Anda di halaman 1dari 4

• Isi Pasal 1851 KUH Perdata Buku III :

“Perdamaian adalah suatu perjanjian


dengan mana kedua belah pihak,
Penjelasan mengenai perdamaian dengan meyerahkan, menjanjikan atau
dalam persidangan diatur dalam: menahan suatu barang, mengakhiri
suatu perkara yang sedang
berkembang ataupun mencegah
PASAL 130 HIR timbulnya suatu perkara. Perjanjian ini
tidaklah sah, melainkan jika dibuat
secara tertulis
PASAL 154 RBg

Pasal 1851 Kitab


Undang-Undang
Hukum Perdata
• Perdamaian (dading) dalam persidangan yang dijelaskan dalam Pasal
130 HIR, atau Pasal 154 RBg, yakni Persetujuan perjanjian yang
disetujui oleh kedua belah pihak yang bersengketa untuk mengakhiri
perselisihan terhadap suatu perkara yang sedang diselesaikan oleh
pengadilan, dimana kedua pasal tersebut menegaskan bahwa hakim
sebelum memulai persidangan hari itu, kedua belah pihak menghadap,
harus terlebih dahulu mencoba untuk mendamaikan kedua pihak.

• Perdamaian di luar persidangan atau alternative dispute


resolution (ADR) yang diatur dalam Pasal 1 angka 10
Undang-Undang No. 40 Tahun 1999, yaitu penyelesaian
sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakat
kedua belah pihak, yakni dengan penyelesaian di luar
pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi,
konsiliasi, atau penilaian ahli
• Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di
Pengadilan yang merupakan revisi dari PERMA No. 1 Tahun 2008

Mediator adalah Hakim atau


pihak lain yang memiliki
Menjelaskan Mediasi sertifikat mediator sebagai
adalah proses penyelesaian pihak netral yang membantu
para pihak dalam proses
sengketa melalui proses
perundingan guna mencari
perundingan atau mufakat berbagai kemungkinan
para pihak dengan dibantu penyelesaian sengketa tanpa
oleh mediator. menggunakan cara memutus
atau memaksakan sebuah
penyelesaian
Gugatan yang diajukan tergugat
sebagai gugatan balasan
• Gugatan Rekovensi (Pasal 132a HIR) terhadap gugatan yang diajukan
penggugat.
(bukan membuat gugatan baru)
Pengecualian dalam Gugatan Konvensi :

Larangan mengajukan gugatan Larangan mengajukan gugatan


rekonvensi kepada diri orang yang rekonvensi di luar yurisdiksi Pengadilan
bertindak berdasarkan status kualitas, Negeri yang memeriksa perkara, Pasal
Pasal 132a ayat (1) ke 1 HIR 132a ayat (1) ke 2 HIR

Larangan gugatan Larangan mengajukan Larangan mengajukan


rekonvensi terhadap gugatan rekonvensi gugatan rekonvensi
eksekusi, Pasal 132 a pada tingkat banding, pada tingkat kasasi,
ayat (1) ke 3 (tiga) HIR Pasal 132a ayat (2) Putusan Mahkamah
dengan Pasal 379 Rv HIR Agung No. 209
K/Sip/1970

Anda mungkin juga menyukai