus perhatian hanya kpd sensasi nyeri
• Apasia, bingung, atau disorientasi
• Depresi
TIPE NYERI :
a. Nyeri Akut :
• Terlokalisasi
• Tajam : seperti ditusuk, disayat, di cubit, dll
• Respon saraf simpatis
• Penampilan gelisah, cemas
• Pola serangan jelas
b. Nyeri Kronis
• Menyebar
• Tumpul : ngilu, linu, kemeng, nyeri,
dsb
• Respon saraf parasimpatis
• Penampilannya depresi, menarik diri
• Pola serangannya tidak jelas
FAKTOR2 YG MEMENGARUHI NYERI :
I. Pengkajian
II. Diagnosa Keperawatan
III. Perencanaan
IV. Implementasi
V. Evaluasi
I. PENGKAJIAN
Pengkajian diperlukan untuk :
a. Menetapkan data dasar
b. Menegakkan diagnosa keperawatan
c. Menyeleksi terapi yg cocok
d. Mengevaluasi respon klien terhadap
terapi
Pendekatan Klinis Rutin thd Pengkajian &
Penatalaksanaan “ABCDE” Nyeri
A : Ask/ Tanyakan nyeri scr teratur
Assess/ Kaji nyeri scr sistematis
B : Believe/ Percaya apa yg dilaporkan K & klg serta apa yg
mereka lakukan u/menghilangkan nyeri
C : Choose/ Pilih cara pengontrolan nyeri yg cocok u/K,
klg, dan kondisi
D : Deliver/ Berikan intervensi scr terjadwal, logis, &
terkoordinasi
E : Empower/ Dayagunakan K & klg mereka
Enable/ Mampukan mereka mengontrol pengobatan
sejauh yg dpt dilakukan
I. PENGKAJIAN
A. Nursing History
1. Awitan & durasi
2. Lokasi nyeri : perlu diagram tubuh manusia
2. Intensitas/ tk keparahan : menggunakan skala
Skala yg digunakan :
- Visual Analog Scale (VAS) : tdk nyeri- nyeri tdk
tertahankan ( K menetapkan suatu titik)
- Verbal Pain Scale/Numerical Rating Scales :
tidak nyeri – sangat nyeri
- Verbal Descriptor Scale (VDS) : tdk nyeri –
nyeri ringan-sedang-berat-tdk tertahankan
- Face Rating Scale : 0 - 5
- Behavioral Scale : OUCHER (0-100)
3. Kualitas nyeri ( menggunakan kata2 pasien, ex : seperti
ditusuk, rasa terbakar, sensasi remuk/crushing,
berdenyut/throbbing, tajam atau tumpul, dll). Bedah :
tajam, infarkmiokard : crushing
4. Pola nyeri : apa saja yg dpt mempresipitasi/
memperburuk nyeri. Ex : faringitis smakin nyeri jika
menelan/berbicara. Ruptur diskus intravertebral
smakin nyeri jika membungkuk atau mengangkat
benda.
5. Tindakan u/menghilangkan nyeri : mengubah posisi,
berayun-ayun, menggosok, makan, meditasi,
mengompres
6. Gejala Penyerta : gejala yg menyertai nyeri (mual, nyeri
kepala, pusing, keinginan u/miksi, konstipasi, gelisah)
7. Efek nyeri pada klien
Tanda & gejala fisik : TTV, diaforesis
Efek perilaku
Vokalisasi : mengaduh, menangis, sesak nafas,
mendengkur
Ekspresi wajah : meringis, menggertakan gigi,
mengernyitkan dahi, menutup mata& mulut dgn rapat,
menggigit bibir
Gerakan tubuh : gelisah, imobilisasi, ketegangan otot,
peningkatan gerakan jari & tangan, gerakan
menggosok, melindungi bag tubuh
Interaksi sosial : m`hindari percakapan, fokus hanya pd
aktivitas u/menghilangkan nyeri, menghindari kontak
sosial, penurunan rentang perhatian.
Pengaruh pada aktivitas sehari-hari : aktivitas
sosial, pola tidur, aktivitas seksual
8. Status neurologis
Pasien DM : neuropati perifer
kurang merasakan nyeri
Klasifikasi Nyeri Menurut Lokasi