Anda di halaman 1dari 89

REVILA AULIA

405150144
LO 1
MM Pelayanan Kesehatan

(Prinsip, Definisi)
Pelayanan Kesehatan
 Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo 
Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan
utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif
(peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat.

Menurut Depkes RI (2009)


 Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri
atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun
masyarakat. 
Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan
Syarat pokok pelayanan kesehatan yang dimaksud
(Azwar, 1996) adalah :
 Tersedia dan berkesinambungan
Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah
pelayanan tersebut harus tersedia di masyarakat (available) serta
bersifat berkesinambungan (continuous). Artinya semua jenis
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat dan mudah
dicapai oleh masyarakat.
 Dapat diterima dan wajar
Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah apa yang
dapat diterima (acceptable) oleh masyarakat serta bersifat wajar
(appropriate). Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak
bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan, keyakinan,
kepercayaan masyarakat dan bersifat wajar.
Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan
 Mudah dicapai
 Syarat pokok ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah yang
mudah dicapai (accessible) oleh masyarakat.
Cth : terutama dari sudut lokasi

 Mudah dijangkau
Syarat pokok pelayanan kesehatan yang ke empat adalah mudah
dijangkau (affordable) oleh masyarakat.
Cth : sudut jarak dan biaya.
Untuk mewujudkannya harus dapat diupayakan pendekatan sarana
pelayanan kesehatan dan biaya kesehatan diharapkan sesuai
dengan kemampuan ekonomi masyarakat.

 Bermutu
 Syarat pokok pelayanan kesehatan yang kelima adalah yang
bermutu (quality).
Cth : tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan, yang disatu pihak dapat memuaskan para
pemakai jasa pelayanan, dan pihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang
telah ditetapkan.
LO2
MM Management Kesehatan
MANAJEMEN
 Manajemen kesehatan masyarakat adalah penerapan manajemen
umum dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat. Yang menjadi
objek atau sasaran manajemen adalah sistem pelayanan kesehatan
masyarakat
Item Manajemen Kesehatan
• Perencanaan
• Pengorganisasian
• Pengarahan dan pengawasan
• Evaluasi
1. PERENCANAAN
 Merupakan inti kegiatan manajemen, karena semua kegiatan
manajemen diatur dan diarahkan oleh perencanaan tersebut.
Perencanaan Kesehatan
• Perencanaan harus didasarkan kepada analisis dan pemahaman sistem
dengan baik
• Perencanaan pada hakikatnya menyusun konsep dan kegiatan yang
akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan misi organisasi
• Perencanaan secara implisit mengemban misi organisasi untuk
mencapai hari depan yang lebih baik.
Macam Perencanaan
A. Dilihat dari jangka waktu berlakunya rencana
1. rencana jangka panjang, berlaku 10-25 th
2. rencana jangka menengah, berlaku 5-7 th
3. rencana jangka pendek, berlaku 1 th
Macam Perencanaan
B. Dilihat dari tingkatannya
1. Rencana induk, lebih menitikberatkan kebijakan organisasi. Mempunyai
tujuan jangka panjang dan ruang lingkup yang luas.
2. Rencana operasional, lebih menitikberatkan pada pedoman atau petunjuk
dalam melaksanakan suatu program
3. Rencana harian, rencana yang bersifat rutin.
Macam Perencanaan
C. Ditinjau dari ruang lingkupnya:
1. Rencana strategis: berisi kebijakan tujuan jangka panjang dan
waktu pelaksanaan yg lama
2. Rencana taktis: rencana yg berisi uraian yg bersifat jangka pendek,
mudah menyesuaikan kegiatan2nya asal tujuan tidak berubah.
3. Rencana menyeluruh: rencana yg mengandung uraian secara
lengkap dan menyeluruh
4. Rencana terintegrasi: rencana yang mengandung uraian yang
bersifat terpadu. Misal: dengan program lain di luar kesehatan
Perencanaan Dalam Organisasi
 Perencanaan dlm suatu organisasi adalah suatu proses mulai dari
1. identifikasi masalah
2. penentuan prioritas masalah,
3. Rencana Kegiatan
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi.
1. Identifikasi masalah

• Sumber masalah kesmas diperoleh dari:


a. laporan2 kegiatan dari program2 kesehatan yg ada
b. surveilance epidemiologi/pemantauan penyebaran penyakit
c. survei kesehatan yg khusus diadakan untuk memperoleh
masukan perencanaan kesehatan
d. hasil kunjungan lapangan supervisi, dsb
2. Menetapkan prioritas masalah

Pemilihan prioritas dg 2 cara:


a. teknik skoring
memberikan nilai terhadap masalah tersebut dg menggunakan
ukuran, antara lain:
1. prevalensi penyakit/besarnya masalah
2. berat ringannya akibat yang ditimbulkan oleh masalah
tersebut.
3. meningkatnya prevalensi
4. keinginan masy untuk menyelesaikan msalah tersebut
5. Keuntungan sosial yang diperoleh bila maslah tersebut diatasi
6. Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah
7. Sumber daya yang tersedia dapat dipergunakan untuk mengatasi
masalah termasuk tenaga kesehatan.
b. Teknik non skoring
1. Delphi technique: masalah didiskusikan oleh sekelompok orang
dengan keahlian yang sama
2. Delbeq technique : penetapan prioritas masalah didiskusikan mell
diskusi kelompok dg peserta tidak sama keahliannya.
3.Rencana Kegiatan
 Uraian tentang kegiatan2 yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan2 yang telah ditetapkan. Tiga tahap pokok yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian.
4. Pelaksanaan
 Melaksanakan kegiatan/program tersebut

5. Evaluasi
 suatu uraian tentang kegiatan yg telah dilakukan untuk menilai
sejauh mana tujuan tersebut telah dicapai
2. PENGORGANISASIAN
a. Organisasi lini

pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang tegas antara


pimpinan dan pelaksanaan. Keuntungan: pengambilan keputusan cepat,
kesatuan arah&perintah lebih terjamin serta pengawasan & koordinasi lbh
mudah.
b. Organisasi staff
 Tidak ada garis pemisah antara pimpinan dan staf pelaksana. Peran staf
bukan sekedar pelaksana tetapi staf berperan sebagai pembantu pimpinan.
 Keuntungan: keputusan dapat lbh baik karena dipikirkan oleh sekelompok
kalangan ahli.
c. Organisasi lini dan staff
 merupakan gabungan antara organisasi lini dan organisasi staf. Dalam
organisasi ini staf bukan sekedar pelaksana tugas tetapi juga diberikan
wewenang untuk memberikan masukan demi tercapainya tujuan
dengan baik.
• Keuntungan:
keputusan yang diambil oleh pimpinan lebih baik karena telah dipikirkan
oleh sejumlah orang dan tanggung jawab pimpinan berkurang karena
mendapat dukungan dan bantuan dari staf
3. Pengawasan dan Pengarahan

 Ada 3 hal yang diperhatikan:


a. Objek pengawasan: hal2 yg harus diawasi dlm pelaksanaan suatu
rencana
- kuantitas dan kualitas program, yaitu barang& jasa yg dihasilkan
oleh kegiatan/program
- biaya program, yaitu hasil yang diperoleh dari pelayanan dan
keuntungan kegiatan/pelayanan.
- pelaksanaan program,yaitu pengawasan thdp waktu, tempat&
proses pelaksanaan.
- hal-hal yang bersifat khusus, ditetapkan oleh pimpinan atau
manajer.
b. Metode pengawasan:
- melalui kunjungan langsung/observasi thdp objek yg diawasi
- melalui analisis thdp laporan2 yg masuk
- melalui pengumpulan data/informasi yg ditujukan lgsng thd objek2
pengawasan
- melalui tugas & tanggung jawab para petugas khususnya pimpinan

 c. Proses pengawasan
 - menyusun rencana pengawasan
 - melakukan kegiatan pengawasan sesuai rencana yg disusun
 - menginterpretasi/menganalisis hasil-hasil pengawasan. Hasil
pengawasan berupa dokumen, foto-foto, hasil rekaman
 - menarik kesimpulan dan tindak lanjut dari pengawasan tersebut.
4. Evaluasi Program Kesehatan

 Evaluasi thdp proses pelaksanaan program kesehatan. Seperti tenaga,


dana, fasilitas.
• Evaluasi hasil program utk menilai sejauh mana program tersebut
berhasil. Misal: meningkatnya cakupan imunisasi, meningkatnya ibu2
hamil yg memeriksakan kehamilannya
4. Evaluasi Program Kesehatan

 Evaluasi dampak program utk menilai sejauh mana program itu


mempunyai dampak terhadap peningkatan kesehatan masy.
• Cth: menurunnya angka kematian bayi, meningkatnya status gizi
anak balita, menurunnya angka kematian ibu.
Langkah Kegiatan Evaluasi Program
Kesehatan
• Menetapkan tujuan evaluasi, yakni tentang apa yg
akan di evaluasi
• Menetapkan kriteria yg digunakan dlm menentukan
keberhasilan program yg akan dievaluasi
• Menetapkan cara/metode evaluasi yg digunakan
• Melaksanakan evaluasi, mengolah dan analisis
data/hasil pelaksanaan evaluasi
• Menentukan keberhasilan program yg dievaluasi
• Menyusun rekomendasi/ saran utk tindakan lebih
lanjut terhadp program berikutnya.
Sistem Pelayanan Kesehatan
Masyarakat
 Ada 3 bentuk pelayanan kesehatan:
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertma
pelayanan kesehatan yang bersifat pokok yg sangat
dibutuhkan oleh oleh sebagian besar masyarakat. Bersifat
pelayanan rawat jalan, bentuk pelayanan adl puskesmas,
puskesmas pembantu, puskesmas keliling.
 b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua
 pelayanan kesehatan lebih lanjut yg memerlukan
perawatan inap dan memerlukan tenaga2 spesialis
 misal: rumah sakit tipe C dan D
 c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga
 pelayanan kesehatan yang bersifat lebih komplek dan
umumnya diselenggarakan oleh tenaga2 super spesialis
 Misal: rumah sakit tipe A dan B
LO3
MM Penjaminan Mutu
Mutu Pelayanan Kesehatan
• Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan
yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasaan rata-rata
serata penyelenggaraannya sesuai dengan standart dan
kode etik profesi (Azrul Azwar, 1996).

• Memenuhi dan melebihi kebutuhan serta harapan


pelanggan melalui peningkatan yang berkelanjutan atas
seluruh proses. Pelanggan meliputu, pasien, keluarga, dan
lainnya yang datang untuk pelayanan dokter, karyawan
(Mary R. Zimmerman).
Manfaat Penerapan Jaminan Mutu
1. Menjamin bahwa organisasi layanan kesehatan akan selalu
menghasilkan layanan kesehatan yang bermutu.
2. Organisasi layanan kesehatan semakin efisien.
3. Organisasi layanan kesehatan menjadi terhormat, terkenal dan selalu
dicari.
4. Setiap layanan kesehatan dilakukan dengan benar
5. Menumbuhkan kepuasan, komitmen dan peningkatan moral profesi
layanan kesehatan
Komponen pelayanan 31

1. Masukan/ input;
 Yaitu sarana fisik, perlengkapan & peralatan, organisasi &
manajemen, keuangan, SDM & SD (sources) yg ada di puskes/
RS.
2. Proses
 Semua kegiatan/ aktivitas dari seluruh keryawan & tenaga
profesi dlm interaksinya dg pelanggan, baik internal (petugas-
petugas) juga eksternal (pasien, pemasok barang-petugas dg
maksud tertentu)
 Baik/ tdknya proses dpt diukur dari:
 -relevan/ tdknya proses yg diterima o/ pasien
 -efektif/ tdknya proses yg dilakukan
 -mutu proses yg dilakukan
3. Outcome 32
 Yaitu tindak lanjut dari keluaran berupa hasil akhir kegiatan &
tindakan tenaga profesi serta seluruh karyawan thdp pasien. Yg
diharapkan perubahan yg tjd pd pasien, fisik & fisiologis,
sosial-psikologis, & kepuasan pelanggan
Strategi Peningkatan Mutu Pelayanan
Ada empat hal dalam pendekatan untuk mencapai pelayanan prima
melalui peningkatan mutu pelayanan, yaitu sebagai berikut:

1. Pelanggan dan harapannya


Harapan pelanggan mendorong upaya peningkatan mutu pelayanan. Organisasi
pelayanan kesehatan mempunyai banyak pelanggan potensial. Harapan mereka harus
diidentifikasi dan diprioritaskan lalu membuat kriteria untuk menilai kesuksesan.

2. Perbaikan kinerja
Bila harapan pelanggan telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah menidentifikasi
dan melaksanakan kinerja staf dan dokter untuk mencapai konseling, adanya
pengakuan, dan pemberian reward.
3. Proses perbaikan
Proses perbaikan juga penting. Sering kali kinerja
disalahkan karena masalah pelayanan dan ketidakpuasan
pelanggan pada saat proses itu sendiri tidak dirancang
dengan baik untuk mendukung pelayanan. Dengan
melibatkan staf dalam proses pelayanan, maka dapat
diidentifikasi masalah proses yang dapat mempengaruhi
kepuasan pelanggan, mendiagnosis penyebab,
mengidentifikasi, dan menguji pemecahan atau perbaikan.

4. Budaya yang mendukung perbaikan terus menerus


 Untuk mencapai pelayanan prima diperlukan organisasi
yang tertib. Itulah sebabnya perlu untuk memperkuat budaya
organisasi sehingga dapat mendukung peningkatan mutu.
Untuk dapat melakukannya, harus sejalan dengan dorongan
peningkatan mutu pelayanan terus-menerus.
 Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan agar lebih
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat, maka perlu
dilaksanakan berbagai upaya. Upaya ini harus dilakukan
secara sistematik, konsisten dan terus menerus.
Mekanisme Peningkatan Mutu Pelayanan
menurut Trilogi Juran
 Quality Planning, meliputi:
 Menentukan pelanggan.
 Menentukan kebutuhan pelanggan.
 Mengembangkan gambaran produk sesuai dengan kebutuhan
pelanggan.
 Mengembangkan proses yang mampu menghasilkan produk
sesuai dengan gambaran produk.
 Mentrasfer rencana menjadi kebutuhan pelaksanaan.

 Quality Control, meliputi:


 Mengevaluasi kinerja produk saat ini.
 Membandingkan kinerja sesungguhnya dengan tujuan produk
 Melaksanakan atau memperbaiki perbedaan.
 Quality Improvement, meliputi:
 Mengembangkan infrastruktur.
 Mengidentifikasi proyek peningkatan mutu.
 Membentuk tim mutu.
 Menyiapkan tim dengan sumber daya dan pelatihan serta
motivasi untuk mendiagnosis penyebab, menstimulasi perbaikan,
dan mengembangkan pengawasan untuk mempertahankan
peningkatan.
Kegiatan jaminan mutu layanan
kesehatan
 Mengetahui kebutuhan dan harapan pasien/masyarakat
yang menjadi pelanggan eksternal layanan kesehatan

 Menggunakan semua kemampuan dan bakat orang yang


terdapat dalam organisasi layanan kesehatan

 Membuat keputusan berdasarkan fakta atau data, bukan


perkiraan ataupun dugaan

 Bekerja dalam kelompok yang terdiri dari setiap orang yang


terlibat dengan pengakuan bahwa semua tenaga kesehatan
merupakan sumber saya mutu dan produktivitas sehingga
setiap tenaga kesehatan akan merasa bahwa kontribusinya
kepada organisasi layanan kesehatan dihargain
 Menghindari pemborosan setiap bagian organisasi layanan
kesehatan, termasuk waktu, karena waktu adalah uang

 Mengelola semua proses untuk menghasilkan apa yang dianggap


penting, tetapi pada saat yang sama harus mendorong orang
menjadi inovatif dan kreatif

 Semua kegiatan itu harus selalu dikerjakan, karena mutu adalah


doing the right things all the times
Pengukuran mutu
Kegiatan Pengukuran Mutu
 Kegiatan pengukuran mutu layanan kesehatan berhubungan dengan
kegiatan pembentukan kelompok jaminan mutu layanan kesehatan,
penyusunan standar layanan kesehatan, dan pengukuran apa yang
telah dicapai.
Tehnik Pengukuran Mutu
1. Pengukuran mutu prospektif
2. Pengukuran mutu retrospektif
3. Pengukuran mutu konkuren
Pengukuran mutu prospektif
 Pengukuran terhadap mutu pelayanan kesehatan yang dilakukan
sebelum layanan kesehatan diselenggarakan. Pengukuran ditujukan
terhadap struktur atau masukan layanan kesehatan. Agar pelayanan
bermutu seperti
1. Pendidikan profesi kedokteran
2. Perizinan atau licensure
3. Standardisasi
4. Sertifikasi atau certification
5. Akreditasi
Pengukuran Mutu Retrospektif
 Suatu pengukuran terhadap mutu pelayanan kesehatan yang
dilakukan setelah penyelenggaraan layanan kesehatan selesai
dilaksanakan. Biasanya gabungan dari beberapa kegiatan berikut
1. Penilaian rekam medik
2. Wawancara
3. Pembuatan kuesioner
4. Penyelenggaraan pertemuan
Pengukuran Mutu Konkuren
 Pengukuran terhadap mutu layanan kesehatan yang dilakukan selama
layanan kesehatan dilangsungkan atau diselenggarakan. Pengukuran
dilakukan melalui pengamatan langsug, dilengkapi dengan peninjauan
rekam medik, wawancara dengan pasien / keluarga / petugas
kesehatan, dan mengadakan pertemuan dengan pasien/ keluarga/
petugas kesehatan.
Pengamatan Langsung
 Untuk melihat rincian penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
 Dilakukan oleh pengamat yang memenuhi persyaratan
 Mengerti terhadap apa yang diamati
 Harus low profile, tidak sok pintar
 Mempunyai latar belakang yang berhubungan dengan apa yang sedang
diamati.
 Harus dapat bersifat objektif
Penentuan Sampel
 Semua tehnik memerlukan sampel pengamatan,
 Kriteria sampel:
1. Sampel yang terpilih harus bebas bias sehingga sampel sama
atau hampir sama dengan populasi.
2. Sampel menghasilkan ukuran dalam jumlah yang dapat
dikerjakan secara realistis atau mudah oleh kelompok
Indikator Penilaian Mutu Pelayanan
Kesehatan

 Indikator penilaian mutu pelayanan kesehatan, yaitu:


 Indikator yang mengacu pada aspek medis.
 Indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat efisiensi RS.
 Indikator mutu yang mengacu pada keselamatan pasien.
 Indikator mutu yang berkaitan dengan tingkat kepuasaan pasien.
Pemecahan masalah Mutu
PDCA Rangkaian kegiatan, terdiri dari:
1. penyusunan rencana kerja (plan),
2.pelaksanaan rencana kerja (do)
3.pemeriksaan pelaksanaan rencana
kerja (check)
4. perbaikan yang dilakukan secara terus menerus dan
berkesinambunganuntuk lebih meningkatkan mutu/SPM pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan
 Untuk hasil yang optimal, harus dilaksanakan terus menerus dan
berkesinambungan, hingga penyebab masalah mutu/SPM serta masalah
mutu/SPM yang telah diidentifikasi dapat diselesaikan dengan sebaik-
baiknya.
• PLAN
 Merupakan kemampuan memilih satu kemungkinan dari brbagai
kemungkinan yang tersedia dan dipandang paling tepat untuk
mencapai tujuan

• DO
 Melaksanakan rencana yang telah disusun
 Demi berhasilnya DO, pimpinan institusi kesehatan harus
menguasain minimal 4 manajerial kesehatan:
1. Ketrampilan komunikasi
2. Ketrampilan motivasi
3. Ketrampilan kepemimpinan
4. Ketrampilan pengarahan
• CHECK
 untuk mengetahui apakah smua kegiatan yang direncanakan dapat
dilaksanakan dengan baik. Pemeriksaan ini terutama ditujukan
untuk menentukan kesesuaian pelaksanaan unsur masukan (input)
dan proses dari rencana kerja yang telah ditetapkan.

• ACTION
 Melaksanakan perbaikan untuk setiap penyimpangan yang
ditemukan. Untuk itu dilaksanakan pertemuan rutin antar anggota
tim guna mendengarkan laporan pelaksanaan cara penyelesaian
masalah, membahas penyimpangan yang ditemukan serta
membahas kemajuan yang dicapai. Apabila pada waktu
menyelenggarakan cara penyelesaian masalah ditemukan
penyimpangan, maka tim harus segera bertindak yakni
melakuakan perbaikan program sesuai dengan kebutuhan
Manfaat PDCA
1. Untuk memudahkan pemetaan wewenang dan tanggung jawab dari
sebuat unit organisasi.

2. Sebagai pola kerja dalam kebaikan suatu proses atau sistem disebuah
organisasi.

3. Untuk menyelesaikan serta mengendalikan suatu permasalahan


dengan pola yang runtun dan sistematis.

4. Untuk kegiatan continious dalam rangka memperpendek alur kerja

5. Menghapuskan pemborosan ditempat kerja dan meningkatkan


produkitivitas.
LO4
MM SPM
(Dimensi mutu, Indikator, fungsi, cara peningkatan)
Standar Pelayanan Minimal ( SPM )
 Suatu standar dengan batas – batas tertentu untuk
mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan
wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar
kepada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan,
indikator dan nilai
Fungsi SPM
 Menjamin terselenggaranya mutu pelayanan dasar kepada masyarakat
secara merata

 Menjamin tercapainya kondisi rata-rata minimal yang harus dicapai


pemerintah sebagai penyedia pelayanan kepada masyarakat

 Pedoman pengukuran kinnerja penyelenggaraan bidang kesehatan

 Acuan prioritas perencanaan daerah dan pembiayaan APBD bidang


kesehatan dalam melakukan pengevaluasian dan monitoring
pelaksanaan pelayanan kesehatan
Tujuan Standar Pelayanan Minimal
• Pedoman bagi Puskesmas dalam penyelenggaraan layanan kepada
masyarakat.
• Terjaminnya hak masyarakat dalam menerima suatu layanan.
• Dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan alokasi anggaran
yang dibutuhkan.
• Alat akuntabilitas Puskesmas dalam penyelenggaraan layanannya.
• Mendorong terwujudnya checks and balances.
• Terciptanya transparansi dan partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan puskesmas.
Prinsip-prinsip standar pelayanan minimal
1. SPM disusun sebagai alat Pemerintah dan Pemerintahan Daerah untuk
menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara
merata dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib.

2. SPM ditetapkan oleh Pemerintah dan diberlakukan untuk seluruh


Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.

3. Penerapan SPM oleh Pemerintahan Daerah merupakan bagian dari


penyelenggaraan pelayanan dasar nasional.

4. SPM bersifat sederhana, konkrit, mudah diukur, terbuka, terjangkau dan


dapat dipertanggungjawabkan serta mempunyai batas waktu pencapaian.

5. SPM disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan, prioritas dan


kemampuan keuangan nasional dan daerah serta kemampuan
kelembagaan dan personil daerah dalam bidang yang bersangkutan.
Prinsip Penyusunan Standar Pelayanan
Minimal Puskesmas
Di dalam menyusun Standar Pelayanan Minimal (SPM) telah
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
• Konsensus
• Sederhana
• Nyata
• Terukur
• Terbuka
• Terjangkau
• Akuntabel
• Bertahap
58

Dimensi mutu
A. Kompetensi teknis (technical competence)
 Berupa keterampilan, kemampuan, dan penampilan petugas, manajer &
staf pendukung, serta cara petugas mengikuti standar pelayanan yg telah
ditetapkan

B. Akses terhadap pelayanan (Access to service)


 Pelayanan kesehatan tdk terhalang o/ keadaan geografis, sos-bud,
ekonomi, organisaso, dan hambatan bahasa

C. Efektivitas (effectiveness)
 Bila efektivitas tercapai akan memberihan hasil yang diinginkan

D. Hubungan antar manusia (Interpersonal relations)


 Interaksi antar petugas-petugas, pasien-petugas (menghargai, menjaga
rahasia, menghormati, responsif, dll)
59
E. Efisiensi
 Merujuk pada penggunaan tenaga, waktu, sarana/ alat, dan
dana
F. Kontinuitas (Continuity)
Pasien menerima pelayanan yg dibutuhkan secara lengkap
tanpa perlu mengulangi prosedur diagnosis & terapi yg tdk
perlu
G. Keamanan (Safety)
 Mengurangi resiko cedera, infeksi, efek samping/ bahaya yg
lain berkaitan dg pelayanan
H. Kenyamanan (amenity)
 Bersangkutan dg kepuasan pasien agar mau datang
memperoleh pelayanan berikutnya
Indikator Keterangan
1. Cakupan kunjungan Ibu Hamil K-4. Ibu hamil yang mendapatkan
pelayanan antenatal sesuai standar
paling sedikit empat kali, triwulan
ketiga umur kehamilan.

2. Cakupan komplikasi kebidanan yang Komplikasi kebidanan pada kehamilan,


ditangani. persalinan, nifas.

3. Cakupan pertolongan persalinan Proses pelayanan persalinan dimulai


oleh tenaga kesehatan yang memiliki pada kala I
kompetensi kebidanan. sampai dengan kala IV persalinan.
Indikator Keterangan
4. Cakupan Pelayanan Nifas pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya
3 kali, pada 6 jam pasca persalinan
s.d 3 hari; pada minggu ke II, dan
pada minggu ke VI termasuk
persiapan dan/atau pemasangan KB
Pasca Persalinan

5. Cakupan Neonatus dengan Bayi berumur 0 – 28 hari, dengan


komplikasi yang ditangani penyakit dan kelainan yang dapat
menyebabkan kesakitan, kecacatan,
dan kematian
Indikator Keterangan
6. Cakupan Kunjungan Bayi Setiap bayi memperoleh pelayanan
kesehatan minimal 4 kali yaitu
1 kali pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali
pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur
6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11
bulan.

7. Cakupan Desa/ Kelurahan Universal imunisasi dasar secara lengkap pada


Child Immunization (UCI) bayi (0-11 bulan), Ibu hamil, WUS dan
anak sekolah tingkat dasar.
Indikator Keterangan
8. Cakupan pelayanan anak balita Mencakup Pemantauan pertumbuhan
dan
Pemantauan perkembangan setiap anak
usia 12-59 bulan dilaksanakan minimal 2
kali pertahun (setiap 6 bulan)

9. Cakupan pemberian makanan Pemberian makanan pendamping ASI


pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 pada anak usia 6 – 24 Bulan dari
bulan keluarga miskin selama 90 hari.
keluarga miskin
Indikator Keterangan
10. Cakupan balita gizi buruk balita gizi buruk yang ditangani di
mendapat perawatan sarana pelayanan kesehatan sesuai
tatalaksana gizi buruk di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.

11. Cakupan penjaringan kesehatan pemeriksaan kesehatan umum,


siswa SD dan setingkat kesehatan gigi dan mulut siswa kelas
1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
bersama guru, dokter kecil.
Indikator Keterangan

12. Cakupan peserta KB aktif Pasangan suami – Isteri, yang istrinya


berusia 15 – 49 tahun. Angka Cakupan
Peserta KB aktif menunjukkan Tingkat
pemanfaatan kontrasepsi di antara
para Pasangan Usia Subur (PUS).
Indikator Keterangan
13. Cakupan Penemuan dan a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate
Penanganan Penderita Penyakit. per 100.000 penduduk < 15 tahun
b. Penemuan Penderita Pneumonia
Balita
c. Penemuan pasien baru TB BTA
Positif
d. Penderita DBD yang ditangani

14. Cakupan pelayanan kesehatan Jumlah pasien masyarakat miskin di


dasar pasien masyarakat miskin puskesmas pada kurun waktu tertentu.
Indikator Keterangan
15. Cakupan pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Lanjut meliputi
rujukan pasien masyarakat miskin rawat inap di sarana kesehatan strata
dua dan strata tiga

16. Cakupan Pelayanan Gawat tempat pelayanan gawat darurat yang


Darurat level 1 yang harus diberikan memiliki Dokter
Umum on site 24 jam dengan.
General Emergency Life Support.
Advance Trauma Life Support.
Advance Cardiac Life Support.
Indikator Keterangan

17. Cakupan Desa/kelurahan Upaya untuk menemukan penderita


mengalami KLB yang dilakukan atau tersangka penderita,
penyelidikan epidemiologi < 24 jam penatalaksanaan Penderita,
pencegahan peningkatan, perluasan
dan menghentikan suatu KLB.
Indikator Keterangan
18. Cakupan Desa Siaga Aktif desa yang mempunyai Pos Kesehatan
Desa (Poskesdes) atau UKBM lainnya
berfungsi sebagai pemberi pelayanan
kesehatan dasar, penanggulangan
bencana dan kegawatdaruratan,
surveilance berbasis masyarakat yang
meliputi pemantauan pertumbuhan
(gizi), penyakit, lingkungan dan
LO5
MM Pendekatan Sistem
( Pemecahan masalah)
Pendekatan Sistem

LINGKUNGAN

PROCES
INPUT OUTPUT OUTCOME IMPACT
S

FEEDBAC
K
Unsur suatu sistem
A. Masukan (Input)
adalah kumpulan elemen atau bagian yang terdapat dalam
system dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya system
tersebut.

6M =
• Man ( staf)
• Money ( dana untuk kegiatan program )
• Material (logistik,obat,vaksin, & alat kedokteran)
• Metode ( keterampilan, prosedur kerja, peraturan,kebijakan, dll)
• Minute ( jangka waktu pelaksanaan program )
• Market ( sasaran masyarakat )
B. Proses (process)
adalah kumpulan elemen atau bagian yang terdapat dalam sistem dan
yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang
direncanakan.

P1 = perencanaan
P2 = pengorganisasian
P3 = pelaksanaan program, pengawasan & pengendalian

Contoh:
-Tindakan medis : anamnesis, pemeriksaan fisik/penunjang, tindakan
medis, tindakan lanjut
-tindakan non medis: informasi, penyaringan,konseling,rujukan
C. Output ( keluaran )
Kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan
dari berlangsungnya proses dalam sistem
pelayanan yang diberikan sesuai dengan program
pokok puskesmas

D. Outcome ( hasil tidak langsung )


Dampak program yang diatur dengan peninggalan
status kesehatan masyarakat :
 Tingkat & jenis morbiditas
 Mortalitas ( tingkat kematian spesifik berdasarkan penyebab tertentu)
 Handicap (kecacatan)
 Fertilitas (tingkat kelahiran, tingkat kesuburan)
E. Impact ( dampak )
Perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku
masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan
kesehatan yang tersedia.

F. Feed back ( umpan balik )


Elemen yang merupakan keluaran dari sistem
sekaligus masukan bagi sistem tersebut
 Laporan periodik
 Supervisi ketua program
G. Lingkungan ( environment )
Dunia yang tidak dikelola oleh sistem, tetapi mempunyai
peran besar bagi sistem lingkungan sosial , ekonomi dan
budaya
Pemecahan masalah
1. Melakukan pengumpulan data
a. Jenis data
sekedar pegangan dapat dipergunakan pendapat BLUM, yang lebih lengkap
lagi : keadaan geografis, pemerintahan, kependudukan, pendidikan,
pekerjaan, keadaan social budaya dan kesehatan
b. Sumber data
c. Jumlah responden
d. Cara pengambilan sampel
e. Cama mengumpulkan data
2. Melakukan pengolahan data
Pengolahan data ialah menyusun data yang tersedia sedemikan rupa
sehingga jelas sifat yang dimilikinya. Cara pengolahan data secarra
umum dapat dibedakan atas tiga maca yakni manual, mekanikal, serta
elektrikal. Pilih cara yang paling dikuasai
3. Melakukan penyajian data
Menyajikan data yang telah diolah. Ada 3 cara penyajian data yang lazim
digunakan yakni secara tekstular, tabular dan grafikal
4. Memilih prioritas masalah
Menyelesaikan masalah pokok, karna antar masalah mungkin terdapat
keterkaitan
Cara yang dianjurkan adalah memakai kriteria yang dituangkan dalam
bentuk matriks yang dikenal dengan criteria matrix technique
Kriteria yang secara umum di bedakan atas 3 macam :
1. Pentingnya masalah (importancy)
Ukuran pentingnya masalah diantaranya yang terpenting
Besarnya masalah ( prevalence )
Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (severty)
Kenaikan besarnya masalah (rate of increase)
Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi ( degree of
unmeet need)
Keuntungan social karena selesainya masalah (social benefit)
Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (public concern)
Suasana politik (politic climate)
2. Kelayakan teknologi
Makin layak teknologi yang tersedia yang dapat dipakai untuk
mengatasi masalah makin diprioritaskan masalah tersebut
3. Sumber daya yang tersedia
Makin tersedia sumber daya yang tersedia untuk mengatasi masalah
makin di perioritaskan
Sumber daya yang dimaksud adalah man, money, material
LO6
MM Aplikasi dari permasalahan di Pemicu
Daftar Pustaka
 Muninjaya gde. Manajemen kesehatan. Edisi 3.Jakarta : EGC; 2010.
 Azwar azrul.Pengantar adminitrasi kesehatan. Edisi 3.Jakarta: Bina
rupa aksara ; 2010.
 Sulaeman sutisna endang. Manajemen kesehatan teori dan praktik di
puskesmas. Revisi. Jakarta: Gadjah Mada University Press ; 2010
 Pohan IS. Jaminan mutu layanan kesehatan: Dasar-dasar pengertian
dan penerapan Jakarta: EGC, 2007
85

Administrasi kesehatan
86

 suatu proses yang menyangkut perencanaan,


pengorganisasian, pengarahan, pengawasan,
pengkordinasian, dan penilaian terhadap sumber, tata cara &
kesanggupan yg tersedia u/ memenuhi kebutuhan & tuntutan
thp kesehatan, perawatan kedokteran serta lingkungan yg
sehat dg jalan menyediakan & menyelenggarakan berbagai
upaya kesehatan yg ditujukan kepada perseorangan,
kelompok dan masyarakat
87
Unsur pokok admin kes 88

 1. Masukan (Input) /Tools of administration
 Segala sesuatu yg dibutuhkan u/ dpt melaksanakan pekerjaan (tenaga,
modal, alamiah, tata cara, kesanggupan, man, money, methods, material,
markets)
 2. Proses (Process)/ Fungsi Administrasi (functions of administration)
 Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuanyang telah
ditetapkan (planning, organizing,
directing, controlling, coordinating,evaluation)
 3. Keluaran (output)
 Hasil dari suatu pekerjaan administrasi, yaitu health services.
89
 4. Sasaran (target group)
 Kepada siapa keluaran yang dihasilkan, yakni upaya kesehatan
tersebut ditujukan (perseorangan, keluarga, kelompok, dan
masyarakat)
 5. Dampak (Impact)
 Akibat yang ditimbulkan oleh keluaran, yakni makin
meningkatnya derajat kesehatan

Anda mungkin juga menyukai