Anda di halaman 1dari 38

PRAKTIKUM

PENGUJIAN
MATERIAL
Kelompok 2
AHMAD LAZUARDI TAMAMI

AHMAD NAJMI KHAIRI

ATMA CAHYO ANGGONO

MOHAMMAD ALI SHODIQIN

NAUFAL AKBAR

JERRY IBERAHIM
Heat Treatment
Heat treatment ini adalah proses pengubahan sifat logam, terutama
baja melalui pengubhan struktur mikro dengan cara pemanasanya
dan pengaturan laju pendinginannya. Perlakuan panas mempunyai
tujuan untuk meningkatkan keuletan, menghilangkan tegangan
internal, menghaluskan butir kristal, meningkatkan kekerasan,
tegangan tarik logam dan sebagainya, tujuan ini akan tercapai seperti
apa yang diinginkan jika memperhatikan faktor yang
mempengaruhinya, seperti suhu pemanasan dan media pendingin
yang digunakan .
Hardening
Usaha untuk meningkatkan sifat material terutama kekerasan dengan
cara celup cepat (quenching)material yang sudah dipanaskan
kedalam suatu media berupa air, udara, maupun oli
Tempering
Perlakuan untuk menghilangkan tegangan dalam dan menguatkan
baja dari kerapuhan disebut dengan tempering. Tempering
didefinisikan sebagai proses pemanasan logam (di bawah suhu
kritis) setelah dikeraskan yang dilanjutkan dengan proses
pendinginan.
Anealing
Proses annealing adalah proses perlakuan panas dimana bahan
mengalami pemanasan disusul dengan pendinginan secara pelan-
pelan pula.
Normalizing
Normalising salah satu proses perlakukan panas yang tepat untuk
menghilangkan tegangan dalam dan memperhalus butiran struktur
mikro. Normalizing adalah perlakuan panas logam di sekitar 200º C
diatas batas kritis logam, kemudian ditahan pada temperature
tersebut untuk masa waktu yang cukup dan dilanjutkan dengan
pendinginnan pada udara terbuka.
Holding Time
Holding time dilakukan untuk mendapatkan kekerasan maksimum
dari suatu bahan pada proses hardening dengan menahan pada
temperatur pengerasan untuk memperoleh pemanasan yang
homogeny sehingga struktur austenitnya homogeny atau terjadi
kelarutan karbida kedalam austenite, difusi karbon dan unsur
paduannya.

Quenching
Proses quenching bertujuan untuk mendapatkan sifat mekanik yang
keras. Pada baja karbon rendah atau baja karbon sedang biasanya
menggunakan air, sedangkan baja karbon tinggi menggunakan oli.
Quenching merupakan proses perpindahan panas pendinginan
dengan sangat cepat dari fasa austenit pada umumnya suhu antara
815℃ - 870℃ untuk material baja.
Hasil pengujian Heat Treatment suhu 400ºC
Adapun hasil pengamatan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
Pembahasan

Dapat diketahui bahwa hasil dari percobaan di atas setelah spesimen


dilakukan heat treatmen, specimen tersebut mengalami penyusutan dari
segi ukuran baik diameter maupun ketebalannya. Penyusutan ini dapat
diartikan sebagai distorsi baja.
Distorsi pada baja karbon akibat proses perlakuan panas merupakan
Salah satu kerugian yang dihasilkan dari proses perlakuan panas .Hal
ini terutama terjadi setelah proses pencelupan (quenching) pada proses
pengerasan. Pengertian distorsi secara mikro adalah perubahan yang
melibatkan perubahan volume spesifik akibat transformasi fasa.
Sedangkan secara makro distorsi merupakan suatu perubahan dimensi
yang bersifat irreversible (tidak dapat berubah ke bentuk semula).
Adapun penyebab distorsi atau penyusutan setelah heat treatment
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
• Material yang akan dilakukan panas mempunyai cacat seperti
inklusi, kekosongan atom dan sebagainya.
• Transformasi selama proses perlakuan panas. Adanya gradien
temperatur yang dapat menyebabkan terjadinya pemuaian dan
penyusutan yang tidak seragam.
• Timbulnya tegangan thermal

Kesimpulan Heat Treatment


Pengaruh pendinginan dengan perlakuan pendinginan udara dan air
tidak menyebabkan perubahan yang signifikan terhadap diameter
ataupun dari ketebalan spesimen uji. Sedangkan dengan perlakuan
pendinginan oli terjadi perubahan pada ketebalan spesimen uji
yang mana pada awal nya memiliki ketinggian 5.9 mm menjadi
5.85 mm
Pengertian Kekerasan
Kekerasan bahan adalah kemampuan suatu bahan untuk tahan terhadap suatu
penetrasi atau daya tembus dari benda lain yang lebih keras.

Faktor yang Mempengaruhi Kekerasan


• Pengaruh kadar karbon terhadap kekerasan suatu bahan.
• Unsur Paduan

Metode Pengujian Kekerasan


• Pengujian tanpa merusak (Non Destruction Test)
Adalah pengujian yang dilakukan tanpa menyebabkan adanya cacat pada benda
yang kita uji. Contohnya radiografi sinar x untuk mendeteksi cacat dalam dan
pengujian dengan magnetik partikel untuk pengujian cacat luar.
• Pengujian Dengan Merusak (Destruction Test)
Adalah pengujian yang akan menimbulkan cacat pada benda uji. Contohnya
pengujian tarik, pukulan, tekan, bengkok, kekerasan, impact, dan lain-lain.
• Pengujian Vickers
• Pengujian Rockwell
• Pengujian Brinell
Hasil Pengujian Hardness Tester
Hasil percobaan Hardness Tester menggunakan alat uji MH600 Hardness
Tester, di tunjukkan pada tabel di bawah ini :
 Jenis pengujian : Hardness Tester Rockwell
 Jenis Spesimen : Baja ST-41
 Bentuk bahan uji : Bulat

Tabel 4.1 Hasil Uji kekerasan pada Baja ST-41


  Tanpa Perlakuan Air Udara Oli

(HRB) (HRB) (HRB) (HRB)

Titik 1
60,0 50,1 57,3 66,7

Titik 2
75,4 88,8 77,7 70,3

Titik 3
81,4 90,1 85,4 79,0

Titik 4
80,0 87,5 87,4 75,1

Titik 5
45,5 85,3 85,5 69,1

Rata-Rata
70,1 82,6 80,0 72,3
Pembahasan

Pada media pendingin air terjadi proses pendinginan yang cepat sehingga

memperoleh nilai kekerasan yang baik. Air memberikan pendinginan yang

sangat cepat, yang menyebabkan tegangan dalam, distorsi, dan retakan yang

membuat baja memiliki kekerasan yang baik.

Untuk oli sebagai media pendingin lebih lunak jika dibandingkan dengan

air, maka kemungkinan adanya tegangan dalam, distorsi, dan retakan lebih

kecil. Oleh karena itu medium oli tidak menghasilkan baja sekeras yang

dihasilkan pada medium air.


Dibanding dengan dengan media air dan oli, karena pada proses tanpa

perlakuan ini tidak mengalami proses heat treatment sehingga kekerasan tidak

mengalami kenaikan.

Quenching dengan media udara menghasilkan kekerasan paling rendah di antara

semua proses. Pendinginan yang lambat kemungkinan adanya tegangan dalam dan

distorsi yang lebih kecil dibanding dengan media pendingin lainnya, sehingga media

udara tidak menghasilkan kekerasan yang lebih baik.

Jadi dari hasil praktimum uji kekerasan ini diperoleh hasil baja yang memiliki

kekerasan yang paling tinggi adalah pada baja dengan media pendingin pada air

dibanding dengan media pendingin oli, tanpa perlakuan, dan udara.


Kesimpulan Rockwell
Dari hasil pengujian kekerasan baja ST41 dengan alat MH600
hardness tester dari spesimen yang mengalami heat treatment
dan pendinginan dengan udara, oli, air, dan tanpa perlakuan.
Dapat disimpulkan yang memiliki kekerasan tertinggi adalah
pendinginan air. Karena proses pendinginannya yang cepat
sehingga tidak ada celah akibat dari proses heat treatment
yang sempat diisi oleh kandungan zat lain dari udara maupun
media pendingin lainnya
Metalografi
Metalografi berasal dari dua kata yaitu “metal” (logam) dan “grafi” (mikroskopi
dan karakteristik struktur logam ataupun paduan). Metalografi membahas
tentang studi mikroskopi dan karakteristik struktur logam (material) maupun
paduannya.

Tahapan-tahapan umum dalam metalografi :


• Persiapan Material (Sample)
• Grinding dan Polishing
• Etching / Mangetsa
• Pengamatan dengan Mikroskop Digital
Hasil pengujian Metallorgraphy
dengan suhu 400, holding time
10 menit dan quenching selama
30 menit
Hasil pengujian Metallorgraphy
dengan suhu 400, holding time
10 menit dan quenching selama
30 menit
Pembahasan
Pengamatan metallografi didasarkan pada intensitas sinar pantul
permukaan logam yang masuk kedalam mikroskop digital sehingga
terjadi gambar yang berbeda. Setelah permukaan logam dihaluskan
(polish) kemudian diteteskan ke benda kerja, maka permukaan
tersebut terkorosi sementara, dan meninggalkan bekas di permukaan.
Pada percobaan ini, pengujian metalografi dilakukan pada spesimen
baja ST41 dengan etching ( Asam nitrat + Alkohol 95% ). Spesimen
baja direndam alkohol kemudian didiamkan selama 3 menit. Setelah
itubaja dibersihkan dengan tisu lalu diberikan asam nitrat 1 ml dan
didiamkan selama 5 menit. Setelah itu, dilakukan pengamatan dengan
pembesaran mikroskop optik 1000 kali dan terlihat seperti ada bintik-
bintik pori kecil.
Dari hasil pengamatan mikro struktur pada spesimen baja ST41, kita
dapat memprediksikan komposisi unsur-unsur logam yang ada yaitu
besi, karbon, tembaga, aluminium, dan sulfur.
Kesimpulan Metallography

1. Baja ST-41 memiliki bentuk struktur logam yang berbeda,


bentuk dari struktur mikro logam tersebut ada yang
berbentuk bintik-bintik pori yang kecil.
2. Unsur kimia yang dapat dilihat pada baja ST41 adalah besi
(Fe), karbon (C), tembaga (Cu), Aluminium (Al), dan
Sulsur (S). Dengan variasi warna unsur kimia sebagai
berikut :
a. Besi (Fe) berwarna Putih Kelabu.
b. Karbon (C) berwarna Hitam.
c. Tembaga (Cu) berwarna Jingga.
d. Alumunium (Al) berwarna keperakan
e. Sulfur (S) berwarna kuning
Hasil pengujian kelompok 1 Heat Treatment suhu 200ºC
Adapun hasil pengamatan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
Table 4.1 Data specimen sebelum dilakukan heat treatment

No Media pendingin Diameter (mm) Tebal (mm)

1 Tanpa perlakuan 25 5,5

2 Air 25 5

3 Oli 25 5,9

4 Udara 25 5

Table 4.2 Data specimen sesudah dilakukan heat treatment

No Media pendingin Diameter (mm) Tebal (mm)

1 Tanpa perlakuan 25 5,5

2 Air 25 5

3 Oli 25,5 6

4 Udara 25 5
Kelompok 1 : Pada Suhu 200°C, waktu holding time 10 menit,
dan proses pendinginan selama 30 menit.

  Tanpa Perlakuan Air Udara Oli

(HRB) (HRB) (HRB) (HRB)

Titik 1 69,0 93,0 58,3 68,3

Titik 2 47,9 87,5 38,4 62,0

Titik 3 50,7 78,2 40,0 66,4

Titik 4 40,0 66,3 40,0 68,6

Titik 5 65,1 81,1 53,4 63,4

Rata-Rata 55,4 82,4 46,5 65,8


HASIL PRAKTIKUM
Kelompok 1 : Pada Suhu 200°C, waktu holding
time 10 menit, dan proses pendinginan selama
30 menit.
Hasil Praktikum
Kelompok 3 : Pada Suhu 400°C, waktu holding time 10 menit, dan
proses pendinginan selama 30 menit.
Hasil Praktikum
Kelompok 3 : Pada Suhu 400°C, waktu holding time 10 menit, dan
proses pendinginan selama 30 menit.
Hasil Praktikum
Kelompok 3 : Pada Suhu 400°C, waktu holding time 10 menit, dan
proses pendinginan selama 30 menit.
Kelompok
Kelompok4 4: Pada
: PadaSuhu
Suhu600°C,
600°C,waktu
waktuholding
holdingtime
time1010
menit,
menit,dan
danproses
prosespendinginan
pendinginanselama
selama3030menit .
menit.
Kelompok
Kelompok4 4: Pada
: PadaSuhu
Suhu600°C,
600°C,waktu
waktuholding
holdingtime
time1010
menit,
menit,dan
danproses
prosespendinginan
pendinginanselama
selama3030menit .
menit.
Kelompok
Kelompok4 4: Pada
: PadaSuhu
Suhu600°C,
600°C,waktu
waktuholding
holdingtime
time1010
menit,
menit,dan
danproses
prosespendinginan
pendinginanselama
selama3030menit .
menit.
Kelompok 6 : Pada Suhu 800°C, waktu holding time 10 menit, dan
proses pendinginan selama 30 menit.
Kelompok 6 : Pada Suhu 800°C, waktu holding time 10 menit, dan
proses pendinginan selama 30 menit.
Kelompok 6 : Pada Suhu 800°C, waktu holding time 10 menit, dan
proses pendinginan selama 30 menit.
KESIMPULAN
Nilai kekerasan pada material bergantung pada temperature dan
media pendingin yang digunakan . Setiap media pendingin yang
dipakai akan menghasilkan kekerasan yang berbeda. Semakin tinggi
visko/ kekentalan maka semakin lambat proses pendinginannya
sehingga semakin berkurang sifat kemampuan kerasannya.
Begitupun sebaliknya, semakin encer media pendinginan maka
semakin cepat pendinginannya . Setelah logam dipanaskan lalu
didinginkan secara cepat maka kekerasan tersebut akan semakin
meningkat karena banyaknya martensit yang terbentuk pada
material. Sedangkan temperature yang digunakan berdasarkan pada
praktikum dari suhu 200, 400, 600, dan 800 didapatkan nilai
kekerasannya menurun. Semakin meningkat temperature yang
digunakan maka nilai kekerasannya menurun selama masih dengan
waktu tahan media pendingin yang sama.
KESIMPULAN JURNAL
Perlakuan Panas (Heat Treatment) adalah pemanasan yang diikuti dengan penahanan dan
pendinginan menggunakan media quenching. Heat Treatment adalah salah satu cara yang
dipakai untuk meningkatkan kekuatan dan menghindari adanya perubahan sifat mekanik
material. Pada Heat Treatment perbedaan temperatur, waktu penahanan (Holding Time), dan
pendinginan media quenching memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kekerasan
maupun struktur mikro dari suatu material. Sebagai contoh Heat Treatment pada Baja S45C
yang merupakan baja dengan kadar karbon sedang (0,3-0,5% C), diketahui jika semakin tinggi
temperatur maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kekerasan. Apalagi jika ditambah
dengan media quenching air maka akan memiliki kekerasan yang lebih tinggi lagi dibandingkan
dengan media lainnya
Disamping dari pengaruh temperatur dan media quenching, juga berpengaruh waktu
penahanan (Holding Time). Semakin lama Holding Time maka akan semakin besar
kemungkinan terjadinya penurunan kekerasan
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai