Anda di halaman 1dari 41

RUJUKAN ASUHAN

KEBIDANAN

Ida Jamilah, SKM, MKM


1
TUJUAN PEMBELAJARAN
Umum :
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu
melakukan rujukan asuhan kebidanan

Khusus
Peserta mampu melakukan rujukan klien :
• pada kasus fisiologis
• pada kasus patologis
Latar Belakang

• Sistem rujukan kesehatan di Indonesia telah diatur


dalam bentuk berjenjang yaitu pelayanan
kesehatan tingkat pertama, kedua dan ketiga yang
dalam pelaksanaannya tidak berdiri sendiri-sendiri
namun dalam suatu sistem yang saling
berhubungan.
lanjutan
• Salah satu kelemahan Yankes adalah pelaksanaan
rujukan yang kurang cepat dan tepat
• Rujukan bukan sesuatu kekurangan melainkan suatu
upaya mendahulukan kebutuhan masyarakat
• Tingginya AKI dan AKB disebabkan karena 3T ,
terutama terlambat mencapai fasilitas pelayanan
kesehatan
• Terciptanyan mutu, cakupan dan efisiensi pelaksanaan
pelayanan kesehatan secara terpadu.
Sistem Rujukan
• Sistem rujukan adalah suatu sistem
penyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
melaksanakan pelimpahan tanggung jawab
timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau
masalah kesehatan yang timbul, baik secara
vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani)
maupun secara horizontal (antar unit-unit yang
setingkat kemampuannya).
RUJUKAN KEBIDANAN

Rujukan kebidanan adalah kegiatan pemindahan


tanggung jawab terhadap kondisi klien/pasien ke
fasilitas pelayanan yang lebih memadai ( Tenaga
atau pengetahunan, obat dan peralatannya )
Ruang Lingkup Rujukan
Integrasi pelayanan
 Rujukan internal (antar bagian dalam 1 Unit)
 Rujukan eksternal (antar 1 Unit d`engan Unit lain)
Sifat rujukan
 Rujukan vertikal
 Rujukan horizontal
Pelaku Rujukan
 Personal  praktek mandiri, berkelompok
 Institusi  (Pemerintah dan swasta), RS dan
Dinkes
7
Horizontal
Sifat Rujukan
Vertikal
Horizontal
Puskesmas Puskesmas Catatan :
1. Rujukan tidak selalu
RS Kab/Kota RS Kab/Kota
ditentukan oleh jenjang
berdasarkan Puskesmas
ke RS kelas C, RS kelas
Vertikal B, dan seterusnya; akan
tetapi dengan
Puskesmas mempertimbangkan
Puskesmas
Perawatan waktu tempuh dari Unit
Pelayanan Pertama.
Puskesmas PONED RS PONEK 2. Setiap RS wajib merujuk
pasien yang memerlukan
Puskesmas
RS kelas D pelayanan di luar
Perawatan kemampuan pelayanan
RS Kelas D RS Kelas C RS
RS Kelas C RS Kelas B
RS Kelas B RS Kelas A
Jenis-jenis Rujukan :
Rujukan Medik
Rujukan Kesehatan
Rujukan Medik:
Pelimpahan tanggung jawab secara timbal
balik atas satu kasus yang timbul baik secara
vertikal maupun horizontal kepada yang lebih
berwenang dan mampu menaganinya secara
rasional.
Rujukan Medis tdd ;
1. Rujukan pasien (transfer of patient),
• Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostic, pengobatan,
tindakan operatif dan lain-lain  pelayanan tindaklanjut
2. Rujukan ilmu pengetahuan (transfer of knowledge),
• Pengiriman tenaga kesehatan yang lebih kompeten atau ahli
untuk meningkatkan mutu layanan setempat
3. Rujukan bahan pemeriksaan laboratorium (transfer of
specimens),
• Pengiriman bahan (specimen)untuk pemeriksaan laboratorium
yang lebih lengkap
Rujukan Kesehatan

Hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan


bahan atau specimen ke fasilitas yang lebih
mampu dan lengkap. rujukan sifatnya
preventif dan promotif 
Rujukan ini mencakup rujukan teknologi,
sarana, operasional
PERSIAPAN RUJUKAN (BAKSOKU)
B (Bidan) :
A (Alat)  sesuai kasus
K ( Keluarga) (pengambil keputusan).
S ( Surat ) : Surat Rujukan
O ( Obat ) : Obat-obat yang diperlukan
K (Kendaraan) : Kendaraan yang layak
U (Uang): Uang yang cukup

D (Donor Darah) : calon donor disiapkan


sebelumnya
MEKANISME RUJUKAN
1. Menentukan kegawatdaruratan pada tingkat kader, bidan
desa, pustu dan puskesmas
2. Menentukan tempat tujuan rujukan  Identifikasi Tempat
Rujukan dan Kesediaan /kemampuan penderita
3. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarganya
4. Mengirim informasi pada tempat rujukan mll telp/radio
komunikasi  yankes yang lebih mampu
5. Persiapan penderita  Stabilisasi Pra Rujukan
6. Pengiriman penderita  Transportasi
7. Tindak lanjut penderita
HIRARKI PELAYANAN
KEBIDANAN

1. Yankes tingkat primer di puskesmas


2. Pelayanan kesehatan tingkat
sekunder
3. Pelayanan kesehatan tingkat tersier di
RS tipe B dan A
Pelayanan Kesehatan Rujukan
Keberhasilan pelayanan kesehatan rujukan sangat dipengaruhi oleh
kesiapan RS penyedia pelayanan kesehatan rujukan di masing-masing
tingkatan.
Optimalisasi kapasitas dan kemampuan, serta sumber daya yang dimiliki
sesuai dengan jenjang kemampuan pelayanan, tenaga kesehatan, fasilitas
dan peralatan.

REGIONALISASI PELAYANAN RUJUKAN 16


KEBIJAKAN PENGELOLAAN PONED
& PONEK
• Pengertian
Lembaga dimana rujukan kasus diharapkan dapat diatasi
dengan baik, artinya tidak boleh ada kematian karena
keterlambatan dan keselahan penanganan

• Prinsip Dasar Penanganan kegawatdaruratan :


Kegawatdaruratan dapat terjadi secara tiba-tiba , tidak
dapat diprediksi , sehingga bidan perlu memiliki
kemampuan penanganan kegawatdaruratan yg dilakukan
dengan tepat dan cepat
UPAYA PENANGANAN KEGAWATDARURATAN

1. Dimasyarakat
Peningkatan kemampuan bidan terutama di desa dlm
memberikan pelayanan esensial, deteksi dini dan
penanganan kegawatdaruratan (PPGDON)
2. Di Puskemas
Peningkatan kemampuan dan kesiapan puskesmas dlm
memberikan Penanganan Obstetri Neonatal Emergensi
Dasar ( PONED )
3. Di Rumah Sakit
Peningkatan kemampuan dan kesiapan RS kab / kota dlm
PONEK
4. Pemantapan jarigan pelayanan rujukan obstetri & neonatal
Koordinasi lintas program, AMP kab / kota dll
KEBIJAKAN PENGELOLAAN
PONED & PONEK
• Kegiatan MPS untuk meningkatkan kesehatan ibu
dan bayi

1. Yan Obstetri dasar di tingkat polindes dan puskesmas


2. Menyediakan minimal 4 pusk. PONED di setiap
kabupaten /kota
3. Menyediakan 1 pelayanan PONEK 24 jam di RS
JENIS KRITERIA YANKES RUJUKAN

PKM PONED
Pelayanan Obstetri Emergensi Dasar tdd :
1. Pemberian Oksitosin Parenteral
2. Pemberian Antibiotik Parenteral
3. Pemberian Sedatif parenteral pada tindakan
kuretase digital dan plasenta manual
4. Melakukan Kuretage, Plasenta manual dan
kompresi Bimanual
5. Partus dengan tindakan EV, EF
JENIS KRITERIA YANKES RUJUKAN

PKM PONED
Pelayanan Neonatal Emergensi Dasar tdd :
Kemampuan PONED Meliputi :
1. Resusitasi bayi asfiksia
2. Pemberian Antibiotik parenteral
3. Pemberian antikonvulsan Parenteral
4. Kontrol suhu
5. Penanggulangan gizi
JENIS KRITERIA YANKES RUJUKAN

RS PONEK 24 jam
Kemampuan PONEK Meliputi :
1. Pelayanan Obstetri komprehensif
- Pelayanan obstetri emergensi dasar (PONED)
- Tranfusi darah
- Bedah Caesar
2. Pelayanan Neonatal Komprehensif
- Pelayanan Neonatal Emergensi dasar
- Pelayanan neonatal intensif
KRITERIA RS PONEK
1. Yan PONEK 24 jam/7 hari, secara efektif
2. Memiliki kelengkapan sarana dan tenaga terampil untuk
melaksanakan PONED/PONEK ( Tim terlatih sesuai
standar)
3. Kemantapan institusi dan organisasi termasuk kejelasan
mekanisme kerja dan kewenangan unit pelaksana/tim
PONEK (ada kebijakan)
4. Dukungan penuh dari Bank darah / UTD-RS, Kamar OP,
HCU/ICU/NICU/dan unit terkait lainnya
5. Tersedianya sarana/peralatan rawat intensif dan
diagnostik pelengkap
RUJUKAN PASIEN
PADA KASUS PATOLOGIS

Suatu pelimpahan tanggung jawab timbal balik


atas kasus kebidanan atau dengan penyakit
penyerta atau komplikasi yang memerlukan
pelayanan dengan menggunakan pengetahuan,
fasilitas, peralatan yang memadai atau kondisi
klien di luar kewenangan bidan
Indikasi Rujukan Ibu
1. Riwayat SC
2. Perdarahan pervaginam
3. Persalinan kurang bulan (< 37 mg)
4. Ket pecah dengan mekonium kental
5. Ket Pecah lama ( lebih kurang 24 jam)
6. Ket pecah pada persalinan kurang bulan
7. Ikterus
8. Anemia berat
9. Tanda/gejala infeksi
10. Preeklampsia/ HDK
11. TFU 40 cm atau lebih
12. Primipara fase aktif 5/5 pada palpasi kepala janin
13. Presentasi bukan belakang kepala
14. Kehamilan Gemeli
15. Presentasi majemuk
16. Talipusat menumbung
17. Syok
Kapan Harus Segera Merujuk
Jika ibu menderita seperti :
1. Abortus
2. Atonia uteri
3. Distocia Bahu
4. Eklampsia
5. VE
6. Perdarah post partum
7. Infeksi Nifas
8. KET
9. Perdarahan ante partum
10. Perlukaan jalan lahir
11. Preeklampsia & eklampsia
12. Hiperemisis gravidarum dengan dehidrasi
13. Sisa plasenta
Identifikasi neonatus yang akan dirujuk

adalah yang tergolong bayi resiko tinggi.


Beberapa persalinan yg beresiko tinggi pd bayi baru lahir
adalah:
1. Prematur / berat badan lahir rendah (BB< 1750 –2000gr)
2. Umur kehamilan 32-36 minggu
3. Bayi dari ibu DM
4. Bayi dengan riwayat apnae
5. Bayi dengan kejang berulang
6. Sepsis
7. Asfiksia Berat
8. Bayi dengan ganguan pendarahan
9. Bayi dengan Gangguan nafas (respiratory distress)
RUJUK
Rujukan ibu hamil dan neonatus berisiko tinggi  komponen yang
penting sistem pelayanan kesehatan maternal & neonatal
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
1.Rujukan  tenaga & perlengkapan di suatu faskes tidak mampu
menatalaksana komplikasi yang mungkin terjadi
2.Berdasarkan sifatnya, rujukan ibu hamil dibedakan menjadi:
•Rujukan kegawatdaruratan
Rujukan kegawatdaruratan  rujukan dilakukan sesegera
mungkin  berhubungan dengan kondisi kegawatdaruratan yang
mendesak
•Rujukan berencana
Rujukan berencana  rujukan dilakukan dengan persiapan
yang lebih panjang ketika keadaan umum ibu masih relatif lebih
baik

Buku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan-KEMENKES RI 2013
RUJUK
Rujukan sebaiknya tidak dilakukan bila:
a.Kondisi ibu tidak stabil untuk dipindahkan
b.Kondisi janin tidak stabil dan terancam untuk terus
memburuk
c.Persalinan sudah akan terjadi
d.Tidak ada tenaga kesehatan terampil yang dapat menemani
e.Kondisi cuaca atau modalitas transportasi membahayakan

Keperluan Merujuk  BAKSOKU (Bidan, Alat,


Keluarga, Surat, Obat, Kendaraan dan Uang)
Buku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan-KEMENKES RI 2013
Ringkasan Penatalaksanaan Pada Kasus
Penyulit Medis Obstetri Dan Non Obstetri
Rujukan pada ANC pertemuan awal (sebelum usia kehamilan 16 minggu)
Kondisi Sikap
Diabetes Mellitus Rujuk
Penyakit jantung Rujuk
Penyakit ginjal Rujuk
Riwayat epilepsi Rujuk
Penyalahgunaan obat Rujuk
Riwayat kelahiran mati Rujuk
Perdarahan jalan lahir, spotting Rujuk
Riwayat pertumbuhan janin terhambat
(IUGR) Rujuk

Bekas sesar dan parut uterus Rujuk


Tekanan darah tinggi (>140/90 mmHg) Rujuk
Usia gestasi tidak dapat ditentukan Rujuk
Modul Yankes MatNeo di Fasyankes Primer KEMENKES 2017
Ringkasan Penatalaksanaan Pada Kasus
Penyulit Medis Obstetri Dan Non Obstetri
Rujukan pada ANC pertemuan kedua (sebelum usia
kehamilan 24-28 minggu)
Kondisi Sikap
Perdarahan jalan lahir,
Rujuk
spotting
Hb < 10 g/dL Rujuk
Tanda-tanda preeklampsia,
tekanan darah tinggi, Rujuk
proteinuria
Kecurigaan pertumbuhan
Rujuk
janin terhambat (IUGR)
Ibu tidak merasakan janin Rujuk
Modul Yankes MatNeo di Fasyankes Primer KEMENKES 2017
Ringkasan Penatalaksanaan Pada Kasus
Penyulit Medis Obstetri Dan Non Obstetri
Rujukan pada ANC pertemuan ketiga (sebelum usia
kehamilan 30-32 minggu)
Kondisi Sikap
Perdarahan jalan lahir Rujuk
Hb < 10 g/dL Rujuk
Tanda-tanda preeklampsia,
tekanan darah tinggi, Rujuk
proteinuria
Kecurigaan pertumbuhan
Rujuk
janin terhambat (IUGR)
Kecurigaan bayi kembar Rujuk

Modul Yankes MatNeo di Fasyankes Primer KEMENKES 2017


Ringkasan Penatalaksanaan Pada Kasus
Penyulit Medis Obstetri Dan Non Obstetri
Rujukan pada ANC pertemuan keempat (sebelum usia kehamilan
36-40 minggu)
Kondisi Sikap
Perdarahan jalan lahir, spotting Rujuk
Hb < 10 g/dL Rujuk
Tanda-tanda preeklampsia, tekanan
Rujuk
darah tinggi, proteinuria
Kecurigaan pertumbuhan janin
Rujuk
terhambat (IUGR)
Bekas sesar dan parut uterus Rujuk
Kecurigaan bayi kembar Rujuk
Kecurigaan letak lintang Rujuk
Kecurigaan presentasi bokong Rujuk
Kehamilan 41 minggu belum inpartu Rujuk
Modul Yankes MatNeo di Fasyankes Primer KEMENKES 2017
Rujukan Balik
Rujukan balik ini dapat berupa:
• Jawaban konsul untuk suatu kasus yang dirujuk.
• Jawaban hasil pemeriksaan untuk rujukan bahan
pemeriksaan.
• Surat rujukan balik yang menerangkan tindakan
dan penanganan yang telah diberikan di RS
Tempat Rujukan.
• Surat Rujukan Balik untuk penanganan selanjutnya
di Rumah Sakit/Puskesmas setempat dengan
pertimbangan kasus tersebut dapat ditangani di
Rumah Sakit/Puskesmas tersebut.
PEMBINAAN LINTAS
SEKTORAL

• Koordinasi Lintas Sektoral

• Regionalisasi Sistem Rujukan


Sistem Rujukan Rumah Sakit Berbasis
Regional:
1.Kabupaten/Kota dibagi dalam beberapa
wilayah rujukan (Regional)
2.Setiap wilayah mempunyai pusat rujukan.
JAWA BARAT
REGIONALISASI RUJUKAN
RS Rujukan Nasional
PROVINSI JAWA BARAT
1 RSU P Hasan Sadikin

RS Rujukan Regional
 1 RSUD AL Ihsan
 2 RSUD Cibabat
 3 RSUD dr. Soekardjo
 4 RSUD Gunung Jati
 5 RSUD Karawang
6 RSUD Cibinong
7 RSUD Syamsudin

BUKR
1.Akreditasi RS
2.Rujukan Nasional
3.Rujukan Regional
4.RS Pratama
KESIMPULAN
1. Skrining kasus komplikasi pada ibu hamil dapat dilakukan
melalui pelayanan antenatal (ANC) yang terpadu dan
berkualitas
anamnesis,
2. ANC terpadu & berkualitas 
pemeriksaan fisik, penanganan tindak
lanjut dan KIE efektif
3. Skrining kasus komplikasi pada ibu bersalin dapat
dilakukan melalui pelaksanaan Asuhan Persalinan
Normal (APN) yang baik dan benar
4. Rujuk  kasus-kasus pada Ringkasan Penatalaksanaan
Pada Kasus Penyulit Medis Obstetri Dan Non Obstetri
sesuai Kemenkes RI
LANJUTAN
5. Rujuk pada saat antepartum dan intrapartum HARUS
sudah ditatalaksana awal dan diberangkatkan dalam
keadaan STABIL
Keperluan Merujuk  BAKSOKU
6. Skrining kasus komplikasi pada ibu nifas dapat
dilakukan melalui pelayanan post-natal (PNC) yang baik
dan benar
7. Informasi penting yang perlu disampaikan kepada ibu
nifas antara lain seputar: kebersihan diri, istirahat, latihan,
gizi, menyusui, merawat payudara, senggama dan
kontrasepsi
8. Petugas kesehatan perlu mengetahui kondisi medis dan
karakteristik khusus sebelum klien/pasien menggunakan
kontrasepsi  dg melakukan penapisan kelayakan medis
03/03/21 Add a footer 40
03/03/21 Add a footer 41

Anda mungkin juga menyukai