Anda di halaman 1dari 49

ANGKA INDEKS

Setiap kegiatan selalu mengalami kemajuan atau


kemunduran.
Contoh :

 Hasil penjualan suatu perusahaan dapat meningkat juga


menurun.
 Hasil penerimaan devisa mengalami naik-turun.
 Pendapatan nasional kadang-kadang naik, kemudian
merosot lagi.
Tujuan pembuatan angka indeks :

Adalah untuk mengukur secara kuantitatif, terjadinya


suatu perubahan dalam waktu yang berlainan.

Misalnya :
 Indeks harga, untuk mengukur perubahan harga (berapa %
kenaikan atau penurunannya).
 Indeks produksi, untuk mengetahui perubahan yang terjadi
didalam kegiatan produksi.
 Indeks biaya hidup, digunakan untuk mengukur tingkat
inflasi.
Didalam membuat angka indeks
diperlukan 2 macam waktu

 Waktu dasar
 adalah waktu dimana suatu kegiatan/kejadian
dipergunakan untuk dasar perbandingan.
 Waktu yang bersangkutan/waktu yang sedang berjalan.
 ialah waktu dimana suatu kegiatan/kejadian akan
diperbandingkan terhadap kegiatan pada waktu
dasar.
Contoh:
Produksi barang A
•Tahun 2013 = 150 ton
•Tahun 2014 = 225 ton
Kalau dibuat indeks produksi tahun 2014 dengan waktu dasar
2013, maka

225
X 100%  150%
150
Artinya ada kenaikan produksi sebesar 150% - 100% = 50%
CATATAN TENTANG ANGKA INDEK

Ë Apabila angka indeks lebih dari 100%,


berarti telah terjadi kenaikan, sedangkan
bila kurang dari 100% terjadi penurunan.
Ë Selanjutnya untuk meringkas, tanda %
tidak dicantumkan.
TEKNIK PENYUSUNAN INDEKS HARGA

1. INDEKS HARGA TIDAK TERTIMBANG.


• Metode Agregatif sederhana
• Metode Rata-rata dari Relatif Harga-harga.

2. INDEKS HARGA TERTIMBANG


• Laspeyres
• Paasche
• Drobish
• Fisher
• Marshall - Edgeworth
• Walsh
• Metode Relatif Harga-harga Tertimbang
Metode Agregatif Sederhana

¥ Indeks agregatif merupakan indeks yang terdiri dari


beberapa barang/kelompok barang (misalnya indeks
harga 9 bahan pokok, indeks biaya hidup dan
sebagainya).
¥ Indeks agregatif memungkinkan untuk melihat
persoalan secara agregatif/secara makro, yaitu:
secara keseluruhan, bukan melihat satu per satu/per
individu.
Metode Agregatif Sederhana

I 
 p n
x100
p 0

pn = harga tahun tertentu


po = harga tahun dasar
Tahun
Jenis Hasil Pertanian
1998 1999
Contoh :
Beras 4.762 3.680 Hasil Pertanian di
Jagung Kering 1.674 2.430 Jakarta, pada
Kacang Kedelai 4.021 5.599
Kacang Hijau 4.615 6.258 tahun 1998, 1999
Kacang Tanah 6.230 7.655 (rupiah/100 kg).
Ketela Pohon 396 460
Ketela Rambat 608 707
Kentang 2.904 3.375
JUMLAH 25.210 30.164

I1999 
 p 1999
x 100
Maka indeks harga tahun 1999
p 1998

dengan tahun 1998 sebagai dasar 30164


adalah :  x 100
25210
 119,65
Metode Rata-Rata Dari Relatif Harga-
Harga
 Bila dihitung ratio pn /po tiap jenis barang/bahan, maka
diperoleh relatif harga/ratio harga tiap jenis barang.
 Indeks harga sebagai keseluruhan dapat diperoleh dengan
jalan menjumlahkan relatif harga tiap jenis barang dan
merata-ratakannya dengan metode:

pn
 p0
IRH  x100
n
n = jumlah komponen jenis barang
Metode Rata-Rata Dari Relatif Harga-
HargaHarga 3 jenis barang di awal dan akhir minggu
Contoh:

Hitung angka indeks harga Rata-rata Relatif tak tertimbang,


bila waktu dasarnya adalah awal Minggu dengan metode
• Rata-rata hitung
• Median
• Rata-rata ukur
A. Indeks harga Rata-rata Relatif dengan Rata-rata Hitung
pn
 p0
IRH  x100
n
3, 390909
 x100
3
 113,03
Artinya pada akhir Minggu ada kenaikan sebesar 13,03%
dibandingkan dengan awal Minggu.
B. Indeks harga Rata-rata Relatif dengan Median

Nilai pn/p0 diurutkan dari kecil ke besar diperoleh :


1,09090 1,13333 1,166667
Jadi Indeks harga akhir Minggu adalah :
1,13333 x 100 = 113,3333
artinya ada kenaikan sebesar 13,3333%
C. Indeks Harga Rata-rata Relatif dengan Rata-rata Ukur

p
 log
p
n
x 100
Artinya
log IRH  0

n ada kenaikan
sebesar 12,9%
6,1590929

3
 2 , 0530309

Jadi IRH  112 , 99


INDEKS HARGA TERTIMBANG

Pada umumnya timbangan yang


digunakan ialah jumlah barang yang
diproduksi, dikonsumsi, atau dibeli
dan dijual. Timbangan yang demikian
dinamakan Timbangan Kuantitas.
• Laspeyres
• Paasche
• Drobish
• Fisher
• Marshall - Edgeworth
• Walsh
• Metode Relatif Harga-harga Tertimbang
Angka indeks dimana kuantitas tahun dasar dijadikan timbangan

L 
p n q0
x100
p 0 q0

p0 = harga tahun dasar


pn = harga tahun tertentu
q0 = kuantitas tahun dasar
Contoh:
Cari Indeks Laspeyres dan Paasche untuk data di bawah ini
dengan tahun dasar 1990

L 
pn q0
x100 P 
p n qn
x100
p 0 q0 p 0 qn
6590000
 5245000 x100  x100
4460000 5592000
 117,8469
 117,6009
Jika hasil indeks Laspeyres dan Paasche
berbeda jauh, maka digunakan pengrata-
rataan hasil Laspeyres dan Paasche

LP
D
2
F  LxP
Jika hasil indeks Laspeyres dan Paasche
tidak berarti, maka digunakan
pengrata-rataan dari rata-rata Ukur
dari Indeks Laspeyres dan Paasche
Contoh
LP
D
2
117.6009  117.8469

2
 117.7239

F  LxP
 117.6009x1 17.8469
 117.7238
Angka indeks dimana jumlah kuantitas
tahun dasar dan tertentu, dijadikan
pertimbangan

 p q
n 0  qn 
ME  x100
 p q
0 0  qn 
Contoh

ME 
p q
n 0
 qn 
x100
p q
0 0
 qn 
11835000

10052000
 117.7378
Akar dari perkalian kuantitas tahun dasar
dan tertentu, dijadikan pertimbangan

W 
 p n q n .q 0
x100
p 0 q n .q 0
Contoh

W 
pn qn .q0
x100
p0 qn .q0
5856743
 x100
4975208
 117.7186
Catatan :
 Indeks Laspeyres memiliki kecenderungan untuk
berlebihan ke atas.
 Indeks Paasche berkecenderungan untuk berlebihan ke
bawah.
 Indeks Laspeyres lebih banyak digunakan daripada
Paasche, karena kuantitas tahun dasar tidak berubah
 Indeks Fisher lebih baik daripada Indeks Drobish.
Metode Relatif Harga-Harga Tertimbang
pn
 p xW
I  0
x100
W
Dengan :
W = timbangan nilai (nilai tahun dasar p0 q0 atau nilai tahun tertentu pn qn).

pn pn
p xp0 q0  p xpnqn
I  0
x100 atau I  0
x100
p0 q0  pnqn
PERUBAHAN TAHUN DASAR
Perubahan tahun dasar di rumuskan sebagai berikut:

100
IB  x ID
IT

IB = Indeks baru untuk tahun bersangkutan.


IT = Indeks lama dari tahun yang dijadikan tahun dasar baru.
ID = Indeks lama dari tahun bersangkutan.
Contoh : Indeks harga timah 1994 s/d 1999
Tahun
Tahun Indeks
Indeks harga
harga 1994
1994 == 100
100 Indeks
Indeks harga
harga 1996
1996 == 100
100
1994
1994 100,0
100,0 100/113
100/113 xx 100
100 == 87,8
87,8
1995
1995 101,7
101,7 100/113,9
100/113,9 xx 101,7
101,7 == 89,3
89,3
1996
1996 113,9
113,9 == IT
IT 100/113,9
100/113,9 xx 116,5
116,5 == 102,3
102,3
1997
1997 116,5
116,5
1998
1998 115,3
115,3
100
1999
1999 117,3
117,3 IB  x ID
IT
Catatan :
Bila yang dijadikan tahun dasar adalah beberapa tahun, maka
IT = Rata-rata indeks beberapa tahun tersebut.

Tahun
Tahun Indeks
Indeksharga
harga Indeks
Indeksharga
harga
100
1994
1994= =100
100 1994-1996
1994-1996= =100100 100  95.1
1994
1994 100.0
100.0 951
951 105,2
1995
1995 101.7
101.7 96.7
96.7
1996
1996 113.9
113.9 108.3
108.3 100
1997
1997 116.5
116.5 110.7
110.7 101,7  96.7
1998
1998 115.3
115.3 109.6
109.6 105,2
1999
1999 117.3
117.3 111.5
111.5

Rata-rata 1994-1996 = 105,2


PENGUKURAN UPAH NYATA

ΠUpah nyata seharusnya lebih berarti dari upah uang.


ΠUpah uang adalah upah yang diterima dalam bentuk
uang, sedangkan upah nyata adalah tenaga beli dari
upah uang yang diterima.
ΠUpah nyata sangat dipengaruhi oleh harga umum
barang-barang konsumsi atau biaya hidup.
ΠPenentuan upah nyata umumnya dilakukan dengan
jalan mendeflasikan upah uang yang di terima dan
diflator yang umum adalah indeks biaya hidup.
Upah yang diterima
Upah Nyata 
Indeks Biaya Hidup
Contoh :
Upah uang dan indeks biaya hidup Buruh tahun 1991 s/d 2000
Upah
Upahharian
harian Upah
Upahnyata
nyata
Tahun
Tahun Indeks
Indeksbiaya
biayahidup
hidup
(ribu
(riburupiah)
rupiah) (ribu
(riburupiah)
rupiah)
1991
1991 5,82
5,82 100
100 5,82/100
5,82/100xx100
100==5,82
5,82
1992
1992 6,48
6,48 108
108 6,48/108
6,48/108xx100
100==66
1993
1993 7,27
7,27 134
134 5,43
5,43
1994
1994 7,54
7,54 148
148 5,09
5,09
1995
1995 7,72
7,72 167
167 4,62
4,62
1996
1996 10,26
10,26 243
243 4,22
4,22
1997
1997 10,99
10,99 307
307 3,58
3,58
1998
1998 14,17
14,17 407
407 3,48
3,48
1999
1999 16,32
16,32 507
507 3,21
3,21
2000
2000 30,69
30,69 1407
1407 2,18
2,18
Dari tabel tersebut terlihat bahwa pada tahun 2000 ada
kenaikan upah harian sebesar

30,69  5,82
x100  427,319 (Selama 9 tahun)
5,82
Bandingkan dengan upah nyata !
Nilai uang sebesar Rp 30.690 di tahun 2000 sebetulnya hanya
tinggal Rp 2.180, jika dibandingkan dengan tenaga belinya di
tahun 1991.
Contoh :
Selama 12 tahun telah dikumpulkan rata-rata upah harian dalam
ribuan rupiah dari karyawan perusahaan, selain itu telah disusun
angka indeks harga konsumennya.
Rata-rata Upah per hari Indeks harga konsumen
Tahun
(ribu rupiah) 1988 – 1990 = 100
1988 1,19 95,5
1989 1,33 102,8
1990 1,44 101,8
1991 1,57 102,8
1992 1,75 111,0
1993 1,84 113,5
1994 1,89 114,4
1995 1,94 114,8
1996 1,97 114,5
1997 2,13 116,2
1998 2,28 120,2
1999 2,45 123,5
? Tentukan upah nyata harian dari karyawan tersebut selama
tahun 1988 – 1999 dibandingkan dengan upah harian tahun
1988 (= 100).
? Tentukan daya beli rupiah dengan anggapan Rp. 1,- upah
tahun 1988 berdaya beli Rp. 1,-
Indeks harga konsumen
Rata-rata upah nyata harian Daya beri Rp. 1,-
1988 = 100
100 (1,19/100) x 100 = 1,19 (1/100) x 100 = 1
(102,8/95,5) x 100 = 107,64 (1,33/107,6) x 100 = 1,236 (1/107,64) x 100 = 0,93
106,596 1,35 0,94
107,6 1,46 0,93
116,2 1,51 0,86
118,8 1,55 0,84
119,8 1,58 0,83
120,2 1,61 0,83
119,9 1,64 0,83
121,7 1,75 0,82
125,9 1,81 0,79
129,3 1,89 0,77
INDEKS RANTAI
Angka indeks yang disusun secara berantai dari tahun ke
tahun dinamakan Indeks Rantai (Chair - Index)

Indeks Rantai Sederhana


pt
I  t 1 / t  x 100
p t 1

t = menyatakan tahun / waktu sekarang


(t-1) = menyatakan tahun sebelumnya
pt = harga tahun sekarang
pt-1 = harga tahun sebelumnya
I(t-1)/t = Indeks tahun sekarang dengan tahun sebelumnya
sebagai tahun dasar.
Bulan Harga Indeks
Rantai
Jan 1.35 1,46
Feb 1.46 108.15
I x 100
1,35
Mar 1.51 103.42
Apr 1.55 102.65  108,15
Mei 1.58 101.94
Jun 1.61 101.90
Jul 1.64 101.86 1,89
I x 100
Agus 1.75 106.71 1,81
Sep 1.81 103.43
Okt 1.89 104.42  104,42
PENGUJIAN ANGKA INDEKS

Kebaikan dan kesempurnaan daripada angka indeks


biasanya dilihat dari kenyataan apakah indeks yang
bersangkutan memenuhi beberapa kriteria pengujian
yaitu :

®Time Reversal Test (TRT)


®Faktor Reversal Test (FRT)
®Circular Test.
Time Reversal Test (TRT)

Bila perumusan indeks dinyatakan dalam ratio, penukaran


subscrip n dan o atau sebaliknya akan menghasilkan
perumusan baru yang merupakan kebalikan dari perumusan
asal.

Ipon . Ipno = 1

Ipon = indeks menggunakan periode o sebagai dasar


Ipno = indeks menggunakan periode n sebagai dasar
Contoh :
1. Indeks sederhana tidak tertimbang

I pon I
 p n
(1)
p 0

Pertukaran subscrip akan menghasilkan I pno I


 p 0
(2)
p n

(1) x (2) 
p p
n 0
1
p p
memenuhi TRT
0 n
2. Indeks laspeyres

Lon L
 p n q0
(1)
p 0 q0

Lno L
 p 0 qn
(2)
p n qn

(1) x (2) 
p n q0
x
p
0 qn
1
p 0 q0 p
n qn
tidak memenuhi TRT
ad. 2. Faktor Reversal Test (FRT)

Bila perumusan indeks dimana faktor


p dan q dipertukarkan, maka hasil
perumusan baru dan perumusan awal
harus sama dengan perumusan indeks
nilai
Contoh
1. Indeks Laspeyres

L
p n q0
(asal)
p 0 q0

L
q n p0
(baru)
q 0 p0

p n qn
x
q n p0

p n qn
p 0 q0 q 0 p0 p 0 q0
tidak memenuhi FRT
2. Indeks Fisher

asal F
p n q0
x
p n qn
(1)
p 0 q0 p 0 qn

baru F
q n p0
x
q n pn
(2)
q 0 p0 q 0 pn

p q x p
n 0 n qn
x
q n p0
x
 q n pn
p q p
0 0 0 qn q 0 p0 q 0 pn


 p q n n
(memenuhi FRT)
p q 0 0
ad. 3. Circuler Test
Bila kita mempunyai suatu deretan angka indeks (indeks dari t
tahun dengan waktu dasar i yaitu

(a) I1i , I2i , . . . , Iti

Selanjutnya kita juga mempunyai indeks dari tahun-tahun yang


sama, akan tetapi dengan waktu dasar j yaitu :

(b) I1j , I2j , . . . , Itj


Apabila kita dapat memperbesar urutan indeks yang kedua,
yaitu (b) dengan jalan membagi setiap indeks dalam urutan
pertama yaitu (a) dengan Ij,i, maka indeks dikatakan memenuhi
circular test.

I1i I 2i I 3i
 I1 j ,  I2 j ,  I3 j , . . .
I ji I ji I ji

Atau
I1i = Iji I1j , I2i = Iji I2j , I3i = Iji I3j . . .

(Sebelum masing-masing indeks dinyatakan dalam persentase).


That’s it guys
and
See You Next Week

Anda mungkin juga menyukai