MOR B
Pembimbing:
dr. M. Syafei Hamzah, Sp.KK, FINS-DV Oleh :
dr. Arief Effendi, Sp.KK Alyssa Fairudz Shiba, S.Ked
dr. Yulisna, Sp.KK Sefira Dwi Ramadhany, S.KED
dr. Hendra Tarigan Sibero, M.Kes,Sp.KK 1
KASUS
Nama : Ny. R
Usia : 50 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Panutan Pagelaran Kec.Pagelaran, Pringsewu
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Sudah Menikah
Suku Bangsa : Jawa
Masuk Ruang Kenanga RSUD Dr. H. Abdul Moeloek : Tanggal 10 Maret
2016
No. RM : 450246 2
RIWAYAT PERJALANAN
PENYAKIT
●
Timbul bercak keputihan sebesar biji jagung, pada perut dan dada
●
tidak dirasakan gatal dan tidak nyeri.
●
Pasien tidak melakukan pengobatan
9 bulan SMRS
Pasien belum pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya, pasien mengatakan
tidak terdapat orang di sekitar pasien yang mengalami keluhan serupa
3
Hipertensi (+)
Riwayat
Penyakit Dahulu
Riwayat
Penyakit
menderita keluhan yang sama (-),
Keluarga asma bronkial (-), riwayat alergi (-)
Riwayat Pasien tinggal di perumahan dengan sanitasi
Higiene yang kurang baik dan ventilasi kurang.
Riwayat
Pengobatan Belum pernah
4
STATUS GENERALIS
●
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
●
Kesadaran : compos mentis
GCS : E4 V5 M6
Kepala, leher, paru-paru,
●
●
●
Vital sign
●
Tekanan darah : 120/90 mmHg jantung, abdomen, KGB
●
Nadi : 88 kali/menit
●
Pernafasan : 20 kali/menit dalam batas normal
●
Suhu : 36,70 C
●
Gizi : cukup
5
STATUS DERMATOLOGIK
6
Mutilasi : ada
Pemeriksaan Saraf
Pemeriksaan kecacatan
Pembesaran Saraf Atrofi otot : tidak ada
• N. Aurikularis magnus : -/- Xerosis kutis : tidak ada
• N. Ulnaris : -/-
• N. Peroneus com. : -/-
Ulkus trofik : ada
• N. Tibialis posterior : - Madarosis : tidak ada
Pemeriksaan Motorik Lagoftalmus : tidak ada
• N. Ulnaris : sedang Claw hand : ada
• N. Medianus : sedang
Wrist drop : tidak ada
• N. Radialis : sedang
• N. Tibialis Posterior : sedang Dropped foot : tidak ada
Facies leonine : tidak ada
7
RESUME
Ny. R , 50 tahun, sejak ±2 bulan SMRS, pasien merasakan timbul bercak keputihan sebesar biji jagung, menyebar
pada kedua tangan dan kedua kaki yang semakin lama semakin banyak dan dirasa menebal. Bercak tidak
dirasakan gatal dan nyeri. Pasien tidak melakukan pengobatan.
1 bulan SMRS, pasien terluka pada kedua telapak kaki dikarenakan pasien tidak dapat
merasakan apapun pada kedua kakinya. Sementara pada jari tangan terdapat penyusutan
dan pasien mulai sulit menggenggam. Pasien hanya mengobati luka kaki dengan betadine.
15 hari SMRS, pada kedua telapak kaki pasien didapatkan luka meluas dan tidak sembuh-sembuh hingga berbau
busuk.
Jari-jari tangan dan kaki pasien mulai kiting sejak 5 hari SMRS.
1 hari SMRS, baal pada bagian pergelangan kaki sampai ujung jari kaki dan luka dirasa semakin parah.8 Pada
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan keadaan umum tampak sakit
sedang, kesadaran compos mentis, status gizi cukup, tanda vital dalam
batas normal. Regio kepala, regio thoraks, abdomen, KGB dan
ekstremitas dalam batas normal.
Pada status dermatologis didapatkan pada regio Manus et Pedis Dextra et Sinistra
tampak makula hipopigmentasi berbatas tidak tegas, lesi multipel diskret ukuran
lentikuler hingga numular tepi ireguler; dan pada regio dorsum pedis dextra et
sinistra medial tampak ukus jumlah 1, bentuk bulat tepi ireguler, tepi meninggi
hiperpigmentasi dan dasar eritematosa.
Pada pemeriksaan sensibilitas didapatkan anestesi pada kedua kaki dan pada
pemeriksaan kecacatan didapatkan mutilasi pada jari tangan, ulkus trofik
pada dorsum pedis, dan claw hand pada kedua tangan.
9
DIAGNOSIS BANDING
Morbus Hansen Tipe Multibasiler
Tinea Versikolor
Ptiriasis Alba
DIAGNOSIS KERJA
• Morbus Hansen Tipe Multibasiler dengan Reaksi Kusta Tipe I +
Kecacatan grade II
10
Konfirmasi
Informasi
UMUM
Edukasi
Gentamicin vial 80 gr
Vaselin 11
PEMERIKSAAN ANJURAN
Pemeriksaan Bakteriologis
Pemeriksaan Biopsi kulit
Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan BTA
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad malam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
12
TINJAUAN PUSTAKA
MORBUS HANSEN
Penyakit granulomatosa kronik yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium
leprae
Menyerang saraf perifer, kulit, mukosa saluran napas bagian atas, serta jaringan
tubuh lainnya, kecuali sistem saraf pusat
kuman membelah dalam jangka 14-21 hari dengan masa inkubasi rata-rata 2-5
tahun
Penularan : kontak langsung antarkulit yang lama dan erat serta secara inhalasi
Siregar RS. Kusta. Dalam : Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi III. EGC. Jakarta. 2015
Wolff KG, Katz LA, Gilchrest SI, Paller BA, Leffel AS,. editors. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. Seventh Edition. McGraw-Hill : New York.
13 2008.
KLASIFIKASI
Klasifikasi Ridley – Jopling
Klasifikasi Internasional
Tuberkuloid ( T )
Indeterminate ( I )
Borderline Tuberkuloid ( BT )
Tuberkuloid ( T )
Mid- borderline ( BB )
Borderline – Dimorphous ( B )
Borderline Lepromatous ( BL )
Lepromatosa ( L )
Lepromatosa ( L )
Klasifikasi WHO
Pausibasilar ( PB )
Multibasiler ( MB )
Djuanda A. Kusta. Dalam : Kosasih, I made Wisnu, Syamsoe- Daili, Menaldi. Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi VI. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
14
PENULARAN
1. Mukosa nasal (droplet
infection)
2. Inokulasi pada kulit yang
tidak utuh (suhu dingin)
Djuanda A. Kusta. Dalam : Kosasih, I made Wisnu, Syamsoe- Daili, Menaldi. Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi VI. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
16
MANIFESTASI KLINIS
Multibasiler
Sifat Lepromatosa ( LL) Borderline Lepromatosa Mid Borderline ( BB )
( BL )
Bentuk Makula, Infiltrat difus,papul,nodul Makula, Plakat, papul Plakat,Dome-shaped (kubah),
Lesi Punched-out
Jumlah Tak terhitung,praktis tidak ada kulit Sukar dihitung,masih ada Dapat dihitung, kulit sehat
yang sehat kulit sehat jelas ada
Djuanda A. Kusta. Dalam : Kosasih, I made Wisnu, Syamsoe- Daili, Menaldi. Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi VI. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
17
Pausibasiler
Djuanda A. Kusta. Dalam : Kosasih, I made Wisnu, Syamsoe- Daili, Menaldi. Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi VI. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
18
Polar Lepromatous ( LL )
Borderline Leromatous (BL)
MID BORDERLINE ( BB )
BORDERLINE TUBERCULOID ( BT )
POLAR TUBERCULOID ( TT )
24
Kerusakan Saraf Tepi
Mengenai saraf tepi yang lebih superfisial dengan suhu yang relatif lebih dingin.
ILEP. How to Diagnose and Treat Leprosy. The International Federation of Anti-Leprosy Association : London. 2002 25
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Penemuan tanda kardinal
●
Bercak kulit yang mati rasa
●
Penebalan Saraf Tepi
●
Ditemukan kuman tahan asam/ BTA (+)
Anamnesis
●
Keluhan pasien
●
Riwayat kontak
●
Latar belakang keluarga
Djuanda A. Kusta. Dalam : Kosasih, I made Wisnu, Syamsoe- Daili, Menaldi. Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi VI. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Wolff2011.
KG, Katz LA, Gilchrest SI, Paller BA, Leffel AS,. editors. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. Seventh Edition. McGraw-Hill : New York. 26
TANDA-TANDA TERSANGKA
KUSTA :
1. Tanda-tanda pada kulit
• Bercak kulit yang merah atau putih (gambarang yang paling sering ditemukan) dan
atau plakat pada kulit, terutama di wajah dan telinga
• Bercak kurang/mati rasa
• Bercak yang tidak gatal
• Kulit mengkilap atau kulit bersisik
• Adanya kelainan kulit yang tidak berkeringat dan atau tidak berambut
• Lepuh tidak nyeri
27
2. Tanda-tanda pada saraf
• Nyeri tekan dan atau spontan pada syaraf
• Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota gerak
• Kelemahan anggota gerak dan atau wajah
• Adanya cacat (deformitas)
3. Lahir dan tinggal di daerah endemik kusta dan mempunyai
kelainan kulit yang tidak sembuh dengan pengobatan rutin,
terutama bila terdapat keterlibatan saraf tepi
28
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
•Pemeriksaan Bakterioskopis
•Biopsi Kulit
•Tes Lepromin
•Tes-tes Serologis
•Pemeriksaan Histopatologi
Kemenkes RI. Pedoman Nasional Program Pengendalian Penyakit Kusta. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta. 2012. 29
REAKSI KUSTA
1. Reaksi Kusta tipe I
Organ yang diserang Reaksi ringan Reaksi berat
Kulit Lesi kulit menjadi lepromatosa Lesi yang telah ada menjadi
eritematosa. Timbul lesi baru kadang-
kadang disertai panas dan malaise.
Saraf Membesar tidak nyeri fungsi tidak Membesar, nyeri, fungsi terganggu
terganggu. lesi kurang dari 6 minggu berlangsung lebih dari 6 minggu
Kulit dan saraf Lesi yang telah ada menjadi lebih Lesi kulit yang eritematosa disertai
bersama-sama eritematosa, nyeri saraf berlangsung ulserasi atau edema pada tangan/kaki
kurang dari 6 minggu dan fungsinya terganggu, berlangsung >
6 mg
ILEP. How to recognise and manage leprosy reaction. The International Federation of Anti-Leprosy Association : London. 2002.
30
Reaksi tipe II
Dikenal dengan nama Eritema Nodusum Leprosum (ENL), merupakan reaksi
hipersensitivitas tipe III
Organ yang diserang Reaksi ringan Reaksi berat
Kulit Timbul sedikit nodus yang beberapa banyak nodus yang nyeri dan
diantaranya terjadi ulserasi. Disertai mengalami ulserasi disertai demam
demam ringan dan malaise tinggi dan malaise
Saraf Saraf membesar tetapi nyeri dan Saraf membesar, nyeri dan fungsinya
fungsinya tidak terganggu terganggu.
Mata Tidak ada gangguan Nyeri, penurunan visus dan merah
disekitar limbus
Testis Lunak, tidak nyeri Lunak, nyeri dan membesar
Kulit, saraf, mata dan Gejalanya seperti tersebut diatas Gejalanya seperti tersebut diatas
testis bersama-sama disertai keadaan sakit yang keras dan
nyeri yang sangat.
31
ILEP. How to recognise and manage leprosy reaction. The International Federation of Anti-Leprosy Association : London. 2002.
DERAJAT CACAT MENURUT WHO :
Derajat cacat Cacat pada tangan dan kaki Cacat pada mata
kusta
Tingkat 0 tidak ada anestesi dan kelainan tidak ada kelainan termasuk visus
anatomis
Tingkat 1 ada anestesi tanpa kelainan ada kelainan pada mata, tetapi tidak
anatomis terlihat, visus sedikit berkurang
Djuanda A. Kusta. Dalam : Kosasih, I made Wisnu, Syamsoe- Daili, Menaldi. Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi VI. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
2011. 32
DIAGNOSIS BANDING :
33
PENATALAKSANAAN
Wolff KG, Katz LA, Gilchrest SI, Paller BA, Leffel AS,. editors. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. Seventh Edition. McGraw-Hill : New York. 34
DISKUSI
MORBUS HANSEN KASUS
• GEJALA KARDINAL • Makula hipopigmentasi berbatas
• 1. Bercak kulit yang mati rasa tidak tegas, lesi multipel diskret
(total/sebagian) berupa makula ukuran lentikuler hingga
atau plak numular tepi ireguler.
hipopigmentasi/eritematosa • Anastesia (+)
• 2. Penebalan saraf tepi, rasa
nyeri +/- dan gangguan fungsi
saraf +/-
• 3. Ditemukan basil tahan asam
ILEP. How to Diagnose and Treat Leprosy. The International Federation of Anti-Leprosy Association : London. 2002.
35
Wolff KG, Katz LA, Gilchrest SI, Paller BA, Leffel AS,. editors. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. Seventh Edition. McGraw-Hill : New York. 2008.
PB MB
1. Lesi kulit - 1-5 lesi - > 5 lesi
(makula datar, papul yang - Hipopigmentasi/eritema - Distribusi lebih
meninggi, nodus)
- Distribusi tidak simetris simetris
- Hilangnya sensasi jelas - Hilangnya sensasi
kurang jelas
Djuanda A. Kusta. Dalam : Kosasih, I made Wisnu, Syamsoe- Daili, Menaldi. Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi VI. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
36
Sifat Tuberkuloid ( TT ) Borderline Tuberkuloid ( Indeterminate ( I )
BT )
Bentuk Makula saja,makula dibatasi Makula dibatasi Hanya macula
Lesi infiltrat infiltrat,infiltrat saja
Jumlah Satu dapat beberapa Beberapa atau satu dengan Satu atau beberapa
satelit
Distribusi Asimetris Masih asimetris Variasi
Tes lepromin Positif kuat ( 3+) Positif lemah Dapat positif lemah atau
negatif
Djuanda A. Kusta. Dalam : Kosasih, I made Wisnu, Syamsoe- Daili, Menaldi. Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi VI. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 37
Tidak terjadi reaksi kusta
Tingkat 0 tidak ada anestesi dan kelainan tidak ada kelainan termasuk visus
anatomis
Tingkat 1 ada anestesi tanpa kelainan ada kelainan pada mata, tetapi tidak
anatomis terlihat, visus sedikit berkurang
Djuanda A. Kusta. Dalam : Kosasih, I made Wisnu, Syamsoe- Daili, Menaldi. Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi VI. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
39
2011.
PENATALAKS
ANAAN
Wolff KG, Katz LA, Gilchrest SI, Paller BA, Leffel AS,. editors. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. Seventh Edition. McGraw-Hill : New York.
40
2008.
DAFTAR PUSTAKA
Siregar RS. Kusta. Dalam : Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi III. EGC. Jakarta. 2015.
Kemenkes RI. Pedoman Nasional Program Pengendalian Penyakit Kusta. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta. 2012.
Djuanda A. Kusta. Dalam : Kosasih, I made Wisnu, Syamsoe- Daili, Menaldi. Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi VI. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2011.
Depkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2006. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta. 2008.
Wolff KG, Katz LA, Gilchrest SI, Paller BA, Leffel AS,. editors. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. Seventh Edition. McGraw-Hill : New York. 2008.
ILEP. How to Diagnose and Treat Leprosy. The International Federation of Anti-Leprosy Association : London. 2002.
WHO. Weekly epidemiologycal record. World Health Organization: Switzerland. 2014. 89(36): 389-400.
ILEP. How to prevent disability in leprosy. The International Federation of Anti-Leprosy Association : London. 2006
WHO. Global Strategy for Further Reducing the Leprosy Burden and Sustaining Leprosy Control Activities 2006-2010. World Health Organization: India. 2006
ILEP. How to recognise and manage leprosy reaction. The International Federation of Anti-Leprosy Association : London. 2002.
WHO. Expert committee on Leprosy eight report. World Health Organization: Switzerland. 2012.
WHO. Guidelines for Global Surveillance of Drug Resistance in Leprosy. World Health Organization: India. 2009.
41
TERIMA KASIH
42