Anda di halaman 1dari 29

Pemicu 3 (Agama 1)

Kelompok 7
Tutor:
Ketua: Esteven Tanu Gunawan (405150069)
Sekretaris: Kevin King (405150015)
Penulis: Revilla Aulia (4051500144)
Anggota:
Felita Wiyasih (405150052)
Sindiawani Gusvinda (405150068)
Marshaly Marsie (405150104)
Ary Denggan (405150125)
Ngestiuari Salim (405150162)
Melinda Ajeng (405150163)
Haraka Nabda (405150178)
Kris Jaya (405150180)
Reinhart Sampakang (405150186)
Buah simalakama
Seorang ibu mengantar anak perempuannya yang berusia 13 tahun datang berobat ke Puskesmas
dengan keluhan belum menstruasi sejak empat bulan yang lalu. Menstruasi pertama kali saat
anak berusia 12 tahun. Ibunya khawatir si anak hamil di luar nikah. Setelah melakukan anamnesis
dan pemeriksaan yang diperlukan, dokter memberitahukan anaknya memang hamil.
Si anak langsung dikonfrontasi ibunya mengenai ayah dari janin yang dikandungnya. Awalnya ia
hanya tertunduk diam dan menangis. Setelah didesak berulang kali oleh ibunya, ia baru bercerita
abangnya sendiri yang menghamilinya. Ia mengaku abangnya memaksa dirinya berhubungan
badan saat kedua orang tuanya pergi bekerja. Abangnya memukulinya bila ia menolak dan
mengancam akan membunuhnya bila ia bercerita kepada kedua orang tuanya.
Si ibu kaget dan meraung-raung. Ia tidak menyangka hubungan incest terjadi dalam keluarganya.
Setelah ditenangkan dokter, ibunya baru bercerita bahwa ia pernah memarahi anak laki-lakinya
saat kepergok menonton video porno di rumah. Ibunya menyesal tidak mengawasi kelakuan
anaknya lebih ketat sesudah kejadian tersebut. Saat ini, ibunya hanya dapat memohon dokter
untuk menggugurkan kandungan anaknya demi kebaikan dan nama baik keluaranya.
Apa yang dapat Anda pelajari dari pemicu di atas?
Bahaslah pemicu tersebut bila ditinjau dari nilai-nilai ajaran agama dan etika kedokteran!
Kata Asing
• Incest: aktivitas seksual antar anggota keluarga
yang bersifat tidak sukarela & mengarah pada
emosional dan psikologis
• Buah Simalakama: keadaan yang serba salah
• Konfrontasi: perihal yang berhadapan langsung
dan terang-terangan antara saksi dan terdakwa
• Anamnesis: pemeriksaan yang dilakukan lewat
suatu percakapan langsung antara dokter dan
pasien
Identifikasi Masalah
1. Bagaimana pandangan agama terhadap incest
dan aborsi?
2. Sebagai dokter, apakah menyetujui tindakan
aborsi tersebut?
3. Apakah akibat dari incest?
4. Bagaimana aborsi dalam pandangan etika
kedokteran?
5. Langkah-langkah apa yang harus dilakukan
dalam kasus ini?
Curah Pendapat
1. Katolik: tidak boleh aborsi dan incest karena
melanggar 10 perintah Allah
Kristen: tidak boleh aborsi dan incest karena
melanggar 10 perintah Allah
Islam: aborsi boleh jika belum ada kehidupan
dan membahayakan ibunya, incest tidak boleh
Buddha: aborsi tidak boleh karena melanggar
sila agama buddha dan mendapatkan karma
2. Yang Setuju Aborsi
Setuju untuk melakukan aborsi dengan alasan:
• Karena merupakan tanggung jawab
• Memenuhi syarat melakukan aborsi secara hukum & kode etik
• Pasien dan keluarga menyetujui informed consent untuk aborsi
• Umur pasien yang belum mencukupi
Dengan konsekuensi:
• Pendarahan, kemandulan, kanker payudara, robeknya dinding rahim,
penipisan dinding rahim, kematian
• Perlu tindak lanjut seperti pemeriksaan berkala (pemeriksaan fisik & mental)
• Edukasi kepada keluarga dan pasien agar mensuport pasien
• Pengawasan berlanjut untuk anggota keluarga
• Belajar dari pengalaman karena pengalaman adalah guru terbesar dari
kehidupan
2. Yang Tidak Setuju Aborsi
Jika aborsi maka:
• Anaknya bisa mati dan belum tentu ibu selamat
• Dampak negatif untuk ibunya
• Jika ibu selamat, belum tentu hidup (bisa stress, depresi dan gangguan mental lainnya)
Jika tidak aborsi maka:
• Bayi bisa selamat dilahirkan
• Kemungkinan ibu selamat lebih besar
• Usia kandungan sudah 4 bulan
• Ada kemungkinan bisa hamil lagi
Dengan konsekuensi:
• Pemeriksaan berkala
• Konseling
• Kalau sampai lahir cacat, diterima karena tidak semua yang lahir cacat tidak berguna
• Dikeluarkan dari sekolah
• Tidak mengulangi kesalahan
3. Segi sosial: masyarakat yang mengetahui akan memandang buruk
Segi biologis: kemungkinan besar anaknya menjadi cacat
Aspek fisiologis:
- Body: infeksi, pendarahan, tidak bisa hamil lagi
- Mind: stres, depresi, trauma
- Spirit: merasa bersalah
4. Menurut pandangan etika kedokteran, aborsi tidak boleh dilakukan
karena melanggar Hak Asasi Manusia terutama melanggar hak asasi
untuk hidup kecuali jalan, satu-satunya untuk menolang jiwa ibu
Incest tidak diperbolehkan karena kemungkinan besar bayi yang
dilahirkan akan cacat
Solusi

Etika

Dampak Aborsi
dan dan Hukum
akibat incest

Agama
Learning Objective
LO 1: MM pandangan etika mengenai abortus &
incest
LO 2: MM pandangan hukum mengenai abortus &
incest
LO 3: MM pandangan agama mengenai abortus &
incest
LO 4: MM dampak dan akibat abortus
LO 5: Solusi (dokter, keluarga, pasien, petinggi
agama)
LO 1: MM pandangan etika mengenai
abortus dan incest
Pandangan etika
• Abortus : Abortus adalah keluar hasil konsepsi
secara prematur dari uterus dimana embrio tdk
dapat tumbuh di luar kandungan
• Abortus dibagi menjadi 3:
a. Abortus spontan/alami (Abortus spontaneous)
b. Abortus buatan/sengaja (Abortus provocatus
criminalis)
c. Abortus terapeutik/medis (Abortus provocatus
medis therapeuticum)
Sumpah Dokter
1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan kemanusiaan.
2. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi
luhur jabatan kedokteran.
3. Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara terhormat dan
bersusila, sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter.
4. Saya akan merahasiakan segala seseuatu keada orang lain karena
pekerjaan saya dan keilmuan saya sebagai dokter.
5. Saya tdk akan mempergunakan pengetahuan kedokteran saya
untuk sesuatu yg bertentangan dengan perikemanusiaan, sekali
pun diancam.
6. Saya akan menghormati segala hidup insan, mulai dari saat
pembuahan.
Sumpah Dokter
7. Saya akan senantiasan mengutamakan kesehatan penderita.
8. Saya akan berikhtiar bersungguh-sungguh supaya saya tdk terpengaruh
oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik,
kepartaian, atau kedudukan sosial dengan menunaikan kewajiban kepada
penderita.
9. Saya akan memberikan kpd guru” saya penghormatan dan pelayakkan
terima kasih yg selayaknya.
10. Saya memperlakukan teman sejawat saya sebagaimana saya ingi
diperlakukan.
11. Saya akan mentaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indonesia
yang berdasarkan pancasila.
12. Saya mengikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan
mempertaruhkan kehormatan saya.
LO 2: MM pandangan hukum mengenai
abortus dan incest
Pandangan Hukum
• Agama, moral dan kebudayaan mempengaruhi
hukum aborsi di seluruh dunia
• Di Amerika dan Inggris cenderung melegalkan
aborsi meskipun dengan persyaratan tertentu
• Di Indonesia, KUH Pidana menganggap aborsi
merupakan kejahatan terhadap nyawa, tanpa
mempersoalkan umur kehamilan. UU kesehatan
memberikan celah pelaksanaan aborsi
Syarat Aborsi Mediscinalis menurut UU
kesehatan
• Kondisi maut bagi ibu bila aborsi tidak dilakukan
• Ada pertimbangan dari tim ahli yang terdiri dari
ahli medis, agama, hukum dan psikologi
• Ada informed consent dari wanita yang
bersangkutan, atau bisa diwakilkan apabila tidak
sadar atau tdk bisa memberikan consent
• Bila wanita itu tetap menghendaki kehamilan,
dokter harus menghormatinya
• Pelaksananya dokter kebidanan dan kandungan
KUHP
• Pasal 346:
Wanita yg sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungannya, pidana penjara 4 tahun
• Pasal 347:
Menggugurkan atau mematikan kandungannya tanpa
persetujuannya, pidana penjara 12 tahun
• Pasal 348:
Menggugurkan atau mematikan kandungan dengan
persetujuannya, pidana penjara 5 tahun
LO 3: MM pandangan agama mengenai
abortus dan incest
Pandangan Agama
Islam:
• Tindakan aborsi dianggap sebagai suatu tindakan pembunuhan terhadap
orang hidup yang wujudnya telah sempurna (Yusuf al-Qardhawi,
1980:276)
• Tidak ada satupun ayat di dalam Al-Quran yg menyatakan bahwa aborsi
boleh dilakukan oleh umat Islam
Buddha:
• Agama Buddha menentang dan tidak menyetujui adanya tindakan aborsi
karena melanggar pancasila Buddha, menyangkut sila pertama yaitu
panatipata dan juga membunuh makhluk hidup yang sudah ada di dalam
rahi ibu
Kristen dan Katolik: Tidak boleh aborsi karena melanggar 10 perintah Allah
LO 4: MM dampak dan akibat abortus
Dampak dan Akibat Abortus
Jangka Pendek:
• Rasa sakit yang terus menerus
• Infeksi
• Pendarahan yang banyak
• Kematian
Jangka Panjang:
• Tidak dapat hamil kembali
• Kelahiran prematur
• Keguguran kandungan
LO 5: Solusi (dokter, keluarga, petinggi
agama)
• Dokter: para dokter dan tenaga medis lainnya, hendaklah
selalu menjaga sumpah profesi dan kode etiknya dalam
melakukan pekerjaan. Jika hal ini secara konsekuen
dilakukan, kejadian abortus buatan ilegal akan secara
signifikan dapat dikurangi
• Aborsi yang dilakukan hanyalah aborsi terapeutik (aborsi
berdasarkan indikasi) sesusai dengan sumpah profesi dan
tidak melanggar hukum, apabila bertentangan dengan
agama. Dokter hendaknya mengatur rujukan kepada
dokter lain yang dapat melakukan aborsi tersebtu
Pemerintah: Maraknya praktik aborsi ilegal
merupakan salah satu tanggung jawab pemerintah
karena kurang memberikan pendidikan moral dan
agama serta penyuluhan hukum terkait seksualitas
Tokoh Agama: memberikan pendekatan menurut
ajaran agama yang dianut, menjelaskan
pandangan agama mengenai aborsi beserta
konsekuensinya, memberikan dorongan positif
terhadap sang ibu dalam menjalani kehamilannya
Kesimpulan
Sebaiknya jika Anda ingin melakukan aborsi,
tenangkan pikiran Anda. Aborsi bukanlah suatu
solusi sama sekali. Aborsi akan memuahkan
masalah-masalah baru yang bahkan lebih besar
Saran
• Ada beberapa pihak yang dapat diminta
bantuannya dalam hal menangani masalah
aborsi ini, yaitu:
1. Keluarga dekat atau anggota keluarga lain
2. Saudara-saudara seiman
3. Orang-orang lain yang bersedia membantu
secara pribadi
Daftar Pustaka
• Nasution, Harun. 1978. Filsafat Agama, Jakarta: Bulan Bintang
• Berstens K. 2011. Etika Biomedis, Yogyakarta: Kanisius
• Maguire, Daniel C. 1984. Dead by Choice, Newyork: Image
Books
• Geisler NL.2007. Etika Kristen-Pilihan dan Isu, Malang: Literatur
SAAT
• Chuzaimah, T. Yanggo.2007. Problematika Hukum Islam
Kontemporer, Jakarta: Pustaka Firdaus
• Al Quran
• Alkitab
• Tripitaka

Anda mungkin juga menyukai